Share

Bab 77

Author: Sunshine
Joselin berdiri di atas kompor restoran yang mendesis. Aroma tumisan sayur dan rempah memenuhi udara dengan harum yang akrab.

Dengan para staf lamanya kini dipekerjakan kembali, Joselin tidak lagi harus menangani semua urusan sendirian.

Empat pekerja yang berdedikasi sibuk di sekelilingnya. Dua di antaranya adalah koki berpengalaman dari pemilik sebelumnya.

Di kota pertambangan kecil yang sedang kesulitan ini, pekerjaan adalah berkah langka dan kehangatan kerja sama di dapur membuat hatinya terasa hangat.

"Eh Joselin, pria ganteng yang bantu kita itu menghilang ke mana sih? Sudah beberapa hari aku nggak lihat dia," tanya Selly dengan nada menggoda sambil mengelap meja.

"Mana aku tahu?" jawab Joselin dengan bahu terangkat santai. "Mantan istrinya datang dan dia pergi bersamanya."

"Apa dia bilang bakal kembali?" Selly terus bertanya.

"Nggak bilang sepatah kata pun," kata Joselin yang mulai terdengar kesal. "Terus terang, aku lagi mempertimbangkan untuk memecatnya."

"Jangan buru-buru dong
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 80

    Saat Alvaro mengantar Joselin kembali ke panti asuhan, Regina dan anak-anak sudah berkumpul cemas di dekat pintu. Wajah mereka langsung berbinar begitu melihat Joselin kembali.Begitu Joselin melangkah masuk, anak-anak yang lebih kecil langsung berlari dan memeluk pinggangnya erat-erat."Kak Joselin, kami khawatir banget!" seru salah satu dari mereka. Air mata terlihat jelas di matanya."Apa mereka menyakitimu?" tanya anak lainnya dengan suara bergetar.Joselin berlutut, lalu memeluk mereka hangat. "Aku baik-baik saja kok. Serius," ujar Joselin lembut. "Semuanya sudah aman sekarang."Rudi berdiri sedikit terpisah dari kerumunan sambil menatap Alvaro."Makasih sudah membawanya pulang."Alvaro tersenyum pelan. Dia meletakkan tangan di bahu anak itu sebagai tanda menenangkan."Kau sudah ambil keputusan yang benar dengan meneleponku. Kau telah ikut menyelamatkannya."Wajah Rudi pun bersinar. Campuran antara bangga dan lega terlihat jelas.Saat anak-anak menarik Joselin masuk dan berbicara

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 79

    Joselin menatap tajam ke arah polisi itu. Kemarahan menyala di balik sikap tenangnya."Aku tahu kalian semua terima suap dari Kenny. Kalian bungkam siapa pun yang berani bicara soal tambangnya yang meracuni kota ini dan buat orang sakit.""Jaga mulutmu, Nona," geram polisi itu. "Fokus saja pada dakwaan kau dan jangan sembarangan menuduh."Sudah jadi rahasia umum bahwa hampir semua polisi di kota pertambangan ini sudah disuap Kenny. Mereka menutup mata demi amplop tebal dan janji keuntungan lebih besar.Joselin menegakkan bahunya dan menolak mundur. "Aku lebih memilih hadapi dakwaan palsu daripada dipaksa menyerah olehmu atau Kenny."Ekspresi polisi itu berubah menjadi muram.Dia melangkah maju dan mencengkeram rambut Joselin, lalu menariknya kasar ke belakang. "Kau sebaiknya terima tawaran ini selagi aku masih bersikap baik," bisik polisi itu dengan tajam sambil mencengkeram lebih erat.Namun bukannya takut, Joselin menatap langsung ke matanya dan meludahi wajahnya. "Kaulah penjahat se

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 78

    Alvaro berdiri di depan bangunan apartemen tua berlantai delapan. Dia menatap tampilannya yang sudah usang. Di tangannya, dia menggenggam kartu pos lusuh pemberian Regina. Itu adalah satu-satunya petunjuk tentang masa lalunya yang terlupakan.Tulisan pudar di kartu itu bertuliskan. [813.]Alvaro menaiki tangga yang berderit sampai ke lantai delapan, lalu menemukan pintu dengan nomor yang sama. Dia mengetuk dengan tegas, tetapi tidak ada jawaban.Saat itu juga, pintu unit sebelah nomor 812 terbuka pelan. Seorang pria tua mengintip keluar dengan tatapan keruh dimakan usia."Sudah lama nggak ada orang yang tinggal di situ," gumam pria tua itu. "Selama yang aku ingat, tempat itu selalu kosong.""Makasih," jawab Alvaro sambil mengangguk sopan.Begitu pria tua itu kembali masuk, Alvaro menoleh lagi ke pintu 813. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu dengan hati-hati membobol kunci pintu dan masuk ke dalam.Debu beterbangan di udara dan menari dalam cahaya tipis yang menyusup lewat tirai yang t

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 77

    Joselin berdiri di atas kompor restoran yang mendesis. Aroma tumisan sayur dan rempah memenuhi udara dengan harum yang akrab.Dengan para staf lamanya kini dipekerjakan kembali, Joselin tidak lagi harus menangani semua urusan sendirian.Empat pekerja yang berdedikasi sibuk di sekelilingnya. Dua di antaranya adalah koki berpengalaman dari pemilik sebelumnya.Di kota pertambangan kecil yang sedang kesulitan ini, pekerjaan adalah berkah langka dan kehangatan kerja sama di dapur membuat hatinya terasa hangat."Eh Joselin, pria ganteng yang bantu kita itu menghilang ke mana sih? Sudah beberapa hari aku nggak lihat dia," tanya Selly dengan nada menggoda sambil mengelap meja."Mana aku tahu?" jawab Joselin dengan bahu terangkat santai. "Mantan istrinya datang dan dia pergi bersamanya.""Apa dia bilang bakal kembali?" Selly terus bertanya."Nggak bilang sepatah kata pun," kata Joselin yang mulai terdengar kesal. "Terus terang, aku lagi mempertimbangkan untuk memecatnya.""Jangan buru-buru dong

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 76

    "Itu berhasil," bisik Lora, suaranya nyaris tak terdengar.Ayahnya, Jody Marinda, dengan usaha yang cukup besar, akhirnya berhasil duduk. Dia mengayunkan kakinya ke sisi ranjang."Ini seperti keajaiban," gumam Jody.Lora merekam setiap momen berharga itu dengan kameranya. Pikirannya sudah berlari jauh memikirkan berbagai kemungkinan.Ini sudah jauh melebihi harapan Lora.Bagi orang-orang kaya, tidak ada yang lebih berharga daripada kesehatan."Ayah, aku akan panggil Ibu," ujar Lora sambil berdiri.Lora lalu meninggalkan kamar dengan jantung berdebar karena kegembiraan.Sementara itu, Jody menoleh ke arah ponselnya yang terletak di sisi ranjang.Setelah terbaring selama begitu lama, pikirannya kini berputar kencang. Jody menarik napas dalam-dalam, lalu menekan nomor yang sudah bertahun-tahun tidak dia hubungi."Febrian?" ucap Jody ketika teleponnya tersambung."Jody?" Suara Febrian terdengar terkejut.Dulu Jody adalah pesaing terberat Febrian di Kota Vilego. "Kudengar, kau lumpuh karena

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 75

    "Lora, ke mana saja kau? Kau meninggalkan meja dari tadi."Suara Owen Damina memotong riuh lembut di aula jamuan saat dia mendekat. Matanya melirik tajam ke arah Lora dan Alvaro.Owen langsung memperhatikan betapa dekatnya Lora berdiri dengan Alvaro, bahkan sedikit condong ke arahnya. Itu cukup membuat rahang Owen menegang.Lora berbalik menghadapnya. Ekspresinya berubah dari menggoda menjadi dingin dan cuek. "Owen, haruskah aku melaporkan setiap gerak-gerikku padamu?"Owen terlihat kesal."Tapi kita datang bersama ke sini, 'kan?" Nada suaranya terdengar cemburu.Owen sudah mengejar Lora selama bertahun-tahun. Dia berusaha memikat salah satu wanita tercantik di Kota Vilego.Hubungan mereka sempat terlihat menjanjikan, apalagi setelah Owen menginvestasikan uangnya ke bisnis Lora.Alvaro memperhatikan percakapan mereka. Dia melihat betapa cepatnya Lora berubah, dari seorang wanita yang menggoda menjadi sosok yang tenang dan anggun saat menghadapi Owen.Saat itu juga, Alvaro mengerti kena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status