Share

Pilihan yang sulit

Setelah memberikan uang tersebut kepada kasir, Ammara pun langsung pulang menuju apartemennya.

Di dalam kamar mandi, Ammara merasa deg-degan menunggu hasil testpack nya. Dan taraaaaa,

Ternyata hasil testpacknya garis dua. Ammara yang sudah lama menantikan kehadiran buah hati, menangis haru, karena pada akhirnya, dia akan memiliki anak kandungnya sendiri, selama ini dia selalu di pandang perempuan mandul oleh keluarga suaminya. Tapi dia tidak peduli, selama sang suami Fandi bersamanya, dia selalu berfikir bahwa itu semua hanya omong belakang, toh kata dokter spog, rahim Ammara baik-baik saja, begitu pun sperma suami tidak ada masalah.

Tapi kali ini keadaan sangat berbeda, sang suami yang dianggapnya setia, telah selingkuh di belakangnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran suaminya, sehingga dia mau selingkuh dengan perempuan itu.

Apakah dia harus memberitahu suaminya? Atau dia sembunyikan  saja kehamilannya dari sang suami? Sedangkan setelah kejadian itu dia tidak pulang ke apartemen. Jangan kan untuk memberi kabar, untuk menchat  Ammara saja dia tidak pernah, setelah kejadian itu. Dan Ammara pun juga tidak ada menghubunginya.

Setelah memikirkan semuanya matang-matang Ammara akan memberitahukan kehamilannya kepada sang suami.

Di saat Ammara ingin memberitahukan kehamilannya kepada suami, tiba-tiba bel apartemennya berbunyi, Ammara yang bisa melihat dari dalam rumah lewat kamera cctv terkejut, melihat kedatangan adik sang suami.

Ammara lalu membukakan pintu untuk adik iparnya tersebut.

“Silah kan masuk fa?” ujar Ammara kepada adik ipar

“Lama banget sih kak bukanya! Aku tu ke sini di suruh ibu, mas Fandi di telpon nggak ngangkat telponnya. Kakak di telpon HP nya mati, aku tanya ke kantornya, dia ngambil cuti kata bawahannya. Jadi aku di suruh ibu untuk datang ke sini”

“iya HP kakak kemarin mati fa, tadi pagi baru hidup, soal mas Fandi kakak juga nggak tahu dia ke mana, sudah satu minggu dia nggak pulang ke rumah”

“Ini pasti gara-gara masalah viral itu kak?” tanyanya sambil mengernyitkna dahi

Ammara hanya menggeleng tanpa menjawab, lalu duduk di atas sofa sambil memandangi hasil testpack nya.

“kok kakak nggak jawab pertanyaan aku sih?” Hingga matanya tertuju pada tiga testpack yang ada di atas meja sofa

“Ini testpack punya kakak? Berarti kakak sekarang hamil?”

Ammara yang dari tadi diam, mengangguk mengiyakan pertanyaan sang adik ipar.

“Udah berapa bulan kak?” tanyanya sambil tersenyum

“Kakak juga belum tahu fa, kalau di kalender kesuburan kakak sepertinya sudah telat dua minggu.”

“terus kenapa kakak nggak ngasih tahu aku ibu sama ayah? Mas Fandi sudah tahu kalau kakak hamil?”

“Kakak aja baru tadi beli testpack nya fa, mas Fandi belum kakak kasih tahu lagi”

“biar aku yang ngasih tahu ya kak, sekalian kejutan untuk dia?”

Lalu Safa pun mencoba menelpon kakaknya tapi tetap tidak di jawab, tapi Safa tidak kehilangan akal, dia pun mengirimkan foto testpack itu kepada sang kakak. Dan benar saja, kakaknya yang duluan menelponnya.

[Hallo Safa, kamu hamil! Jangan macam-macam kamu ya?]

[Mas sekarang lagi di mana? Cepetan pulang, aku sekarang lagi di rumah mas sama kak Ammara]

[Cepetan kalau nggak aku bakalan ngasih tahu ibu dan ayah masalah ini, biar mereka marahin kakak karena nggak bisa jagain adeknya]

[Iya aku pulang sekarang, tunggu] ucapnya tanpa mengucapkan salam dan langsung memutuskan panggilan telpon.

***

Di tempat lain ternyata Fandi memang bersama selingkuhannya, melihat Fandi terburu-buru pergi, dia langsung menghalanginya.

“kamu mau kemana sih mas, buru-buru banget, kita kan lagi menghabiskan waktu bersama anak kita” ujar si wanita sambil mengusap-ngusap perutnya.

“aku harus pulang tasya, adikku hamil”

“bukannya kamu bilang adik kamu belum nikah mas?”

“aku juga nggak tahu, sekarang aku harus pulang” Ujarnya seraya membenarkan resleting celananya

“Ok, kamu aku izinin pulang sekarang, tapi hanya sehari aja, kalau nggak makan jabatan kamu sebagai manajer bank, akan di copot oleh ibuku? Gimana?”

“Iya, iya nanti aku bakalan ke sini lagi” ujarnya sambil berlari keluar apartemen yang sangat mewah, besar dan sangat ekslusif.

Sepertinya selingkuhannya itu adalah anak orang kaya, terlihat dari apartemen yang dihuni nya.

Setelah sampai di apartemen miliknya, Fandi pun langsung masuk ke dalam apartemennya. Karena hanya dia dan Ammara yang tahu password apartemennya.

“Safa kamu di mana?” ujarnya sambil berteriak

“Taraaaa” ujar sang adik memberikan kejutan sambil memegang tiga testpack

“apa-apa kamu fa? Kamu kan belum nikah?” tanya Fandi seraya memegang erat tangan adeknya, tanpa mempeduli kan sang istri yang dari tadi memperhatikannya.

“mas senang nggak ngelihat testpack ini?” ujar sang adik sambil tersenyum lebar tanpa menghiraukan masalah yang sedang viral kemarin.

“apa-apa sih kamu fa, masa mas harus senang ngelihat adik sendiri hamil, kan kamu belum nikah?” ujar nya sekali lagi

“ini bukan punya aku mas, ini punya kak Ammara?” ujar sang adik kegirangan

Fandi yang dari tadi tidak memperhatikan istrinya, terbelalak kaget mendengar apa yang di bilang oleh adiknya.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?

Dia memang masih sangat mencintai Ammara, dan sekarang di tambah lagi Ammara hamil buah cintanya yang selama ini diimpikannya.

Ataukah dia harus memilih putri sang direktur utama perusahaan yang juga sedang hamil anaknya. Kalau dia tidak memilihnya, maka karir nya akan hancur.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status