Naomi berkata, “Sementara ini belum. Tapi, kemungkinan dia bisa hidup sangat besar. Dari sudut pandang ilmu kedokteran, dia sudah melewati masa kritisnya.”Dylan menarik ingusnya, lalu tersenyum dungu. “Bagus, bagus, bagus!”Berhubung terlalu antusias, Dylan pun berdiri dan mengulurkan tangannya untuk memeluk Naomi!Caden segera menghalangi Dylan, lalu mengadang di hadapan Naomi. Dia tidak mengizinkan Dylan untuk memeluk Naomi!Nasib Dylan memang cukup malang. Caden memang kasihan dengan Dylan, tapi Naomi adalah miliknya, tidak boleh disentuh pria lain!Dylan juga tidak marah. Berhubung dia tidak diizinkan untuk memeluk Naomi, dia pun pergi memeluk Caden. Di hadapan begitu banyak orang, Dylan langsung mengangkat Caden dan memutarnya di tempat.Caden yang memiliki tinggi badan 1,9 meter itu tiba-tiba digendong Dylan. Dia sungguh merasa malu! Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa malu itu lagi. Baru saja dia hendak memukul Dylan, alhasil ….Tiba-tiba Dylan kehilangan tenaganya dan kedu
Dylan berkata dengan menangis, “Aku nggak tahu di mana salahku, tapi aku mohon Tuhan bisa beri aku satu kesempatan lagi. Jangan biarkan dia mencampakkanku! Aku nggak berani memohon agar dia baik-baik saja, yang penting dia bisa hidup saja.”“Meskipun dia koma, aku juga bisa menerimanya! Tapi, aku benar-benar nggak sanggup terima kalau dia pergi begitu saja. Aku benar-benar nggak sanggup kalau nggak bertemu dia lagi …. Aku … aku … aku nggak ingin saat merindukannya, aku hanya bisa melihat fotonya saja ….”Mata semua orang di tempat juga memerah.Ketika melihat Dylan berlutut dan menangis histeris, keluarga pasien lain dan reporter yang bersembunyi juga ikut menangis. Tempat ini adalah rumah sakit swasta Keluarga Lukman. Orang yang bisa berobat di sini adalah orang-orang sekelas mereka. Mereka semua kenal dengan Dylan dan mereka juga sudah mendengar berita tragis Keluarga Hermanto.Ada yang merasa iba, ada yang merasa senang di atas penderitaannya, dan ada juga yang menantikan gosip sela
Naomi langsung menerobos ke dalam kamar pasien! Dia melihat sekilas data-data di atas monitor dan keningnya langsung berkerut! Dia bergegas berlari ke sisi Camila. Tanpa melirik Dylan, dia segera melakukan penyelamatan pertama!Dylan berdiri di samping ranjang dengan tidak tenang. Berhubung terlalu gugup, dia jadi merasa agak linglung. Dia tidak mengenali Naomi, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Dokter, ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? Sebenarnya ada apa dengannya?”Saat Naomi mendengar Dylan memanggilnya dengan sebutan “Dokter”, dia pun menoleh untuk melirik Dylan sekilas. Wajah Dylan kelihatan sangat pucat dan matanya membengkak. Dia bagai gedung tinggi yang akan runtuh saja! Kelihatan sekali, Dylan sedang diselimuti oleh rasa tidak aman, gugup, dan takut. Bahkan, kesadarannya juga mulai buram. Alhasil, dia tidak mengenali Naomi pada saat ini.Kening Naomi berkerut. Dia merasa sedikit kasihan dengan Dylan, tetapi dia tidak bisa menghibur Dylan untuk sementara
Dylan hanya melirik sekilas, lalu membalikkan tubuhnya! Dia benar-benar tidak pernah kepikiran pertemuan pertama dengan anaknya akan seperti ini.Dylan pernah membahas berkali-kali dengan Lyana dan Kevin, bagaimana gambaran ketika anak digendong keluar kamar persalinan.Kevin dan Lyana juga sering berdebat karena rebutan soal siapa yang duluan menggendong anak. Dylan juga pernah berkata dengan lapang dada, “Aku nggak akan rebutan sama kalian. Aku nggak suka anak, aku hanya suka sama Camila.”Namun, mana mungkin Dylan tidak menyukai anak? Bagaimanapun, anak adalah darah dagingnya!Hal yang paling penting adalah anak itu dilahirkan oleh Camila! Mana mungkin Dylan tidak mencintainya? Dia sangat mencintai anak itu!Jantung Dylan berdetak kencang. Napasnya menjadi tidak lancar.Caden berkata dengan suara pelan, “Aku dengar dari Naomi, Camila melahirkan seorang anak laki-laki. Saat anak dilahirkan, beratnya 1,669 kilogram. Kata Naomi, kondisinya saat ini memang nggak optimis, tapi bukannya n
Dylan mengiakan. “Aku baru sampai di Kota Jawhar, lagi perjalanan ke rumah sakit. Aku tahu kamu lagi menangkap Leon, makanya aku nggak beri tahu kamu.”Caden terdiam membisu. Cuaca di Kota Haidi hari ini sangat buruk, jadi seluruh penerbangan telah dihentikan. Dylan bisa pulang pada waktu seperti ini, benar-benar telah mempertaruhkan keselamatannya!“Aku juga lagi di rumah sakit. Aku tunggu kamu di sini.”“Oke.”Panggilan diakhiri. Caden pun turun ke lantai bawah untuk menunggu Dylan. Dia menunggu sambil merokok dengan kesalnya. Dia kesal bukan karena Leon, melainkan karena Dylan. Jika ingin membahas soal siapa anak orang kaya yang paling bahagia? Dylan pasti akan menduduki peringkat paling depan!Keluarga Hermanto adalah keluarga konglomerat yang memiliki sejarah keluarga yang sangat panjang. Kekayaan yang ditinggalkan dari seluruh generasi bisa dihamburkan sesuka hati Dylan!Keluarga Hermanto memiliki kekayaan dan kedudukan. Dia juga sangat dicintai oleh orang tuanya. Dylan benar-be
Naomi merasa syok. “Selama ini aku ada di Kota Jawhar?”Caden mengangguk. “Insiden yang menimpa Paman Kevin adalah taktik Leon untuk memancing lawan keluar. Demi memancing dia keluar, aku pun nggak menampakkan diri.”“Saat di dalam lift, aku sengaja menyuruh orang diam-diam memasukkan liontin keselamatan untukmu supaya kamu bisa merasa tenang dan juga supaya bisa menyadap dan mengikutimu. Ada alat pengintai mini di dalam liontin itu.”Naomi terbengong sejenak, lalu membuka telapak tangannya. Ada sebuah liontin keselamatan di atas tangannya.Saat Naomi disandera pembunuh wanita di lift, dia tidak sengaja ditabrak oleh seorang pria paruh baya, lalu tangannya dimasukkan sesuatu, yaitu liontin keselamatan ini.Liontin keselamatan ini dibuat Naomi sendiri untuk Caden. Jadi, waktu itu Naomi tahu Caden pasti sudah mengetahui apa yang terjadi, lalu diam-diam ingin menenangkannya.Hanya saja, Naomi sungguh tidak menyangka ada alat penguntit di dalam liontin keselamatan ini. Untung saja, Naomi t