로그인Caden segera membalas.[ Lagi main kartu bareng Dylan dan yang lain. ][ Naomi: Kalau begitu, kamu main sana sama mereka, yang senang ya. ][ Caden: Aku nggak bisa senang. Aku merasa kesal ketika melihat mereka. Aku merindukanmu. ]Naomi tersenyum lagi. [ Kita ketemu saat makan nanti. Aku istirahat dulu. Muah. ]Caden menatap layar ponsel dengan tersenyum. Dia membalas sebuah emotikon mencium.Dylan mendesak, “Kenapa malah tersenyum? Ayo, cepat, sudah saatnya kamu untuk keluar kartu.”Caden mengunci ponselnya. Layar ponselnya dipasang foto Naomi. Dia menatap foto itu sejenak dengan lembut. Namun ketika mengangkat kepalanya untuk menatap Dylan, dia segera mengerutkan keningnya, menunjukkan ekspresi risi.Dylan bertanya, “Apa kamu merasa risi sama aku?”Caden tidak menghiraukan Dylan. Dia melihat kartunya sekilas, lalu mengeluarkan kartunya.Baru saja Dylan hendak berbicara, tiba-tiba Camila datang mencarinya.Dylan segera berdiri dengan tersenyum cerah. “Hai, sayangku!”Camila menganggu
Naomi mengangguk tanda setuju dengan ucapan Camila, “Andrew pasti tahu, perasaanmu terhadap Shane itu tulus, tapi bukan berarti dia nggak bisa cemburu. Biasanya titik kecemburuan pria itu aneh sekali. Terkadang, Caden bahkan cemburu dengan putranya sendiri.”Camila tersenyum dingin. “Dylan lebih parah lagi. Dia bahkan menjadikan Sirius sebagai saingan asmaranya!”Tiara terdiam.Setelah terdiam beberapa detik, Tiara berkata, “Kalau begitu, aku nggak makan malam lagi bareng kalian. Aku mau melewati dunia milik berdua dengan Andrew.”Naomi dan Camila tersenyum. “Pergi sana.”Tiara berpamitan dengan mereka berdua, lalu pergi mencari Andrew.Camila berkata pada Naomi, “Sebentar lagi aku juga mesti pergi. Aku sudah janjian dengan manajer. Setelah ketemuan, aku mesti pulang untuk beri makan Sirius. Aku dengar dari Bibi Lyana, sudah nggak ada ASI lagi di kulkas.”Naomi bertanya, “Kamu mau ketemuan dengan manajer? Apa kamu mau kembali bekerja lagi?”“Emm, aku berencana kembali bekerja setelah H
Ketiga wanita beronar sesaat. Pada saat ini, Tiara berkata, “Malam nanti aku nggak makan di sini. Aku mau cepat pulang untuk ngobrol sama Shane.”Naomi merasa penasaran. “Kamu mau ngobrol sama Shane?”“Emm, besok dia mau pergi dinas. Dengar-dengar, dia akan pergi selama bertahun-tahun. Selagi ada waktu malam ini, aku mau cari dia untuk ngobrol bentar.”Naomi merasa bingung. “Apa kamu nggak tahu Shane sudah pergi tadi sore?”Tiara terbengong sejenak. “Dia sudah pergi tadi sore?”Naomi mengangguk. “Emm, tadi siang dia dan Cella datang bersama untuk kasih hadiah pernikahan kepadaku. Katanya, dia nggak bisa pulang saat hari resepsi pernikahanku, makanya dia antar hadiah dulu.”“Aku ajak dia untuk makan siang bersama, tapi dia bilang dia nggak ada waktu. Katanya, sore hari tadi dia akan pergi bersama anggota regu. Aku kira kamu tahu, makanya aku nggak kasih tahu kamu.”Kening Tiara berkerut. “Tapi, dia bilang dia baru akan pergi besok!”Naomi terdiam.“Coba aku telepon buat tanyain dia.”Ti
Wajah Naomi seketika merona. “Aku mengerti, Mama. Apa pun yang kamu dan Papa lakukan, semuanya pasti demi kebaikanku.”Maria mengusap kepala Naomi dengan penuh kasih sayang. Dia seperti sedang mengusap Baby saja. “Yang patuh ya.”Hati Naomi terasa hangat. Dia bersandar di dalam pelukan Maria dengan tersenyum sembari menikmati keindahan dari cinta kasih ibu.Naomi sudah menjadi seorang ibu, tetapi dia malah bisa bagai anak kecil disayang oleh ibunya sendiri. Dia sungguh merasa bahagia.Di mata orang tua, selamanya dia adalah anak kecil. Setelah orang tua pergi nanti, kehidupan hanya tersisa jalan pulang saja.Tiara dan Camila mengetuk pintu, lalu memasuki ruangan. Naomi pun keluar dari pelukan Maria.Mereka saling menyapa, kemudian Maria berdiri dan berkata, “Kalian ngobrol dulu. Aku pergi lihat anak-anak.”Camila dan Tiara melihat bayangan punggung Maria, lalu berkata, “Kondisi Bibi Maria semakin membaik saja.”Naomi pun tersenyum bahagia. “Terima kasih atas perlindungan Tuhan. Tuhan m
Mata Edward dan Levon terbelalak. Apa Caden bermaksud untuk membocorkan rahasia mereka! Mereka berdua jelas dengan apa yang sudah mereka lakukan. Seandainya sampai ketahuan oleh ayah kandung mereka, mereka bisa membayangkan akibatnya!Satunya menangis sembari memanggil, “Den ….”Satunya lagi terbengong melongo sembari “berlutut". Dia merasa kesal, tetapi tidak bisa melampiaskannya!Jika Caden menelepon, sepertinya mereka berdua akan berlutut di aula leluhur selama tiga hari!Raut wajah Edward dan Levon berubah muram. “Caden, apa kita bukan sahabat? Mengkhianati sahabat sendiri itu orang picik!”Caden tidak marah ataupun kesal. Dia juga tidak merasa malu sama sekali. “Aku beri kalian waktu tiga detik untuk memilih, satu, dua ….”“Aku pilih temani kamu main kartu!”“Aku juga pilih untuk main kartu bersamamu! Bagaimanapun, kita itu sahabat, kita mesti senasib sepenanggungan!”Caden menggigit bibirnya. “Batalkan kencan kalian, lalu temani aku untuk main kartu.”Edward dan Levin merasa gusa
Belakangan ini Caden tidak menyentuh Naomi! Dia sudah menahan dirinya dalam waktu yang begitu lama demi menunggu bermesraan di malam lamaran. Alhasil, ayah mertuanya malah memberi tahu Caden bahwa dia mesti pisah rumah dengan Naomi!Jadi, untuk apa Caden menahan diri dan memendamnya selama ini?Selain itu, masih ada satu bulan lebih dari hari pernikahan! Itu berarti Caden mesti pisah rumah dengan Naomi selama satu bulan lebih, kenapa tidak langsung membunuh Caden saja?Kening Caden berkerut. Pada saat ini, wajahnya penuh dengan ekspresi muram!“Pftz!” Dylan yang tidak bisa menahan tawanya itu langsung tertawa keras.Caden diam-diam menendangnya, lalu memasang raut wajah memelas. Dia menatap Joseph sembari bertanya, “Papa, siapa yang menetapkan peraturan itu? Aku nggak pernah mendengarnya.”Joseph tahu Caden pasti tidak bersedia untuk pisah rumah dengan Naomi. Hanya saja, dia pun berkata, “Ini sudah peraturan dari leluhur. Kamu nggak pernah mengalaminya. Wajar kalau kamu nggak tahu.”Us







