Share

Bab 4

Author: Beres
"Bukankah dia di sini? Kamu menandatangani surat persetujuan operasi, jadi kamu pasti suami, 'kan? Bukankah sudah dibilang bahwa selama pasien koma harus ada yang berjaga 24 jam? Kenapa tiba-tiba menghilang? Untung saja nggak terjadi apa-apa. Kalau begitu, silakan urus administrasinya dulu."

Sambil berbicara, dokter merobek lembaran rawat inap dan menyerahkannya kepada Hugo, lalu meninggalkan ruang bangsal.

"Dia bukan suamiku!"

Amalia masih menjelaskan, meskipun semua orang telah pergi. Entah mengapa, Hugo merasa hatinya sedikit tidak nyaman.

"Sudahlah, aku sudah mengantarmu ke rumah sakit, masih juga bermain tarik-ulur seperti ini? Jangan berlebihan."

Hugo meletakkan kantong plastik di tangannya ke atas meja. Melihat perban yang melilit di kepala Amalia, nada bicaranya sedikit melunak.

"Ini masih panas, makanlah selagi panas."

Melihat logo yang begitu familiar, Amalia tertegun.

Dulu, setiap kali dia sakit, Amalia tidak bisa makan apa pun karena terbiasa dimanja. Hugo rela mengantri sangat lama di tempat yang jauh, hanya untuk membelikan bakpia kacang merah dari toko ini agar dia merasa senang.

Namun, baik di kehidupan yang lalu maupun kehidupan saat ini, sejak mengetahui tentang pernikahan itu, Hugo tidak pernah bersikap sehangat dulu lagi.

Melihat uap panas mengepul dari dalam kantong plastik, Amalia tidak bergerak sedikit pun. Dia perlahan menutup mata.

Detik berikutnya, dia mendengar suara Hugo yang terdengar agak ragu.

"Masalah kemarin itu, Karina nggak sengaja. Tolong jangan menyulitkannya."

Ternyata semuanya tetap demi Karina.

Amalia membuka mata lagi. Tiba-tiba dia tersenyum sambil berlinang air mata. "Hugo, dia melakukannya dengan sengaja. Aku pasti akan melaporkannya ke polisi agar dia mendapat hukuman yang pantas!"

Ekspresi Hugo langsung membeku, dia tampak marah dan sedikit panik.

"Aku sudah membelikanmu bakpia, dan juga sudah minta maaf atas namanya. Amalia, jangan keterlaluan!"

Melihat Hugo yang tidak bisa lagi berpura-pura, Amalia kembali tersenyum. Dengan mata yang memerah, Amalia menatapnya, seolah sedang bertarung dalam diam.

Seolah tahu betul watak Amalia yang keras kepala. Entah sudah berapa lama berlalu, Hugo akhirnya memijat pelipisnya dan menghela napas berat.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita sama-sama mengalah sedikit? Kamu membuat keributan sebesar ini, bukankah hanya karena ingin aku menikahimu? Kalau begitu, aku akan mengadakan acara pernikahan itu. Pernikahan yang kini sedang dipersiapkan oleh kedua keluarga, upacara pernikahan yang kamu dambakan itu, aku akan datang! Puas kamu sekarang?"

Ketika melihat raut wajah Hugo yang menahan emosi, Amalia menundukkan kepalanya dan kenangan lama pun kembali bermunculan di benaknya.

Di kehidupan sebelumnya, Hugo tidak datang ke upacara pernikahan itu.

Hugo membenci dirinya, juga membenci upacara pernikahan itu. Meskipun kini dia akhirnya mengalah, semuanya tetap karena Karina.

Dulu, meskipun Hugo tidak menyukainya, dia tetap menikahi Amalia. Kemungkinan besar karena tekanan dari keluarga.

Bagaimanapun juga, Karina adalah satu-satunya kelemahan Hugo. Dia hanyalah putri seorang pembantu yang mudah dikendalikan.

Tidak perlu takut Hugo tidak menurut.

Namun di kehidupan ini, Amalia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Karena itu, dia langsung mengatakannya dengan jelas.

"Nggak perlu. Memang sejak awal mempelai prianya bukan kamu, jadi kamu mau datang atau nggak, nggak ada bedanya!"

Perkataan Amalia benar-benar membuat Hugo marah. Ketika hendak meluapkan amarahnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Begitu melihat nama Karina di layar, Hugo tidak peduli lagi pada apa pun dan langsung berbalik meninggalkan ruangan.

Melihat pintu perlahan tertutup, Amalia mengambil ponselnya dan menelepon 110 untuk melapor kepada polisi.

Setelah menjelaskan dengan rinci seluruh kejadian, Amalia justru mendengar kabar yang di luar dugaan.

"Nona Amalia, mohon maaf, kecelakaan ini dinyatakan sebagai kecelakaan murni. Tunanganmu telah menandatangani surat pernyataan damai di tempat kejadian. Kasus ini nggak dapat diproses hukum."

Mendengarnya, Amalia merasa sesak.

Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Dia tiba-tiba melempar ponselnya ke dinding hingga pecah. Rasa sakit menjalar dari ujung kaki ke ujung kepala, hingga menembus ke relung hatinya yang terdalam. Akhirnya, Amalia tidak mampu lagi menahan air matanya dan menangis sendirian di bangsal yang sepi.

Beberapa hari berikutnya, Hugo hampir setiap hari datang ke rumah sakit membawakan buah dan sup bergizi. Dia bahkan memanggil beberapa dokter untuk melakukan konsultasi bersama.

Amalia sudah kembali tenang dan bersikap seolah-olah Hugo tidak ada di sana.

Melihat sikap dinginnya itu, Hugo mulai panik. Dia tidak tahu Amalia sedang marah karena apa lagi.

Namun, mengingat Amalia sedang sakit, dia hanya bisa menahan diri.

Bahkan di hari kepulangannya dari rumah sakit, Amalia tetap menolak naik ke mobilnya. Hugo akhirnya tidak bisa lagi menahan kekesalannya dan melontarkan pertanyaan dengan emosi.

"Aku sudah mengalah, mau sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti ini? Kalau kamu terus bersikap seperti ini, jangan salahkan aku kalau akhirnya aku benar-benar nggak menikahimu!"

Amalia tahu bahwa penjelasan apa pun tidak akan dipercayainya, jadi dia memilih menunduk dan berpura-pura tidak mendengar.

Bagi Hugo, sikap Amalia itu tampak seperti tanda menyerah. Suasana hatinya pun perlahan membaik dan nada bicaranya menjadi lebih lembut.

"Jangan buat keributan lagi. Pamanku pulang hari ini, aku akan mengajakmu ke acara keluarga. Dia adalah Kepala Keluarga Lewis. Malam ini, di hadapan seluruh keluarga, dia akan mengumumkan pernikahan kita. Aku sudah berjanji, jadi aku pasti akan datang. Saat itu, akan aku adakan upacara pernikahan yang megah untukmu. Kamu pasti puas, 'kan?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 10

    Meskipun Amalia tahu akan perasaan Joey, tetapi karena dalam dua kehidupan mereka hampir tidak pernah berinteraksi. Jadi saat benar-benar berdua saja, dia tetap merasa sedikit canggung.Joey pun menyadari suasana hatinya, lalu berbicara dengan suara lembut."Semua orang memanggilmu Amalia?"Amalia tidak menyangka Joey tiba-tiba berbicara, dia pun mengangguk pelan dan menanggapi perkataannya."Ada juga Nenek dan Kakek yang memanggilku Bintang. Kamu juga boleh memanggil begitu…"Kalimatnya belum selesai, tapi wajah Amalia seketika memerah. Amalia tiba-tiba teringat tumpukan surat cinta yang hanya sempat dia lihat sekilas. Dia pun menundukkan kepala dengan sedikit rasa bersalah.Entah karena teringat sesuatu, seberkas cahaya melintas di mata Joey, sudut bibirnya membentuk senyum yang hangat."Bintang? Maksudnya seperti bintang di langit malam? Tebakanku nggak salah, 'kan?"Entah mengapa, Amalia bisa mendengar secercah kegembiraan dalam nada suara Joey.Amalia tidak bisa menahan rasa penas

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 9

    Di hadapan seluruh anggota keluarga dari kedua belah pihak, Amalia menanggapi Hugo dengan tenang dan percaya diri."Mulai sekarang, kita adalah satu keluarga."Setiap katanya seperti batu berat yang mengganjal di dada Hugo.Hugo mengepalkan tangan erat-erat dan menatap Amalia tanpa berkedip.Amalia bisa merasakan ketidakrelaan dan amarah dalam diri Hugo, tapi dia tidak memedulikannya.Amalia menggandeng tangan Joey, lalu tersenyum dan bertanya tentang rencana selanjutnya.Joey melihat jam, kemudian menatapnya kembali. Untuk pertama kalinya, sorot mata yang biasanya dingin menunjukkan kelembutan."Karena pesawat sempat tertunda saat transit, upacara meminta restu orang tua pagi tadi dibatalkan. Menurut adat, seharusnya tetap dilakukan di kediaman lama, tapi kamu sudah lelah seharian ini. Upacara seperti itu kita undur sampai besok saja. Kita pulang dan beristirahat dulu, bagaimana?"Mendengar ucapan itu, para sesepuh Keluarga Lewis pun tertawa kecil sambil menggoda."Wah, kalau menikah

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 8

    Di tengah tatapan ribuan pasang mata, Joey muncul mengenakan setelan jas hitam yang pas di tubuhnya.Dia merapikan kacamata berbingkai emasnya, lalu mengangguk ringan kepada seluruh hadirin.Tatapannya yang dingin dan dalam menyapu seluruh ruangan, memancarkan aura yang sangat kuat dan menekan.Seluruh aula mendadak sunyi, tidak ada suara sedikit pun.Para tamu undangan yang hadir terdiam kaget, tidak ada satu pun yang menyangka dalam pernikahan antara Keluarga Lewis dan Moore, mempelai prianya ternyata adalah Joey!Orang-orang yang menyaksikan di layar, semula menunggu untuk menertawakan kejadian ini, kini membeku seperti patung.Hugo menggertakkan gigi, urat di pelipisnya menegang dan suaranya penuh dengan kemarahan."Paman? Tidak mungkin!""Pasti ada yang salah!"Setelah mengatakannya, semua orang di ruangan pun kembali tersadar dan mulai bergumam tidak percaya."Benar, benar! Pembawa acaranya pasti sudah melakukan kesalahan! Mana mungkin Tuan Joey menikahi Amalia? Mereka jelas beda

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 7

    Sehari sebelum upacara pernikahan, Amalia menerima sebuah pesan singkat.Isinya hanya satu kalimat. [Aku sudah kembali, sampai jumpa besok.]Tanpa nama pengirim dan tanpa catatan apa pun, tapi Amalia tahu.Itu darinya.Joey.Hati Amalia yang sebelumnya gundah tiba-tiba merasa tenang. Malam itu, dia tidur dengan nyenyak.Keesokan harinya pukul sepuluh, iring-iringan mobil pengantin dari Keluarga Lewis tiba di rumah Keluarga Moore, diikuti dengan kamera-kamera yang merekam.Pernikahan antar keluarga konglomerat ini akan disiarkan secara langsung di seluruh kota.Hugo membuka pintu mobil dan naik ke lantai atas. Saat melihat Amalia dalam balutan gaun putih, matanya seketika memancarkan kekaguman.Entah mengapa, Hugo merasa begitu familier dengan adegan ini sebelumnya dan sempat melamun sebentar.Setelah diingatkan oleh orang di sampingnya, barulah Hugo mengulurkan tangan kepada Amalia.Namun, Amalia tidak menyambutnya. Dia memandang Hugo dengan tenang, lalu berkata dengan datar, "Hugo, ka

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 6

    Setelah mengetahui Joey menyukai ikan, keesokan harinya Amalia pergi ke kolam ikan milik keluarganya. Dia bersiap untuk menangkap beberapa ekor guna berlatih memasak, agar kelak bisa memasakkannya untuk Joey.Baru saja Amalia memilih ikan yang disukainya, begitu membalikkan badan, dia melihat Karina yang entah bagaimana bisa masuk dan sedang berjalan ke arahnya.Dia memutar-mutar jari-jarinya dan memasang wajah sedih."Nona Amalia, apa kamu marah karena Hugo melukai tangannya saat melindungiku? Itu semua salahku. Kalau ingin menyalahkan, salahkan saja aku. Aku tahu kamu adalah tunangannya, sementara aku hanya anak seorang pembantu, aku nggak pantas membuatnya begitu mengkhawatirkanku..."Mendengar nada bicaranya yang berpura-pura polos itu, Amalia mengernyitkan dan berbalik untuk pergi.Namun, Karina tiba-tiba meraih tangannya. Di bawah tatapan bingung Amalia, dia memperlihatkan senyum menantang.Sebelum Amalia sempat memahami perubahan sikap itu, dia melihat Karina mengangkat tangan d

  • Arti Kata Penyesalan   Bab 5

    Barulah saat itu Amalia menoleh dan menatapnya sejenak. Nada bicaranya yang selama ini selalu dingin, kini terselip kegembiraan yang sulit disembunyikan."Pamanmu sudah kembali ke negara ini?"Melihatnya kembali seperti biasa, Hugo tersenyum samar dan tampak sudah menduganya."Ya. Kamu segitu nggak sabarnya ingin menikah denganku? Tenang saja, aku pasti akan datang ke upacara pernikahan itu. Namun, setelah ini, jangan lagi bersikap seperti tadi. Permainan tarik-ulur sesekali masih bisa ditoleransi, tapi kalau terlalu sering, aku juga muak."Sambil berbicara, Hugo membuka pintu mobil.Amalia tahu percuma saja menjelaskan karena Hugo tidak akan percaya. Jadi kali ini, dia memilih untuk tidak repot-repot menjelaskan. Begitu duduk di kursi penumpang depan, Amalia langsung berkata, "Aku mau pulang dulu, berdandan, dan ganti baju."Melihat betapa seriusnya Amalia mempersiapkan diri untuk acara malam ini, Hugo mengira itu semua karena Amalia terlalu mencintainya dan ingin tampil sebaik mungki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status