Share

Amplop yang Terselip

"Amplop? Perasaan aku nggak naruh apapun di dalam buku. Coba lihat, Za."

Amplop kecil dengan warna cokelat tua yang dimaksud Reza kini berpindah tangan. Ghina yakin itu bukan miliknya, bisa jadi milik seseorang yang meminjam buku tersebut sebelum dirinya. Akan tetapi, seingat Ghina, dia sudah memeriksa bagian-bagian dalam buku dan tidak menemukan benda itu. Aneh!

"Bukan kamu yang barusan naruh, kan?" tanya Ghina pada Reza.

"Aku? Ngapain aku naruh surat di bukumu, Ghin."

"Ya, kali aja."

"Menurutmu? Aku jadi pengagum rahasia yang diam-diam naruh di bukumu, gitu?"

Ghina hanya tersenyum sungkan, apa yang baru saja ia pikirkan. Masa iya, seorang Reza melakukan hal setidak penting itu. Apa mungkin ada orang yang diam-diam menyukainya? Aneh, kenapa bisa bersamaan dengan Reza yang mendapatkan kiriman misterius di lacinya.

"Buka aja, Ghin. Kali aja isinya surat cinta." Reza terkekeh.

"Masa iya harus aku buka di sini?"

"Iya nggak papa. Kamu baru kali ini dapatnya, kan?" Ghina mengangguk.

"Buka aja, Ghin."

"Ternyata kamu suka kepo juga, ya, Za?" canda Ghina karena ia bisa merasa seakrab ini dengan Reza.

"Eh, bukan gitu. Cuma penasaran."

"Ya udah, kamu baca aja!" Ghina menyerahkan lagi amplop tadi kepada Reza dan menemukan secarik kertas di sana.

'Kepada pemilik senyum yang tidak pernah bosan aku memandangnya

Aku tuliskan puisi yang tidak indah ini, sebab semua keindahan sudah terdefinisi dalam dirimu

Rasa yang tak bisa berdusta, semua yang kurasakan adalah murni karena cinta

Aku bisa saja merangkai kata menjadi bait-bait yang menggambarkan kesempurnaanmu

Akan tetapi, aku merasa lebih sempurna jika rasa sayangku terbalaskan olehmu'

"Ih, aneh banget, ya. Siapa pengirimnya?" tanya Ghina.

"Dia gak cantumin namanya," jawab Reza.

"Jangan-jangan bukan buat aku. Itu tadi nggak ada kata 'Ghina', kan?"

"Ya, aku nggak tahu juga. Tapi puisinya keren, ya? Pasti pengirimnya puitis banget." Reza masih memeriksa kertas di tangannya.

"Aku yakin itu bukan buat aku. Pasti surat buat yang minjam buku sebelumku."

"Aku yakin kalau ini buat kamu. Wah, Ghina ternyata ada pengagum rahasianya juga."

"Ah, udah, deh, Za. Nggak penting juga. Itu antriannya udah sedikit, ke sana, yuk!"

"Kamu duluan aja, ya, Ghin! Aku nanti dulu."

Ghina awalnya berpikir jika keakrabannya dengan Reza akan bertahan untuk waktu yang cukup lama. Dugaan itu salah, Ghina bahkan tidak lagi menemukan keberadaan teman sekelasnya itu setelah urusan pengembalian bukunya selesai. Ya, Ghina baru saja mengalami kejadian langka yang belum tentu bisa ia rasakan hari di kesempatan yang lain, mengobrol bersama Reza.

Ghina mengedarkan pandangannya untuk mencari Reza, sekadar ingin menyapa dan berpamitan untuk ke kelas lebih dahulu. Ternyata laki-laki tersebut tidak dapat di jangkau oleh Ghina, misterius sekali. Waktu istirahat tinggal beberapa menit, Ghina memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Kok, lama?" tanya Bela yang langsung mewawancarai kedatangan Ghina.

"Masa lama?"

"Iya, kan, Di?" Andi mengangguk.

"Iya, soalnya tadi rame banget. Reza yang pergi ke sana duluan aja belum balik ke sini, kan?"

"Iya juga, ya? Tadi kalian ketemu di sana?" tanya Bela seolah menyelidiki.

"Iya, tadi kita baca buku bareng sambil nunggu antrian."

"Wah, serius? Reza mau kayak gitu? Langka sekali," sahut Andi.

"Iya, tumben-tumbenan dia mau. Tapi habis itu dia hilang, aku nggak tahu dia dimana. Eh, lihat ini, deh. Masa ada yang naruh puisi ini di bukuku." Ghina meletakkan kertas yang menyelip di bukunya tadi di meja. Andi langsung mengambilnya.

"Kamu tahu siapa pengirimnya, Di?" tanya Ghina karena Andi terlihat begitu antusias.

"Nggak tahu, dia pintar juga, ya. Sengaja diketik biar nggak ketahuan tulisannya."

"Masa itu buat aku, ya? Perasaan nggak ada yang suka sama aku," celetuk Ghina.

"Kamu bisa bilang gitu dapat dari mana? Siapa tahu ada yang diam-diam suka sama kamu," ujar Bela.

"Ya, kayaknya, sih, bukan buat aku itu."

"Jangan-jangan si Reza yang naruh. Si Reza, kan, suka sama kamu, Ghin."

"Ha? Apa?" pekik Ghina dan Bela bersamaan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status