Home / Pendekar / Asmara di Kehidupan 303 / Bab 2. Mengubah Takdir

Share

Bab 2. Mengubah Takdir

Author: Dee Renjii
last update Last Updated: 2023-06-14 02:53:27

Dewa Pengatur Nasib menatap iba pada Panglima Tiang Feng yang berusaha berontak, tapi sia-sia. Di akhirat, siapapun akan kehilangan segala kesaktian. Panglima yang dulu membawahi seratus ribu pasukan langit itu harus diseret paksa oleh pengawal akhirat, menjalani hukumannya, merasakan seribu kali derita cinta.

“Maafkan atas kelancangan roh penasaran itu, Dewa Pengatur Nasib!” Raja Akhirat menjura memberi hormat karena merasa tak enak, seorang Dewa utusan langit baru saja mendapatkan makian di tempatnya.

Dewa pangatur nasib mengangkat tangannya memberi tanda kalau dia sama sekali tak masalah dengan apa yang baru saja terjadi.

“Tak perlu sungkan. Bagaimanapun, dia dulu adalah seorang pejabat yang setara denganku. Nasibnya saja buruk, hingga harus mendapat hukuman yang berat.”

Raja akhirat mengangkat kepalanya, berjalan mendekati Dewa Pengatur Nasib yang mengelus-elus jenggotnya menyayangkan apa yang terjadi pada Panglima Tiang Feng.

“Apakah nasib bisa diubah, wahai Dewa Pengatur Nasib?” tanya Raja Akhirat penasaran.

Dewa Pengatur Nasib menoleh ke arah Raja Akhirat, dia sedikit kaget dengan pertanyaan dari penguasa akhirat itu, entah apa yang membuat makhluk berwajah hitam menyeramkan itu tertarik membahas tentang nasib.

“Wahai Raja Akhirat, nasib seseorang ditulis jauh sebelum seseorang itu dilahirkan, bagaimana umurnya, rezekinya, jodoh dan matinya. Semua sudah tertulis jelas. Alam akan membimbingnya untuk menjalani takdir yang akan dia jalani. Semua itu ditulis berdasar amal atau perbuatannya di kehidupan sebelumnya, juga oleh pahala-pahala yang dikumpulkan kedua orang tua dan leluhurnya. Hal itulah yang menjadi acuan seseorang bernasib baik atau buruk.”

“Lantas, apakah nasib itu bisa diubah?” Raja Akhirat kembali mengulang pertanyaannya.

Dewa Pengatur Nasib kembali menatap heran pada penguasa akhirat itu. Dia kembali mengelus-elus jenggotnya, ragu untuk memberi penjelasan.

“Tak perlu dijawab, bila Dewa Pengatur Nasib memang tak berkenan!” saut Raja Akhirat melihat ada gurat keraguan di wajah Dewa Pengatur Nasib.

“Ha ha ha….” Dewa Pengatur Nasib tertawa tergelak. “Mana berani aku,” ucap Dewa Pengatur Nasib sambil menepuk-nepuk pundak Raja Akhirat.

“Bila Dewa Pengatur Nasib memang berkenan, mari kita bicara di tempat lain yang lebih nyaman. Banyak hal ingin aku tanyakan.”

“Tentu saja, mari!” jawab Dewa Pengatur Nasib.

Raja Akhirat kemudian berjalan lebih dulu sambil mempersilakan Dewa Pengatur Nasib mengikutinya. Raja Akhirat dan Dewa Pengatur Nasib terus berjalan, melewati beberapa tempat. Selama perjalanan, terdengar jerit roh roh yang disiksa, oleh petugas akhirat karena dosa-dosa mereka semasa hidup. Wajah roh roh itu beraneka rupa, dan semuanya tampak begitu mengerikan. Ada yang lidahnya terus menjulur keluar, matanya juling, hingga ada yang wajahnya penuh dengan luka dan darah yang terus merembes keluar. Roh roh itu dicambuk dan diseret paksa menuju neraka sesuai dengan kadar dosa yang di lakukan semasa hidup sebelum nanti dilahirkan kembali menjadi binatang atau orang-orang bernasib malang.

Meski dia adalah seorang dewa utusan langit, melihat pemandangan dan jerit memilukan itu, Dewa Pengatur Nasib merasa jeri juga. Wajahnya yang putih makin terlihat pucat. Dia tak berani berjalan jauh-jauh dari Raja Akhirat. Dia juga kembali teringat pada Panglima Tiang Feng yang dulunya seorang panglima langit juga berakhir di tempat yang mengerikan ini. Bukan tidak mungkin, bila suatu saat dia melakukan kesalahan, dia bisa mengalami hal yang sama bahkan lebih parah dari panglima.

“Hiii….” Dewa Pengatur Nasib bergidik ngeri dan berjalan cepat menjajari langkah Raja Akhirat.

Tak lama berselang, mereka sampai di sebuah ruangan dengan warna cat yang sudah memudar dan cahaya redup yang menerangi. Tempat yang terlihat suram tapi jauh lebih baik dari tempat-tempat yang tadi dia lewati. Dewa Pengatur Nasib tersenyum lega melihatnya.

Krieekkk

Raja Akhirat mendorong pintu ruangan itu, lalu mempersilahkan Dewa Pengatur Nasib untuk masuk.

“Maaf, tak ada tempat yang lebih baik dari ini, silakan!” Raja Akhirat menunduk hormat mempersilakan Dewa Pengatur Nasib untuk masuk.

Dewa Pengatur Nasib melangkah masuk ruangan sambil menyapu pandang seluruh ruangan. Catnya sudah pudar, cahaya tak terlalu terang mirip sebuah tempat tak terurus. Ada sebuah meja bundar dari beton yang di atasnya ada teko dan beberapa cangkir dan empat buah kursi di sekelilingnya.

“Mari, silakan….” Raja Akhirat mempersilakan Dewa Pengatur Nasib untuk duduk.

“Sekali lagi mohon maaf, ini adalah tempat terbaik di akhirat untuk menjamu tamu,” kata Raja Akhirat, menuangkan minuman saat Dewa Pengatur Nasib sudah duduk.

Dewa Pengatur Nasib terus mengamati sekeliling, tempat yang katanya terbaik di akhirat benar-benar buruk. Lebih mirip bangunan tua yang lama kosong dari pada ruang tamu. Dia benar-benar heran bagaimana Raja Akhirat bisa betah tinggal di tempat seperti ini. Selain suram, jerit dan tangis memilukan selalu terdengar setiap saat.

“Silakan, tehnya ….” tawar Raja akhirat.

“Tak perlu repot,” jawab Dewa Pengatur Nasib.

“Bila berkenan, sudikah Dewa menjawab pertanyaan hamba tadi, apakah nasib bisa diubah?” Raja Akhirat kembali bertanya.

“Hmmm,” Dewa Pengatur Nasib meniup napas panjang, berdiam beberapa saat baru kemudian menjawab pertanyaan dari penguasa akhirat itu. “Ada takdir yang yang memang tak bisa berubah dan ada yang bisa ….”

“Apa artinya itu?” saut Raja Akhirat alisnya terangkat. Air mukanya berubah cerah. Dia begitu antusias mendengar penuturan Dewa Pengatur Nasib.

“Seseorang takkan bisa mengubah dia lahir dari siapa, lelaki atau perempuan, umurnya di dunia dan hal hal seperti itu. Adapun tentang perjalanan hidupnya, itu bisa berubah tergantung usaha orang itu selama hidup di dunia,” terang Dewa Pengatur Nasib sambil meniup-niup teh, dan meminumnya perlahan.

“Hmm, aku benar-benar tak menyangka, ada teh senikmat ini di akhirat!” puji Dewa Pengatur Nasib menikmati secangkir teh yang disuguhkan.

“Teh itu tumbuh di lembah penyiksaan, dengan abu roh roh penasaran yang lebur di neraka sebagai pupuknya.”

“Glek!” Dewa Pengatur Nasib langsung tersedak kaget, buru-buru dia menaruh kembali teh yang tadi begitu dia nikmati. Dia sama sekali tak menyangka kalau minuman itu berasal dari saripati roh-roh penasaran.

“Tolong jelaskan lebih rinci, hamba masih belum mengerti?” tanya Raja Akhirat penasaran.

“Alam dan semesta akan menuntun seseorang menjalani takdirnya. Seseorang yang ditakdir miskin, dia akan mengalami hal-hal sial yang selalu merugikan. Alam dan semesta, akan menciptakan kondisi itu terus menerus, hujan, gagal panen dan situasi-situasi seperti itu. Tapi, bila tidak putus asa dan terus berusaha dan berdoa, takdirnya miskin bisa berubah. Begitu juga orang yang ditakdirkan jahat, lingkungan akan membuatnya semakin jahat, tapi kalau seseorang itu bisa mendapati kembali nuraninya, dia bisa menjadi baik dan terputus dari jerat nasib buruk yang harus dia jalani.”

Raja akhirat manggut-manggut mulai mengerti apa yang dijelaskan Dewa Pengatur Nasib, bahwa jerat nasib buruk itu sejatinya bisa diubah.

“Bagaimana dengan nasib buruk, Panglima Tiang Feng?” saut  Raja Akhirat kembali bertanya.

Alis Dewa Pengatur Nasib terangkat, dia sedikit kaget dengan pertanyaan Raja Akhirat tentang Panglima Tiang Feng. Dewa yang secara khusus ditugaskan oleh Kaisar langit itu mencoba menebak-nebak, dan menyelami apa yang sebenarnya ada dalam benak Raja Akhirat, sang penguasa alam bawah tanah yang tak punya perasaan, tegas dan sadis, tapi tiba-tiba tertarik dengan nasib buruk Panglima Tiang Feng.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 82. Markas tengkorak Hitam

    Tawa KI Bayu Seta perlahan mulai mereda, berubah jadi suara parau yang memilukan, membuat Mbayang makin bingung dan merasa takut kalau berada di jurang yang sepi, dan seorang diri dalam kurun waktu yang lama telah membuat kejiwaan Ki Bayu Seta terganggu.“Entah sudah berapa purnama aku berada di tempat sepi ini. Akhirnya aku menemukan cara untuk kembali ha ha. Mbayang, setelah kau pulih, aku akan melatihmu menjadi pendekar tak tertandingi!Di tempat lain, Permana sibuk menggembleng tujuh murid pilihan padepokan segaran. Dia mengajarkan jurus formasi pedang yang di mainkan oleh tujuh orang. Dengan formasi pedang itu, Permana bermaksud menantang pangeran Gardapati, saat sedang sibuk melatih, seorang murid padepokan tergopoh-gopoh menghampirinya.“Ampun ketua… Nyi Dewi menunggu di aula padepokan!”“Ada perlu apa Nyi Dewi mencariku?” tanya Permana merasa terganggu.“Hamba tidak tahu ketua, saya hanya menjalankan perintah, untuk memanggil ketua.”“Lanjutkan latihan!” perintah Permana yang

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 81. Luka yang Belum Mengering

    Ki Barada kembali murung, air muka kesedihan tidak lagi bisa dia sembunyikan, saat mendengar alasan kenapa Mbayang sampai jatuh ke dalam jurang yang tidak lain tidak bukan sebab tanpa sengaja melihat Permana dan NyI Dewi melakukan cinta terlarang. Berkali kali dia menarik napas panjang mencoba merelakan apa yang telah terjadi.“Guru...” panggil Mbayang yang melihat wajah duka dari Ki Bayu Seta.Ki Bayu Seta tersadar dan menoleh ke arah Mbayang dan berusaha tersenyum. Dia merasa suka sekali dengan pemuda yang terlihat gagah dan bertulang kuat itu. Bertahun-tahun dia berada dalam lembah curam seorang diri hingga muncul Mbayang. Ya, meski kemunculan Mbayang juga membuatnya harus kembali merasakan luka hati yang tak kunjung mengering.“Saya mohon maaf bila cerita saya membuat Guru, tidak berkenan,” Mbayang yang mulai bisa bergerak jadi merasa tidak enak hati menceritakan asmara terlarang Nyi Dewi dan Permana.“Ha ha, sudahlah. Dulu aku adalah pendekar pedang yang cukup di segani. Bertahun

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 80. Pelajaran Pertama Sang Guru

    Bab 80. Pelajaran Pertama sang GuruTok tok tokBunyi Kentongan terdengar bertalu-talu, sebuah pertanda ada peristiwa besar yang terjadi di padepokan Segaran. Seluruh murid padepokan langsung bergegas berkumpul di halaman. Kasak kusuk mulai terdengar riuh seperti tawon. Semua saling bertanya tentang apa yang terjadi hingga pagi buta mereka harus berkumul di halaman. Tidak lama berselang, Permana naik dia atas mimbar kehormatan. Dia di dampingi oleh Nyi Dewi dan Bimantara. Wajah Permana terlihat tegang dan penuh amarah. Dia menyapu pandang ke semua murid padepokan dengan tatapan tajam, yang membuat semua murid padepokan tidak lagi berani bersuara. Mereka diam menyimak, hal penting apa yang akan di sampaikan oleh pimpinan padepokan.“Murid-murid padepokan Segaran! kita tidak pernah berbuat onar, dan selalu setia pada kerajaan. Bila kerajaan memanggil, murid-murid padepokan selalu siap berlaga membela kerajaan. Bila kerajaan butuh, kita siap berjuang tanpa pamrih. Tapi Kerajaan malah men

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 79. Ki Bayu Seta

    Mbayang merasakan tubuhnya makin lemas, dadanya juga terasa sesak. Dalam hatinya dia membatin, kalau dia masih beruntung bisa hidup dan selamat, meski dia juga tidak tahu dia benar-benar selamat atau hanya menunda kematian, karena selain tidak bisa bergerak, dan merasakan nyeri di sekujur tubuh, dadanya juga panas dan sesak.Kakek tua itu berjalan makin mendekat, wajah tua, rambut putih dan rambut yang awut-awutan itu membuat Mbayang jerih. Dia mulai menduga-duga kalau kakek itu itu adalah malaikat maut yang akan mengakhiri hidupnya.“Mau apa kau! Uhuuk-uhuuuk!”Mbayang berusaha menggerakkan tubuhnya tapi tidak bisa, semakin dia mencoba, tubuhnya makin terasa panas dan perih di sekujur tubuh.“Simpan tenagamu, anak muda. Kau sudah pingsan seharian. Sungguh beruntung kau tidak menemui ajal!” ujar kakek tua itu sambil berjongkok memeriksa nadi Mbayang, mengalirinya dengan hawa murni.Mbayang merasakan tubuhnya mulai menghangat, aliran tenaga murni dari kakek tua itu mampu mengurangi nye

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 78. Kakek tua dalam Jurang

    Mbayang melesat cepat menembus hutan, berusaha melarikan diri secepat mungkin. Dari belakang, nampak berkelebat bayangan mengejarnya. Mbayang mengerahkan seluruh tenaga untuk menjauh, tapi bayangan itu selalu berhasil membayanginya. Mbayang yang terus berlari terjebak di sebuah tebing curam yang dalam, membuatnya tidak bisa lari kemana-mana lagi.“Ha ha,mau lari kemana lagi kau! ” sengit Permana tertawa geram berhasil menyusul Mbayang.Mbayang menoleh ke belakang, menatap tajam Permana tanpa rasa takut. Wajahnya kini terlihat jelas di terangi sinar rembulan.“Mbayang…!” Permana sendiri sedikit kaget mengetahui kalau yang mengintipnya adalah Mbayang, meski sebenarnya Permana punya rencana menjadikan Mbayang sapi perah, mau tak mau dia harus membungkam mulut Mbayang untuk selamanya agar rahasianya tidak terbongkar."Aku benar-benar tidak menyangka kau selancang itu!"“Aku juga tidak menyangka, paman berbuat serendah itu!” saut Mbayang tak kalah sengit.“Ku robek mulutmu! Hiatt!”Perman

  • Asmara di Kehidupan 303   Bab 77. Bangkai Busuk yang Terkuak

    Juragan Karta merasa lega, Mbayang tidak memiliki rasa apa-apa pada Candrawati. dalam hati dia merasa bangga, kelak anak laki-lakinya itu akan menjadi seorang pendekar tangguh sekaligus seorang Senopati dibawah bimbingan Pangeran Gardapati. “Aku akan segera kembali untuk menepati janjiku!” ucap Juragan Karta saat berpamitan pada Mbayang. “Mbayang… sapi dan kudamu kurus kering sejak kau tinggal. Cepat pulang,” Candrawati terbata-bata berat kembali berpisah dengan Mbayang, dia sama sekali tidak tahu menahu soal janji Juragan Karta akan kembali untuk melamar Sukesih dan melepaskan Mbayang untuk pergi mengabdi di kota raja. Mbayang hanya menunduk tidak menjawab perkataan Candrawati. Dia merasa berat untuk berkata kalau dia mungkin tidak akan kembali ke rumah Juragan Karta setelah menikahi Sukesih. Dia melirik Juragan Karta, berharap junjungannya itu nanti akan menjelaskan pada Candrawati. “Kita harus berangkat!” Juragan Karta menarik pelan tangan Candrawati, yang membuat gadis itu mau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status