Home / Rumah Tangga / BALADA JANJI SUCI KIARA / BAB 4: Masa Lalu Yang Datang

Share

BAB 4: Masa Lalu Yang Datang

Author: Dellya Ang
last update Huling Na-update: 2022-11-24 12:28:23

Kiara menemukan kebahagiaan yang baru. Di aplikasi tersebut dia juga bertemu dengan orang-orang penggiat literasi. Hobi menulis yang selama ini terendap akibat tekanan, hidup kembali bergejolak. Kiara bergabung dengan berbagai grup kepenulisan.

Di sana Kiara pun mempunyai peran, sebagai orang yang pernah menjadi content creator tak jarang Kiara mendapat tawaran untuk membuat klip sebuah video puisi. Perempuan itu merasa kembali hidup. Kebahagiaan menjadi konselor, juga bebasnya dalam berkreasi membuatnya bahagia. Kehidupan yang nyaris sempurna; keluarga yang bahagia juga pekerjaan yang menyenangkan.

Pagi yang cerah, Kiara tengah menyiapkan pakaian sang suami. Ponsel di meja berbunyi, Kiara mengabaikannya, sebab itu ponsel Dirga. Meski sudah berstatus sebagai istri Dirga, Kiara sangat jarang mengecek isi ponsel suaminya. Dia percaya sepenuhnya bahwa sang suami tidak akan berlaku yang aneh-aneh.

Ponsel itu kembali berdering.

"Mas handpone kamu bunyi terus. Boleh aku jawab gak?" tanya Kiara pada sang suami yang masih di kamar mandi.

"Jawab aja, bilang nanti aku telepon balik," balas Dirga.

Kiara menatap ponsel itu lama, mengingat nama yang tampil pada layar. Sepertinya dia tidak asing dengan nama itu, Vita.

"Halo, selamat pagi," ucap Kiara.

"Selamat pagi. Bang Dirga ada?" tanya perempuan di seberang sana.

Kiara mengernyitkan keningnya. Bang? panggilan yang sangat akrab, batinnya.

"Mas Dirga lagi di kamar mandi. Saya istrinya." Kiara sengaja menekan kata istri, agar perempuan itu tahu bahwa Dirga adalah suami orang.

"Ow… gitu. Ya sudah, nanti saya hubungi lagi saja," balasnya, lalu mengakhiri panggilan.

Lama Kiara termangu, dia baru ingat nama itu. Vita adalah nama perempuan yang pernah akan dijodohkan dengan Dirga. Akan tetapi Dirga menolaknya, sebab dia telah berpacaran dengan Kiara pada waktu itu.

"Siapa yang telepon?" tanya Dirga saat keluar dari kamar mandi.

"Vita," jawab Kiara ketus.

Dirga menggeleng pelan melihat tingkah istrinya.

"Ada keperluan apa Vita telepon kamu?" tanya Kiara penasaran.

Dirga menautkan kedua alisnya, merasa ada yang aneh dari pertanyaan sang istri.

"Itu Vita yang pernah dijodohkan sama kamu, kan?" desak Kiara.

Lelaki yang masih mengenakan handuk itu menghampiri sang istri,

"Owh…. Jadi ada yang lagi cemburu," ledek Dirga sembari memeluk istrinya dari belakang.

"Aku ga cemburu," ujar Kiara sambil melepaskan diri dari pelukan sang suami.

"Dia mau beli beberapa unit mobil untuk usaha travel yang sedang dirintisnya," jelas Dirga.

Kiara mengangguk, tapi wajahnya yang oval tidak menampakan senyum sedikitpun.

Dirga yang gemas melihat tingkah istrinya, kembali memeluk dan mencium kening Kiara.

"Ini murni bisnis. Percaya sama aku, ya."

Kiara luluh, dia mengangguk, percaya bahwa Vita menghubungi Dirga murni hanya untuk urusan bisnis, bukan yang lain. Toh dari dulu, Dirga tidak suka pada Vita, jadi tidak mungkin mereka terlibat hubungan asmara, batin Kiara.

Kisah-kisah telah menemukan tuannya. Setiap cerita pun punya catatan sendiri. Tertawa atau menangis akan selalu berdampingan. Oleh karena itu bersedihlah secukupnya, tertawalah sewajarnya. Sebab, hidup selalu punya misterinya sendiri. Jika hari ini kita menangis, bisa jadi besok kita akan tertawa. Tidak ada luka yang abadi begitu juga bahagia. Semuanya sesaat dan akan selalu silih berganti.

Pagi ini langit kota mulai cerah meski masih menyisakan dingin sebab hujan semalam. Kiara menunggui Amel di sekolahnya. Gadis kecil itu berjalan bahagia memasuki kelas. Rambutnya yang dikuncir dua bergoyang, seakan ikut riang. Kiara tersenyum bahagia sekaligus bangga pada putri kecilnya. Amelia tumbuh menjadi anak yang cerdas juga kreatif. Bulan lalu Amelia menang perlombaan melukis tingkat anak usia dini.

Kiara duduk bersama sekelompok ibu-ibu yang juga menunggui anaknya. Ramai mereka membicarakan tentang isu perselingkuhan di kalangan selebriti. Kiara hanya tersenyum, mengangguk, tanpa ikut menjadi komentator perihal kasus tersebut. Ya… Kiara bukan tipe ibu-ibu yang gemar bergosip. Baginya gosip hanya membuang waktu untuk hal yang tidak penting. Jika bukan demi bersosialisasi, Kiara lebih memilih bermain dengan imajinasinya. Entah itu menulis puisi atau cerita pendek.

Kehidupan yang mulai stabil, membuat semangat Kiara untuk menulis kembali menyala. Dia aktif mengikuti beberapa kelas kepenulisan, juga melanjutkan sebuah novelnya yang sempat tak disentuh. Kepahitan dan tekanan hidup pada waktu itu membuat Kiara berhenti menulis.

Lika-liku rumah tangga yang dilaminya sempat membuat Kiara menyesali pernikahannya dengan Dirgantara Alykas, bahkan Kiara pernah ingin mengakhiri hidupnya kala itu. Namun, suara Amelia menyadarkannya bahwa dia harus bertahan demi putri kecilnya.

Mungkin itu juga alasan seorang selebriti cantik yang mengalami KDRT bertahan dalam biduk rumah tangganya. Memaafkan adalah cara yang baik. Kiara pun telah memaafkan banyak hal yang terjadi pada dirinya; suami yang dulu seorang penjudi, mertua dan ipar yang banyak menuntut, kehidupan yang sulit. Semua dilewati Kiara dengan tidak mudah. Sekarang, semua perlahan membaik. Semoga ke depannya pun akan selalu baik.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 14: APAKAH KAMU MENCINTAIKU?

    Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendakNya, bahkan daun yang gugur pun tak lepas dari izinnya. Berserah merupakan jalan agar hati lebih tenang.Kiara melangkah pelan menuju kamar Amelia, perempuan itu merebahkan tubuhnya di samping sang anak. Isi kepalanya kacau, dia masih terngiang pengakuan rasa yang diucapkan Alkena. Ya… Alkena, sang teman maya, telah menyatakan perasaannya, meski dia tahu Kiara adalah wanita bersuami.Sejak kemarahan Dirga waktu itu, sang suami melarang Kiara untuk siaran. Perempuan itu pun menyetujuinya. Dia tidak ingin Dirga sibuk dengan segala dugaannya, Kiara juga ingin melenyapkan debar yang kerap timbul ketika dia ngobrol dengan Alkena. ***Perempuan cantik nan seksi memasuki ruang kerja Dirga, kemeja krem ketat membentuk tubuhnya yang ramping. Dirga mengamatinya dari atas hingga ke bawah, kemudian kembali fokus pada laptopnya."Kita sudah tidak ada urusan pekerjaan, Vit. Jadi tolong jangan mendatangiku ke kantor. Aku tidak ingin menimbulkan fitnah

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 13: DEBAR YANG BERBEDA

    Dalam peristiwa yang terjadi, merupakan proses pembelajaran untuk menjadikan seseorang lebih tangguh dari sebelumnya. Kiara pun begitu, rumah tangganya dengan Dirga membentuk dia menjadi Kiara yang tidak manja. Kiara yang lebih kuat dari sebelumnya.Minggu yang cerah Dirga bersama anak dan istrinya menghabiskan akhir pekan dengan berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Sekarang Dirga sudah bisa membelikan mainan untuk Amel, juga baju yang bagus untuk Kiara. Berbeda dengan waktu dia terpuruk dulu, jangankan untuk baju dan mainan, untuk makan saja, Kiara harus rela menjadi buruh cuci.Terkadang Kiara sedih jika mengingat kejadian itu, tapi dia juga bersyukur karena telah mampu melewatinya dan masih menggenggam setia bersama Dirga."Alykas," panggil seseorang, saat keluarga kecil itu masuk dalam sebuah restoran, ingin makan siang.Dirga menoleh ke arah suara. Dia tahu siapa yang memanggil dengan nama itu, Vino. Tidak ada yang lain memanggilnya dengan Alykas, hanya Vino.Lelaki metro

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   Bab 12: Alkena dan Dimas

    Bab 12: Alkena dan DimasDirgantara Alykas mengepalkan tinju, dia melepaskannya pada angin. Emosinya kembali buncah saat tahu siapa pengirim pesan pada istrinya. Vino yang sedari tadi hanya duduk, melihat Dirga melampiaskan amarah, kini menghampiri Dirga dan menenangkannya.Vino dan Dirga telah lama kenal, bahkan sebelum dia menikah dengan Kiara. Showroom tempat Dirga bekerja merupakan usaha milik keluarga Vino. Begitu banyak peran Vino dalam kehidupan Dirga. Namun komunikasi mereka sempat terputus saat Vino melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Vino menjadi dewa penolong saat Dirga berada di titik terendah."Namanya, Dimas Pradipta," ucap Vino."Apa yang dia inginkan dari Kiara," tanya Dirga penasaran."Aku gak tahu motifnya, tapi sepertinya hanya mengagumi," terang Vino.Vino mengusap punggung Dirga, menenangkan. "Sudahlah, tidak usah cemas. Jika masih bertingkah baru kita ambil tindakan." Vino memberi saran.***"Shit…" Dimas mengumpat. Dia lagi-lagi tak bisa mengirimkan pesan

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   Bab 11: Teror yang puitis

    Kiara melangkah pasti memasuki bangunan ruko yang telah disulap menjadi showroom. Seorang karyawan mengenakan seragam merah menghampirinya. Lelaki muda itu melakukan SOP perusahaan, senyum, sapa dan salam."Pak Dirga ada?" tanya Kiara.Lelaki muda itu tergagap, bingung harus menjawab apa."Saya Kiara, istrinya Pak Dirga. Boleh saya bertemu dengan suami saya?" tanya Kiara lagi."Ee…." Belum selesai lelaki muda itu menjawab, Dirga telah berdiri tidak jauh dari Kiara."Kiara," panggil Dirga. "Tumben kamu ke sini, ada keperluan apa?" tanyanya."Aku…." Kiara lupa mempersiapkan jawaban masuk akal, jika Dirga bertanya perihal kedatangannya yang tiba-tiba."Alykas," panggil seseorang yang baru keluar dari ruang kerja Dirga.Kiara terkejut, menatap lama sosok itu. Dia tidak asing dengan wajah tersebut, itu wajah yang sama dengan foto profil kontak bernama Vino."Pak Vino, kenalkan, ini istri saya, Kiara," Dirga memperkenalkan istrinya."Saya Vino, relasi Mas Dirga," ucapnya seraya mengulurkan

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 10: Sebuah Foto

    Suara gemerisik dedaunan menemani Kiara yang duduk di teras rumah. Dia baru saja menerima chat berupa kata-kata puitis dari Alkena.[Biarlah aku tetap melukis namamu dalam tubuh rindu. Hujan sore itu pun tidak pernah benar-benar menghanyutkan kenangan akanmu]Perempuan itu tersipu malu, seakan sajak itu khusus tercipta untuknya. Dengan segera Kiara membalasnya[Belum jelaga masa menghanguskan kisah. Rekam segala hari yang tidak pernah suram, bersamamu]Kiara masih bercengkrama dengan smartphone-nya, bahkan dia tidak mendengar ketika Retno memanggilnya."Ada apa, sih. Kok senyum-senyum sendiri?" tanya wanita paruh baya itu."Gak kenapa-kenapa, Ma. Baru ngobrol sama Mas Dirga," jelas Kiara. "Yakin, Nak?" "Mama kok tanya begitu?" Kiara penasaran. "Nak, kehidupan rumah tangga itu akan selalu menemui banyak goncangan. Kamu harus bijak dalam menyikapinya. Sekarang, kamu adalah seorang istri, mama harap kamu bisa membatasi pertemananmu dengan lawan jenis." Retno menasehati putrinya.Kiara

  • BALADA JANJI SUCI KIARA   BAB 9: Jaga Hati, ya.

    Perjalanan hidup, selalu menjengangkan. Kerap kali kita dikejutkan oleh hal-hal tak terduga. Seperti sore ini, saat Kiara bertemu seseorang bernama Dimas yang mengaku sebagai teman kecilnya."Kamu tidak kenal aku, tapi aku tahu kamu," ujarnya.Lelaki yang tidak terlalu tinggi itu duduk di sisi Kiara. Kiara sedikit tidak nyaman, lalu menggeser posisinya."Kamu adalah Kiara anaknya Tante Retno, sepupu dari Bara. Benar, kan?" Dimas tersenyum.Kiara menatap lelaki itu sekilas, "Anda siapa?" tanyanya tetap sopan, meski sebetulnya risih."Aku Dimas, sahabatnya Bara, sepupumu," jelasnya singkat.Kiara mengangguk, Bara memang sepupunya. Dulu sewaktu Kiara kecil, ketika liburan di desa, Bara lah yang mengajaknya bermain. Hal itulah yang membuat Dimas mengenal Kiara. "Masih suka puisi?" tanyanyaKiara mengernyitkan kening, bagaima lelaki ini tahu hal yang disukainya. "Bagaimana kamu bisa tahu?" selidiknya."Aku follow sosial mediamu yang aku temukan dari follower Bara," jelasnya.Lagi-lagi Ki

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status