Share

5

Penulis: JeremiaCh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-28 01:15:51

“Kak, apa benar perkataan dari dokter bahwa kakak telah hamil di luar nikah?”

Tatapan Velove menajam, ingin memastikan kebenaran kehamilan sang kakak setelah ibu mereka mendapatkan perawatan medis.

Velove masih tak percaya jika Veren kakaknya telah hamil diluar nikah. Ketidakpercayaannya itu berkaitan dengan sifat Veren kakaknya yang tidak pernah terlibat dengan pergaulan bebas, bahkan tak pernah sekalipun terlihat oleh Velove, jika kakaknya menjalin hubungan dengan seorang pria.

Sehingga sulit bagi Velove untuk percaya dengan perkataan yang dilontarkan oleh sang dokter.

Namun, ekspresi melotot Velove seketika berubah saat Veren yang menitihkan air mata sembari menundukan kepala.

“Maafkan kakak Velove … kakak benar-benar telah mengecewakan kamu sama mama.”

“Kakak janji akan …”

Veren yang belum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba langsung dihentikan oleh Velove yang kini semakin diladan emosi, atas pengakuan kakaknya yang benar telah mengandung di luar nikah.

Tatapannya semakin tajam, dadanya berdebar kencang menahan emosi yang ingin dilampiaskan. Namun, Velove mencoba untuk mengecilkan volume suaranya, menyadari akan keberadaan mereka yang masih berada di rumah sakit.

“Kenapa kamu bisa sebodoh ini sih kak? Apakah kakak lupa, kalau harapan mama sama aku terhadap kakak itu besar sekali loh!”

“Bahkan semua warga desa percaya jika kakak akan menjadi orang yang berhasil dan tidak akan mengecewakan keluarga kita. Tapi keyataannya apa sekarang, kakak gak ada beda sama orang lain yang rela masuk dalam dunia malam hanya untuk memuaskan kesenangan mereka!”

Mata Veren melebar mendengar ucapan adiknya, tak pernah menyangka jika adiknya akan memandang kehamilannya saat ini adalah akibat dari terjun dalam dunia malam.

Sedangkan Velove mengepalkan tinjunya, sejenak terbesit niat untuk menampar kakaknya yang dianggap telah mempermalukan keluarga mereka. Apa lagi bagi Velove, jika kehamilan itu telah menghancurkan rencana besar keluarga mereka.

“Ibu berharap banyak sama kamu kak, tapi kamu malah bikin semuanya runtuh,” lanjut Velove dengan suara parau, matanya mulai berkaca-kaca, menahan perasaan kecewa dan sakit yang bercampur jadi satu.

Veren mencoba untuk memberikan penjelasan kepada adiknya, jika tuduhan kehamilannya yang berkaitan dengan kehidupan dunia malam tidaklah benar.

Namun tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan seorang perawat yang berlari ke arah mereka dan memberitahukan mengenai keadaan ibu mereka yang gawat.

Seketika itu juga, Veren dan Velove segera berlari menuju ke ruangan dimana ibu mereka sedang di rawat. Begitu juga dengan Ella dan Prilly yang langsung bergegas mengikuti dengan wajah yang panik.

“Mama kenapa dokter?” tanya Veren yang mencoba untuk mendekat.

Namun, dua perawat segera menghentikan mereka dan meminta untuk bersabar. “Mohon tunggu disini saja kak, karena dokter sedang berupaya untuk menstabilkan detak jantung ibu kalian.”

Meski sangat khawatir dengan kedaan ibu mereka, namun Veren dan Velove mencoba untuk menuruti perintah dari kedua perawat itu. Percaya jika keadaan ibu mereka akan kembali membaik, setelah terlihat dua dokter yang mencoba untuk melakukan penanganan.

Dua menit berlalu, pukulan yang besar kini menghantam Veren dan Velove setelah dokter mengkonfirmasi jika ibu mereka telah meninggal dunia.

“Mohon maaf ya … karena ibu Sintia mengalami gagal jantung secara tiba-tiba, dan kami telah berupaya semaksimal mungkin. Hanya saja, mungkin ini sudah waktunya bagi ibu Sintia untuk kembali pada sang pencipta.”

Mendengar perkataan dari sang dokter, Veren dan Velove langsung terjerat dalam histeris. Tubuh mereka bergetar hebat menahan duka yang tiba-tiba menimpa. Air mata deras membasahi pipi mereka, saat mendekati tubuh ibu Sintia yang terbujur kaku.

Suara tangisan mereka memenuhi ruangan, menyayat hati siapapun yang mendengar. Bahkan Ella dan Prilly yang sedang berdiri di sudut ruangan, tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka.

“Dokter, tolong mama saya dok! Apapun akan kulakukan asalkan dokter bisa menolong mama saya. Aku mohon dok.” Ucap Veren yang sampai berlutut di depan kedua dokter yang sebelumnya menangani ibu mereka.

Tak perduli dengan syarat yang akan diberikan oleh pihak rumah sakit, asalkan bagi Veren ibunya bisa kembali untuk disadarkan.

Namun sayang, kedua dokter itu hanya bisa tertunduk dan kembali meminta maaf kepada Veren. Menjelaskan jika mereka memiliki keterbatasan sebagai dokter.

Beberapa saat kemudian, Lidya yang merupakan asisten tuan Robin tiba di rumah sakit. Mencoba untuk menjenguk dan melihat keadaan Veren, setelah sebelumnya tidak sadarkan diri sewaktu berada di restoran.

Kedatangan Lidya tentu berkaitan dengan perintah dari nyonya Margareth, yang merasa takut jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Veren. Dikarenakan ada beberapa tamu restoran yang turut merekam aksinya sewaktu mengancam Veren.

Sehingga ekspresi Lidya terlihat begitu sinis, setelah bertemu dengan Veren. Merasa jika Veren hanya bersandiwara saja sewaktu berada di restoran, agar bisa lepas dari jerat nyonya Margareth.

Namun, ekspresi Lidya yang awalnya sinis, seketika terperangah setelah mendengar ucapan dari Veren yang memintanya pergi. Dan Veren yang juga langsung memberitahukan mengenai kematian ibunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   5

    “Kak, apa benar perkataan dari dokter bahwa kakak telah hamil di luar nikah?”Tatapan Velove menajam, ingin memastikan kebenaran kehamilan sang kakak setelah ibu mereka mendapatkan perawatan medis.Velove masih tak percaya jika Veren kakaknya telah hamil diluar nikah. Ketidakpercayaannya itu berkaitan dengan sifat Veren kakaknya yang tidak pernah terlibat dengan pergaulan bebas, bahkan tak pernah sekalipun terlihat oleh Velove, jika kakaknya menjalin hubungan dengan seorang pria.Sehingga sulit bagi Velove untuk percaya dengan perkataan yang dilontarkan oleh sang dokter.Namun, ekspresi melotot Velove seketika berubah saat Veren yang menitihkan air mata sembari menundukan kepala.“Maafkan kakak Velove … kakak benar-benar telah mengecewakan kamu sama mama.”“Kakak janji akan …”Veren yang belum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba langsung dihentikan oleh Velove yang kini semakin diladan emosi, atas pengakuan kakaknya yang benar telah mengandung di luar nikah.Tatapannya semakin tajam, d

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   4

    “Sudah, sudah! Tidak perlu dibicarakan lagi mengenai siapa ayah dari anakmu dalam kandunganmu itu.”“Jika memang anak itu adalah hasil buah madumu dengan putraku Luke, maka aku sebagai ibu dari Luke meminta dengan sangat kepadamu, tolong jangan libatkan anakku Luke dengan kandunganmu itu.”Mendengar ucapan nyonya Margareth, Veren hanya bisa meremas jari jemarinya yang disembunyikan dibalik meja. Mencoba untuk menahan rasa sakit yang kini menggeliat dalam hatinya.“Sebagai ibu dari Luke tentu aku tidak akan lari dari tanggung jawab. Dan suamiku juga demikian, kami telah bersepakat untuk memberikan uang tambahan kepadamu sebesar dua miliar, dengan dua catatan yang harus selalu kamu ingat.”“Pertama, silahkan kamu hilangkan janin dalam kandunganmu itu, jika kamu tidak mau terbebani. Mengingat nama baikmu yang akan rusak, begitu dengan keluargamu yang akan menjadi gosip para tetangga.”“Dan yang kedua, jika kamu memang tidak mau menggugurkan anak itu dan ingin menepati perkataanmu barusan

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   3

    Di tengah kegiatan perkuliahan yang sedang berlangsung, Veren harus kembali di landa sakit hati yang sangat menusuk hatinya.Hal itu berkaitan dengan pesan whatsup yang dikirimkan oleh Lidya, assisten dari tuan Robin. Pesan itu berkaitan dengan perintah dari tuan Robin, yang memberikan perintah kepada Lidya untuk menaikan nominal yang harus diberikan kepada Veren agar mau menggugurkan anak dalam kandungannya.Veren meremas pena digenggamannya, sebagai upaya untuk melampiaskan emosi setelah menerima pesan yang kembali menyayat hatinya.“Apakah bagi mereka jika nyawa seseorang hanya sebuah permainan?” gumam Veren yang tak lagi konsen dengan materi perkuliahan.Beberapa saat setelah kelas usai, Veren buru-buru mengemasi tasnya dengan tangan gemetar.Dia menoleh sejenak ke arah dua sahabatnya yang masih duduk santai di bangku. “Gue pamit dulu ya, ada yang harus gue temuin,” ujarnya cepat tanpa sempat menunggu respon dari kedua sahabatnya.Wajahnya tampak serius, matanya berkilat menahan g

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   2

    “Apakah wanita itu sudah menyetujui permintaan dariku?” Tuan Robin yang merupakan ayah Luke, mencoba mencari tahu perihal perkembangan dari perintah yang dirinya berikan kepada salah satu bawahannya untuk meminta Veren menggugurkan anak dalam kandungannya.“Maaf pak, wanita itu masih dalam perjalanan. Aku baru saja memastikan hal itu dengan menghubungi wanita yang bernama Veren itu barusan.” jawab Lidya, sang assisten yang ditugaskan.“Baiklah… Lakukan seperti sebelumnya. Aku tidak mau hal ini menjadi boomerang dalam pencalonanku nantinya.” Setelah berkata demikian, tuan Robin segera menutup panggilan telepon.Sedangkan Lidya kembali menyesap teh yang dia pesan, sembari menunggu kedatangan Veren.Dua puluh menit berlalu, dan kini terlihat sesosok wanita cantik tengah memasuki café tersebut.Tentunya, Lidya langsung melambaikan tangan ke arah Veren, setelah memastikan melalui foto yang tersimpan di galeri ponsel, jika wanita yang baru saja masuk merupakan sosok yang dirinya nanti-nanti

  • BALAS DENDAM Menantu Dua Miliar   1

    “Apa! Kamu hamili anak orang lagi Luke?”Tuan Robin begitu terkejut setelah mendengar cerita dari isterinya, bahwa Luke satu-satunya putra dari tuan Robin dan nyonya Margaret, kembali menimbulkan kecemasan dalam keluarga Perez Giani dengan menghamili seorang wanita.Dengan napas berat, suara tertatih, Luke mencoba menjawab pertanyaan ayahnya, “Iya pa, Luke mohon maaf.” Luke hanya bisa bersujud di depan ayahnya, agar tidak mendapatkan hukuman yang berat atas perbuatannya itu.Sedangkan tuan Robin dengan tatapan yang membara, segera melampiaskan amarahnya dengan berkata, “Kamu memang benar-benar anak yang tidak tahu diri ya Luke! Apakah kamu mau keluarga kita hancur? Apakah kamu mau mempermalukan ayah di depan umum!” Ucap tuan RobinSetahun yang lalu, Luke pernah menghamili salah satu teman wanita yang sekampus dengan dirinya. Dan hal itu membuat Luke harus dikirimkan kembali ke kota Trente, agar dirinya tidak membuat keonaran di luar negeri, dengan merusak nama baik keluar Perez Giani.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status