"Aku disini untuk menagih hutang, tapi orang mu ini malah memukulku, apa kalian semua tidak takut pada hukum?" kata bos Jerry dengan nada mengancam."Aku perintahkan kamu untuk segera berlutut dan menampar pipimu sendiri sebanyak 10 kali, jika tidak maka aku tidak akan segan untuk menelepon polisi." tambah pria itu dengan wajah marahnya.Bos Jerry yang marah dan gusar karena tamparan Dylan mengancam mereka akan menyerah.Bagaimanapun juga dia yang merasa memberi hutang kepada pak tua pemilik perusahaan Sunrise itu membuatnya berpikir bahwa dia adalah penguasa di tempat itu.Akan tetapi Dylan tetap bersikap tenang seperti biasanya seolah tidak terintimidasi sama sekali."Kamu ingin menghubungi polisi?" "Silahkan saja." jawab Dylan dengan tenang."Menurutmu siapa yang akan lebih dipercaya? Kamu atau kami? Kamu bahkan menagih hutang sambil mengancam orang lain. Bahkan ada CCTV di ruangan ini.""Jika kamu tidak percaya silakan coba telepon polisi sekarang juga, biar kamu dibawa sekalian.
"Iya betul." jawab Dylan santai."Aku berkata apa adanya." tambahnya."Tidak, aku tidak bisa menerima hadiah darimu sebanyak ini." kata tuan Davidson menggelengkan sedikit kepalanya."Karena kamu sudah membantuku membayar hutangku sebanyak ini maka aku akan memberimu saham di perusahaan Sunrise ini.""Tidak hanya itu saja, jika kamu bersedia maka aku akan menjodohkanmu dengan putriku yang bernama Suzy, itu orangnya." tambah Tuan Davidson sambil menunjuk ke arah Suzy, wanita yang sedang duduk di kursi pojok ruangan itu.Dylan tidak menyangka akan mendapat tawaran seperti ini, tidak hanya saham perusahaan Sunrise saja akan tetapi dia juga mendapat tawaran untuk menjadi menantu dari pemilik perusahaan ini.Walaupun perusahaan Sunrise ini bukanlah perusahaan yang begitu besar namun ini bahkan terasa seperti mendapat durian runtuh.Pria biasa pasti akan segera menganggukkan kepalanya tanpa berpikir panjang sama sekali.Namun sebelum Dylan dapat merespon,"Gimana menurutmu Suzy?""Apa kamu
"Baiklah." jawab Dylan singkat."Bagaimana kalau lusa, apakah kamu memiliki kesibukan lain Suzy?" tanya Dylan tanpa basa-basi sambil menatap ke arah wanita calon istrinya itu."Tidak, aku tidak ada kegiatan lusa." jawab Suzy tampak masih sedikit malu-malu."Kalau begitu lusa aku akan menjemputmu." kata Dylan."Baiklah." jawab Suzy sambil menganggukan kepalanya.Entah kenapa wajah dari wanita itu tiba-tiba tampak begitu senang setelah mendapat ajakan dari pria yang baru saja dikenalnya tersebut.Sepertinya dia mulai benar-benar jatuh hati pada Dylan.Benih-benih cinta pun mulai tumbuh di hati mereka.Tiba-tiba saja...."Suzy, apa besok kamu ada kesibukan juga?""Kalau tidak ada, apa kamu bisa menemaniku pergi keluar sebentar? Aku harus mengunjungi suatu tempat dan memerlukan penilaian dari seorang wanita." tanya Dylan mendadak kepada Suzy."Besok siang bisa, karena paginya aku masih ada urusan yang perlu diselesaikan." jawab Suzy yang masih tampak malu-malu."Baiklah, besok siang kita k
Wanita SPG yang bernama Elina Burnett itu menatap Dylan dengan tatapan penuh kesombongan.Menurutnya walaupun dulu dia begitu bersemangat mengajar Dylan namun kali ini keadaan malah berbalik 180°."Sekarang aku sudah menjadi senior SPG di showroom ini, gaji bulananku juga tinggi." kata Elina dengan sedikit sombong di wajahnya."Jangan pernah bilang bahwa kamu sengaja datang ke sini untuk mengejarku karena aku tidak pernah ingin memiliki suami yang miskin." tambah wanita itu kepedean.Menurutnya Dylan sekarang hanyalah pria miskin.Dengan pakaiannya yang hanya kaos oblong seharga kurang dari 50 ribu rupiah membuatnya tidak layak untuk bisa mendekatinya."Terserah saja apa katamu." kata Dylan dengan cuek."Aku datang kesini tidak untuk mencarimu namun hanya untuk membeli sebuah mobil." tambahnya sambil menunjuk ke arah mobil Honda Jazz berwarna kuning paling ujung."Apakah mobil itu bisa ditest drive?" tanya Dylan mengkonfirmasi."Tidak ada test drive untuk pria miskin sepertimu." jawab
"Iya 2 unit." "Satu untukku yang berwarna putih dan satu lagi untuk temanku yang berwarna hitam." kata Dylan dengan ekspresi santai seolah itu bukan hal yang besar.SPG tersebut lebih syok lagi, mobil yang seharga ratusan juta rupiah hanya diberikan secara cuma-cuma.Azen yang dari tadi diam saja juga kaget seperti hendak batuk darah, dia tidak menyangka Dylan akan membelikannya mobil, bahkan dengan harga yang selangit.Mimpi pun tidak pernah sampai ke sana.Dari kejauhan terlihat beberapa SPG saling berbisik memandangi Dylan dan juga SPG Clara itu seolah iri dengan bonus yang akan didapatkan oleh Clara setelah menjual 2 unit kendaraan tersebut."Tentu saja tuan.""Kami akan menyiapkan dua unit kendaraan yang kamu inginkan." kata SPG Clara itu dengan senyum lebar di wajahnya.Wanita itu sudah dapat menghitung bonus dari penjualan dua mobil besar itu yang pasti lebih tinggi daripada gaji bulanannya.Bahkan sales manager juga mendekat ke tempat itu sambil tersenyum dengan ramah kepada
Wanita itu mengetuk pintu sebelum masuk.Tokkk tookk..."Silakan masuk." terdengar suara dari dalam ruangan.Elina Burnett pun segera masuk ke dalam ruangan sales manager itu, dia berjalan dengan sopan dan tampak anggun seolah dia adalah wanita paling sopan di dunia ini."Maaf tuan manager, saya dari showroom sebelah ditugaskan oleh manajer kami untuk memberikan sedikit hadiah ini kepada pelanggan VIP Black Diamond Card itu." kata Elina Burnett memberitahukan niatnya.Sebagai seorang sales manager senior dia bahkan merasa tidak segan sama sekali dengan semua orang yang berada di tempat itu."Aku tidak memiliki maksud lain, hanya ingin memberikan hadiah jam tangan limited edition ini kepada beliau dan...." namun sebelum wanita itu dapat menyelesaikan kalimatnya, matanya melirik ke arah Dylan yang tampak duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi.Srupppp ..."Dylan, kamu ngapain di sini?" bentak Elina melihat pria mantan teman SMA nya itu.Di matanya, Dylan hanyalah orang miskin dan
Mendengar jawaban itu membuat hati Elina Burnett menjadi hancur.Wanita itu sadar bahwa dia telah melakukan hal yang begitu keterlaluan pada Dylan hingga membuat pria itu sulit untuk memaafkannya.Meskipun begitu wanita itu tidak menyerah dengan mudah.Setelah mendapat penolakan maaf, Tiba-tiba....Dukk...Duk...Elena Burnett segera bersujud dan membenturkan dahinya beberapa kali ke lantai hingga terdengar sedikit keras.Hanya dalam beberapa saat saja, tampak darah merembes keluar dari dahinya."Maafkan aku Tuan Dylan, tolong ampuni aku. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dari teman sekolahmu dulu." "Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi." kata wanita itu memelas sambil terus membenturkan dahinya ke lantai.Suasana di tempat itu pun terlihat sekilas sedikit kejam seolah Dylan adalah pria yang antagonis namun dia hanya ingin memberi pelajaran kepada wanita itu agar tidak mengulangi lagi sikap buruknya di masa depan."Berhenti!" kata Dylan singkat membuat SPG El
Dylan tampak penasaran dengan geng nomor satu yang paling ditakuti di kota Valley ini."Geng nomor 1 di kota ini adalah Geng Black Tiger, nyaris tidak ada yang berani macam-macam dengan mereka." jawab Azen.Namun Dylan tidak ingin memikirkan hal lain terlebih dulu."Aku akan mengatasi Geng Kapak Naga karena mencari masalah denganku." kata Dylan."Baiklah, namun aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi." "Aku siap untuk bertarung bersamamu meskipun kemampuan bela diri ku tidak hebat sepertimu, Dylan." kata Azen dengan mantap."Tentu saja kamu boleh ikut tapi kamu di belakang." Dylan memperbolehkan.Mereka berdua segera bergegas membereskan rumah mess itu dari pecahan kaca jendela yang berantakan di lantai.Setelah semuanya selesai mereka pun beristirahat sebelum makan malam pada pukul 19.00 malam.Waktu menunjukkan pukul 20.30 dan mereka siap untuk berangkat ke gudang blok M kota Valley.Keduanya sepakat untuk menggunakan mobil milik Azen yang berwarna hitam sekaligus untuk berkamufla