Beranda / Zaman Kuno / BAYANGAN PENASEHAT AGUNG / 9. Datang Ke Ruang Catatan

Share

9. Datang Ke Ruang Catatan

Penulis: PengkhayalMalam
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-05 21:58:55

Keesokan harinya, Rael kembali bekerja di ladang seperti biasa. Meski tubuhnya bergerak mengikuti rutinitas harian—menyiangi rumput, memeriksa tunas, dan menyiram tanaman—pikirannya sama sekali tidak di sana.

Perasaan waswas terus menghantui sejak fajar menyingsing. Setiap kali angin berembus melewati pucuk-pucuk daun, Rael merasa seolah ada mata yang mengawasinya dari kejauhan.

Ia mencoba menenangkan diri, tapi setiap kali ingat pesan pelayan tua malam itu, dadanya kembali sesak. Ruang catatan di sayap timur. Tengah malam. Sendirian. Kata-kata itu terus bergema di kepalanya, seolah menjadi bisikan yang tak bisa diusir.

Tian yang bekerja di petak sebelah sempat melirik beberapa kali. Ia bisa melihat Rael bekerja dengan gerakan serba ragu.

“Rael,” panggil Tian pelan, “kau kelihatan aneh hari ini. Apa kau masih memikirkan orang itu?”

Rael tak langsung menjawab. Ia menunduk, meremas tanah di genggamannya. “Aku hanya ingin tahu kebenarannya, Tian. Aku tak bisa berpura-pura bodoh selamanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   72. konsekuensi jangka panjang

    Malam itu, setelah istana kembali sunyi dan para bangsawan pulang dengan pikiran masing-masing, Rael belum tidur.Ia duduk sendirian di ruang arsip kecil yang jarang dipakai—ruangan tanpa lambang keluarga, tanpa penjaga tetap. Tempat yang aman justru karena dianggap tidak penting.Di hadapannya hanya ada satu berkas tipis.Bukan laporan.Bukan bukti.Melainkan rangkuman keputusan hari ini—siapa dipindah, siapa dibiarkan, siapa *tidak disentuh*.Rael mengetukkan ujung jarinya ke meja.“Yang paling berbahaya,” gumamnya pelan, “selalu yang lolos tanpa luka.”Pintu terbuka perlahan. Halim masuk tanpa suara.“Kau belum selesai,” katanya, lebih sebagai pernyataan daripada pertanyaan.Rael tidak menoleh. “Belum. Hari ini kita menyingkirkan orang yang terlalu berani.”“Dan besok?” tanya Halim.Rael menutup berkas itu. “Besok… orang-orang yang terlalu sabar akan mulai bergerak.”Halim menyandarkan punggung ke dinding. “Aku sudah perintahkan pasukan tetap netral. Tidak ikut permainan politik.”

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   71. pengejaran senyap

    Perintah Raja dijalankan tanpa teriakan, tanpa derap berlebihan. Inilah cara istana bekerja ketika situasi genting—sunyi, cepat, dan mematikan bagi siapa pun yang lengah.Gerbang utama ditutup perlahan, seolah hanya pergantian jaga biasa. Di pelabuhan, kapal-kapal dagang ditahan dengan alasan inspeksi malam. Jalan-jalan keluar kota dijaga, bukan oleh pasukan bersenjata lengkap, melainkan oleh petugas administratif yang membawa daftar nama dan surat izin. Cara yang tidak mencolok, namun efektif.Rael berdiri di balkon dalam aula, mengamati pergerakan dari kejauhan.“Dia tidak akan kabur secara kasar,” katanya pelan pada Halim. “Menteri itu terlalu rapi untuk berlari.”Halim mengangguk. “Orang seperti dia pasti mencari perlindungan hukum, bukan pedang.”“Benar,” sahut Rael. “Dan itu berarti satu tempat.”Halim menoleh. “Kediaman Dewan Lama.”Rael tersenyum tipis. “Satu-satunya tempat di mana keputusan bisa ditunda atas nama prosedur.”Raja mendekat, suaranya rendah namun tajam. “Kalau d

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   70. rapat darurat

    Malam turun sepenuhnya ketika lonceng istana dibunyikan tiga kali—tanda rapat darurat tingkat tinggi. Aula pertemuan utama diterangi puluhan lampu minyak, cukup terang untuk menampakkan wajah-wajah yang biasanya tersenyum sopan, kini tegang dan penuh perhitungan.Rael berdiri di sisi ruangan, tidak di pusat perhatian, namun justru dari sanalah ia bisa melihat semuanya.Satu per satu para pejabat tinggi dan bangsawan masuk.Keluarga Varin dengan langkah angkuh.Utusan Norvad dengan wajah datar.Perwakilan Lorian yang terlalu banyak berbicara, seolah menutupi kegelisahan.Dan akhirnya—Arven.Bendahara muda itu berjalan dengan sikap tenang yang dibuat-buat. Namun Rael menangkap detail kecil yang tak luput dari perhatiannya: napas Arven lebih pendek dari biasa, dan tangannya mengepal sesaat sebelum ia duduk.Tak lama kemudian, Raja memasuki aula. Semua berdiri.Raja mengangkat tangan. “Duduk.”Suara kursi bergeser serempak. Keheningan jatuh seperti selimut berat.“Kita berkumpul malam ini

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   69. langkah balasan rael

    Arven berjalan cepat melewati lorong pelayan, berusaha menjaga wajahnya tetap tenang. Namun langkahnya terlalu tergesa untuk disebut wajar. Beberapa pelayan menoleh, tapi Arven tidak peduli. Kepalanya penuh dengan satu pikiran: **Eldran**.Ia harus memastikan pria tua itu tidak bertindak ceroboh.Di sudut lain istana, Rael, Halim, dan Dagan mengikuti dari jarak aman. Mereka bergerak terpisah, memanfaatkan lorong-lorong kecil yang jarang dilalui. Tidak ada isyarat berlebihan, tidak ada perintah lisan—semuanya sudah disepakati sejak awal.Arven berhenti di depan pintu rumah kecil Eldran. Ia mengetuk cepat, tanpa sandi kali ini.Pintu terbuka sedikit. Wajah Eldran muncul, keriputnya makin dalam saat melihat siapa yang datang.“Kau lagi?” bisiknya tajam. “Kau ingin diperhatikan?”“Kita sudah diperhatikan,” balas Arven sambil mendorong masuk. “Mereka sudah hampir menemukan semuanya.”Pintu ditutup. Dari balik jendela kecil rumah itu, bayangan dua orang terlihat bergerak gelisah.“Kau bilan

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   68. arven tiba digudang

    Arven tiba di depan gudang kebun timur. Area itu gelap, hanya diterangi satu lampu minyak yang hampir padam. Ia memeriksa sekeliling—tidak ada siapa pun.Atau setidaknya, tidak terlihat.Dengan gugup tersamar, ia membuka kunci gudang menggunakan kunci kecil yang disembunyikannya selama ini. Suara logam berdecit pelan.Begitu pintu terbuka, aroma tanah dan pupuk menyergap hidung.Arven masuk dan menyalakan lampu gantung kecil. Gudang itu tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk menyimpan alat-alat kebun, karung pupuk, dan beberapa peti peralatan lama.Ia langsung menuju sudut belakang.Tempat di mana *Samer*—orang yang menyamar sebagai pekerja kebun—menyembunyikan sesuatu tiga hari lalu.Arven berlutut, menggeser peti kayu perlahan. Tangannya gemetar saat ia mengangkat papan lantai yang bisa dibuka.Kosong.Tidak ada apa-apa.Arven menegang. “Tidak mungkin… Tidak mungkin!”Ia merogoh lagi, memeriksa pinggiran, celah-celah, bahkan karung di sekitarnya. Tidak ada.“Siapa yang mengambilnya

  • BAYANGAN PENASEHAT AGUNG   67. Menyelasaikan masalah

    Halim menatap Rael lama, seolah menimbang apakah rencana berani itu lahir dari kejernihan pikiran atau dari keberanian berlebih. Namun kilat keyakinan di mata Rael membuatnya mengangguk perlahan.“Apa langkah pertamanya?” tanya Halim.Rael berjalan menuju jendela, menatap halaman dalam istana yang mulai gelap. Lampu-lampu obor bergoyang diterpa angin, dan beberapa penjaga malam mengganti posisi mereka.“Kita buat seolah-olah kita menemukan lebih banyak bukti daripada yang sebenarnya,” jawab Rael. “Seseorang yang sedang bersembunyi pasti panik jika merasa penyamarannya mulai terungkap.”Halim menyilangkan tangan. “Panik berarti bergerak. Dan kalau dia bergerak…”“Kita menangkapnya,” sambung Rael.Halim menghembus napas perlahan. “Tapi kalau dia cukup pintar, dia juga bisa memotong semua jejak sebelum kita mendapat apa pun.”Rael menoleh. “Paman, kita sedang melawan orang yang memahami sistem istana. Ia tidak mungkin duduk diam. Sekalipun ia berusaha menghilangkan jejak, itu justru akan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status