"T-tuan, jangan." Sang gadis terisak sambil menggeleng.
"Diamlah, Sayang. Malam ini aku sangat horny dan ingin memakan semua tubuhmu yang nikmat," bisik sang pria dengan nada serak menahan gejolak hasrat yang bergelora.
"T-tuan—"
Mulut sang gadis dibungkam dengan ciuman hangat, membuat dia tahu jika sang majikan baru saja melecehkan dirinya.
Auden Prana, pria sejuta pesona yang bekerja sebagai bos pemilik usaha retail seorang manager engineering. Tidak sadarkan diri karena sedang mabuk dan langsung menuju kamarnya sang istri yang sudah menunggunya.
Air mata Ayla meluruh tanpa sadar, tak puas hanya dengan bibirnya tangan nakal sang majikan merambat hingga kedua pucuk payudaranya.
Tubuh Ayla membeku sesaat.
Ia merasa jadi wanita kotor dan tak ada lagi masa depan yang menjanjikan di usianya 23 tahun. Menjerit dalam hati walau tak bisa melakukan apa-apa.
Napas yang dikeluarkan dari mulut sang majikan menandakan jika napasnya bau alkohol. Hancur sudah dirinya.
Kepala Auden kian berat saat ia masuk ke kamarnya. Ia melihat sang istri yang tertidur dengan tenang di atas tempat tidur.
Lagi-lagi Auden terus menelan ludah kasar karena pengaruh alkohol atau teman laknat di bar tadi mencampurkan obat perangsang dalam minumannya.
"Sayang ..." tegur Saka. Namun sang istri tak sadar. Pria itu naik ke atas tempat tidur, memeluk sang istri erat dan ingin melampiaskan hasratnya yang kian bergejolak.
"Sayang... saya ingin sekarang," guman Auden sambil mengelus pipi sang istri. Lembut, sangat lembut membuat tangannya terus terulur untuk membelainya, bahkan rasanya dia ingin menjilati pipi mulus tersebut, tapi hasratnya begitu menggebu untuk dituntaskan.
"Mi Amor... kamu adalah wanita yang paling cantik," peluk Auden erat.
Ayla yang mendengar suara laki-laki langsung terkejut. Gadis itu membuka matanya lebar, mampus. Sekarang air matanya terus meluruh, apa yang harus dia lakukan?
Dia benar-benar tak bisa melakukan apa-apa. Seluruh tubuhnya terasa membeku, Ayla mencoba untuk berteriak.
"To ..." Suara Ayla tertahan. Mulutnya telah disumpal dengan sebuah bibir yang terasa dingin, namun saat lidah itu mencari lidahnya terasa hangat.
Ayla mencoba menggerakkan tubuhnya berontak namun tak bisa. Tubuh lelaki ini lebih besar darinya. Gadis itu menutup matanya, dan perlahan air matanya meluruh.
Tidak bisa! Kenapa harus jadi seperti ini? Kenapa dia harus mengalami hal sialnya ini?
Dia masih punya masa depan yang panjang, Ayla tak ingin berakhir seperti ini. Gadis itu terus berontak, tapi yang keluar hanya air matanya.
"Sayang, ini ciuman penuh cinta." Ayla berontak tapi tak bisa. Gadis itu hanya bisa menangis, saat ia merasai buah dadanya telah diremas. Ia sadar, dirinya telah dilecehkan. Sesaat, tubuh Ayla kaku. Tak tahu caranya berbicara dan bergerak.
Air mata itu terus turun. Ketika ia menyadari, bukan teriakan berontak tapi napas yang memburu karena sesuatu yang mendesak di bawah.
Kepalanya terus berdenyut hebat, dan juga hati yang sakit seperti ditikam ribuan belati.
Selamat tinggal untuk masa depan indah, setelah ini hidupnya akan kekal di neraka.
"Mi Amor, saya ingin kamu hamil. Kamu harus hamil," racau Auden. Sudah lama menginginkan anak, tapi tak pernah menuntut.
Pernikahan selama lima tahu tak pernah ada tanda-tanda sang istri akan mengandung buah hati mereka.
Tangan Ayla ditutupi, dan saat ia merasakan tangan besar itu sudah bermain di bawah intinya. Ya Tuhan ... Ayla hancur.
Belum pernah ada laki-laki yang menyentuh dirinya. Malam ini, tubuhnya hancur oleh sang majikan dan dia hanya bisa menjerit dalam hatinya.
"Saya sangat mencintai kamu, Mi Amor."
Saat laki-laki mabuk yang sedang menindih tubuhnya berbicara, Ayla juga ikut hancur.
Auden menciumi lagi bibir Ayla. Gadis itu berontak, tapi bibir itu selalu tahu cara menjebaknya hingga ia tak bisa mengelak selain menerima semuanya dengan pasrah.
Ayla hanya menutup matanya, ketika buah dadanya sudah dijilati bahkan dihisap seperti anak bayi. Hanya air mata gadis itu yang turun dan juga napasnya memburu, karena tangan itu semakin meningkatkan temponya.
"Ini akan semakin nikmat, Sayang."
Auden semakin menciumi bibir Ayla. Ketika gadis mendengar bunyi gesper celana dibuka, Ayla merasa masa depannya lenyap. Tapi, sialnya seluruh tubuhnya lemah. Ia hanya bisa berteriak dalam hati, ketika merasakan sebuah benda keras menggesek-gesek bagian bawahnya.
"Tidak!"
"Tolong!"
"Please, jangan seperti ini!"
Ayla berteriak dalam hatinya, tapi suara itu tak keluar. Ketika, milik sang majikan melesak masuk dalam miliknya, Ayla kian hancur.
Gadis itu hanya bisa menangis. Setelah ini, ia akan mengalami trauma berat, dan lebih sialnya dia bisa hamil.
Akan jadi seperti apa dunianya kini? Kenapa jadi seperti ini?
Auden melakukan semuanya dengan penuh kelembutan, dia sangat mencintai Sandra.
"Ohh fuck! Kenapa kau begitu sempit?" tanya Auden, semakin menusuk dalam dan menerobos pertahanan Ayla membuat gadis itu kian tak berdaya.
"Besok kamu harus hamil, Sayang," bisik Auden penuh kemesraan dan menggigit kecil belakang telinga sang pembantu.
Dengan semangat ia memompa tubuhnya. Ayla makin hancur, tak bersisa. Apa yang akan ia lakukan setelah ini? Masa depannya telah direnggut. Walau, Auden melakukannya dengan lembut, Ayla hancur.
Ketika akan mencapai puncaknya, Auden semakin mendorong dalam dan memompa lebih semangat, membuat cairan itu terasa hangat di rahim Ayla. Gadis hancur, benar-benar hancur tak bersisa.
Dia hanya mampu menggeleng dan menangis.
"Sayang, aku mau lagi. Aku tidak akan pernah puas dengan tubuhmu," rengek Auden dengan mesra.
Ayla hanya mampu menggeleng.
Ketika benda keras itu masuk lagi dalam miliknya membuat tubuh dan hatinya hancur berkeping-keping seperti vas yang rapuh.
"Kamu akan hamil."
Dan untuk kesekian kalinya, semburan hangat itu kembali memenuhi rahim Ayla.
Setelah mendapatkan kekuasaannya, Auden turun dari Ayla dan memeluk tubuh gadis itu dan mendengkur.
Ayla hanya bisa menangis, dan merasa tubuhnya begitu kotor.
Gadis itu bangkit dari tempat tidur dan berjalan terseok-seok ke kamar mandi, dan membersihkan tubuhnya hingga puluhan kali walau bayangan itu tak pernah hilang.
Di bawah guyuran shower Ayla terus menggosok tubuhnya, walau tidak akan menghapus semuanya.
Dia harus kabur! Dia harus pergi dari tempat ini.
____Kepala Auden masih terasa berat. Pria itu memukul pelan kepalanya dan melihat keadaan sekeliling.
Masih dengan kesadaran setengah. Pria itu merasa aneh dengan kamar sendiri.
Kamar kecil yang semua barang-barang terlihat tapi, ini bukan kamarnya dan kamar Sandra.
Pria itu tersentak, mengusap wajah dengan kasar dan terduduk.
Saat Auden menunduk dia melihat ada noda darah di bed cover yang membuat otak cerdasnya menghubungkan semuanya dengan cepat.
"Fuck!" umpat pria itu tanpa sadar.
Maniknya masih berpendar pada sekeliling dan melihat figura seorang gadis gadis yang tersenyum, kepala Auden kian berdenyut dan sekarang dia tahu apa yang terjadi.
"Fuck! Fuck! Alkohol sialan!"
Auden langsung bangkit dari tempat tidur dan segera mencari Ayla.
Jangan sampai gadis polos menyerempet bodoh itu mengadu pada istrinya.
Sandra tidak boleh tahu ini!
____Hancur, berantakan, tak bersisa. Masa depan suram, semuanya terasa gelap.Dadanya terasa begitu sesak, Ayla ingin mengamuk tapi dia hanya bisa menjerit dalam hatinya. Terus mengutuk nasib sialnya dan juga pada Tuhan.Orang-orang bilang jika Tuhan tidak akan memberi cobaan di batas kemampuannya, tapi sekarang dia merasa semua musibah ini tak bisa ditolerir olehnya.Hatinya begitu sesak dia baru saja diperkosa oleh orang yang dia percaya. Auden dan sang istri sudah menjadi orang tua kedua untuknya, tapi jika sudah begini hidupnya hanya terasa gelap, pengap, dan sesak.Ayla merasa dunianya gelap dan berhenti, tak ada lagi kebahagiaan untuknya.Di saat, masa depan depan yang telah ia rancang hilang hanya dalam satu malam. Satu malam, menggerogoti habis seluruh sendi-sendi kehidupannya.Gadis itu hanya terduduk di lantai kamar mandi yang basah, sambil menangis dan memeluk lututnya. Ia tak pasti, sekarang jam berapa. Tapi... dia harus pergi, tak peduli jika sekarang dini hari, atau tengah m
Perasaan bersalah Auden memuncak saat gadis bodoh itu sakit.Ayla sengaja menyiksa diri dengan tidak makan sama sekali, dia selalu terbangun di tiap tidur malamnya dan memimpikan hal yang sama. Mimpi buruk!Kepala Ayla terus terbayang malam sial itu, bagaimana kalau majikannya kembali masuk ke kamarnya dan memperkosanya? Bagaimana kalau dia hamil?Tubuhnya kian kurus dan tak terurus.Sekarang, dia selalu memastikan di pintu kamar selalu dikunci. Gadis itu meremas bed cover, menahan rasa mual dan juga pusing berat yang menderanya.Sandra memberinya waktu untuk beristirahat.___Mi Amor: Sayang, Ayla sakit. Apa perlu kita bawa ke dokter?Auden hanya membaca pesan tersebut dalam diam.Tadinya dia tidak ingin peduli pada gadis miskin itu, tapi sepertinya sakitnya dia ada hubungan dengan kejadian malam itu, apakah gadis itu trauma?Sebagai lelaki yang sudah diajarkan untuk bertanggung jawab, Auden merasa dia harus bertanggung jawab pada gadis bodoh itu.Menutup mata sebentar, memutar bangk
"Fuck!""Fuck!"Berkali-kali dia menendang ban mobil miliknya sendiri walau kakinya yang berakhir sakit.Auden tak tahu untuk melampiaskan semua ini. Dia dan Sandra selama bertahun-tahun mencoba untuk punya anak tapi tak pernah berhasil dan hal yang tak diharapkan terjadi, bagaimana mungkin?Berkali-kali pria itu membanting pintu mobil tapi kepalanya masih saja ribut. Ayla masih pingsan, gadis bodoh itu sudah berada di dalam mobil.Auden termasuk orang yang tenang menghadapi masalah apa pun, tapi jika sudah begini otak cerdasnya mendadak freeze. Seperti tak ada jalan keluar untuk semua masalah ini.Jadi sekarang apa?Pria itu kembali masuk ke dalam mobil sambil mengembuskan napas berkali-kali dengan kasar. Melirik ke samping pada gadis bodoh yang terisak. Dia sudah bangun rupanya.Ayla hanya menunduk sambil meremas seatbelt. Dunianya yang kelam kian terasa gelap sekarang. Tak ada jalan keluar untuknya."Kamu punya pacar?"Ayla tidak menjawab pertanyaan tersebut. Memangnya kalau dia pu
Baru juga sadar dari pingsannya, Ayla kembali mendengar kabar yang menyakitkan."Sebelum menikah bersama Ayla bayar uang lima ratus juta." Gadis itu memegang dadanya kuat. Secara tidak langsung orang tuanya sedang menjual dirinya."Bangun kau!" Mara dengan paksa membangunkan anak sulungnya dengan menuangkan minyak panas ke mulut Ayla.Gadis itu terbatuk-batuk dan menggeleng, tetap terus dicekoki minyak panas tersebut.Auden hanya berdiri di pintu memegang kunci mobilnya dan sebisa mungkin keluar dari rumah neraka ini seceptanya. "Ya, saya akan membayarnya." Uang bukan masalah untuknya, tapi bertemu dan melihat orang-orang serakah ini membuatnya muak."Cepat nikahi anak ini agar dia tak bawa sial di rumah ini!" desak Mara.Pria itu menatap tak bersalah pada gadis yang sedang terbatuk-batuk tersebut. Apa dia harus menikahi gadis ini? Auden sangat mencintai istrinya, bahkan rela mempertaruhkan nyawa demi Sandra."Jangan pernah ke rumah ini lagi!" Ucapan tajam itu membuat Ayla kian tak
Berada di sekitar sang majikan membuat radar Ayla sadar jika dia harus diam, dan menurut apa saja yang pria ini minta. Setelah sarapan keduanya menuju kantor notaris untuk mengurus perjanjian pra nikah, menikah selama satu tahun. Satu tahun tidak lama, bukan? Setelah itu Ayla akan terbebas dan kekangan pria ini dan hidup entah di negri antah brantah. Keduanya menghela napas bersamaan. Terpaksa menjalani semua ini, terjebak pada suatu kejadian naas yang sama sekali tidak diinginkan keduanya. Ayla melirik lewat bulu mata lentiknya pada pria tampan di sampingnya, topi hitam yang menghias kepala Auden membuat laki-laki itu kian menawan. Lirikannya menurun ke jakun pria itu yang naik turun, tangan kekar berurat memutar kemudi, begitu jantan. Kembali naik ke jambang tipis yang menghiasi wajahnya, hidung mancung, mata tajam seperti elang, bibir merah alami, dia cocok jadi model sempak. "Jangan terpesona denganku, kita hanya menikah di atas kertas. Ingat! Kamu hanya pembantu," peringat A
Tak pernah bermimpi untuk memakai gaun pengantinnya. Menikah memang bukan option untuknya. Bahkan dalam plan B juga menikah tidak masuk daftar. Kemiskinan membuat Ayla takut untuk menikah, dia tak mau anaknya merasakan beban dan semua keterbatasan yang dia dapatkan sejak kecil bersama orang tuanya. Saat dihadapi kenyataan untuk memilih gaun pernikahan untuk dirinya sendiri, tentu saja Ayla akan memilih asal. Dia tak punya gaun impian seperti kebanyakan wanita. Auden terduduk di sofa krem sambil memijit kepalanya yang pening, menikah bersama gadis polos bodoh yang rumah tangganya di ujung tanduk. Pernikahan rahasia ini tidak ada yang pernah tahu. Masih dengan tubuh yang gemetar, Ayla hanya terdiam mematut di depan cermin. Menikah? Kepalanya terus berputar, di saat banyak wanita menangis harus dengan pernikahan yang dijalani, dia harus merasa nelangsa luar biasa. Gadis itu sengaja masuk ke dalam ruang ganti agar tak terus berhadapan dengan Auden yang terus mengeluarkan banyak kata
Ayla mematut lama dirinya di depan cermin sambil menelan ludah kering. Biasanya dalam novel-novel sang pria akan melepaskan dirinya dalam balutan gaun yang ia kenakan. Mereka telah kembali ke hotel Auden sedang berada di kamarnya, pria itu terlihat semakin membenci dirinya. Dia tak bisa berbuat banyak. Butuh sehari atau mungkin besoknya dia akan kembali ke rumah sang majikan dengan status yang berbeda. Istri kedua dari seorang Auden Prana. Memikirkan ini rasanya dada terasa sesak, dia telah merusak kebahagiaan orang lain. Selama ini Sandra dan Moer Belatrix telah menampungnya, jika dua wanita berwibawa itu tahu yang sebenarnya apa mereka akan membuangya ke kandang buaya? Lehernya menoleh dengan kaku saat pintu terhubung dengan kamar Auden terbuka, apa yang pria itu mau? "Apa yang kamu lakukan? Mengagumi sambil mengkhayal jadi Princess sehari, hm?" Pria itu kian mendekat, tubuh Ayla langsung panas dingin, dia selalu tak siap dengan semua kata yang selalu merendahkannya. "Apa kamu
"Kamu sungguh tidak apa-apa sekarang?" tanya Sandra penuh kekhawatiran. Ayla hanya bisa mengangguk dengan perasaan bersalah penuh. Dia sedang memotong buah untuk sarapan mereka, Sandra menyiapkan roti untuk suaminya. Kembali menjalani rutinitas sebagai seorang pembantu walau dengan status yang berbeda. Sandra mempertanyakan jika dia sudah sembuh dari sakitnya.Fisiknya mungkin baik-baik, tapi luka yang ditorehkan Auden tidak akan sembuh begitu saja, mungkin juga tidak akan ada penawar luka. Pria brengsek yang tega memperkosanya hingga hamil, mengajaknya menikah kontrak selama satu tahun, setelah ini semuanya selesai. Mungkin nyawa Ayla sedang digadai dan sekarang menghitung mundur satu tahun ke depan. "Nanti Moer akan datang." Kepala Ayla terangkat saat mendengar Moer, seorang wanita cantik yang begitu keibuan, lembut, dan begitu berwibawa. Dia selalu merasa terlindungi saat berada di sekitar Nyonya besar. "Moer akan mengajak kamu belanja," tambah Sandra. Perasaan haru membuat Ay