Share

Bab 5

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-27 21:47:12

"Jadi, kalian diam-diam sudah menikah di belakang ku, Bi?" tanya Aisyah menatap wajah suaminya, yang tampak tertunduk tak berani menjawab.

"Kapan? semenjak kapan sebenarnya kalian berbuat curang di belakang ku Bi?" tanya Aisyah lagi, dengan sudut mata yang tampak  mengembun, menahan bulir-bulir air matanya yang siap jatuh.

Pandangan Farhan menerawang, teringat dengan perjumpaan pertamanya dengan Gendis, setelah berpisah tanpa kabar, lebih dari 10 tahun lamanya.

Tepatnya 3 bulan yang lalu, saat Gendis di pindah tugaskan ke tempat Farhan bekerja.

Farhan sungguh terkejut dengan pertemuannya itu, begitupun dengan Gendis, yang tetap terlihat cantik, setelah lama tak bertemu.

Awalnya Farhan bersikap dingin terhadap wanita yang telah menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya itu, dulu.

Tapi sungguh tak dapat ia pungkiri, rasa cintanya terhadap Gendis, masih tetap sebesar dulu.

Hingga pada suatu malam, saat ia pulang lembur dari kantor, ia melihat Gendis tengah berteduh karena kebetulan malam itu hujan turun sangat lebat.

Farhan terus memperhatikan Gendis yang berdiri di halte, menunggu bus yang lewat.

Hatinya jadi bertanya-tanya pada waktu itu.

Bukankah dulu Gendis pergi meninggalkannya, demi meraih masa depanya yang lebih baik? tapi kenapa sekarang malah terlihat nelangsa, dan tidak punya kendaraan sendiri, untuk bekerja? 

Atau setidaknya ada seseorang yang selalu mengantar dan menjemput nya, yang nyatanya tak pernah ia temui selama ini.

Sudah hampir satu bulan Gendis satu kantor dengan nya, tapi tak sekalipun ia menyapa perempuan itu, yang kini menjadi bawahannya.

Tak tahan melihat wanita yang masih merajai hati dan pikirannya itu terus berdiri sambil menggigil kedinginan menunggu bus, padahal malam telah mulai larut, akhirnya Farhan menghentikan mobilnya, di dekat Gendis berada.

"Masuk!" perintahnya dingin, sambil membuka jendela mobil nya, mengklakson Gendis.

Tanpa di suruh dua kali, Gendis langsung masuk, dan duduk di sebelah Farhan.

"Terimakasih banyak, Pak Farhan." ucapnya tersenyum manis, semanis senyuman nya dulu, yang telah membuatnya jatuh cinta.

Karena merasa penasaran, dan ingin menyelesaikan perasaannya yang sampai sekarang masih ada, Farhan pun bertanya kepada Gendis, tentang kehidupannya sekarang.

Farhan jadi tahu tentang kehidupan Gendis sekarang.

Nasib Gendis, tak seindah yang dibayangkan oleh perempuan itu dulu, saat memilih pergi meninggalkannya.

"Saya bercerai dari suami saya, karena Kdrt Pak, rumah kedua orang tua saya pun, juga ludes, di jual oleh lelaki tak tahu diri itu.

Jika teringat dengan itu semua, sungguh saya sangat menyesal, karena telah meninggalkanmu dulu, Farhan..." ucapnya, mulai berani menatap wajah Farhan, dengan intens.

"Mungkin itu semua adalah hukuman untukku, karena telah meninggalkanmu dulu.."

Farhan seketika merasa iba, rasa benci yang dulu merajai hatinya, seakan lebur, berganti dengan perasaan cinta yang semakin menggebu, terhadap wanita yang semakin terlihat matang dan mempesona itu.

Hingga kemudian Farhan berani menawarkan diri, mengantar Gendis ke rumah kostnya, dan ikut menginap disana, melebur semua asa dan rasa yang terpendam selama ini.

Akal sehatnya seakan hilang begitu saja, berganti dengan gairah yang menggelora, menyatukan kembali cinta mereka yang sempat terputus, menyambungnya kembali, dan mengukuhkannya, dengan penyatuan tubuh mereka di malam itu, di bawah guyuran hujan deras, mereka kembali mengikrarkan cinta mereka.

"Aku mencintaimu Gendis.." lenguh Farhan, yang telah menukar imannya, demi sebongkah daging busuk, yang kelak akan membuatnya menyesal tak berkesudahan..

"Jadi kapan kalian resmi menjadi suami istri Mas?" tanya Aisyah merasa sedikit lega, karena ia telah berpikir bahwa suaminya tadi tengah berzina dengan mantan kekasihnya itu.

"Satu bulan yang lalu Mi.." jawab Farhan, menatap sekilas wajah istrinya itu.

"Syukurlah, setidaknya anak-anak ku bukanlah anak dari seorang pezina!" jawab Aisyah, membuat Farhan menelan ludahnya sendiri, dengan perasaan tak nyaman.

"Jangan lupa Bi, rumah ini sejak awal kita tujukan untuk anak-anak. Jadi aku tidak mau dia ikut tinggal di rumah ini!" 

Gendis terbelalak mendengar ucapan Aisyah.

Karena menurut Farhan, dia akan tinggal di rumah ini, begitu mereka menikah, sedangkan Aisyah dan anak-anak akan tetap tinggal di rumah dinas milik Farhan.

Ambar dan Drajat, tampak mengangguk setuju, dengan ucapan menantunya itu.

"Tidak bisa begitu juga dong! Bukankah rumah ini murni milik Farhan? jadi aku juga berhak untuk tinggal di sini, karena aku juga adalah istrinya." ucap Gendis, kemudian menatap wajah suaminya, tampak kesal.

Ambar terlihat marah, karena Gendis dengan tidak tahu malunya, sudah berani ikut campur urusan harta putranya, yang di dapatkan selama menikah dengan Aisyah.

"Daripada menjadi bahan perdebatan, sebaiknya jual saja rumah ini! dan bagi hasilnya menjadi dua, tapi tentu saja hak anak- anak harus lebih banyak." ucap Drajat.

"Maksud Papa, Farhan dan Aisyah harus berpisah, gitu?!" tanya Ambar, terkejut.

"Bapak tidak bilang berpisah, tapi mulai tadi, bukankah kita belum menanyakan bagaimana keputusan Aisyah, tentang nasib rumah tangga mereka, untuk ke depannya..?" ucap Drajat, menatap menantunya.

Aisyah bimbang, dia belum bisa mengajukan perceraian, karena dirinya tengah hamil sekarang, dan belum mau berterus terang dengan kondisinya sekarang.

Tapi untuk hidup bersama lagi dengan suaminya, ia tak akan sanggup lagi.

"Aisyah akan pikirkan lagi semuanya nanti, sekarang saya pamit pulang dulu saja." ucapnya yang mendadak merasa mual dan pusing.

 ***

"Kamu adalah lelaki terbodoh yang pernah Mama temukan Farhan!" maki Ambar, menunjuk wajah putranya, dengan pandangan nyalang, saat mengetahui bahwa Gendis kini telah hamil 3 bulan.

Bagaimana Ambar tak marah, putranya itu menggelar akad, baru sekitar satu bulan yang lalu, tapi kini Gendis telah hamil 3 bulan.

Gendis akhirnya di bawa pulang ke rumah Ambar, karena Aisyah tak mengijinkan Gendis menginap di rumah itu.

Farhan tak menjawab, dan hanya dapat menunduk karena malu.

"Di dalam Alquran, laki-laki yang berani berzina, dan sudah menikah, hukumannya adalah di rajam Farhan! di lempari batu sampai mati!" Pekik Bu Ambar lagi, merasa sangat kecewa kepada putranya itu.

"Bagaimana kalau sampai Aisyah tahu? Dia pasti akan semakin membencimu dan meminta pisah!" seru Bu Ambar lagi, sembari memegangi dadanya yang naik turun karena emosinya yang membuncah.

"Apa Ma? jadi benar, kalau Mas Farhan sebenarnya pernah berzina dengan mbak Gendis?" tanya Aisyah, yang ternyata telah berdiri mematung, di depan pintu.

Niatnya yang ingin memberitahu tentang kehamilannya kepada sang mertua, seketika musnah saat mendengar bahwa Gendis juga sedang hamil, dan sudah berjalan selama 3 bulan.

"Aisyah!..." seru Ambar, berusaha mengejar menantunya yang langsung pergi tanpa berpamitan lagi, berlari ke luar pagar depan.

Tapi terlambat, Aisyah langsung masuk ke mobil, dan tak mau mendengar penjelasan apapun lagi, karena semuanya sudah jelas.

Baginya tak ada toleransi lagi, jika suaminya telah melakukan dosa sebesar itu, maka lelaki itu sudah tak pantas lagi untuk menjadi ayah bagi anak-anak nya.

"Puas kalian?? Jika sampai Aisyah minta cerai, Mama tidak akan menganggapmu sebagai anak lagi!" Pekik wanita paruh baya itu lantang, menuding wajah Farhan dan Gendis di depan nya.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
cerai laki pezina ntar akan zina lgi dan ancur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 35

    Sore itu Hanan langsung mengantar sang istri ke dokter spesialis kandungan, untuk periksa. Umi Hanan dan Aminah juga ikut, ingin mengantar dan mengetahui perkembangan kandungan Aisyah. "Semoga saja kembar Ya Mi, Abang kan dulu anak kembar kan?" ucap Aminah, kepada Uminya. Umi Hanan mengangguk, Aisyah yang duduk di sebelah ibu mertuanya itu, segera menoleh. "Benarkah Umi?" tanya Aisyah, yang baru mendengar hal itu. "Iya Nak, dulu suami kamu ini, adalah anak kembar. Tapi sayang, adik kembarnya meninggal dalam kandungan." ucap Umi Hanan, teringat dengan masa lalunya dulu. Aisyah mengangguk-angguk. Di selingi obrolan, tak terasa kini mereka telah sampai di tempat praktek dokter. Aminah dan Umi nya tampak antusias menggandeng lengan Aisyah, hingga membuat Aisyah merasa tak enak sendiri. Hanan hanya terkekeh melihat pemandangan itu di depannya. Setelah mengantri sebentar, akhirnya Aisyah di panggil masuk. "Alhamdulillah, semuanya baik, dan usia kandungan sudah memasuki 4 minggu."

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 34

    "Silahkan tunggu disini, sebentar lagi Pak Roy akan hadir bersama istrinya." ucap asisten sang bos, mempersilahkan Farhan dan rekannya, untuk duduk menunggu di tempat makan hotel. Farhan dan para rekannya mengangguk, mengerti. Selama ini mereka belum pernah tahu siapa istri sebenarnya bos mereka itu, karena setahu mereka, sang bos selalu membawa perempuan yang berbeda saat acara keluar, seperti ini. "Kira-kira kali ini siapa ya yang jadi istri si Bos.. " ucap bu Leni, yang menjadi rekan kerja Farhan di kantor baru, dan sudah cukup lama menjadi anak buah Roy. Johan dan Anita menggedikkan bahu mereka, karena memang sudah bukan rahasia lagi, tentang kelakuan bos mereka itu, yang selalu bergonta ganti pasangan. Farhan tak menggubris pembicaraan para rekannya, dan memilih sibuk dengan ponselnya, menanyakan kabar kedua orang tuanya. "Selamat malam teman-teman! Maaf sudah menunggu lama." suara bariton Pak Roy terdengar, membuat semua orang yang ada di situ seketika mengangkat kepalanya,

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 33

    Farhan akhirnya memutuskan untuk hadir di acara pernikahan mantan istrinya, karena tak ingin di anggap tidak menghargai undangan mereka.Karena setelah Hanan memberinya surat undangan, Aisyah juga mengundang dirinya, dan juga Papa Mamanya untuk hadir, melalui sambungan telepon.Walau dengan hati yang hancur berkeping keping, tapi Farhan berusaha keras untuk terlihat kuat, dan biasa saja.Sengaja ia tidak memberi tahu Papa Mamanya, tentang pernikahan Aisyah.Ia takut, Mamanya akan bersedih mendengar berita itu, mengingat Mamanya itu masih sangat berharap, jika Aisyah mau kembali menjadi menantunya.Dengan mengenakan hem yang dulu di pilihkan oleh Aisyah ketika masih menjadi istrinya dulu, Farhan berangkat menuju kota tempat Aisyah dan anak-anak nya berada.Ia berharap, setidaknya Aisyah bisa mengenang kebersamaan mereka dulu, tentang kehidupan mereka yang membahagiakan, dan juga harmonis.Sungguh, Farhan sangat merindukan masa-masa indah saat bersama Aisyah dulu.Andai ia tahu, jika de

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 32

    "Mas Farhan cepat pulang! Bapak Mas, Bapak!" seru Mbok Karsih pembantu di rumah Mama Papanya, meneleponnya dengan panik."Papa kenapa Mbok?!" seru Farhan yang tadinya baru bangun tidur dan masih di dalam mobilnya, karena semalaman tak pulang, hanya berkeliling tak tentu arah tujuan, segera membuka matanya dengan sempurna, saat Mbok Karsih dengan panik, menelepon dan mengabarkan tentang kondisi Papanya sekarang."Bapak di bawa ke rumah sakit Mas, gara-gara jatuh di kamar mandi subuh tadi." ucap Mbok Karsih, terdengar hendak menangis dari suaranya.Tanpa bertanya lagi, Farhan segera mematikan ponselnya, dan menyalakan mesin mobilnya, untuk segera berangkat pulang, menuju rumahnya.Pikirannya benar-benar kalut sekarang, dengan kecepatan tinggi, dia melajukan mobil Pajero keluaran terbaru miliknya, dengan rasa cemas yang menyelimuti dirinya."Ya Allah, apa lagi ini..?" keluhnya dalan hati, berharap sang Papa baik-baik saja.Selama ini Papanya jarang sakit, dan selalu terlihat bugar.Baru

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 31

    Gendis masih belum tahu, akan pergi kemana dia sekarang?Ia sudah tak lagi mempunyai siapa-siapa, karena kedua orangtuanya juga sudah tidak ada.Ada rasa menyesal, kenapa harus pergi dari rumah mertuanya.Haruskah sekarang ia kembali saja,? "Tidak! aku tidak akan pernah kembali lagi ke rumah itu!" geramnya masih merasa sangat jengkel terhadap sikap Farhan kepada nya."Mau kemana ini Mbak?" tanya sopir taksi, yang belum juga mendapatkan perintah arah tujuan.Gendis segera teringat dengan salah satu sahabatnya dulu, sahabat SMA nya, yang konon telah sukses di kota ini.Ia masih ingat, sahabatnya itu tinggal di sebuah kawasan elit, di pusat kota."Apa aku coba hubungi Salsa aja ya?" gumamnya, merasa buntu karena tak punya saudara di kota ini.Gendis segera mengambil ponselnya dalam tas, dan mencari kontak teman lamanya itu."Ah..ini dia!" serunya saat menemukan nomor kontak Salsa, teman nongkrong nya dulu.Teman yang sudah lama tidak saling kontak, karena kesibukan masing-masing.Sebena

  • BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI   Bab 30

    Sepanjang perjalanan menuju kantor, Farhan jadi kepikiran dengan ucapan istrinya tadi."Benarkah Gendis sedang hamil?!" gumamnya merasa jengkel sendiri, hingga memukul kemudi mobilnya keras."Bagaimana jika dia benar-benar hamil? itu artinya aku tidak bisa segera menceraikan nya, dan kembali rujuk kepada Aisyah!" gumamnya, bermonolog sendiri.Ia segera teringat, kapan terakhir kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Saat itu mereka melakukan nya di hotel Singapore, saat mengantarkan Putra berobat.Farhan tak dapat menahan hasratnya kala itu, dan mengajak istrinya bercinta, walau sedang lelah mengurus Putra yang sakit.Shiit!! Kenapa waktu itu aku harus menyentuhnya!Dengan kesal, Farhan melajukan mobilnya, menuju kantor.Untung nya, meski saat ini ia sedang banyak beban pikiran, tapi ia masih bisa menghandel semua pekerjaan nya dengan baik.Sesampainya di kantor, Farhan menatap lama ke foto keluarga nya dulu, saat masih bersama Aisyah.Sedang apa mereka sekarang? gumamnya, mera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status