Babu Kumal VS CEO Kutub Utara

Babu Kumal VS CEO Kutub Utara

last update最終更新日 : 2021-10-15
作家:  Joya Janis完了
言語: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 評価. 18 レビュー
71チャプター
10.1Kビュー
読む
本棚に追加

共有:  

報告
あらすじ
カタログ
コードをスキャンしてアプリで読む

概要

Terryn dititipkan ibunya pada ibu Imelda untuk disekolahkan dan bisa ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ibunya Terryn dan ibu Imelda adalah sahabat dekat dulu sejak dari bangku sekolah, ibu Imelda adalah seorang pengusaha dengan hotel namun anaknya tidak ada yang berminat meneruskan usahanya. Aluna  putri sulungnya memilih jadi dokter dan Deva putra bungsunya menjadi CEO perusahaan konstruksi yang dibangun bersama kedua rekannya. Terry harus menghadapi si putra bungsu yang sifatnya sombong, dingin dan keras kepala. Deva tidak pernah melihatnya sebagai adik, dia memperlakukan Terry seperti babu di rumahnya. Bahkan hingga Deva, Aluna dan Terryn tinggal di kota untuk bekerja Deva tetap memperlakukan Terryn hanya sebagai asisten rumah tangga. Sesuatu hal yang besar terjadi hingga membuat ibu Imelda memutuskan Deva dan Terryn dinikahkan. Meski dengan berat hati mereka menerima keputusan ibu Imelda. Terryn yang sebenarnya dari dulu cinta mati kepada Deva sangat bahagia dengan pernikahan itu tapi hati Deva yang lebih dingin dari salju sukar untuk disentuh Terryn. Tapi bukan cinta namanya jika tidak menghadirkan keajaiban disaat Deva mulai jatuh cinta pada Terryn, perempuan itu harus pergi selamanya dari kehidupan Deva. Deva hanya mampu mengejarnya kembali dengan segala cara agar Terry bisa kembali padanya.

もっと見る

第1話

Titipan Berharga

“Ibu yakin ingin menitipkan Yin sama ibu Imelda ? Ibu sendirian doong di sini, Yin gak mau Bu, Yin gak mau tinggalin Ibu.”Terryn yang baru saja lulus SMP dengan nilai yang tertinggi merajuk dalam pelukan ibunya.

“Kamu mau gapai cita-cita kamu kan Yin? Almarhum bapakmu pasti senang jika kamu bisa melanjutkan sekolahmu yang tinggi. Ibu hanya penjual kue di pasar, mau sampai mana Ibu sanggup sekolahkan kamu Yin?” ibu Asih mengelus kepala putrinya, sebenarnya dia berat melepas Terryn untuk tinggal bersama sahabatnya itu tapi demi janjinya kepada almarhum suaminya untuk bisa menyekolahkan Terry ibu Asih memilih agar Terry tinggal bersama mereka.

“Tapi Ibu janji yaa bakal telpon Terryn.”

Ibu Asih mengangguk, “Tak hanya telpon Sayang, sekali waktu Ibu akan jenguk kamu.”

Seminggu setelah kelulusan ibu Imelda datang menjemput Terryn bersama Aluna , putri sulung Ibu Imelda. Aluna sangat baik dan ramah kepada Terryn, mereka langsung akrab bahkan seperti kakak beradik. Terryn merasa nyaman di rumah barunya hingga dia bertemu dengan anak laki-laki itu lagi.

“Siapa kamu?” tanya seorang remaja laki-laki yang lebih tua sedikit dari Terryn tapi masih lebih muda dari Aluna.

“Saya Terryn Kak, saya anak ibu Asih,” jawab Terryn takut-takut.

Mata remaja pria itu menatap Terry tajam, gadis berkepang dan berkacamata itu hanya tertunduk tak berani mengangkat kepalanya.

“Ngapain kamu di rumah saya?” tanya dia lagi dengan nada dingin yang membuat Terryn merinding.

“Sa-saya …,” Terryn terbata dan ragu melanjutkan kalimatnya.

“Terryn akan tinggal di sini bersama kita, Mama akan menyekolahkannya. Terryn ini anaknya pintar lhoo di sekolah, nilainya yang tertinggi di kecamatan daerahnya,” sambung ibu Imelda tib-tiba dan merengkuh bahu Terryn hangat. Terry senang ibu Imelda memperlakukannya sama dengan Aluna.

“Oh ya Terryn, perkenalkan ini Deva, anak Ibu yang bungsu dia sekarang kelas tiga SMU jadi kalian bisa satu sekolah.”

“Apa Ma? Satu sekolah dengan anak cupu ini? Enggak! Jangan harap Deva mau temenin dia.” Deva berlalu dengan wajah yang ketus. Ibu Imelda menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Maafkan Deva yaa Terryn, anak itu memang begitu pembawaanya, duuh ngidam apa siih dulu aku sampai anak itu jutek banget sama anak cewek. Ck … ck … ck.”

Terryn hanya tersenyum canggung dan mencoba memahami sikap Deva yang seperti itu.

Di kamarnya Deva berpikir keras, sepertinya Deva pernah melihat cewek culun itu tapi lupa di mana. Dia merasa dekat tapi tidak bisa mengingatnya dengan baik.

‘Bodo amat, mau kenal atau gak aku gak peduli.’ Deva akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Deva memang tidak bisa mengenali gadis itu dengan baik, karena kejadian terakhir bersama Terryn terjadi sangat cepat di saat Deva sudah hampir hilang kesadarannya di suatu peristiwa yang tak akan pernah bisa terlupa oleh Terryn.

Saat itu Deva masih SMP kelas tiga dan Aluna kelas satu SMU, mereka sekeluarga sedang dalam perjalanan wisata ke desa Terryn. Ibu Imelda adalah anak juragan perkebunan teh di mana banyak penduduk desa yang bekerja di kebun yang sangat luas itu, termasuk orang tua Ibu Asih dan ayah Terryn sendiri.

Saat itu cuaca memang sedang tidak bagus dan ayah Deva tetap memaksakan ingin kembali ke kota hari itu juga. Jalanan sangat licin sehingga terjadi kecelakaan dan membuat mobil mereka terperosok ke dalam jurang.

Terryn saat itu masih kelas satu SMP dan baru pulang dari rumah kakeknya. Jalanan sangat sepi di tengah hujan yang sangat deras. Terryn menyaksikan mobil yang keluarga Deva dalam keadaan rusak parah di bawah jurang. Bergegas dia mencari ayah dan ibunya serta orang-orang kampung agar menolong mobil yang kecelakaan itu.

Bersama orang tuanya dan beberapa orang kampung Terryn yang pemberani menuruni jurang untuk melihat kondisi para korban. Seorang anak laki-laki yang setengah sadar dan dalam keadaan terluka menggapai-gapai lemah ke arah Terryn. Terry melihatnya dan mencoba mengeluarkan anak laki-laki itu dari mobilnya sementara yang lain menyelamatkan ibu Imelda, suaminya dan Aluna yang juga terluka dan tak sadarkan diri.

“Tolong jangan tinggalkan aku, aku takut…,” wajah Deva pucat dengan luka di pelipisnya, Terryn membantunya untuk duduk di sebelahnya.

“Ayo Kak, duduk dulu disini, kita tunggu mereka untuk menaikkan Kakak ke atas. Aku tidak akan kemana-mana.” Sahut Terryn menenangkan Deva.

“Terima kasih sudah menolong kami,” ujar Deva lagi yang semakin melemah.

“Kakak yang sabar yaa sebentar lagi Kakak dan keluarga  Kakak akan dibawa ke rumah sakit.”

“Selamatkan terlebih dahulu mamaku dan kakakku Aluna.” Setelah mengucapkan kalimat itu Deva rebah di pangkuan Terryn tak sadarkan diri. Terryn memanggil-manggil ayah dan ibunya agar Deva pun segera ditolong.

“Aku tak apa-apa jika kau tidak mengenaliku Kak Deva, aku senang akhirnya bisa bertemu denganmu lagi, walau sikapmu dingin dan kasar seperti itu.” gumam Terryn pelan melihat Deva yang sedang bermain basket sendirian di halaman samping rumah mereka. 

Tak ada yang meminta Terryn untuk mengerjakan pekerjaan rumah di kediaman keluarga ibu Imelda karena mereka memiliki sejumlah asisten rumah tangga. Akan tetapi Terryn anak yang rajin dia tidak mau diam saja, usai pulang sekolah dia membantu membersihkan rumah atau sekedar memasak di dapur bersama bi Inah.

“Aduuh Non Terryn, gak usah masuk ke dapur yaa, ini pekerjaan Bibi Inah dan mba Wati di sini. Non Terryn di kamar aja belajar kayak non Aluna atau apa saja.” Bi Inah merasa tidak enak karena Terryn turut membantu pekerjaan mereka.

“Gak apa-apa Bi, saya suka kok, hitung-hitung Terryn belajar memasak dan bisa tahu makanan kesukaan ibu Imelda, kak Aluna dan Kak Deva, juga tahu apa yang mereka tidak suka.” Terryn mengambil sayur yang ada di baskom kecil dan mulai menyianginya.

Bi Inah dan mba Wati saling pandang dan tersenyum, mereka suka dengan sikap rajin Terryn dan sopan santunnya.

“Baiklah, nanti Bibi ajari juga cara masak ikan kuah kuning kesukaan aden Deva dan udang asam manis kesukaan non Aluna.” Bi Inah akhirnya menyerah pada sikap gigih Teryn yang selalu ingin membantu mereka. Selama majikannya tidak menegur atau memarahi mereka karena membiarkan Terryn turut mengerjakan pekerjaan rumah yang menjadi tugas mereka.

“Bi Inah, masakan kali ini enak banget," puji Aluna di meja makan saat makan malam. Deva pun terlihat lahap menyantap masakan ikan kuah kuning yang tersaji di meja.

“Semua masakan ini dibuat oleh non Terryn, katanya dia mau tahu masakan kesukaan Non Aluna, Den Deva juga ibu.”

Terryn hanya tersenyum melihat ke arah Aluna yang mengangkat dua jempolnya, matanya melirik ke arah Deva yang hanya diam saja tanpa ekspresi apa pun.

‘Yaa ampuuun … orang ini memang luar biasa cuek yaa? Es batu kalah dingin ini.’ Terryn membatin melihat sikap dingin Deva.

“Jangan ngeliatin orang kayak gitu, gak sopan tau!” tegur Deva dengan ketus, dia meminum segelas air lalu mengelap mulutnya dan meninggalkan meja makan.  Terryn terkejut dan segera memalingkan wajahnya. Aluna tersenyum kecil melihat sikap Terryn yang lucu di matanya.

“Jangan ambil hati yaa, Deva emang gitu dari dulu, gak ada manis-manisnya sama cewe. Takut kualat aja dia tuh sama aku kakaknya kalo mau judes-judes gitu hi hi hi….” Aluna tertawa kecil karena Terryn semakin terlihat salah tingkah dan senyum Terryn yang lucu.

“Kamu pintar masak Yin, cuma sayang, kita bakal jarang banget makan malam sama mama, mama orangnya sibuk banget. Apalagi hotel Ibu sekarang sedang berkembang dan ramai-ramainya pengunjung jadi Ibu sering pulang malam.” Aluna mengambil seporsi lagi udang asam manis yang dibuat Terryn tanpa nasi.

“Kak Aluna gak kesepian di rumah cuma sama kak Deva, bibi dan mba?”  tanya Terryn sambil membereskan piring bekas makan mereka.

“Tadinya, tapi sekarang gak lagi karena ada kamu yang temani aku ngobrol dan hhmmmh … jago masak pula, ini lebih enak dari buatan bi Inah,” puji Aluna lagi.

“Terima kasih kalau Kak Aluna suka masakan saya.” Terryn tersenyum dengan sikap baik Aluna.

“Deva juga suka tuh sama masakan kamu, dia makan lahap banget sampai nambah kayak gitu, biasanya cuma sekali makan aja. Dia orangnya susah banget ngungkapin sesuatu di dalam pikirannya dia. Sebenarnya dia mau bilang terima kasih tapi gengsi.” Aluna setengah berbisik mengatakan kalimat terakhirnya. Deva yang sedang duduk di ruang tengah sambil memegang remot tivi sengaja mendehem agak keras, dia tahu kakaknya sedang membicarakannya.

Aluna menaruh telunjuk di depan bibirnya sebagai kode untuk tidak bersuara lagi, dan mereka berdua tertawa tertahan.

“Aku balik ke kamar dulu yaa Yin, kalo ada perlu masuk ke kamarku aja. Aku mau ujian besok.”

“Baik Kak, yang semangat yaa belajarnya.” Terryn mengacungkan lengannya tanda semangat, Aluna melakukan hal yang sama dan keduanya tertawa lagi.

Terryn ingin mencuci piring tapi segera dicegah oleh mba Wati.

“Duuuh … jangan Non Terryn, tadi kan Non sudah masak jadi cuci piring bagiannya Mba yaa? Non Terryn juga harus belajar lhoo kayak non Aluna.” Mba Wati merentangkan tangannya menghalangi Terryn masuk ke dapur. Terryn hanya mengangguk sambil tersenyum kecil kemudian balik badan menuju ke kamarnya. Dia juga baru ingat jika dia punya tugas pekerjaan rumah yang harus segera dikumpulkan besok pagi.

もっと見る
次へ
ダウンロード

最新チャプター

続きを読む

読者の皆様へ

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

コメント

user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-04 19:11:26
0
user avatar
Naila Alifa
Alur Ceritanya bagus kok.. Ketulusan cinta seorang therryn..
2022-02-02 11:22:46
0
user avatar
Naila Alifa
Ada bab yg isinya Sama Thor tapi judul berbeda.. 7 bab Thor.. Tolong diperbaiki ya.. :)
2022-02-02 11:20:59
0
user avatar
Joya Janis
...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️
2021-12-14 23:45:02
0
user avatar
Sri Sutriani
baguuuuuusssss ...............
2021-11-01 10:32:05
0
user avatar
Ntut Roesnawati
ceritanya ngalir dan enak dibaca thor
2021-10-15 10:54:07
0
user avatar
Rhill
Bguss bgt Dari sinopsis aja udah kerenn
2021-10-15 08:31:18
1
user avatar
Ursa Mayor
Kukira ini fantasi ternyata ini bukan genre fantasi. Hehe. But, overall terasa keseruannya sampai bab yang tidak dikunci. Apalagi yang udah dikunci.
2021-10-07 19:03:41
0
user avatar
Sandra Setiawan
senangat mbak... .........
2021-10-06 20:42:22
0
user avatar
Cheezyweeze
Sangat rekomen nih ceritanya.
2021-10-06 20:35:40
0
user avatar
Jasmine
Nice....lanjut kk...
2021-10-05 17:50:51
0
user avatar
Eneng Susanti
Masukan dikit, Kak ... tanda bacanya belum rapi, semoga bisa diperbaiki supaya lebih nyaman saat membacanya. Kalau dari segi ceritanya, ini tuh seru dan bagus, khas romance. Semangat, Kak
2021-10-05 15:59:29
0
user avatar
Rai Seika
Menarik kak kisahnya. Lanjut ya
2021-10-05 15:51:16
0
user avatar
Rusdy
like this story
2021-09-16 15:43:39
0
user avatar
Hardin Grey
Must read this
2021-09-16 08:55:34
0
  • 1
  • 2
71 チャプター
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status