Om-Om Pilihan Papa

Om-Om Pilihan Papa

last update최신 업데이트 : 2025-05-15
에:  Resa Anisa 연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
평가가 충분하지 않습니다.
43챕터
770조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Nala mempunyai dua pilihan dari Papa yang akan menentukan hidupnya. Pertama, menikahi lelaki 33 tahun yang Papa pilihkan. Kedua, pergi dari rumah tanpa membawa apapun dan dihapus dari daftar hak waris. Tentu Nala tidak bisa memilih salah satu dari dua pilihan tersebut. Karena mana mungkin Nala menikahi Om-Om sedang dia saja baru lulus SMA. Dan bagaimana bisa Nala meninggalkan rumah, kehidupan mewah dan uang-uang yang selalu memanjakannya sejak kecil? Bisakah Nala tidak menikah dengan Om-Om puluhan Papa tapi tetap diam di rumah? Dan apa yang kiranya akan Nala lakukan untuk menghindari perjodohan itu?

더 보기

1화

01. PERJODOHAN

"Papa bercanda ya?" Aku masih coba setenang mungkin. "Aku baru lulus sekolah Pa, usiaku baru aja 19 tahun, masa sudah mau dijodohkan."

"Kamu gak berguna."

Aku melotot mendengar omongan Papa yang begitu kasar dan menohok dada. Sumpah, kenapa Papa menyebalkan sekali sih?

Kalau laki-laki ini bukan Papaku, sudah pasti aku menamparnya.

"Kamu kerja gak becus, kuliah gak mau-"

"Bukannya enggak mau." Aku memotong cepat. "Aku cuma mau istirahat sebentar Papa. Capek belajar terus."

Okei, ini masih bisa disabari. Jadi aku tidak boleh meledak-ledak.

"Halah, alasan aja. Kamu cuma bisa foya-foya, kamu enggak becus buat hidup tahu?"

"Paaaa!" Memejamkan mata, menarik napas dalam, aku pun tersenyum. "Ya habis aku harus apa lagi?"

"Jadi istri orang. Makanya Papa jodohkan kamu dengan seorang pria matang."

"Enggak!" Kini, aku mulai tegas pada Papa. "Nala enggak mau menikah dengan laki-laki pilihan Papa."

"Oh ya sudah." Papa menaikan bahu dengan tenang sebelum menyesap teh di depannya yang kepulan asap dari teh tersebut sudah hilang ditelan udara. "Kalau gitu, kamu pergi dari rumah ini, tanpa membawa apapun. Kartu kredit kamu, baju kamu, uang kamu, semuanya. Itu kan milik Papa, hasil kerja keras Papa. Anak yang enggak nurut kayak kamu mana pantas Papa biayai."

"Pa, kok Papa gitu siiiiih?" Kini aku mulai mencak-mencak, siap meledakan emosi anak 19 tahun yang belum benar-benar stabil. "Aku anak Papa loh! Aku enggak minta dilahirkan ke dunia ini. Karena aku udah di sini seharusnya Papa tuh ngerti, Papa tuh tahu, kalau aku tanggung jawab Papa!"

"Papa udah tanggung jawab ke kamu. Selama ini. Kamu hamburin uang Papa? Papa diam. Kamu berbuat nakal, Papa maklumi. Kamu lagi butuh dukungan? Papa dukung. Papa sebisa mungkin didik kamu jadi anak pintar, cerdas, mandiri. Tapi kamunya bolot mulu. Papa sampak kepikiran kalau sebenarnya kamu itu keturunan haji Bolot."

"PAPA SAMA MAMA LOH YANG BIKIN AKU!"

"Ya karena itu Papa masih bertanggung jawab sama hidupmu."

"Ck." Aku menyugar rambut panjang yang sejak tadi sudah berantakan. Bagaimana tidak? Aku stress! Beneran stress! "Tanggung jawab kayak apa? Papa bahkan mau nikahin aku sama cowok yang enggak aku kenal!"

"Kalau gitu kenalan dulu aja biar Papa nikahin kamu sama cowok yang udah kamu kenal."

"Pa, enggak lucu."

"Menurut kamu Papa lagi ngelawak?"

Aku diam sembari menatap mata Papa. Menyebalkan sekali, baru kali ini aku punya niatan untuk seenggaknya menonjok wajah paruh baya itu. Tapi di sisi lain, mana berani, mana bisa. Aku kan sayang Papa yang udah memberikan aku banyak uang.

"Kamu gak belajar dengan becus, kamu enggak mau masuk kuliah jurusan bisnis, kamu bisanya cuma tidur, nonton, belanja, hura-hura gak jelas. Tahu enggak sih? Kamu tuh bebaaaan banget."

Mulutku menganga lebar mendengar penuturan tersebut.

"Karena itu, Papa mau mentransfer beban Papa ini, alias kamu, ke seorang lelaki yang Papa yakin bisa handle kamu dengan baik. Bisa ngadepin kamu yang pura-pura baik di depan Papa padahal di luar sana gak waras. Bisa ngadepin kamu yang kayak iya-iya dan nurut perkataan Papa padahal di luar sana? Mana ada nurut, bandel banget. Jangan kira Papa enggak tahu kelakuan kamu itu ya Nala."

Aku berdehem mendengar itu. Kenapa Papa baru bicarakan semuanya sekarang coba? Kalau Papa tahu dari dulu seharusnya aku ditegur agar aku bisa lebih hebat untuk menyembunyikan kenakalanku.

"Pa, aku tuh enggak nakal, aku cuma lagi mencari jati diri. Pokoknya, intinya, AKU GAK MAU NIKAH SAMA COWOK PILIHAN PAPA!"

"Oh ya sudah, pergi dari rumah Papa sekarang juga. Papa masih baik hati biarin kamu bawa tuh baju satu biji yang kamu pake."

"Ih Papaaaaaa!"

"Ya kalau begitu kamu nikah."

"Enggak mau."

"Ya udah, pergi, hus, hus, sanaaaa."

Mendengar nada bicara Papa aku geli sendiri sembari melotot. "Enggak Pa! Enggak mau!"

"Denger, karena kamu udah besar dan kamu bilang kalau, kamu bisa memilih jalan hidupmu sendiri, maka Papa persempit pilihan itu, pertama, kamu menikah dengan laki-laki yang Papa pilih dan hidup dengan tenang menjadi seorang istri yang berbakti pada seorang suami. Kedua, kamu pergi dari rumah ini tanpa membawa apapun."

"Aku gak bisa milih salah satu dari penawaran Papa."

"Wah, anak gila kamu."

"PAPA KOK TEGA-TEGANYA NGATAIN AKU?"

"KAMU PIKIR PAPA BUDEG? Santai aja dong ngomongnya, jangan pakai teriak-teriak!" Papa mendelik kesal. "Ya kamu emang gila, hidup udah dipermudah, tinggal milih jadi istri, malah banyak cingcong!"

Seharusnya.

Hanya saja seharusnya.

Aku berpikir sejak dulu untuk menyembunyikan harta Papa di suatu tempat. Agar saat ada masalah seperti ini, aku bisa kabur dari rumah dan menghamburkan uang Papa.

Tapi karena aku terlalu bego, pikiranku memang enggak sampai ke sana.

ARRRRGH!

AKU MAU MELEDAKAN BUMI DAN SEISINYA AJA KALAU KAYAK GINI.

"Yah, kalau kamu pergi dari rumah, nekad dengan sehelai baju yang melekat di tubuh kamu itu, otomatis kamu juga akan dihapus dari daftar hak waris."

Aku terkekeh. "Dihapus dari daftar hak waris Pa? Terus Papa bakalan mewariskan semua hasil kerja keras Papa dari masih muda ke siapa kalau bukan ke anak sendiri?"

"Ke panti asuhan, panti jompo, ke orang-orang yang membutuhkan. Dari pada ke anak gak berguna."

"Lah?" Aku berdiri dan berkacak pinggang. "Kenapa Papa tega begitu sih? Kenapa Papa tidak menggunakan hati nurani Papa. Anak lain mau dibantu, orang lain mau dikasih, tapi anak sendiri dibiarkan sengsara?"

"Lah kamu emang udah ngasih apa ke Papa? Enggak ada benefitnya hidup kamu buat Papa selama ini Nala. Kalau Papa ngasih orang-orang di luar, Papa akan dicap sebagai seorang dermawan yang meninggal dunia, dermawan kaya baik hati. Si pekerja keras yang menyerahkan hartanya untuk beramal. Lah kalau kamu? Lagian percuma juga kamu dapet warisan. Di tangan kamu yang enggak bisa apa-apa itu, perusahaan Papa bakalan runtuh, bangkrut, mana becus kamu kerja, ngurus ribuan karyawan. Belajar pun kamu enggak mau."

"Nanti, Papa malah dicap jelek kalau perusahaan gulung tikar di masa jabatan kamu. Oh, ternyata Pak Haryn punya anak yang enggak berguna. Pak Haryn enggak becus didik anaknya, karena itu perusahaan bangkrut, tercoreng nama Papa sama kamu."

"Intinya, Papa nyebelin!"

"Nah kan, enggak ngaca diri, kamu lebih nyebelin." Papa ikut berdiri dan membenahi kacamata yang kini melorot di tulang hidungnya. "Papa udah mengatur pertemuan kamu dan pria yang sudah Papa pilihkan. Besok, kalian bisa makan siang sama-sama di salah satu restoran. Papa enggak mau tahu, kamu harus datang."

"Aku gak bakalan datang."

"Okei, Papa blokir akses kartu kredit kamu."

"PAAAAAA!" Aku mencak-mencak, astaga, dunia ini sudah gila!

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

더보기

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

댓글 없음
43 챕터
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status