Share

Bab 2

Author: Yola
Tiga hari yang lalu, video Ginos menemani Wenny untuk pemeriksaan kehamilan menjadi viral.

Seseorang mengabarkan kalau Ginos telah menikah dan aktris populer Wenny adalah seorang pelakor, netizen pun menghujatnya.

Dia pun mencoba bunuh diri.

Ginos yang terpukul pun menemui Susan untuk perceraian palsu, kemudian dia akan menikahi Wenny untuk membungkam para netizen.

Susan merasa tidak masuk akal dan selalu menolak.

Namun sekarang, dia tidak menginginkan Ginos lagi.

Ginos awalnya menganggap Susan picik dan mudah tersinggung.

Ketika mendengar Susan mau bercerai, amarahnya langsung berubah menjadi kegembiraan.

"Baiklah kalau kamu setuju, aku akan mengambil surat cerai sekarang juga!"

"Ginos, aku belum selesai bicara. Aku setuju bercerai, tetapi syarat perceraian harus diubah. Aku tidak akan pergi dengan tangan kosong, hartamu harus dibagi rata!"

"Itu cuma perceraian palsu, kenapa harus anggap serius?"

Ginos ingat saat mereka sedang berkencan, Susan selalu lembut dan murah hati.

Dia tidak mengerti, kapan Susan jadi cerewet begini?

Susan terluka oleh tatapannya dan berkata dengan susah payah, "Kamu tidak mau? Lupakan saja."

Mendengar ini, Ginos menjadi cemas, "Jangan! Baik, aku bakal mendengarmu?"

Ginos khawatir Susan akan menyesalinya, dia meminta pengacara untuk mengubah perjanjian perceraian di tengah malam.

Ginos juga merasa bersalah atas perceraian palsu.

Namun, ayah Wenny adalah penyelamatnya.

Dia tidak bisa biarkan Wenny dikritik, jadi hanya bisa merugikan Susan.

Surat perceraian baru saja dicetak, Ginos langsung serahkan ke tangan Susan beserta pena.

"Cepat tanda tangani!" desak Ginos.

Susan teringat cinta masa lalu mereka dan berkata dengan sedih, "Ginos, kamu memaksaku seperti ini demi wanita lain. Apa kamu tidak takut aku akan sedih dan pergi selamanya?"

Ginos berkata dengan acuh tak acuh, "Aku hanya pura-pura bercerai denganmu, lalu mengadakan upacara pernikahan dengan Wenny. Setelah masalah ini berlalu, kita akan menikah lagi, itu tidak akan memengaruhi perasaan kita!"

Perasaan?

Susan merasa konyol ketika mendengar kata itu.

Semua perasaannya telah terkuras habis saat putranya meninggal di kehidupan sebelumnya.

Atas desakan Ginos, Susan menandatangani surat cerai.

Ginos menyambarnya, "Jangan menyesal setelah menandatanganinya. Begitu proses pembagian harta selesai, kita segera mengambil surat perceraian!"

"... Baiklah."

Melihatnya seperti ini, Susan mengasihani dirinya sendiri yang dulu mencintai Ginos sepenuh hati.

Ginos sama sekali tidak menyadari keanehan Susan. Dia mengambil foto surat cerai itu dan bertekad untuk berbagi kabar baik ini dengan Wenny. Sebelum naik ke atas, Susan memanggilnya.

"Ginos, Julian demam tinggi hari ini, apa kamu tahu?"

"Yah, aku memberinya obat dan pergi keluar setelah dia tertidur agar dia tidak membuat masalah! Menurutku, kamu harus belajar cara mendidik anak dari Wenny. Nana jauh lebih penurut daripada Julian."

Ginos meninggalkan seorang anak berusia lima tahun yang sedang demam tinggi sendirian di rumah, lalu menjawab dengan begitu yakin.

Saat ini, Susan tidak bisa lagi bertanya apa pun, dia hanya merasa kecewa.

Ketika mencintai seseorang, kamu akan memperindah semua perilakunya.

Namun, begitu tidak mencintainya lagi.

Kamu hanya akan merasa dia itu tercela.

Keesokan paginya, Susan sudah dibawa Ginos untuk mengantre sebelum Biro Catatan Sipil dibuka.

Saat mereka mengambil surat nikah, Ginos mengingkari janjinya belasan kali karena berbagai kecelakaan Wenny.

Kini dia sangat semangat dalam mengajukan permohonan cerai.

Susan tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tetapi dia merasa sedih dan agak gemetar saat menandatanganinya.

Setelah mengisi permohonan cerai, Ginos tersenyum.

"Kamu naik taksi pulang sendiri. Aku harus membahas pernikahan yang akan diadakan sebulan kemudian dengan Wenny!"

Setelah selesai bicara, Ginos pergi tanpa menoleh.

Dia mengabaikan Susan yang beberapa langkah di belakangnya.

Susan memperhatikan mobil yang melaju kencang dan tersenyum getir.

Selama dua tahun pertama mereka berkencan, Ginos merawat dan memberikan semua yang dia inginkan.

Kemudian, Wenny muncul.

Susan dan Julian hanya bisa berada di belakangnya.

Susan pernah minta bercerai.

Namun, Ginos berkata, "Aku baik pada Wenny hanya untuk membalas budi, ayahnya meninggal demi menyelamatkanku! Tapi, aku baik padamu karena aku mencintaimu!"

Susan adalah orang yang bimbang. Setiap kali disakiti olehnya, dia bertekad untuk pergi.

Namun, setiap kali Ginos mencoba mempertahankannya, Susan tak rela meninggalkannya.

Akibatnya, mereka bertiga terjerat selama bertahun-tahun, akhirnya Susan dan putranya meninggal secara tragis.

Kini diberi kesempatan untuk hidup kembali, dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!

Susan melepas cincin kawinnya dan menjualnya ke toko barang bekas mewah.

Cincin itu dirancang dan dipoles oleh Ginos sendiri. Dia bilang kalau cincin itu menyimpan seluruh cintanya untuk Susan.

Kini teringat tatapan mesra Ginos saat melamarnya sambil berlutut, Susan merasa sangat ironis!

Setelah menjual cincin itu, Susan pulang mengemasi barang-barang mereka, lalu bersiap untuk menginap di hotel dulu.

Setelah mendapatkan surat cerai, dia akan membawa putranya pergi dari kota yang menyedihkan ini dan tidak akan kembali lagi.

Namun, sebelum Susan sempat berkemas, Julian bergegas datang sambil menangis. "Bu, guru barusan meneleponku dan bilang Ayah memberikan kuota murid Pak Joses Olio kepada Nana. Apa yang harus kulakukan?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 22

    "Ingat, jangan biarkan Susan dan Julian masuk, mengganggu pernikahanku dengan Wenny."Ginos teringat apa yang pernah dikatakannya sebelumnya, dia merasa menyesal.Dia berusaha sekuat tenaga untuk masuk, tetapi gagal. Kemudian, dia mabuk dan jatuh ke air dalam perjalanan pulang.Saat hampir tenggelam, dia diselamatkan.Ginos tidak mati, tetapi ketika sekarat, dia teringat akan hal-hal di kehidupan sebelumnya.Dia terbaring di bangsal dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah, dengan air mata mengalir di wajahnya."Ternyata di kehidupan sebelumnya, keegoisanku membunuh Susan dan Julian. Bahkan sepuluh tahun setelah kematian mereka, aku baru sadar kalau diriku tertipu oleh Wenny."Apa Susan juga terlahir kembali?Pantasan dia tiba-tiba setuju untuk bercerai dan sangat membencinya!Ginos menyangka putranya masih hidup, jadi dia masih bisa mendapatkan pengampunan dari mereka.Bagaimana dia menghadapi Susan dan Julian?Kenapa dia begitu bodoh hingga tertipu oleh Wenny?Kenapa dia begitu sok

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 21

    Ayah Ginos hanya peduli pada Jefry dan tidak memperlakukannya dengan baik. Orang terdekatnya adalah ibunya.Kini ibunya bunuh diri dan ingin putus hubungan dengannya. Hatinya terasa sakit.Namun, Ginos bahkan tidak sempat menghibur ibunya, dia dimarahi oleh para pemegang saham yang mendukungnya."Apa otakmu bermasalah! Kenapa proyek yang sudah diatur bisa jatuh ke tangan Jefry?""CEO macam apa kamu ini? Sampai dipermainkan oleh wanita!"Ada juga pengacara yang menelepon, "Pak Ginos, aku dipercayakan oleh Nona Wenny untuk mengurus perceraiannya denganmu. Dia memintamu untuk meninggalkan seluruh hartamu."Ginos merasa konyol ketika mendengar ini, dia bahkan mengira pengacara itu hanya omong kosong.Dia pergi menemui Wenny di pusat penahanan.Namun, sikap Wenny berubah sepenuhnya, dia terus memarahi Ginos. "Ayahku mati demi menyelamatkanmu. Aku hanya ingin menjadi istrimu, apa aku keterlaluan?""Dasar bajingan yang tidak tahu berterima kasih. Kamu bahkan melapor polisi untuk menangkapku.

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 20

    Susan mencibir, "Kamu mengaku salah dan ingin menebusnya padaku dan Julian, tapi mana kompensasimu? Kenapa aku tidak melihatnya?"Ginos meraih tangannya dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Aku tidak bisa membalas dendam pada Wenny dan Nana, tapi aku bakal memperlakukanmu dan Julian dengan sangat baik di masa depan!""Kamu menyebut tanggung jawab yang memang menjadi milik seorang suami dan ayah sebagai kompensasi... Ginos, kamu sungguh nggak tahu malu!"Susan menarik tangannya dengan paksa, "Aku tidak akan menikah lagi denganmu, kamu menyerah saja!"Ginos melakukan hal-hal dengan tidak jelas, dia dan putranya bakal dirugikan.Federik khawatir dan meneleponnya.Susan hendak menghampiri, tetapi dipeluk erat dari belakang oleh Ginos.Air matanya jatuh di lehernya."Aku hanya tertipu dan melakukan beberapa kesalahan. Lagi pula, tidak terjadi konsekuensi serius. Aku sudah mengakui kesalahan, jadi tolong maafkan aku!"Akan lebih baik kalau Ginos tidak mengatakan ini. Begitu mendengar kata

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 19

    Mereka terlalu cerewet, Julian sudah mulai makan."Argh uhh, lumpianya enak!""Kunyah, kunyah... siomainya enak. Ayah, aku sayang padamu!"Federik mencondongkan tubuh dan mencium wajah Julian, "Nak, Ayah juga sayang padamu!"Susan sudah lama tidak melihat Julian sebahagia ini.Saat itu, dia merasa mereka seperti sekeluarga.Setelah makan malam, Federik mengantar Susan dan Julian ke taman kanak-kanak.Hari ini ada acara di sekolah, si kecil mengajak mereka berdua.Di perjalanan, Julian berceloteh dengan gembira."Kali ini, aku juga ditemani Ibu dan Ayah. Siapa lagi yang berani menertawakanku tidak punya Ayah, hmph!""Ibu, Ayah, di taman kanak-kanak yang baru tidak ada Nana, tidak ada yang menindasku, aku sangat bahagia setiap harinya.""Kali ini, aku tak perlu iri pada orang lain yang punya ayah, aku juga punya ayah yang sangat hebat!"Julian sangat senang.Makin mendengar, Susan merasa makin tidak nyaman.Putranya sangat pengertian.Selain kuota kelas pianonya dirampas, Julian tak pern

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 18

    "Ehem!"Susan tersedak air liurnya sendiri.Putranya baru berusia lima tahun, tapi cukup pintar!Wajah tampan Federik memerah.Suasananya sangat canggung."Anakku sayang, jangan asal ngomong. Meskipun menjadi selingkuhan, aku juga selingkuhan yang baik," kata Federik panik.Si kecil bingung, "Oh, ternyata ada selingkuhan baik dan jahat?"Susan memelototi Federik, "Tidak, semua selingkuhan itu jahat!"Dia tidak tahu ternyata Federik pernah berpikir untuk menjadi selingkuhannya!Federik tersenyum, "Ya, ibumu benar. Ayo, Nak. Mainan transformers dua meter yang kubelikan untukmu sudah sampai, coba lihat apa kamu menyukainya?""Aku menyukai semua pemberian Ayah.""Penggombal.""Aku mempelajarinya dari Ayah, hehe."Tak lama setelah mereka berdua keluar, terdengar teriakan si kecil, "Bu, bolehkah fotokan aku dan Ayah?""Iya."Susan berjalan keluar.Federik menggendong Julian di lehernya dan bergaya.Susan mengambil beberapa foto mereka.Setelah makan malam, hujan mulai turun di luar.Julian b

  • Badai Telah Reda, Kau Pun Tiada   Bab 17

    Wenny mendengar suara di luar dan menoleh.Ketika melihat Ginos, dia terkejut dan keluar dengan panik, "Ginos, aku..."Ginos berdiri, menggertakkan gigi dan berkata, "Wenny, aku menganggapmu seperti adikku sendiri, aku merawatmu, bahkan menceraikan orang yang paling kusayangi demi dirimu. Kenapa kamu melakukan ini padaku?"Ginos menatapnya dengan mata merah.Wenny ketakutan dan tergagap, "Ginos, dengarkan aku, bukan seperti yang kamu pikirkan, aku..."Wenny meraih tangannya dan ingin menjelaskan.Ginos mendorongnya dengan keras.Wenny menjerit dan jatuh ke lantai.Dulu, kalau melihatnya seperti ini, Ginos paling khawatir.Sekarang melihatnya seperti ini, Ginos hanya ingat gimana Wenny menipunya dengan penampilannya yang lemah dan menyedihkan ini!Ginos menatapnya dengan marah, "Kamu sendiri yang mengakuinya, sekarang malah mengubah kata-katamu, apa kamu mencoba berbohong padaku lagi?"Kemarin melihatnya mengirim kata-kata provokatif itu kepada Susan, seharusnya Ginos menyadari kemunafi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status