Share

Bab 5 Dia yang Diharapkan

Author: Fadiyah NK
last update Last Updated: 2024-01-13 23:38:10

“Ini tidak benar!” Mendadak Helena berdiri dan berteriak spontan dari semulanya ia duduk diam di kasurnya. Seorang pelayan wanita yang perlahan membuka pintunya akan masuk ke dalam kamarnya menjadi terkesiap dan memegangi dadanya saking terkejutnya. “AAH! Lancang sekali dia.” Helena mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat frustasi sekali.

“Nona muda Helena! Anda kenapa?!”

Suara pekikkan seorang wanita mengalihkan mata Helena, seketika ia menghindar darinya yang sepertinya akan memeluknya karena ia melihat wanita itu berlari dengan melebarkan kedua tanganya.

Begitu cepat Helena menghindar, hampir saja waanita itu menabrak dinding di depannya seandainya kakinya tak cepat berhenti. “Huft, untung tidak jatuh.”

“Siapa kamu?” selidik Helena bersedekap mengintrogasinya.

Sofia berbalik menghadap Helena dengan sedikit membenah sikapnya lebih profesional seperti biasa sembari mendorong kacamata kotaknya, membenahinya yang hampir merosot dengan menggunakan satu jari tangannya. “Nona muda tidak mengingat saya?” tanyanya begitu tenang dari sebaliknya seorang pelayan setianya, seharusnya lebih menunjuk kekhawatirannya.

Helena memberikan gelengan ringan.

“Jadi apa yang dikatakan Andrian benar.”

Sebenarnya Helena mengingatnya sangat jelas dari ingatan Helena si pemilik tubuh asli, wanita itu pelayan setianya yang selama ini selalu melayaninya dengan sepenuh hati dan sepertinya hanya wanita itulah yang pantas bila dianggap teman ketimbang harus berteman wanita seperti Delina. Di luar saja tampak baik, namun di dalamnya, siapa tahu wanita itu akan menusuknya dengan begitu dalam. Tapi Helena pemilik tubuh asli sayangnya selalu merasa tak nyaman dengan perlakuan Sofia setiap kali bila bersamanya, saking terlampau profesionalnya. Tak seperti pelayan lainnya, wanita perfeksionis itu, selalu mengenakan stelan jas hitam dan celana hitam. Tak lupa pula, ia selalu membawa kemana-mana saja tablet berukuran 8 inci-nya. Biasa digunakannya untuk mengatur dengan baik jadwal Helena sehari-harinya.

“Baiklah saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, Nona muda bisa memanggil saya Sofia, saya di sini biasa melayani Anda dari hal-hal kecil sekalipun. Saya yang akan mengurus semua kebutuhan Nona muda sehari-hari, di mulai itu dari saat Anda bangun pagi sampai Anda tidur kembali di malam harinya, semua kegiatan Anda saya yang akan mengaturnya,” papar Sofia menjelasnya cepat, tegas, dan jelas didengarnya.

‘Dia sesuai tipeku, pelayan yang seperti ini ‘lah yang kuharapkan.’ Helena menyukainya, sekilas tersenyum, begitu tertarik sesuai seleranya dalam memilih pelayan yang biasa mendampinya. Seperti para pelayannya selama ini, mereka semua bertalenta meski sikap mereka tak seperti pelayan Sofia.

“Apa ada yang ingin Nona muda tanyakan?”

Helena menggeleng. “Sudah cukup.”

“Oke, kalau begitu saya akan lanjutkan memberitahukan jadwal-jadwal Nona muda hari ini.” Sofia menatap tablet di tangannya yang sudah ia nyalakan, membacanya, “Pertama, bersihkan diri Anda terlebih dahulu, saya yang akan mengatur airnya sesuai yang Anda inginkan, untuk sabunnya saya sudah menyiapkan variasi sambun wangi di kamar mandi. Setelah itu … ” Sofia menghentikan bicaranya, matanya beralih melirik arloji yang terpasang di pergelangan tangannya. Setelahnya menatap kembali wanita bernetra coklat indah itu yang wajahnya tampak putih pucat. “ … sudah akan menuju malam, Nona muda Anda harus bergegas mandi. Akan ada acara dinner besar dengan para partner kerja Tuan Marvel, acara akan diadakan beberapa jam lagi. Anda harus cepat bersiap, sementara itu biar saya yang menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Anda.”

“Kenapa aku harus ikut? Bukankah itu hanya acara antar partner kerja, Ayah.” Helena memandangi Sofia memastikannya.

“Anda harus mengingat, keberadaan Anda sekarang harus diperlihatkan bukan hanya kami-kami saja yang tahu.” ‘Kami’ yang dimaksud itu, ia sendiri, sopir Andrian dan sang pewaris Alex. “Perlihatkan pada mereka semua, Anda sudah kembali, Nona muda.” Sofia berusaha memberikannya dorongan kuat.

Bila itu Helena yang asli, mungkin akan gentar mengetaui maksud Sofia menyuruhnya untuk hadir. Namun sekarang ini, Helena yang bermental baja yang tengah dihadapannya. Apa yang dikatakan Sofia seperti provokasi baginya.

Sebenaarnya Helena merasa keberatan, masih tak yakin menghadiri acara itu sedangkan ini awal kehidupan barunya menjadi Helena wanita yang lebih muda. Namun melihat guratan keraguan di wajah Helena. Sofia mendekatinya, membisikan, “Dua orang yang merusak hidup Anda akan hadir malam ini.”

“Evan? Delina?”

Menjaga jarak sedikit dengan Helena. Sofia mengulas senyumnya. “Bisakah Anda datang?”

Helena membalasnya dengan senyum termanisnya. “Tentu, bakal rugi jika tidak datang.”

---

Malam sudah tiba mansion besar dan megah itu sudah dipenuhi para tamu yang hadir, secara langsung disambut sang kepala keluarga Dawson, Marvel Dawson. Pria yang masih gagah dan tampil menawan meski sudah hampir kepala enam itu begitu ramah pada para rekan-rekan yang selama ini menjalin kerjasama dengannya, tak terkecuali itu dari pihak keluarga Nixon dan Stewart yang tentu terdapat dua pasangan anak muda, Evan Nixon dan Delina Stewart.

Mereka menyapa ramah kepala keluarga Dawson meski dibalas pria itu dingin, tak seperti oranag tua mereka yang lebih ramah.

Delina mendumel tak senang terhadap pria itu setelah sedikit jauh dengan keberadaan Malvin Dawson yang didampingi kedua istri sahnya. “Apaan wajahnya itu, dia memperlakukan kita seenaknya.”

Evan sangat jelas mendengarnya. Delina selalu menempel padanya, memeluk lengannya sampai rasanya lengan tangan Evan terasa sangat kebas. Tapi mau menegur wanita itu, ia merasa tak enak, takutnya juga menambah suasana hatinya semakin buruk setelah mendapat perlakuan tak mengenakan dari sang kepala keluarga Dawson yaitu Malvin Dawson, tak seperti waktu-waktu lalu di saat ia dan Helena masih menjalin kasih bahkan sempat bertunangan. Malvin tak seacuh itu terhadap mereka.

Saat mereka semua sudah saling mengambil duduk di depan meja panjang yang terdapat berbagai menu makanan yang secara langsung diolah oleh para chef professional keluarga Dawson yang tentu jangan diragukan lagi masakan mereka. Pasti sangat enak.

Di tengah duduknya Evan menatapi orang-orang sekitarnya seakan mencari-cari seseorang di sini yang jelas diketahuinya seseorang yang dicarinya itu pasti tidak mungkin hadir di sini. Dia saja masih gila dan dirawat dari yang diketahuinya melalui Delina. ‘Sayang sekali Helena tidak ada di sini.’ Evan masih berharap bisa selalu melihat mantan tunangannya itu dulu. Setidaknya ia bisa melihatnya sekali saja. Padahal di sini sudah ada Delina yang setia bersamanya, tetapi masih saja begitu sulit baginya move on dari wanita yang memang dicintainya.

“Apa saya terlambat? Sepertinya saya terlalu lama datang.”

Suara itu?

Seketika Evan dan yang lainnya terkhususnya Delina menoleh ke arah asal seseorang yang memecah suasana ricuh di antara mereka.

“Helena?!”

Berbagai reaksi ditunjukkan mereka saat ketika wanita yang tak asing di mata semua orang di sini, hadir dengan dress yang sangat mencolok warnanya, biru dongker yang bertabur permata di bagian sekitar bawah pinggangnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 76 Sesuatu yang Tak Biasa

    Hart dan Rylee hanya menatap mereka berdua dengan tatapan heran.“Apa ini perasaanku saja, mereka sekarang jauh lebih dekat?” duga Hart melihatnya sampai keliling matanya memandang, hingga mobil yang dinaiki Helena dengan Roky sudah pergi menjauh dari mereka.“Bukan kau saja, aku juga merasa begitu,” ujar Rylee. “Jadi apa yang akan kita kerjakan sekarang? Nona Helena hanya memerintah kita bekerja tanpa memberitahu apa pekerjaan itu.”Hart mengedikkan bahu. “Jangan tanya padaku, aku pun tidak tahu.”“Kalian berdua tidak ada kerjaan ‘kan? Bagaimana jika kalian ikut denganku.” Vincent menghampiri mereka berdua yang tengah dilanda kebingungan berdiri di dekat mobil dan gerbang mansion besar milik Malvin Dawson—ayahnya Helena maupun Vincent.“Anda bukan Bos kami.” Hart menjawabnya dingin.Akan tetapi Rylee berbeda dengan Hart. Rylee langsung merangkul Hart dan Vincent, mengatakan, “Pekerjaan apa itu Tuan Vincent?”Hart mendengus dan berpaling wajah tak ingin melihat tingkah temannya yang t

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 75 Pergi Bersama

    “Semalam ini, kamu dari mana saja?”“Ah!” kaget Helena melihat Vincent yang berada di dalam kamarnya, duduk di kursi dengan tangan disilangkan. “Sepertinya kau senang sekali mengagetkanku, ya?! Ah~ kakak ini … ” Helena kelepasan menjadi berteriak, wanita itu pun memegang kepalanya dan menyugar rambutnya ke belakang.“Kamu juga sering membuat kakakmu ini terkejut dengan semua tindakanmu, adikku Helena.” Vincent membalasanya dan perlahan pria itu berdiri melangkah mendekat ke arahnya. “dari mana kamu sampai jam segini baru pulang?” Vincent mengintrogasinya.Helena berpaling wajah untuk menahan rasa kesalnya diperlakukan seperti itu. “Aku hanya mencari angin, aku ‘kan sudah pernah bilang berada di sini terus rasanya menyesakkan.”“Tadi ayah mencarimu, sebelumnya aku sudah lebih dahulu datang mencarimu, tidak melihat kamu berada di dalam kamar. Aku merasa yakin kamu keluar dan ternyata itu benar, untung saja aku menyelamatkanmu, adikku sayang.” Vincent memasukkan kedua tangannya ke dalam

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 74 Konyol

    “Lepaskan aku.”Rylee menjadi menghentikan langkah cepatnya, tergesa-gesa keluar dari apartemen mewah yang kini terdengar suara tembak menghebokan banyak orang. Tapi, herannya polisi masih belum terlihat datang, perasaan cemas kini menyelimuti Helena. Bagaimana jika sesauatu terjadi kepada Roky?Wanita itu menghentikan langkahnya yang dibawa cepat oleh Rylee sehingga Rylee merasakannya langkahnya ikutan terhenti, dan menoleh ke belakang menatap sang empu yang kemudian bersuara.“Nona Helena, Anda tidak ingin masuk ke dalam lagi ‘kan?” Dahinya mengerut sangat jelas menunjukkan tengah memastikannya.“Aku harus mengecek kondisi di sana, pamanku dia tinggal di sana, aku merasa sesuatu terjadi padanya.”“Kamu memperdulikannya?”“Tidak.” Helena mengedikkan bahunya. “aku memperdulikan Sofia.”Rylee seketika melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Helena.Seperti secara terbuka dipersilahkan kemauannya. Helena membalikkan tubuhnya dan melangkah cepat menuju kembali ke tempat itu.Tangan

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 73 Perintah Tegas

    Mengikuti firasatnya kini, Helena mengambil keputusan cepat bersama Rylee untuk ke tempat di mana keberadaan pria yang memiliki hubungan darah dengan Helena si pemilik tubuh asli dan juga pria itu sebagai mantan suaminya Sofia.“Di sini dia tinggal, Nona,” kata Rylee menunjuk apartemen elite di kawasan ini.Sesuatu yang tidak terduga. Senyum miring terpantri di bibir merah alaminya. “Tempat yang bagus bagi mantan napi sepertinya.”“Awalnya aku pun berpikir seperti itu. Tapi melihat bagaimana selama ini Sofia sering menemuinya, aku mulai berpikir, dia tinggal di sini karena Sofia.”Helena menatapnya, sedetik kemudian menghela. “Sepertinya hubungan keduanya tidak sesederhana yang dikira, apa ada mantan suami istri akan berhubungan sebaik itu?”Rylee menganggu, membalas, “Itu langkah, jikapun ada mungkin tidak sedekat seperti mereka. Walaupun mereka bertemu tidak secara terbuka. Tapi tetap saja, itu terasa janggal.”“Kita akan mencari tahunya,” kata Helena kemudian memberi perintah, “Tun

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 72 Firasat Buruk

    Perasaan Rylee dipermainkan lagi, ia merasa dilema mencari-cari keberadaan Helena yang tak kunjung ditemukannya. Tadi wanita itu menelponnya berada di halte, ia langsung menuju ke sana, tapi ketika sampai, bukannya ia langsung bertemu dengan Helena, malahan yang ditemukannya handphone milik wanita itu yang keadaan layar masih hidup. Untung saja tidak dicuri. Tapi …Rylee berhenti dan mengambil duduk di bangku halte. Pria itu memegangi dagunya, tengah berpikir, “Tadi ponselnya ini ada di bangku dan masih dalam keadaan hidup, setelah kulihat setelannya, ponsel ini akan mati tiga menit. Dan tadi setelah kulihat, ponsel itu mati, berarti … ”“Berarti sudah tiga menit berlalu aku pergi dan kau baru sampai,” sambung Helena tiba-tiba saja berada di sampingnya, duduk dengan santai sambil menikmati rolled ice cream di dalam wajah mini, yang terdapat strawberry di atasnya ice creamnya sebagai toping.“Eh?!” Rylee terperanj

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 71 Perasaan Kalut

    Helena termangu manik coklatnya tak berkedip menatap Malvin yang memberikan intimindasi padanya secara tak sadar. Hingga melihat bagaimana dalamnya Helena menatapnya, Malvin seketika tersadar dan pria itu mengusap wajahnya kasar sambil berkata, “Bukan itu maksud Ayah. Ayah hanya tidak ingin kita saling mengingatnya setelah lama kita berusaha melupakannya.”“Aku sama sekali tidak mengingatnya, aku sangat berharap bisa mengingatnya. Setidaknya aku bisa tahu seperti apa dia. Aku tidak ingin benar-benar melupakannya, dia ibuku, Ayah,” kata lirih Helena, suaranya terdengar parau dan nyaris menghilang di akhir kalimatnya. Helena menyentuh dadanya. “dia yang telah melahirkanku, betapa berdosanya aku sebagai anak yang telah susah payah dilahirkannya, begitu saja melupakannya.”“Ibumu tidak berharap setelah kepergiannya kamu merasa menderita, sayang. Ayah juga tidak berharap kamu merasakan itu juga, kami sangat memperdulikanmu. Kamu tidak perlu mengingatnya, sekarang yang perlu kamu pedulikan

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 70 Basah Kuyup

    “Helena, kenapa basah kuyup seperti ini?” Malvin terkejut dan wajahnya tampak cemas memperhatikan penampilan Helena kini. Bagaimana tidak, pulang-pulang Helena basah kuyup padahal cuaca saja tidak sedang hujan.Ia yang akan keluar, menjadi berhenti ketika melihat sang putri berjalan dalam keadaan seperti itu memasuki mansionnya.“Aku kecebur kolam renang,” balas Helena pelan dan sedikit menggigil merasa begitu kedinginan. Tangannya mengusap-usap lengannya berupaya membantu meredahkan rasa dinginnya.“Cepat ambilkan handuk!” suruhnya pada para pelayan yang berada di sini. Sampai para pelayan tersebut bergegas mengambil handuk untuk Helena.“Bagaimana bisa kamu sampai kecebur, sayang? Apa ada yang mendorongmu?” Ia membawa Helena berjalan dengan melebarkan lengan panjangnya, ia memegang ujung bahu Helena dan mendekatkan Helena pada lengannya tak memperdulikan pakaiannya akan basah saling bersentuhan dengan Helena.“Hm, jika tidak bagaimana mungkin aku jatuh,” balas Helena sambil terus be

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 69 Pikirkanlah

    “Perkiraan saya benar ‘kan? Mereka akan datang, ayah dan kakak laki-laki Anda.” Roky memandang wanita yang duduk di sampingnya, berdua bersamanya di dalam mobil miliknya yang terparkir rapi di basement mobil rumah sakit ini.Sengaja Roky membawa Helena di sini, untuk memperlihatkan kebenaran yang mungkin saja wanita cantik berambut gelombang itu meragukannya. Sekarang, mana mungkin bisa dia menolak kebenaran yang telah terlihat nyata di depan matanya itu, jika memang dia terlalu dibutakan cinta keluarganya.Sekilas tak disadari oleh Roky senyuman Helena tertarik miris. “Aku hampir tidak percaya,” kata Helena.Ia masih bingung dengan situasinya, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Tapi melihat setiap kebenaran yang dikatakan Roky, ada suatu dugaan buruk di dalam benaknya.“Apa sebenarnya tujuan mereka mencariku? Dan apa alasan kakakku Vincent ingin membawaku pergi? Aku bingung memikirkan itu.” Helena bertanya itu pada Roky.Roky tak menjawabnya, pandangannya lurus ke depan. Helena sebe

  • Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila   Bab 68 Tidak Berguna

    “Kita pulang sekarang Helena.” Vincent menyambar tangan Helena di tengah Helena sedang berbincang dengan Roky dan Hart mengenai Sofia. Wanita itu tentu terperanjat begitupun dengan dua pria bersamanya, atas tindakan tiba-tiba pria yang merupakan kakak laki-lakinya. Baru datang, dia langsung membawa Helena pergi tampak seakan dikejar oleh sesuatu, ia terburu-buru membawa Helenaa ikut dengannya. “Kak Vincent, ada apa?” Helena menghentikan paksa langkahnya dan menahan tangan Vincent yang menarik tangannya, meskipun kekuatannya tak seimbang, Helena sekuatnya berusaha menahan dirinya berhenti. Vincent berhenti merasakan tangannya berat menarik Helena, dia berbalik lantas menatap Helena yang memandangnya kebingungan. “Kita harus pergi. Di sini tidak akan aman,” ucap Vincent. “Kenapa?” tanya Helena, penasaran dengan apa yang terjadi. Biasanya Vincent tidak seperti itu kepadanya. Ini terasa aneh, dia jelas penasaran. Vincent menghela napas gusarnya, dia membalikkan tubuh dan bergantian ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status