Barraberee

Barraberee

last updateLast Updated : 2021-11-15
By:  Syair SenduOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
17Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Qarmita Alpha Cygni adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang disukai oleh dua orang lelaki sekaligus. Yang satunya adalah teman satu sekolahnya. Sedangkan yang satunya lagi adalah mantan mahasiswa sang Papa. Attalah Barra Samudra merupakan seorang pria dewasa berusia 29 tahun yang berprofesi sebagai seorang dosen di salah satu Perguruan Tinggi di kota Bandung. Menyukai karakter Qarmita yang tampak bijaksana dan mandiri di luar. Namun begitu manja jika bersama keluarganya. Perkenalan pertama mereka diwarnai oleh kejadian kocak dan cukup berkesan bagi keduanya. Barra yang agresif, sedangkan Qarmita tetap diam di tempat. Tidak maju atau pun mundur dari tawaran yang Barra ajukan demi kepentingan masa depan mereka nantinya. Siap menjelajah bersama, untuk menemukan akhir dari cerita ini? Mari kita mulai.

View More

Chapter 1

Prolog

Yaampun, ini kereta besi jalannya seperti siput. Papa bilang sudah diperbaiki, tahunya masih lambat gini jalannya. Aku sudah bilang nggak usah dipakai lagi. Jual saja ke tukang besi. Tapi masih saja beliau ngeyel. Jadinya gini, kan.

Dugudugudug......boooooom, cusssss!

Astaga! Ini apa lagi masalahnya?

"Papaaa!" Sumpah, aku beneran kesel tingkat Miss Universe.

"Subhanallah! Bacot lo, ya. Sakit kuping gue." Pekik Bang Orion.

Bacot aku emang udah kayak mercon acara sunatan si Entong kalau lagi kesel gini. Ini Abang, bikin tambah kesel.

"Gue kesel, Baaang." Teriakku lagi.

"Ya ampun, dah. Punya adek pengen gue lempar ke Samudra Hindia aja. Stabil nih hidup gue, pasti." Astaga! Makin tambah kesel, aku tuh.

"Sudah, sudah. Sebaiknya kalian turun. Sementara Papa meriksa kerusakannnya, kalian nyari mobil yang lewat supaya bisa ditumpangi.

"Ya Allah, Pap. Hari gini mana ada orang yang mau ditumpangi? Kita bertiga, pula."

"Cerewet!"

Hell! Papa mah, kalau sudah muncul galaknya, gajah saja langsung kempes jadi tikus. Apa sih? Ga-Je.

"Bang! Cari sana. Gue males, nih." Aku menghindar dari tugas nggak berkesudahan itu. Beberapa pengendara hanya lewat, nggak ada yang bermurah hati untuk ngasih kita tumpangan. Mending aku ngadem dulu deh, di bawah pohon duren yang nggak terlalu jauh dari pinggir jalan.

"Eeeh, jangan berdiri di situ." Papa memperingatkan.

"Hah, kenapa emangnya Pap?" Tanyaku polos. Asli, aku lo-la.

"Sadar nggak itu pohon apa?"

Hah! Iya, aku sadar kok sepenuhnya. Pohon durian, kan? Emangnya kenapa? Belum sempat aku membalas ucapan Papa, tiba-tiba seperti ada benda jatuh di sebelah kiriku. Pas aku lihat, sekitar dua meter dari aku berdiri, tergeletaklah buah berkulit duri itu.

Allahuakbar! Dureeen, untung lu kagak mendarat di kepala gue.

"Papaaa." Aku langsung berlari memeluk punggung Papa yang tegap. Ya Allah, hampir aja aku metong.

"Makanya lain kali hati-hati dong. Kamu gimana, sih? Kamu mau bikin Papa jantungan, hah." Di sela lirih senduku, Papa memberi ultimatum berharganya. Maaf, Pap.

"Pa..." Aku melepas pelukan dari Papa, lalu berbalik badan saat mendengar suara Bang Orion memanggil Papa.

"Eh, Barra." Seru Papa.

Nggak tahu itu manusia datang dari mana. Sosok cowok tinggi tegap, berbadan altetis dengan jambang yang subur. Mengenakan setelan kemeja putih polos lengan panjang yang dipadu dengan celana bahan berwarna hitam semata kaki. Dia berdiri menjulang tepat di depanku. Lebih tepatnya di sebelah Bang Orion.

"Iya, Prof. Kata Orion kalian sedang butuh tumpangan, ya?" Tanya cowok itu, yang aku tebak usianya agak lebih matang dari Abangku. Kalau Bang Orion saat ini sedang berusia 25 tahun, kira-kira itu cowok di sebelahnya berusia hampir kepala tiga. Atau mungkin lebih? Ah, kepo banget deh, aku.

"Wah, bisa kemujuran ketemu di sini. Kamu mau ke Observatorium juga?" Papa bertanya dengan senyum yang tak lepas dari wajah rentanya.

"Iya, Prof. Jadi, bagaimana, apakah kita berangkat sekarang?" Si cowok mateng membalas dengan ucapan yang terdengar lebih ramah disertai senyum yang manis menawan.

MasyaAllah, the beautiful created. Aku belum pernah nemu Om-Om seganteng koyo ngene.

Ngomong-ngomong dia sadar nggak ya, akan kehadiranku di sini? Perasaan dari tadi dia nggak ada lirik ke arahku. Fokusnya cuma ke Papa doang. Sesekali beralih tatap ke arah Bang Orion. Asem!

Om, lirik gue, dong.

Bersambung....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
El Zarra
Ceritanya seru, bahasanya ringan. Membuat penasaran. Lanjut thor.
2021-09-03 13:01:01
1
user avatar
El Zarra
Ceritanya seru, bikin penasaran pembaca. Lanjutkan thor!
2021-09-03 13:00:09
1
user avatar
Eneng Susanti
beneran seru. ceritanya ringan dan mengalir. bahasanya juga asyik, enak dibaca.
2021-09-03 11:58:36
1
user avatar
Eneng Susanti
sinopsisnya menarik. Kita satu server nih kayaknya. Saya masukan ke pustaka ya, Kak. Mampir dan review cerita saya juga, ya.
2021-09-03 11:56:09
1
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status