Share

Pamer Pelaminan Mewah.

AKHIRNYA TERPILIH JUGA PELAMINAN INDAH INI.

Sebuah caption unggahan foto pelaminan mewah ala sultan. Benar-benar nekad mereka mengeluarkan uang untuk acara mewah ini. Jika mereka nekad aku juga harus nekad.

"Mas gak salah Nina mau mengunakan WO mahal dan terkenal itu? Apa sudah kalian bicarakan dengan pihak pria untuk biayanya?"

Aku bertanya saat mas Bayu sedang menikmati kopi dan pisang goreng yang baru aku suguhkan tadi.

"Tidak perlu ikut campur, kau kan tau Nina adikku sekaligus anak bungsu di keluarga kami. Tentu saja pesta pernikahannya harus besar dan mewah."

Aku menarik napas panjang, mencoba menahan gemuruh di dadaku yang seperti hendak meledak kali ini, tentu setelah mendengar ucapan mas Bayu barusan.

"Masalahnya biayanya ada tidak? Paling engak calon suaminya memberi banyak untuk pestanya. Atau semua saudaramu ikut patungan gitu."

Brak ....

"Diam dan tutup mulutmu, ini urusan keluargaku. Semua sudah dibicarakan jangan pernah ikut campur lagi."

Aku mengelus dada mencoba menghilangkan debaran jantung yang tidak karuan, setelah mendengar mas Bayu mengebrak meja, sehingga gelas kopinya melayang dan tumpah.

"Baiklah mas maafkan aku yang lancang dan ikut campur urusan keluargamu. Baiklah mulai sekarang aku bersumpah, tidak akan ikut campur lagi dengan urusan kalian. Maaf aku masuk kekamar dulu."

Aku meninggalkan mas Bayu sendiri, baiklah sudah cukup aku ikut campur dengan masalah keluarga suamiku, yang selama ini aku anggap keluargaku juga.

Tidak kah mereka tau bagaimana aku mengurus mereka, bahkan aku masih mengurus bapaknya yang sudah mati juga. Tapi ternyata rasa nyaman aku urusi, membuat mereka berpikir aku terlalu ikut campur.

Syukurlah akhirnya aku ada alasan untuk mundur mengurusi keluarga suamiku. Sekarang lebih baik aku buat hidupku nyaman, sebelum menghilangkan kenyamanan keluarga mas Bayu.

"Beruntung banget Bu Gendis bakal punya menantu kaya raya, tidak seperti itu menikah saja hanya di KUA. Saat ngunduh mantu hanya makan nasi urap."

Aku tidak perduli saat beberapa orang wanita berdiri di depan pintu pagar. Mereka menyindirku yang sedang menjemur baju, karena semakin nyinyir aku siram saja dengan air perasan kain basahku.

"Risma .... dasar sialan jadi basah semua bajuku."

Aku tersenyum saat melihat mereka basah kuyup, lumayan air setengah ember. Kena semua biar tau rasa, berani menceritai aku langsung depan-depanan.

"Risma buka pintu, dasar bikin malu aja sih jadi mantu."

Baru aku meletakkan ember bekas menjemur baju tadi. Sudah terdengar teriakan panjang dari mulut mertuaku. Bergegas aku buka pintu agar dia bisa masuk.

"Apa maksudmu menyiram tetangga dengan air bekas baju basah? Apa kau lupa bulan depan adikmu Nina mau menikah, bagaimana kalau dari tempat ini tidak ada yang datang bisa rugi ibu."

Disini tabungan ibu banyak. Berkali-kali ibu undangan kesini, baru kali ini ibu buat pesta besar semoga kembali lagi uang yang ibu kasih buat undangan.

Ampun deh, seperti orang baru aja, berharap balik uang undangan yang dia kasih. Semua orang juga tau, orang sini ada yang tega memberi amplop undangan dengan kertas atau uang dua ribuan.

Masih berharap dikembalikan dengan jumlah yang sama. Seperti nya terlalu berharap tinggi, bagaimana kalau dia tekor. Membuat pesta mewah nanti, tunggu aja pada jantungan.

"Ibu tenang saja di sini ibu terkenal baik. Jadi kemungkinan tempat ini bakal kosong, karena jarang ada pesta mewah pakai WO besar dan mewah lagi. Pasti bikin penasaran semua orang, Risma boleh ya datang awal kepingin melihat pelaminan mewahnya Nina."

Mertuaku tampak berpikir tapi sesuai perkiraan. Dia akan melarangku datang awal, alasannya takut aku kecapekan terus tidak bisa bantu-bantu besok saat pesta.

"Cuci piringnya kan besoknya? Kalau kau datang awal bisa kecapekan saat membantu cuci piring. Kasihan menantu tersayang ibu, biar saja yang lain di bereskan ipar-iparmu."

Seperti dugaanku pasti di tolak jika meminta datang awal, karena bagaimanapun tenagaku hanya dibutuhkan di saat mencuci piring saja.

"Terserah ibu saja, aku juga sudah bilang ke mas Bayu. Tidak akan ikut campur urusan kalian lagi."

"Bagus kau mengerti dengan apa yang dikatakan oleh suamimu. Sebagai wanita jangan terlalu ikut campur, bersyukur saja suamimu baik, bahkan dia memberikan semua gajinya kepadamu. Seharusnya kau merasa beruntung jadi istrinya Bayu."

Aku tersenyum kecut, saat mertuaku bilang aku istri yang beruntung. Ternyata pikirannya sama, dengan pikiran orang yang selalu bilang aku wanita yang beruntung.

"Sudah cepat, mana beras dan uang buat ibu. Kasihan Nina menunggu di depan."

"Seratus ribu ibu minta juga?"

Aku mengeluarkan uang seratus ribuan itu. Dengan cepat ibu menariknya dengan paksa.

"Seratus ribu kan sudah hak ibu. Bisa ataupun tidak bisa harus tersisa seratus ribu buat ibu. Seratus ribu aja ribut amat."

Aku menyerahkan beras dalam goni seberat lima kilo. Dengan cepat mertuaku membawa keluar dan langsung naik ke motor anaknya, setelah itu pergi tanpa permisi.

Jatah ibu mertua sudah aku berikan. Sekarang tinggal menunggu pria-pria tampan yang akan mengapeli aku malam ini. Betapa indahnya hidup ini kapan berakhirnya.

Ting ....

Sebuah pesan dari wa keluarga mas Bayu. Ternyata dari kakak mas Bayu, bertanya dimana ibu dan adiknya meski dia tau kemana kedua orang itu pergi.

(Masih seratus ribu sama beras lima kilo, kapan naik jatah ibu. Kasihan Bayu di kuasai istrinya semua gajinya.)

(Ibu mau aja dikasih segitu, Mbak. Jadi makin berkuasalah ipar kita itu, mentang-mentang kesayangan ibu.)

(Kalian jangan iri, udah untung aku kasih lima kilo beras dan seratus ribu. Kalau mau memberi ibu lebih nih ambil ATM mas Bayu, agar bisa kalian mengelolanya. Dengan iklas aku berikan semuanya tanpa aku potong.)

(Sudah lah Ris, tidak usah berlagak. Jangan buat kami empat bersaudara jadi berantem gara-gara ulahmu.)

(Aku tidak pernah bermaksud membuat kalian berantem. Tapi kalau mau baik akan aku buat kalian ribut tunggu saja waktunya.

Aku meletakkan hp ku percuma melawan mereka buntutnya aku juga yang salah. Padahal kan niatku baik memberi semua gaji mas Bayu tapi mereka semua menolaknya. Sepertinya bakal ada perang besar sebentar lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status