Share

Belenggu Dendam Suamiku
Belenggu Dendam Suamiku
Author: Ahza Rumaisha

Bab 1. Perempuan Licik!

"Dasar perempuan licik!"

Kayana tertegun mendengarnya. Ia memandang pria yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Eiser Ryan Devanders. Pria yang sejak tadi pagi telah resmi menyandang status sebagai suaminya.

Hari ini adalah hari resepsi pernikahan digelar, dan Kayana berniat kembali ke kamar hotel yang telah disiapkan, karena acara telah usai. Tetapi, siapa sangka suaminya ini malah menyusul dengan amarah yang meletup-letup lalu melontarkan kata-kata kasar kepada dirinya.

"Jadi semua ini rencana kamu untuk bisa menikah dengan aku, dasar perempuan licik!" Eiser sekali lagi mengulangi kalimat umpatan untuk istrinya. Dalam sekejap tatapan matanya menjadi sangat menakutkan.

"Apa maksud kamu, Eiser?" Kayana tidak mengerti, mengapa datang-datang suaminya ini malah mencaci maki dirinya.

"Jangan berlagak bodoh di depanku, Kay!" Eiser menjejalkan tangan pada saku jasnya, lalu menunjukkan apa yang ia dapat kepada istrinya.

Sebuah rekaman suara menyapa indera pendengaran. Kayana sampai melotot mendengarnya. "Dari mana kamu mendapatkan itu, Eiser?"

"Kamu nggak perlu tahu, aku dapat dari mana. Semuanya sudah jelas. Dan rencana busuk kamu telah terbongkar. Aku benci kamu, Kay!"

Kayana menggeleng tidak percaya. "Tidak, itu tidak benar, Eiser!"

"Masih mau mengelak?"

Kayana mendadak linglung. "Sungguh, itu bukan aku, Eiser!" Kayana mencoba membela diri. Tetapi, ia malah ditertawakan oleh sang suami.

"Lalu bagaimana dengan ini." Tak cukup dengan memberi bukti rekaman suara. Eiser mengeluarkan beberapa lembar foto dan dilempar tepat di wajah Kayana. Foto itu jatuh tepat di bawah kaki. Kayana menunduk. Benar saja, kedua manik indah itu melebar saat melihatnya.

Sekali lagi Kayana menggeleng. Bedanya sekarang matanya malah berkaca-kaca. "Ini tidak benar, Eiser!"

"Semua sudah jelas. Tapi kamu masih mau menyangkal. Kamu memang licik, Kayana. Aku baru tahu kamu adalah perempuan seperti itu!"

"Berhenti menyebutku seperti itu, Eiser! Aku tidak seperti yang kau pikirkan!"

"Lalu seperti apa? Aku sendiri tidak percaya kamu mampu melakukan hal sehina ini terhadap aku, Kay. Aku mempercayaimu karena kamu temanku. Tetapi, teganya kamu melakukan ini padaku!"

Kayana terpejam, karena sang suami yang tak henti-henti menyalahkan dirinya. Satu bulan yang lalu. Ia memang telah melakukan kesalahan. Tepatnya, kasalahan yang tak disengaja.

Ia salah karena telah membiarkan dirinya hanyut dalam permainan Eiser. Saat itu, tepat di acara reuni tahunan sekolah. Kayana memutuskan datang. Tiba di lokasi acara, ia tidak menyangka melihat Eiser juga datang karena yang ia tahu, pria itu berada di luar negeri.

Awalnya, ia memang ingin mendekati pria itu sekedar menanyakan kabar. Namun, melihat keberadaan Ivana yang juga merupakan teman satu kelasnya berada di sisi Eiser. Kayana urung melakukannya.

Hingga tiba di penghujung acara, ia melihat Eiser yang berjalan sempoyongan dengan memegang kepala. Tidak ada Ivana di sana. Eiser berusaha menggapai mobilnya dengan susah payah. Bahkan pria itu sempat terjatuh berkali-kali.

Melihat itu, Kayana berisiatif membantu. Aroma alkohol menyeruak memasuki indera penciuman. Sepertinya Eiser telah berada di bawah pengaruh alkohol. Namun, yang menjadi pertanyaan. Ke mana Ivana? Bukankah sejak tadi wanita itu lengket sekali dengan Eiser?

Tanpa banyak bicara, Kayana membawa Eiser ke dalam mobil. Lalu melajukan mobilnya ke sebuah hotel karena Kayana tidak tahu tempat tinggal Eiser. Kayana berpikir, setelah menyewa kamar untuk Eiser, ia akan segera pergi.

Namun, di luar dugaan. Eiser malah menahan tangannya. Menariknya sampai terjatuh tepat di atas tubuh Eiser. Pria itu bertindak aneh. Mengeluarkan desisan yang menyerukan kalau dia tengah kepanasan.

Eiser bahkan meminta bantuan, untuk meredakan rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya. Kayana pikir, kenapa Eiser bisa sampai seperti itu. Dan Kayana tahu apa yang terjadi, sepertinya Eiser telah dijebak dengan menggunakan obat perangsang.

Eiser terus saja meceracau, sembari mengurung tubuh Kayana di bawahnya. Kayana jelas menolak, karena ia tahu bila kesadaran Eiser kembali. Pria itu tidak akan senang dengan ini. Namun Eiser terlalu kuat, pria itu telah dikuasai napsu bejat.

Kayana meronta, namun reaksi tubuhnya berkata lain. Eiser terlalu pandai memainkan sentuhan. Sehingga membuat Kayana terbuai. Terlebih ketika mengingat rasa yang telah ia pendam kepada pria ini selama bertahun-tahun. Dan pada akhirnya Kayana memilih menyerahkan dirinya dan terbakar dalam hasrat terlarang bersama Eiser.

Paginya, entah bagaimana bisa kedua orang tua Eiser berada di sana. Memergoki dirinya dan Eiser berada di dalam selimut yang sama. Itulah alasan kenapa dirinya bisa sampai berada dalam situasi ini sekarang.

Kanaya tidak mengerti dengan jalan pikiran Eiser. Mengapa pria itu terus saja memojokkan dirinya? Sepertinya karena rekaman dan foto itu. Yang telah menimbulkan kebencian di hati Eiser.

"Eiser, aku sungguh tidak tahu apa-apa. Bukankah di sini kamu yang pantas disalahkan?. Kamu yang melakukan itu terhadap aku!"

"Sialan!" Eiser maju, lalu meraih leher, kemudian mencengkeramnya.

"Lepaskan aku, Eiser!" Kayana mencoba menahan tangan Eiser. Namun, tenaganya tak lebih kuat. Malah Eiser semakin menguatkan cengkeramannya.

"Gara-gara kamu, aku tidak bisa menikahi Ivana, gara-gara kamu. Kekasihku hampir bunuh diri. Dan karena rencana sialanmu itu, aku kehilangan bayiku!"

Kanaya melotot mendengar itu. "Bayi?"

"Ya, Ivana mengandung anakku, dia mencoba untuk bunuh diri, dan itu karena kelakuanmu!"

Emosi Eiser meluap-luap, dan saking emosinya, Eiser sampai mendorong Kayana hingga wanita itu terjerembab ke atas kasur. Kayana meringis, akibat cengkeraman tangan Eiser. Ia terbatuk-batuk setelah itu.

"Sungguh, aku tidak tahu apa-apa, Eiser. Bagaimana aku harus menjelaskannya padamu?" ucap Kayana memelas. Ia hampir meneteskan air matanya, tetapi berusaha ia tahan. Ia tidak tahu bagaimana cara dirinya menghadapi Eiser.

Di mata pria itu, dirinya sudah seperti penjahat yang melakukan kesalahan yang fatal. Menjelaskan apapun, semua akan percuma. Karena pria itu terlanjur membenci dirinya. Dan soal bayi itu, Kayana sungguh tidak tahu apa-apa.

"Aku tidak mau tahu, kau harus mendapatkan balasan."

"Lalu apa maumu? Kamu ingin memberitahu orang tuamu soal rekaman itu, kemudian menceraikan aku lalu menikahi Ivana? silakan saja, Eiser. Aku akan terima apapun keputusan kamu!"

Kanaya pasrah. Kalau ini memang takdir pernikahannya sampai di sini. Menjanda di usia pernikahan yang hanya beberapa jam ini. Itu akan ia terima asal membuat Eiser senang.

"Tidak semudah itu, kamu harus merasakan apa yang Ivana rasakan! Kamu harus merasakan sakit yang diderita Ivana, akibat percobaan bunuh dirinya!"

"Jadi kamu ingin aku membunuh diri aku sendiri? Begitu, Eiser?"

"Aku rasa kau cukup pintar untuk memahami kata-kataku, Kay."

Kayana melotot. "Kau sungguh aku ingin melakukan itu, Eiser?"

"Kita lihat saja, apa kau sanggup melakukannya."

Kayana menggeleng tidak percaya. Kenapa Eiser jadi seperti ini? Sepertinya, dirinyalah yang telah merubah Eiser jadi seperti itu. Dan jika Kayana melakukan apa yang dilakukan Ivana membuat Eiser senang. Maka Kayana harus melakukannya.

"Kalau itu mau kamu, baik aku akan melakukannya, Eiser." Detik itu juga, ia berjalan keluar balkon lalu menatap ke bawah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status