Belenggu Dendam Suamiku

Belenggu Dendam Suamiku

Oleh:  Ahza Rumaisha   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
325Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kayana pikir, menikahi pria yang ia kenal akan membawa kebahagiaan dalam pernikahan. Namun, bukannya membuatnya bahagia. Eiser justru membuat Kayana menderita. Tanpa ia ketahui, pria itu datang dengan sejuta dendam yang membara. Membuat Kayana menderita adalah tujuan awal pernikahannya. Seolah tak cukup membawa nasib buruk. Eiser juga menjadikannya tawanan, membelenggunya dengan dendam yang tak berkesudahan. Akankah Kayana menemukan kebahagiaannya? Bagaimana nasib pernikahan keduanya?

Lihat lebih banyak
Belenggu Dendam Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
Bab 1. Perempuan Licik!
"Dasar perempuan licik!" Kayana tertegun mendengarnya. Ia memandang pria yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Eiser Ryan Devanders. Pria yang sejak tadi pagi telah resmi menyandang status sebagai suaminya. Hari ini adalah hari resepsi pernikahan digelar, dan Kayana berniat kembali ke kamar hotel yang telah disiapkan, karena acara telah usai. Tetapi, siapa sangka suaminya ini malah menyusul dengan amarah yang meletup-letup lalu melontarkan kata-kata kasar kepada dirinya. "Jadi semua ini rencana kamu untuk bisa menikah dengan aku, dasar perempuan licik!" Eiser sekali lagi mengulangi kalimat umpatan untuk istrinya. Dalam sekejap tatapan matanya menjadi sangat menakutkan. "Apa maksud kamu, Eiser?" Kayana tidak mengerti, mengapa datang-datang suaminya ini malah mencaci maki dirinya."Jangan berlagak bodoh di depanku, Kay!" Eiser menjejalkan tangan pada saku jasnya, lalu menunjukkan apa yang ia dapat kepada istrinya. Sebuah rekaman suara menyapa indera pendengaran. Kayana sampai melo
Baca selengkapnya
Bab 2. Berubah Pikiran
Lompat dari gedung 12 adalah hal yang paling gila yang harus Kayana lakukan. Bisa menyebabkan cedera, cacat, atau kemungkinan besar kematian. Dan Kayana harus melakukan itu demi untuk menyenangkan suaminya. Anehnya, Eiser malah diam saja. Pria itu hanya tersenyum melihat apa yang Kayana lakukan. Semua demi apa? Hanya untuk membalaskan dendam sang kekasih. Kayana harus melakukan apa yang Ivana lakukan. Menurut informasi, Ivana mencoba bunuh diri dengan cara lompat dari gedung apartemennya dan mengabaikan janin di perut sehingga janin tersebut menjadi korban. Dan itu dilakukan Ivana sehari sebelum hari pernikahan dirinya dan Eiser dilaksanakan. Kayana sendiri tidak tahu, sejak kapan Eiser memiliki hubungan dengan wanita itu. Melihat kedekatan mereka saat acara reuni, Kayana tidak menyangka kalau keduanya memang sedekat itu. Bahkan sempat membuat bayi. Satu kenyataan yang membuat hati Kayana teriris. Sampai-sampai ia yakin kalau dirinya harus terjun dari balkon gedung sekarang juga.
Baca selengkapnya
Bab 3. Masih Ingat Pulang?
Kayana tertegun melihat pria yang berdiri tak jauh darinya. Selain aura yang menakutkan, tatapan yang tak pernah berubah sejak kejadian malam pertama membuat Kayana merasa kerdil saat berhadapan dengan suaminya ini. Terlebih ketika pria itu mulai mendekat seperti sekarang, rasa-rasanya Kayana ingin enyah saja dari dunia. Namun, ketakutan itu tak beralasan karena Eiser rupanya hanya melewati dirinya saja. Hembusan napas kasar terdengar. Bolehkah Kayana merasa lega sekarang? Tidak, karena sepertinya Eiser tidak akan membiarkan Kayana begitu saja, pria itu membalik diri lalu menatap punggung Kayana. "Kenapa kamu masih di situ? cepat siapkan air mandi. Istri macam apa kamu ini!" Kayana refleks membalik diri. Ia memandang sang suami dengan kening berkerut. Bukankah kata-kata itu lebih cocok untuk Eiser. Suami macam apa yang meninggalkan istrinya sendirian selama satu bulan tanpa kabar?"Oh, masih ingat pulang? Maaf, aku pikir kamu tidak akan pulang." Entah keberanian dari mana, Kayana
Baca selengkapnya
Bab 4. Cinta Sepihak
Jantung Kayana berdegup kencang, terlebih ketika Eiser menyusuri leher jenjangnya dengan menggunakan bibir. Namun, Kayana tidak akan membiarkan itu berlanjut. Ia tidak boleh terbuai pada perasaan yang hanya ia rasakan sepihak. Eiser tidak akan bersikap selembut ini. Kayana mencoba mensugesti diri dan segera mengembalikan kesadarannya. "Berhenti, Eiser. Bukankah kamu bilang ingin makan." Eiser tersenyum miring. "Bukankah kamu yang menginginkan ini? Kamu pasti sengaja tidak menyiapkan aku pakaian ganti agar aku berpenampilan begini." Kayana terpejam. Ingin sekali memprotes dan mengatakan, "bukannya pakaian kamu ada di lemari. Kenapa mengambil pakaian saja menunggu aku?" Tetapi itu hanya ada dalam angan saja. Kayana tidak ingin memancing emosi Eiser dan memilih untuk diam dan meminta maaf. "Maaf, kalau begitu akan aku siapkan sekarang." Kayana berdiri. Tetapi lagi-lagi Eiser menahannya. Eiser meraih pinggang lalu mengangkat Kayana dan mendudukkan di atas meja yang kosong. "Terlamba
Baca selengkapnya
Bab 5. Ceraikan Aku!
Apa Kayana tidak salah dengar? Pantasnya yang bicara begitu adalah dirinya. Bukankah selama ini yang tidak menganggap istri adalah Eiser? Tapi kenapa pria itu berkata seolah dirinya yang tidak bersikap layaknya seorang istri? "Kamu sedang membicarakan dirimu sendiri, Eiser." Kayana membalas ucapan telak pada sang suami. "Tak bisakah kamu tidak membantahku." "Aku hanya berbicara kenyataan, Eiser." Eiser, mendecak kesal lantaran sang istri terus saja membantah. Dan ketika keduanya sampai di lokasi acara senyum mereka tampakkan di bibir masing-masing. "Akhirnya kamu datang juga, Sayang." Kayana langsung menerima pelukan dari Lusiana, sang ibu mertua. Wanita yang masih terlihat muda di usia kepala 5 itu nampak begitu kagum terhadap paras yang dimiliki sang menantu. Lalu Evan, sang papa mertua. Dia juga sangat senang terhadap Kayana. Pembawaan yang lemah lembut dan penuh sopan santun, menandakan kalau menantunya ini memiliki attitude yang bagus. Tidak seperti yang dikatakan oleh san
Baca selengkapnya
Bab 6. Tidak Ada Perceraian
"Bercerai? hahaha....!" Tawa Eiser menggema di ruangan dan itu membuat Kayana semakin geram. "Kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja setelah apa yang kamu perbuat di kehidupanku? Tidak semudah itu, Kay. Kamu harus terima pembalasanku terlebih dahulu." "Persetan denganmu, Eiser. Aku akan tetap mengajukan perceraian." Kayana tidak akan tinggal diam kali ini. "Coba saja kalau kamu bisa. Tapi itu tidak akan mudah. Dan sampai kapanpun, tidak akan ada perceraian. Camkan itu!""Kamu egois, Eiser. Aku membencimu!" jerit Kayana. "Pantasnya aku yang mengatakan itu." Eiser tidak kalah sinis. "Kalau begitu maki aku sesuka hati kamu, Eiser. Lakuka apa yang ingin kamu lakukan. Setelah itu, biarkan aku pergi." Kayana menurunkan nada bicaranya. Sayangnya itu terdengar lucu bagi Eiser sampai-sampai pria itu harus tertawa dengan remeh. "Sudah kubilang. Itu tidak akan terjadi, sampai kapanpun kamu tidak akan bisa lepas dari genggamanku, Kay." "Sebenarnya apa maumu! Jika kamu ingin menghancur
Baca selengkapnya
Bab 7. Membawa Ivana
Kayana tercenung beberapa saat. Ia mencoba untuk memahami ucapan suaminya. Dia bilang apa tadi? Eiser ingin kekasihnya tinggal bersama dirinya di rumah ini? Apa dirinya tidak salah dengar? Yang benar saja? Apa dia sudah gila? "Eiser. Kamu boleh untuk tidak pulang. Tapi jangan keterlaluan dengan menyuruhku melakukan hal yang tidak akan pernah aku lakukan." Eiser menanggapi ucapan istrinya dengan senyum remeh. Ia jelas tahu kalau wanita itu tidak senang bahkan menolek keputusannya, itu bisa dilihat dari raut wajah Kayana dan juga ucapannya. Dan memang itulah tujuan Eiser sebenarnya. Membuat istrinya marah. "Aku tidak perlu izinmu untuk melakukan apapun. Di rumahku!" Eiser memberi tekanan di kalimat terakhirnya dan itu membuat Kayana mengepal geram. Ia memang membiarkan dirinya ditindas oleh Eiser agar pria itu puas membalaskan dendamnya. Tetapi tidak dengan keputusan ini. "Baik, kalian boleh tinggal di sini. Kalau begitu aku yang akan keluar dari rumah ini." Kayana melangkahkan kak
Baca selengkapnya
Bab 8. Pria Asing
Tentu saja itu hanya bisa Kayana ucapkan dalam hati. Meski ia membenci Eiser, tetapi melihat apa yang dilakukan Eiser terhadap Ivana, membuat sudut hati Kayana terluka. Selain berdiri, ia hanya bisa memalingkan wajahnya dengan sesekali mendongak ke atas agar buliran bening yang sedari ia tahan tidak tumpah. Pekerjaan dapur menjadi menumpuk setelah kepergian Eiser dan Ivana. Kayana memandang makanan sisa yang ditinggalkan oleh Eiser. Selera makannya seketika menghilang tak bersisa. Ia kembali ke kamar setelah menyelesaikan pekerjaan dapur. Tak ia pedulikan di mana keberadaan Eiser, terakhir kali ia melihat pria itu mengantar selingkuhannya ke kamar. Persetan bila pria itu ingin tidur di sana. Itu malah bagus, dan dirinya bisa terlepas dari pria itu malam ini. Kayana menjatuhkan bobot tubuhnya di bibir ranjang, melepas ikatan rambutnya, barulah ia merebahkan diri untuk beristirahat. Di sepertiga malam, ia dibangukan oleh suara derit pintu dan derap langkah kaki seseorang. Setengah
Baca selengkapnya
Bab 9. Ganti Rugi
Kayana tidak dapat menahan keterkejutannya atas apa yang dilihatnya. Sosok pria yang dimaksud oleh anak buahnya ini memang benar adanya. Dia sosok yang tampan, dan bersahaja. Dan yang terpenting, maksud kedatangannya kemari. Dan lagi-lagi apa yang dikatakan oleh Vero benar. Pria ini memang akan menagih sesuatu seperti yang ia janjikan kepadanya. Saat acara pesta ulang tahun perusahaan keluarga suaminya, Kayana telah memberikan kerugian bagi pria itu dengan menumpahkan segelas wine pada jasnya yang mahal. Lalu ia memberi kartu nama miliknya untuk menuntut ganti rugi. "Kita bertemu lagi," ucap pria itu yang seketika menyadarkan Kayana dari lamunan."Ah ya." Kayana tersenyum kikuk. Dengan sesekali melirik ke arah Vero yang tak henti memandang takjub pada pria di hadapannya ini. "Sepertinya Anda sangat sibuk. Sulit sekali ditemui. Anda tidak bermaksud lari dari tanggung jawab 'kan, Nona?" "Ah bukan begitu. Bukankah saya sudah memberi Anda kartu nama dan di sana tertera nomor yang bis
Baca selengkapnya
Bab 10. Istri Pembangkang
Kayana jelas kaget, tetapi itu tidak bertahan lama. Dengan cepat ia menguasai dirinya. Ia melirik pergelangan tangan. Tidak biasanya pria itu di rumah jam segini. Itu dikarenakan Kayana terbiasa ditinggal sendirian. Dan ketika Eiser pergi, Kayana menyempatkan diri untuk keluar sekedar memeriksa pekerjaan. Tetapi, Kayana lupa, bila Ivana sekarang berada satu atap dengan dirinya. Harusnya ia sudah menduganya, 'kan?"Apa setelah bersenang-senang, telingamu jadi tidak berfungsi. Jawab pertanyaanku, Kay." Langkah Kayana terhenti, di anak tangga pertama. Apakah pergi bekerja bisa dikatakan bersenang-senang? Ya mungkin setidaknya Kayana sedikit senang karena tidak ada yang mengganggunya saat bekerja. "Apa saat pergi bekerja, kamu juga bersenang-senang?" Kayana membalikkan perkataan Eiser. Membuat sorot mata pria bergelar suami itu semakin gelap saja. "Aku baru tahu, kamu adalah wanita pembangkang. Aku semakin menyesal menikahimu." "Kalau begitu ceraikan!" jerit Kayana yang seketika memb
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status