Sudah beberapa hari berlalu setelah kejadian menegangkan antara Mia dan Rangga. Selama beberapa hari itu, Mia menjalani kehidupannya dengan murung, sampai beberapa orang di kantornya menanyakan alasan Mia seperti itu, tapi tentu saja Mia tidak menjawabnya dengan jujur.
Beberapa kali Mia juga sempat bertemu dengan Rangga ataupun dengan Radit, tapi sebisa mungkin Mia menghindari mereka berdua. Ketika Mia menghindari Rangga dan Radit, mereka berdua juga tidak memaksa Mia untuk berhenti menghindarinya, mereka terlihat seperti mengerti maksud Mia sebenarnya.Hari ini Mia sama sekali belum keluar dari rumahnya, karena hari ini adalah hari libur nasional. Sejak semalam, Mia sudah merencanakan untuk tidak keluar dari rumah sama sekali, apalagi semua bahan makanan sudah tersedia di dalam kulkasnya. Namun istilah manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang memutuskan dirasakan oleh Mia.Ketika Mia sedang bermalas-malasan di kasurnya dengan memainMia sudah membeli sabun mandi yang ia butuhkan, sekarang waktunya Mia untuk kembali ke rumahnya. Dalam perjalanannya menuju rumah, Mia merasa was-was, ia takut akan bertemu dengan Rangga ataupun Radit di jalan atau di depan rumah. Mia berusaha untuk menghilangkan perasaan was-was itu.Tinggal beberapa langkah lagi, Mia sampai di depan rumahnya, tapi langkah kaki itu langsung terhenti saat Mia melihat sosok Radit keluar dari rumahnya dan langsung menatapnya dengan tajam, namun tatapan mata itu bukan menunjukkan kemarahan, lebih kepada tatapan mata dari seseorang yang sedang merindukan sosok yang berada di depannya. Langkah kaki Mia yang sempat terhenti, kembali berjalan mendekati Radit karena Radit sudah berada tepat di depan rumah Mia."Kenapa kamu menghindariku?" Tanya Radit langsung ketika Mia sudah berada di depannya. "Apa kamu masih marah denganku?" Tanya Radit lagi.Mia yang awalnya hanya menundukkan kepalanya dan t
"Aku menyukaimu," kalimat yang keluar dari mulut Radit itu bukan hanya mengejutkan Mia, tapi juga Rangga dan Andini, karena tidak ada yang pernah menyangka Radit akan menyatakan perasaannya di depan Rangga dan Andini. Mia yang semula sudah membalikkan tubuhnya menghadap rumahnya, kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Radit, dan mau nggak mau ia membelalakkan kedua matanya ke arah Radit. Mia yang awalnya berniat akan memaafkan Radit, menjadi kembali kesal pada Radit. "Aku menyukaimu," Radit mengulangi ucapannya, dan seperti memberitahu Mia kalau dirinya tidak salah dengar. Mia masih membeku di tempatnya dengan tatapan matanya yang tidak beralih dari Radit sama sekali. Andini menggandeng lengan Rangga dan meninggalkan Radit dan Mia berdua tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sepeninggal Andini dan Rangga, Radit dan Mia masih hanya saling tatap tanpa ada yang mengeluarkan kata-kata. Cukup lama me
Hari ini Mia tidak terlalu sibuk, dan Mia sangat menikmati kesehariannya di kantor, bahkan ia bisa melupakan kejadian tidak mengenakkan yang dialaminya semalam. Mood Mia kembali membaik setelah sekian lama, ia berharap tidak ada yang bisa merusaknya lagi.Waktu berjalan terasa lebih cepat dari biasanya, sekarang sudah waktunya Mia untuk pulang, Mia pun mulai beres-beres. Meja sebelah Mia sudah kosong dan rapi karena Lina sudah pulang lebih awal, tadi ia mengeluh sedang tidak enak badan. Mia beres-beres dengan semangat tanpa memikirkan apa-apa lagi.Setelah merasa semua barangnya sudah masuk ke dalam tasnya, Mia mulai melangkahkan kakinya untuk turun dan pulang. Senyuman di wajah Mia masih mengembang dengan baik, sesekali orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan bingung. Tidak lama kemudian senyuman itu sirna begitu saja, saat dirinya sudah sampai di dekat pintu utama kantornya. Mia melihat sosok Radit bersama motornya sudah menunggunya di depan k
Beberapa menit kemudian, mereka berdua sudah mulai bisa melihat rumah mereka masing-masing, walaupun dari jarak yang cukup jauh. Motor masih tetap melaju dengan kecepatan yang sama untuk mendekati rumah mereka. Saat motor sudah benar-benar sampai di depan rumah Mia, Radit menghentikan laju motornya. Belum sempat Radit memarkir motornya dengan baik, Mia sudah turun dari motor, jadilah Mia hampir jatuh. Melihat Mia akan jatuh, kecepatan reflek tubuh Radit berjalan dengan baik, ia langsung meraih dan memegangi tangan Mia dengan erat supaya Mia tidak terjatuh."Pelan-pelan." Nada suara Radit terdengar marah, bahkan Mia merasa Radit tidak pernah semarah itu kepadanya."Maaf," dan anehnya Mia langsung merasa bersalah, makanya dirinya langsung meminta maaf."Ada yang sakit nggak?" Radit menghiraukan ucapan maaf Mia.Mia tidak langsung menjawab, ia melihat ke arah kakinya terlebih dulu karena tadi ia merasa
Tiga hari setelah kedatangan kedua orang tua Radit dan Rangga, akhirnya mereka berdua mengetahui alasan sebenarnya, mengapa secara tiba-tiba kedua orang tuanya memilih untuk memindahkan kedua anaknya dari rumah yang mereka tempati selama ini.Beberapa hari sebelum kejadian itu, kedua orang tua Radit dan Rangga bertemu dengan tante Mela secara diam-diam, tanpa sepengetahuan Radit maupun Rangga. Saat pertemuan itu, kedua orang tua Radit dan Rangga merasa ada suatu hal yang tidak mereka sukai dari ajaran tante Mela, dan mulai saat itu mereka saling bertengkar, bahkan mama Radit yang juga kakak dari tante Mela, sangat marah pada tante Mela karena hal itu. Ajaran yang kedua orang tua tidak sukai itu adalah berkaitan dengan kuliah Radit dan Rangga, kedua orang tua mereka merasa tante Mela terlalu memanjakan Radit dan Rangga, sehingga mereka berdua bisa seenaknya bolos kuliah.Selama beberapa hari ini Radit mulai menjauhkan diri dari Mia, bahkan ke
Hari Sabtu datang begitu cepat, hari dimana kakak ketiga Mia berjanji akan berkunjung ke rumah Mia. Sampai sekarang Mia masih belum mengetahui alasan sebenarnya dari kakaknya yang berniat ke rumahnya. Karena hari Sabtu Mia tidak libur, jadi Mia pun tidak menunggu-nunggu kedatangan kakaknya di rumah, ia tetap menjalani kesehariannya seperti biasanya.Sebagian waktu Mia, ia habiskan di kantornya, namun Mia sama sekali tidak menyesalinya. Ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore, Mia mulai bersiap-siap untuk pulang. Setelah semua barangnya sudah masuk ke dalam tasnya, Mia dengan terburu-buru turun menuju pintu luar kantor. Mia berjalan menuju pintu depan kantornya tidak dengan melihat ke depan, ia sibuk melihat ponselnya karena kakaknya sudah mengirim SMS yang berisi kalau dirinya sudah hampir sampai di rumah Mia. Sesekali Mia menggerutu karena ia merasa diburu-buru oleh kakaknya.Tiin, ketika Mia mulai menuruni tangga yang berada di h
Keesokan harinya, hari dimana Radit dan Rangga harus pindah dari rumahnya yang sekarang. Sejak pagi Mia sudah sibuk sendiri di dalam rumahnya, tidak seperti biasanya, apalagi hari ini adalah hari Minggu. Mia melakukan banyak hal karena dirinya sedang gelisah, ia sebenarnya ingin pergi ke rumah Radit, ia ingin saling sapa untuk yang terakhir kalinya, tapi ia juga tidak ingin dirinya dianggap terlalu berlebihan.Ketika Mia sedang membuat kopi di dapur, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumahnya, suara itu berasal dari pintu rumahnya. Tanpa mematikan kompor terlebih dulu, Mia langsung berlari menuju asal suara itu. Karena Mia menghampiri pintu dengan berlari, maka Mia sampai di depan pintu dengan cepat. Mia tidak langsung membuka pintu itu, ia mengelap kedua telapak tangannya terlebih dulu ke bajunya untuk menghilangkan perasaan gelisah dan gugupnya.Mia membuka pintu setelah merasa perasaannya lebih tenang dari sebelumnya. Dan
Sudah lebih dari seminggu semenjak Radit dan Rangga pindah rumah, sesekali Mia bertemu dengan tante Mela ketika Mia sedang lewat di depan rumahnya, dan Mia bisa melihat perasaan kehilangan dari diri tante Mela juga. Dalam beberapa hari, setiap pagi Mia sempat mematung di depan rumah lama Radit dan Rangga selama beberapa menit, ia ingin memastikan kepada dirinya sendiri, apakah mereka berdua atau lebih tepatnya Radit sudah benar-benar pindah dari sana, dan ternyata itu sudah pasti, karena yang keluar dari rumah itu bukanlah Radit ataupun Rangga, tapi hanya tantenya.Tiga hari setelah kepindahan Radit, Radit mengirim SMS ke Mia. SMS itu berisikan tentang Radit yang meminta maaf pada Mia karena baru menghubunginya, ia berkata kalau selama beberapa hari sebelumnya, ia sangat sibuk karena kedua orang tuanya menjaganya dengan ketat untuk belajar. Mia pun memaafkannya dengan mudah.Enam hari setelah kepindahan Radit, Radit menelponnya, ia mengataka