Share

Bisakah Jika Kita Bersama?
Bisakah Jika Kita Bersama?
Penulis: kikie azure

1 - Prolog

Penulis: kikie azure
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-28 23:43:27

Oktober, 2022.

Di luar sana hujan begitu deras, kilat menampakkan sinarnya, dan petir memperdengarkan bunyinya. Banyak yang terjebak di jalanan, beberapa pemotor terpaksa untuk berhenti di pinggiran sampai menunggu hujan reda.

Namun berbeda dengan sepasang kekasih yang sedang kasmaran itu.

“Hufth,” hela gadis berambut panjang itu, sambil menatap sendu laki-laki yang kini di sampingnya.

“Kenapa? Kepikiran apa?” tanyanya sambil membelai rambut gadis bernama Airin tersebut.

Airin menghela napasnya dengan dalam. “Yang kita lakukan ini salah kan?”

Mendengar pertanyaan Airin, lelaki bernama lengkap Kairan Valo itu tak menjawab. Ia ikut hening dan hanya bisa tersenyum simpul.

“Kalau Mama aku dan Papa kamu tahu hubungan kita, gimana?”

Kairan masih diam.

cerita ini banyak mengalami penyuntingan oleh author.

“Apa kita sudahi saja hubungan kita?”

Kairan menggeleng cepat. “Nggak mungkin, aku nggak bisa lepasin kamu.” Lelaki itu semakin erat memeluk sang gadis.

Airin kini yang terdiam, ia tahu Kairan dan dirinya saling mencintai. Tetapi dia juga tidak mau merusak kebahagiaan Mamanya. “Orang tua kita sebentar lagi akan menikah, kita nggak harusnya kaya gini, Kai.”

Kairan hening kembali, hanya embus napasnya yang terdengar.

“Aku juga nggak mau putus sama kamu, aku juga sayang kamu,” isak Airin. “Tapi kita emang nggak di takdirkan sebagai kekasih, takdir kita adalah menjadi saudara tiri setelah pernikahan orang tua kita.”

“Jangan bicara takdir, orang tua kita belum resmi jadi pasangan suami istri,” tolaknya.

“Pernikahannya tinggal dua bulan lagi, semua sudah siap, nggak mungkin kita batalkan pernikahan Papa kamu dan Mama aku yang saling mencintai!” tegas gadis itu.

“Biar aku yang urus kekacauan ini,” sela Kairan.

“Apa yang bisa kamu lakuin? Kamu mau ngaku ke Mama aku dan Papa kamu kalau kita juga saling cinta gitu? Kamu mau buat Mama aku jantungan?” omelnya.

Airin menahan air matanya yang semakin tumpah. Ia menyesal, andai dia tidak merespon Kairan sejak pertemuan pertama mereka, ia yakin perasaan cinta ini tidak akan pernah ada.

Begitu pula dengan Kairan, sejak awal niatnya menggoda dan mengganggu Airin memang bukan untuk jatuh cinta pada gadis itu, tetapi untuk menentang pernikahan Papanya.

“Ini salah aku,” ucap Kairan tiba-tiba, mengingat kejadian-kejadian sebelum mereka menjadi sebucin ini. “Aku juga nggak pernah menebak kalau pada akhirnya bisa jatuh cinta ke kamu seperti ini.”

“Ini juga salah aku,” sambung Airin. “Andai aku nggak buka hati aku buat kamu, pasti masalah ini nggak akan terjadi.”

Pembahasan mereka, membawa ingatan mereka kembali pada kejadian sekitar tiga bulan yang lalu. Saat pertama kalinya mereka bertemu karena dipertemukan oleh orang tua mereka dengan tujuan saling mengenal satu sama lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   24 - Pengertian

    Keesokan harinya di saat Kim Hanna sudah pulang ke rumah dan sehat sepenuhnya, gadis itu mulai kelayapan. Ia melangkah pergi begitu saja usai memesan taksi online yang membawanya selamat sampai tujuan. Taksi itu berhenti di sebuah rumah tingkat yang sebenarnya kini adalah rumahnya namun belum hendak ia miliki. Langkahnya membawanya masuk ke rumah kosong terawat itu. Ia membuka rumah menggunakan kunci yang tersimpan di tempat rahasia sesuai keterangan si pembeli rumah beberapa minggu lalu. Klik. Rumah itu terbuka, sepi, tidak ada seorang pun. Dengan harap-harap cemas, ia mengirimkan sebuah pesan pada seseorang yang berhasil membuatnya yakin akan rasanya. Di luar sana, Jacob terkejut. Ia membaca cepat sebuah teks yang dikirimkan oleh Kim Ai Rin. From : Kim Ai Rin Aku di tunggu di rumah kemarin. Tanpa pikir panjang, Jacob langsung membatalkan semua pertemuannya hari ini lalu meluncur cepat ke kediamannya. Setibanya di sana, ia masuk dengan tidak sabaran sampai masih menggunakan se

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   23 - Apa Pilihanmu?

    Kim Ai Rin melangkahkan kakinya masuk, baru melangkah beberapa tapak ia tercengang. Ia hidup bagaikan di drama-drama Korea kali ini. Kejutan yang diberikan Jacob membuat rasa haru memenuhi hatinya. “Ini … apa? Rumah siapa?” “Rumah kamu,” jawab Jacob cepat. Rumah dua lantai dengan design minimalis itu menghinoptis Airin. Memang rumah itu tidak sebesar rumah Jacob, tapi suasana di rumah dua tingkat yang kini ia kunjungi sangat nyaman. Ada kolam renang di bagian belakang dan di bagian tengah ada mini taman yang tertutup kaca melingkar. “Ini rumah kamu,” jelas Jacob lagi, ia melangkahkan kakinya hingga berdiri di depan gadis itu. Airin tercengang tak menyangka, sampai-sampai ia tak bisa berkata-kata. “Di sini ada kolam renang, ada mini gym, ada spa, ada ruang baca, ada taman, dan yang jelas akan buat kamu betah.” “Jacob ….” “Saya mau kamu berhenti dari pekerjaan kamu kalau kita menikah, bisa kan?” tanya Jacob tiba-tiba. “Saya akan menjamin kamu nggak akan kekurangan dari segi ekono

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   22 - Keputusan

    Hujan deras mengguyur jalanan dari puncak hingga ke kota. Tentunya, Jacob mengendarai mobilnya dengan sangat hati-hati apalagi jalanan sedang ramai dan sedikit macet di jalanan menurun. Selama di dalam mobil, gadis itu diam tak bersuara. Ia canggung, ia grogi, dan rasa penasarannya semakin melonjak akan sosok yang duduk di sebelahnya. “Ini orang random banget, cuek iya, agresif iya, seenaknya iya,” pikirnya sesekali melirik ke arah Jacob. “Kalau mau lihat wajah tampan saya, lihat aja nggak usah ngintip-ngintip,” ucap Jacob tiba-tiba. “Dih, siapa juga lihat kamu! GR!” balas Airin cepat. Mendengar jawaban kekanakan itu, Jacob sedikit tersenyum. “Kenapa kamu pergi pagi itu?” Airin hening sebentar sebelum menjawab. “Nggak papa.” “Padahal saya bilang, saya bisa terima kamu walau kamu bekas cowok lain,” jelasanya terang-terangan. “Lagian kan banyak cewek yang mau sama kamu, kenapa harus aku? Tadi aja kamu asik bincang sama cewek seksi di vila.” “Kamu cemburu?” “Nggak lah, ngapain a

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   21 - Hati ini

    Laki-laki tampan itu membuka pintu kamar, melangkahkan kakinya masuk dalam beberapa langkah lalu berhenti. Matanya menjuru ke setiap sudut, seperti yang ia duga, gadis itu tidak menerima tawarannya. Jacob menghela napasnya, rasa kecewa tentu saja muncul di hati dan pikirannya apalagi ia rasa gadis itu sudah memikatnya. Kejadian tengah malam saat mereka berciuman, bahkan saat Jacob berhasil menyentuh beberapa titik intim bagian tubuh gadis itu, membuat Jacob semakin ingin memilikinya. Tapi ternyata gadis itu menolaknya. Jacob bukan tipikal lelaki yang suka memaksa, dia tidak akan mengejar jika tidak diberi ijin seberapa pun ia menyukai orang lain. *** “Kamu bisanya kaya gitu, Airin! Coba Tristan tahu, pasti udah ngomel banget adik kesayangannya mabuk-mabukan,” protes Kinan, saat berada di dalam mobil yang sama dengan Airin. Airin tertawa kecil. “Iya makanya jangan bilang.” “Untung ada Jack, coba nggak ada gimana nasib kamu coba.” Airin pun tiba-tiba mengingat Jack, meski mabuk

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   20 - Sentuhan Jacob

    Jacob menutup panggilan, ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Baru saja ia berdiri dari kasur, tiba-tiba tangannya di genggam oleh seorang Airin yang kini tersenyum cantik ke arahnya. “Siapa tadi?” tanya Airin, masih dalam keadaan mabuk. Jacob tak menjawabnya. “Siapa? Aku tanya siapa?” rengeknya manja, membuat Jacob tertawa kecil melihat tingkah lakunya. Hap. “Kairan, jangan pergi,” ucapnya kemudian. Mendengar nama Kairan, Jacob langsung menaikkan alisnya. Ia mendorong tubuh gadis itu hingga terbaring lagi di ranjang. Tampak Airin kini sedang meraung dan mengoceh tanpa henti, entah apa yang gadis itu bicarakan, yang jelas gadis itu terlihat sangat merindukan lelaki bernama Kairan. “Kairan!” panggil Airin. Jacob menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. “Huek,” ujar gadis itu tiba-tiba, ia langsung mendudukkan tubuhnya karena merasa mual. “Huek.” Jacob mulai panik, ia bukan khawatir Airin muntah, tetapi khawatir muntahan itu akan jatuh ke kasur kamar hotelnya yang

  • Bisakah Jika Kita Bersama?   19 - Mabuk-mabukan

    Sepanjang jalan di trotoar, gadis itu mengomel tanpa henti karena kelakuan Jacob. Seumur hidup baru kali ini Airin bertemu dengan lelaki seperti itu, benar-benar antagonis dan menyebalkan. “Andai ada Kairan, pasti udah ditonjok tuh cowok belagu! Ash, sial. Kenapa gue harus berurusan sama cowok kaya dia! Dosa apa coba gue!” Jalannya semakin cepat, melewati beberapa orang yang sedang nongkrong dipinggiran jalan raya. “Mana ponsel gue batrainya habis! Terus gue pulangnya gimana? Di mana ada taksi!!!” omelnya lagi sendiri. Hampir sepuluh menit berjalan cepat, langkah kaki Airin melambat saat ia melihat ada gerumbulan geng motor. Saat melewati gerumbulan, rasanya harap-harap cemas, masalahnya mereka semua terlihat seperti preman yang sedang mencari mangsa. Benar sesuai dugaan Airin, laki-laki bertampang preman itu menggodanya, menghalangi langkahnya, menatap nakal ke arahnya, membuatnya ketakutan. “Mau diantar, neng?” “Tujuan ke mana sayang? Cantik?” “Yuk bro anterin aja mbaknya, ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status