Share

Siuman.

Gadis itu mampu mengenali Markus. Ia dalam hati mengumpat, "Sialan! Kenapa bajingan ini datang?"

Markus tampak bingung. Ia melihat ke segala arah secara acak tapi pada akhirnya ia menyeret kursi lalu duduk agak berjarak dari posisi Aleta.

"Bastard! Kenapa duduk juga? Pergi sana, Sialan!" batin Aleta.

Markus memberanikan diri menatap wajah Aleta. Dan ya! Sorot tajam bola matanya menunjukkan kalau ia teramat tidak menyukai kehadiran Markus. Sialnya, Markus enggan pergi.

"Demi apapun, aku sangat merindukanmu," bisik Markus, berharap Aleta menepis semua kesalahan masa lalunya, "aku … aku tahu di masa silam, aku sebagai kakak sangat tidak berguna. Aku bukannya melindungimu, malah …"

Masa lalu itu tidak ingin Aleta ingat. Ia terlalu jijik. Bagus dulu Ayahnya membuat ia lupa tapi sekarang ia telah ingat kembali, karena biar seburuk apapun, itu adalah kenangan yang tersimpan di salah satu ruang otaknya.

"Aku minta maaf, Aleta," lanjut Markus setelah kalimatnya sempat tercekat atas pikiran se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status