Share

Bab 9

Author: Daniza
Pesan dari Kate akhirnya dibalas oleh Stuart.

[ Sayang, aku akan segera ke sana. Aku nggak sabar mau lihat kejutan darimu. ]

Namun, sampai kembang api meledak indah di luar jendela, Stuart tak juga mendapat balasan dari Kate. Hatinya mulai diliputi kegelisahan yang tak jelas asal-usulnya.

Ketika Stuart hendak menelepon, tangannya ditahan oleh Winter. "Kak Stuart, kamu janji malam ini temani aku."

"Aku nggak bisa ninggalin Kate sendirian." Stuart mengernyit, pikirannya penuh dengan Kate. Dia tahu Kate pasti cemas karena dia tidak ada di sana. Ini adalah tahun kelima pernikahan mereka. Mereka seharusnya menikmati kembang api itu bersama.

"Tapi, sekarang kamu sudah terlambat. Lagi pula, telat sedikit nggak masalah, 'kan?"

Winter menarik pita gaun tidurnya dan melilitkannya ke jari Stuart, lalu perlahan-lahan menarik. Gaun tidurnya meluncur jatuh ke lantai.

Napas Stuart mulai berat, tetapi mulutnya tetap berkata, "Jangan main-main."

Winter mencondongkan tubuhnya dan berbisik, "Aku sudah bilang mau kasih kamu hadiah. Kamu yakin nggak mau?"

Yang membalasnya hanya erangan tertahan dari Stuart. Winter pun tertawa manja. Stuart lantas menariknya ke dalam pelukan dan menciumnya dengan ganas.

Sementara itu, ponsel yang diletakkan di samping mereka berdering berkali-kali. Tidak ada satu pun panggilan dijawab.

Dua jam kemudian, Stuart berganti pakaian dan menyetir ke vila. Kembang api telah lama selesai. Di luar taman hanya tersisa beberapa orang yang masih berkerumun.

Di depan pintu, Stuart membuat pakaiannya terlihat berantakan. Setelah itu, dia mendorong pintu.

"Sayang, maaf aku telat. Kamu boleh hukum aku ...."

Di ruangan itu, hanya ada para pembantu yang sedang bersih-bersih. Tidak ada sosok Kate.

"Di mana Kate?"

"Tuan Stuart, Nyonya nggak datang."

Wajah Stuart langsung menjadi suram. "Apa katamu? Mana mungkin dia nggak datang?"

"Nyonya memang nggak ke sini."

Tenggorokan Stuart mulai terasa kering. Rasa cemas dalam dirinya semakin besar. Dia buru-buru membuka ponselnya dan memeriksa panggilan tak terjawab. Dia mengira itu dari Kate, tetapi ternyata bukan. Tujuh panggilan tak terjawab itu semuanya dari ibunya.

Stuart memeriksa ponselnya, mencari-cari pesan dari Kate. Namun, kenapa tidak ada? Ini tidak mungkin.

Stuart refleks menghubungi nomor Kate, tetapi ponselnya mati. Wajahnya langsung pucat. Dia pun berlari keluar dari vila dan berkemudi pulang secepat mungkin.

"Sayang, ini salahku. Tadi Ken ribut sama orang, aku harus bantu selesaikan. Jadi ...." Terlambat.

Suaranya terhenti. Di ruang tamu, tidak ada Kate. Vila itu sunyi, kosong, seperti rumah contoh. Semua barang milik Kate hilang.

Stuart refleks menoleh ke satu sisi dinding. Biasanya, di sana tergantung foto pernikahan mereka yang besar. Namun, sekarang kosong.

Sebuah pemikiran yang paling tidak mungkin melintas di benaknya. Kate meninggalkannya? Tidak mungkin. Cuma karena dia tidak menemaninya menonton kembang api?

Kate berhati lembut. Dia hanya perlu sedikit dibujuk, dibelikan pangsit udang kukus kesukaannya, pasti luluh lagi.

"Sayang, jangan begitu dong. Kamu tahu 'kan suamimu paling sayang kamu? Aku takut banget kalau kamu nggak ada. Kamu bilang sudah siapin kejutan buat aku. Aku bahkan belum tahu isinya apa." Sambil bicara, Stuart menaiki tangga menuju kamar.

Kosong. Dia buru-buru membuka lemari. Setengahnya kosong. Yang hilang hanya pakaian milik Kate.

Pikiran Stuart seperti meledak. Pandangannya gelap, dia nyaris tak bisa berdiri.

Saat ini, langkah kaki terdengar dari belakang. Seolah-olah menemukan harapan terakhir, Stuart langsung berbalik.

Namun, yang datang adalah pembantu. "Tuan Stuart, Nyonya Kate bilang dia sudah meninggalkan kejutan untuk Tuan."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 29

    Tidak mungkin seperti yang dia pikirkan, 'kan? Namun, kenyataannya memang begitu.Kate bahkan sulit membayangkan bagaimana mungkin Adam, pria pendiam dan lembut seperti itu, bisa membuat begitu banyak rencana hanya untuk menggodanya agar dia berselingkuh.Dia membalik halaman, tidak tahu harus tertawa atau menangis, sampai pandangannya tertuju pada satu kalimat.[ Lebih baik jangan, dia pasti akan sedih. ]Jantung Kate berhenti berdetak untuk sedetik."Sejujurnya, waktu aku pertama kali lihat semua ini, aku bahkan lebih kaget dari kamu," ujar Flora sambil mengangkat bahu. "Orang bisa kelihatan baik, tapi siapa tahu dalamnya kayak gimana. Keluargaku sampai curiga dia punya kelainan ...."Kate tertawa."Tapi aku juga tahu, dia sudah jatuh cinta, bahkan selama 12 tahun. Kami sebenarnya sudah coba segala cara, tapi tekadnya terlalu kuat.""Maaf ya, Kate. Waktu pagi itu aku telepon dia, aku benar-benar nggak tahu kamu ada sama dia.""Aku juga minta maaf karena adikku kayak gitu. Kalau bisa,

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 28

    Satu kalimat ringan itu justru membuat mata Stuart memerah."Kita sudah bersama begitu lama, masa kamu nggak bisa maafin aku sekali saja?""Bisa kok, aku maafin kamu."Stuart tertegun, tak menyangka dia akan berkata begitu. Matanya langsung berbinar."Asal kamu juga bisa terima kalau aku nanti juga cari pria lain. Waktu aku sama kamu, aku akan kirim pesan ke dia, terus like postingannya.""Aku akan temani dia semalaman pas kamu tidur. Bahkan, mungkin aku akan hamil anak dia, terus minta kamu bantu besarkan."Setiap kata yang keluar dari mulut Kate membuat wajah Stuart semakin pucat. Baru mendengarnya saja, Stuart sudah nyaris hancur."Kamu bisa terima?"Stuart langsung menggeleng."Kate, aku nggak sanggup ....""Makanya, kamu juga nggak layak minta dimaafkan. Kalau kamu mau aku mencintaimu, kamu juga harus balas dengan kesetiaan yang sama. Kalau nggak, kamu nggak pantas."Kate menatapnya dingin saat Stuart mulai menangis tersedu-sedu."Stuart, kamu gagal jadi suami, gagal jadi ayah. Sat

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 27

    Kate menggigit pelan bibirnya. Pintu lift terbuka. Adam berjalan keluar beberapa langkah, lalu menoleh meliriknya. "Kenapa?"Kate menyimpan ponselnya dan menyusul. Kamar mereka berhadapan langsung. Kate membuka pintu, tetapi tidak langsung masuk."Adam.""Mau masuk sebentar?"Kate berbalik. "Maksudku, gimana kalau kita coba dulu?"Adam sempat bengong. Di saat Kate mulai tenang dan hendak menarik ucapannya, Adam segera mendahuluinya."Aku mau."Adam melangkah cepat, menutup pintu, dan menahan tubuh Kate di dinding. Adam yang selalu dikenal tenang dan terkendali, malah memperlihatkan tatapan yang membara."Mau lanjut, Kate?" Suaranya serak dan dalam, membuat telinga Kate memerah.Kate gugup, tetapi dia tidak ragu. "Mau ...."Adam terkekeh-kekeh, lalu memegang wajahnya dan menciumnya. Ciuman itu awalnya lembut, tetapi berubah menjadi dalam dan penuh gairah. Segalanya pun lepas kendali.Keesokan pagi, Kate terbangun karena dering ponsel Adam. Adam yang masih setengah sadar pun mengangkatnya

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 26

    "Aku nggak mau karena ... aku jijik padamu."Stuart terbangun seketika, lalu panik berlari ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya berulang kali. Dia hampir saja mengelupas kulitnya sendiri. Matanya dipenuhi urat merah, mulutnya terus bergumam."Sayang, aku sudah bersih sekarang. Aku nggak kotor lagi, aku nggak menjijikkan lagi .... Makanan yang aku makan juga sudah kumuntahkan, kamu jangan jijik sama aku ya? Aku akan suruh mereka pergi, nggak akan ada yang datang lagi."Setelah hampir setengah jam, Stuart akhirnya keluar. Melihat kondisinya, ibu Stuart hendak masuk, tetapi langsung dihalangi olehnya."Jangan masuk. Kate nggak suka kamu. Aku harus jaga semua barang-barangnya di sini. Aku nggak bisa buat dia marah lagi."Ibu Stuart hanya bisa duduk di depan pintu, hatinya penuh keputusasaan."Kalau aku nggak bisa menghentikanmu, biar aku temani kamu di sini. Aku nggak sanggup melihat situasimu. Stuart, aku lebih baik mati daripada melihatmu begini. Sebenarnya, harus kayak gimana biar kamu

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 25

    "Kamu sepertinya lupa, aku sudah pernah kasih kamu banyak kesempatan. Tapi, kamu sendiri yang nggak becus, sekali pun nggak bisa kamu manfaatkan dengan baik."Suara Stuart bergetar. "Sayang, aku benar-benar sadar aku salah ....""Terus kenapa?" Kate terkekeh-kekeh. "Kamu bisa hidupkan dua anak kita kembali? Atau kamu bisa buat kejadian kamu tidur dengan Winter seolah-olah nggak pernah terjadi?""Sejak aku pergi, aku nggak pernah berniat balik lagi. Stuart, aku jijik sama kamu."Kate menoleh ke arah ibu Stuart. "Waktu lima menit sudah habis. Maaf, aku harus pergi.""Jangan ... jangan, Sayang. Kita sudah bersama begitu lama, kamu nggak bisa ...."Kate melangkah keluar pintu. Suara tangisan memohon itu tertinggal sepenuhnya di belakangnya.Ibu Stuart menghela napas berat. "Stuart, dia sudah pergi."Ucapan itu seperti vonis mati bagi Stuart. Tatapannya langsung kosong. Saat berikutnya, dia sontak berlari ke arah pintu. Jarum infus tercabut, darah memercik, tetapi dia seperti tak merasakan s

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 24

    Suara di ujung telepon sangat sunyi.Stuart semakin terdengar hati-hati dan rendah diri. "Aku tahu aku salah. Aku seharusnya nggak menipumu. Aku dan Winter sudah nggak ada hubungan apa-apa dan anak itu juga sudah tiada.""Sayang, aku mohon, tolong maafkan aku kali ini. Aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa kamu. Selama kamu mau balik, aku akan melakukan apa saja."Tak ada respons dari seberang."Sayang, jangan ...." Suara Stuart mulai bergetar. Namun, sebelum kalimatnya selesai, panggilan sudah terputus.Dengan panik, Stuart buru-buru mencoba menelepon ulang. Namun, ternyata nomornya sudah diblokir. Keputusasaan yang begitu mendalam menyelimuti dirinya, membuatnya sulit bernapas.Tepat saat itu, panggilan dari ibunya masuk."Ibu, bisa tolong bantu cari dia? Aku benar-benar kangen banget sama dia. Dia sudah nggak mau angkat teleponku."Ibu Stuart merasa getir. Selama ini, anaknya begitu berwibawa. Kalau bukan karena putus asa, dia tidak mungkin memohon seperti ini padanya."Gimana kala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status