Pagi hari.Semua orang berkumpul di meja makan tanpa terkecuali. Ada sesuatu yang aneh karena Diana memakai setelan jas wanita dan sedikit berdandan.Nyonya Kelly dan Vanessa juga menatap aneh ke arah Diana."Michel, kartu Mama sama Vanessa gimana? Ini uda 2 hari loh." Nyonya Kelly memulai obrolan lebih dulu."Kalau Mama dan Vanessa tau apa kesalahan kalian dan kalau kalian mengakuinya, aku akan mengembalikan akses kalian," jawab Michel dingin dan membuat Diana sedikit terkejut menyadari bahkan Michel bersikap arogan pada keluarganya.Nyonya Kelly dan Vanessa kali ini saling menatap seperti mereka bisa bicara dari tatapan mata mereka."Michel, Mama gak salah. Kenapa kamu menyalahkan Mama? Kalau kamu gak kembalikan uang Mama, Mama gak mau makan. Biar aja Mama mati biar kamu senang," ujar Nyonya Kelly mengancam."Mama!" Michel memarahi Nyonya Kelly.Rasanya Michel sangat benci dengan kata-kata seperti itu. Michel tidak ingin orang-orang yang ia sayang mati sebelum dirinya."Apa uang leb
Diana baru kembali ke dalam ruangan setelah berdiam diri di toilet dalam waktu yang cukup lama berharap Dave dan Evellyn sudah pergi, ternyata pikiran Diana salah. Dave masih tinggal sedang Evellyn sudah pergi.Evellyn mendukung Dave yang ingin mengejar Diana agar Michel tidak sampai menyukai Diana. Jadi dirinya punya kesempatan untuk mengejar Michel, bosnya."Kenapa ke toilet lama sekali, Diana? Apa kau tertidur di sana?" Michel yang kesal dengan Dave melampiaskannya pada Diana."Maaf, Tuan. Saya tadi sedikit nyasar," jawab Diana gugup saat tidak sengaja bertatapan dengan Dave."Minggir, Dave. Biarkan asistenku bekerja. Kau juga pergilah. Seperti tidak ada pekerjaan lain saja," ujar Michel menggerutu."Aku akan pergi sebentar lagi tapi kalau aku sudah mendapat nomor ponsel asistenmu," jawab Dave yang terus terpanah pada Dianq."Dia tidak punya ponsel," tolak Michel."Tidak mungkin. Kau kenapa? Apa kau cemburu?" Dave membungkam Michel."Tidak. Dengan siapa aku cemburu? Kenapa aku haru
Tidak senang dengan respon Diana dan Doni yang menganggapnya hanya angin lalu yang melewati tempat sampah yang bau, Mika dan Riana mulai mendengus kesal.Mika hendak menyiram air pada Diana namun Doni dengan cepat menyiram Mika lebih dulu dengan air minumnya yang dingin."Kau, dasar anak kurang ajar! Beraninya kau!" Riana yang tidak terima dengan perlakuan Doni yang menyiram Mika dengan air dingin langsung menampar Doni di depan umum sampai semua orang yang berada di sana melihat mereka.Plakkk!Doni mengalah karena tidak tega untuk membalas ibu tirinya itu. Sekarang mereka sudah terlanjur menjadi tontonan publik."Bu, kenapa kamu menampar adikku? Apakah kami salah jika kami ingin makan di sini? Kami sudah lebih dulu duduk di sini. Semua yang ada di sini juga tau itu," ujar Diana dengan cerdik memainkan drama sehingga para pengunjung akan menyalahkan ibu dan adik tirinya itu."Apa yang kamu katakan? Jangan asal bicara ya, Diana!" Riana kembali memaki Diana berniat membela diri. Semua
Di rumah Dody.Riana dan Mika yang masih sangat kesal mencoba mengadukan kelakuan Diana dan Doni pada Dody berharap Dody akan memihak mereka dan memarahi Diana dan Doni."Pa, lihat tuh kelakuan anak-anak kamu." Riana mendatangi Dody dan mulai mengadu lebih dulu."Kenapa, Ma?" Dody terlihat santai karena belum menonton vidio perkelahian antara istri dan anaknya. "Diana sama Doni buat Mama sama Mika dipermalukan di warung baso depan. Mama kesel banget, Pa." Riana merengek seperti biasa saat ia menginginkan sesuatu pada Dody dan rayuan serta rengekannya itu biasanya berhasil, tapi tidak sekarang."Aduh Mama. Kenapa kalian bisa berurusan sama Diana? Pergi minta maaf, jangan buat masalah." Riana terkejut dengan respon Dody yang malah memarahinya dan memintanya agar segera meminta maaf pada Diana. Bukan ini respon Dody yang Riana harapkan."Papa kenapa sih? Kok malah Mama yang harus minta maaf? Yang salah itu mereka, Pa!" Kesal Riana yang mulai bersikap tidak sopan pada Dody."Papa, Mama
Diana memalingkan wajahnya, setelah ia bisa merasakan bahwa handuk dari pinggang Michel terlepas."Kenapa kau tidak mau melihatnya?" Diana kini memejamkan matanya. Ia takut ketika membuka matanya, Diana harus melihat sesuatu yang tidak ingin dilihatnya."Sudah, hentikan," Michel menghentikan Diana dan berjalan melaluinya."Mau saya pijet, Tuan?" Diana menawarkan yang lain setelah beberapa saat. "Hmm, pundakku." Michel sedikit penasaran dengan sikap inisiatif Diana yang biasanya harus disuruh dulu namun kali ini Diana yang lebih dulu menawarkan.Michel mengambil posisi duduk di bibir ranjang sedang Diana duduk di belakang Michel."Tuan, aku tidak melihat Nyonya dan Nona di rumah. Apa mereka pergi dan menginap?" Baru saja Diana memulai tugasnya untuk memijit Michel tapi mulut Diana juga tidak henti-hentinya berkata dan bertanya hal yang membuat Michel kesal."Bukankah kamu senang jika mereka tidak di rumah?" Kesal Michel berusaha menoleh ke arah Diana namun Diana memegang kepala Miche
Dave menunggu balasan pesan dari Diana cukup lama sampai tanpa sadar, Dave tertidur setelah berpikir dirinya akan datang ke kantor Michel besok untuk membawakan Diana bunga dan berusaha agar Dave mendapatkan alamat rumah Diana.Pagi hari.Diana sangat terkejut saat dirinya turun ke ruang makan dan melihat Nyonya Kelly dan Vanessa berada di sana.Nyonya Kelly dan Vanessa terlihat sedikit menghitam namun tatapan mereka padanya terlihat sama. Nyonya Kelly dan Vanessa tidak bisa melakukan apapun sekarang walau mereka sangat membenci Diana.Sudah cukup beberapa hari ini Michel membuang mereka ke Laos tanpa uang karena bertengkar dengan Diana.Jika sudah saatnya nanti, mereka akan menendang Diana keluar dari rumah Michel dan mempermalukannya.Tadi pagi, dengan bersusah payah Diana menutupi tanda merah disekitar leher dan dadanya dengan alat makeup. Syukurnya tanda merah itu sudah tidak terlalu terlihat sekarang sehingga Diana tidak perlu memakai syal."Diana, duduk di sini." Michel memberi
"Michel, aku tertarik dengan Diana, tolong lepaskan dia dan aku akan membayar ganti rugimu." Bukannya pergi, Dave malah menantang Michel."Diana menolakmu, Dave." Michel bersikeras."Itu karena dia takut padamu, Michel." "Kalau gitu tanya saja pada Diana, kalau dia mau, kamu bisa membawanya pergi tanpa ganti rugi," ujar Michel menantang Dave dan lalu menatap Diana yang saat ini semakin bingung karena merasa diperebutkan.Tentu saja Diana ingin bebas, tapi jika Diana menerima tawaran Dave, Michel pasti akan menyiksa Doni. Diana tidak bisa menerima kalau Doni harus menderita karena dirinya.Di sisi lain, Michel sudah sangat yakin jika pasti Diana akan memihaknya."Bagaimana, Diana?" Dave menunggu jawaban Diana."Maaf, Pak. Tolong jangan ganggu saya. Saya senang bekerja dengan Tuan Michel. Saya tidak akan merespon anda kedepannya jika bukan masalah pekerjaan." Diana menghela nafas panjang dan menjawab Dave."Kamu dengar, Dave? Kamu bisa pergi sekarang," usir Michel merasa menang."Oke,
"Tuan, jangan..." Diana berusaha mengambil kembali ponselnya dari tangan Michel, namun Michel menahan tangan Dianq hanya dengan satu tangan."Jake, tahan dia sebentar." Jake berdiri di belakang Diana dan Diana terpaksa diam agar Jake tidak menahannya."Aku diam." Michel membaca pesan terakhir Doni di ponsel Diana dan menatap Diana bingung."Kenapa kamu tidak membalasnya? Balas saja, katakan kamu tinggal di rumahku," ujar Michel pada Diana."Tidak bisa, Tuan. Bagaimana kalau tiba-tiba dia datang?" Tolak Diana dengan nada sedikit lebih tinggi."Tidak masalah, aku akan memperlakukannya dengan baik jika kamu juga bersikap baik dan patuh padaku," ujar Michel ringan.Diana tidak menjawab ucapan Michel lagi dan lebih memilih untuk menyimpan ponselnya ke dalam tas.Diana tetap makan seperti biasa saat makanannya datang seraya terus berpikir bagaimana cara Diana menyikapi Doni.Diana tidak ingin Doni tau soal Dody yang menjualnya atau tau perihal pekerjaannya. Diana tidak ingin Doni sedih, ke