Home / Romansa / Bukan Pengantin Pilihan / Pengantin pengganti

Share

Pengantin pengganti

Author: Indri hasrun
last update Last Updated: 2025-08-26 23:03:43

Subuh-subuh Ashana, sudah bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mandi, ia bersiap menuju kamar kakaknya untuk melihat persiapan sang kakak.

Namun, langkah kakinya terhenti kala melihat orang tuanya, om dan tantenya kini duduk melingkar di ruang keluarga lantai 2. Ashana dengan ceria dan semangat menghampiri mereka.

"Selamat subuh semuanya," sapa Ashana dengan ceria.

Mereka langsung menoleh menatap Ashana yang tampak bahagia itu. Ashana kaget kala melihat wajah murung mereka khususnya sang ayah.

"Kalian kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Ashana mulai khawatir melihat raut wajah keluarganya.

"Duduk dulu Cha," titah sang ibu.

"Ada apa Bu? MUAnya belum datang atau Kak Al belum bangun?" tanya Ashana.

Ibunya menggelengkan kepalanya pelan. Ashana mulai semakin bingung sekaligus khawatir.

"Calon suami Kak Al kabur?" tanya Ashana lagi.

"Bukan tapi Aliyah lah yang kabur," ujar Effendy, om Ashana sekaligus kakak pak Aris.

" Apa Om? Kak Al kabur?" tanya Ashana kaget sampai intonasinya meninggi.

Mereka semua kompak mengangguk. Ashana sampai menopang kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Sejak kapan?"

"Semalam," jawab pak Aris lirih.

"Semalam Yah? Dan kalian baru memberi tau aku sekarang ini?" Ashana semakin sakit kepala dibuatnya.

"Maaf Nak, semalam Ayah sibuk mencari Kakakmu. Jadi lupa memberi tau mu tapi Ayah dan yang lain sudah mencari keberadaan Kakak kamu tapi sampai saat ini Kakakmu belum ketemu juga."

Ashana terdiam, ia tidak tau mau bicara apalagi. "Terus gimana ini Aris? Pernikahan harus tetap berlangsung, mau ditaruh dimana muka 2 keluarga ini kalau tersebar berita mempelai perempuan kabur?" tanya Effendy.

"Entahlah Mas, aku juga belum tau. Yang jelas pihak besan tidak menerima pembatalan pernikahan. Pilihannya hanya menemukan Aliyah atau mencarikan pengantin pengganti," jawab Aris pelan.

"Pengantin pengganti Yah? Memangnya bisa? Terus administrasinya di KUA bagaimana?" tanya Ashana lagi.

Aris menggelengkan kepalanya pelan tanda ia tidak tau menau juga. Bu Mita kembali menangis memikirkan anak sulungnya belum ditemukan.

"Jangan menangis Bu, kita berpikir positif saja dulu kalau Kak Al akan pulang sebelum akad berlangsung," ujar Ashana menenangkan sang ibu.

"Tidak Cha, Kakakmu sengaja pergi untuk menghindari pernikahan ini. Ia tidak mau menikah dengan calon suaminya saat ini," ujar bu Mita terbata-bata sambil memperlihatkan selembar kertas yang Aliyah simpan.

"Astaga Kak Al, bisa-bisanya baru tidak setuju di detik-detik pernikahan seperti ini," gerutu Ashana tidak habis pikir.

Ditengah mereka mencari solusi, tiba-tiba salah seorang Artnya memberi tau kalau ada pihak lelaki yang datang. Wajah mereka langsung panik dan semakin gelisah.

Mau tidak mau mereka harus menghadapinya. Mereka semua turun ke lantai 1 menemui pihak laki-laki.

Pak Aris langsung menyapa calon besannya yaitu pak Esa. Mereka langsung duduk bersama di ruang tamu yang terasa panas padahal sekarang masih waktu subuh.

"Bagaimana, calon mempelai perempuan sudah ketemu?" tanya pak Esa terus terang.

"Maaf Pak, Aliyah belum bisa kami temukan," ujar pak Aris menunduk karena merasa bersalah sekaligus malu ke sahabatnya ini.

"Hmm, begitu," ujar pak Esa tenang membuat yang lain malah ketar ketir.

"Om, sebelumnya maaf kalau saya menyela. Apa boleh pernikahan ini di undur saja? Kami akan mencari Kak Aliyah lagi." Ashana memberanikan diri untuk berbicara.

"Kamu siapa?" Tanya Esa.

"Dia putri bungsu kami Pak," jawab bu Mita menggenggam tangan Ashana.

"Putri bungsu? Kenapa pas acara lamaran saya tidak melihatnya dan baru sekarang terlihat?"

"Perkenalkan dia Ashana, putri bungsu kami Mas. Saat lamaran dia tidak hadir karena sedang di rawat di rumah sakit," ujar pak Aris memperkenalkan putrinya.

Pak Esa terdiam, ia memerhatikan gadis manis dihadapannya ini. "Kamu saja yang menggantikan Kakak kamu untuk menikah dengan anak saya," ujar pak Esa membuat mereka semua kaget khususnya Ashana.

"Apa Om? Menggantikan Kak Al?" tanya Ashana memastikan.

Pak Esa mengangguk. "Jangan dong Om, saya tidak mau jadi pelakor di hubungan Kakak saya," tolak Ashana.

"Tidak ada yang merebut disini karena Kakak kamu sendiri yang memilih pergi yang artinya ia tidak menginginkan posisi itu."

"Tapi Om...."

"Cha," tegur pak Aris ke putrinya.

"Mas, Ashana ini masih kuliah, dia baru masuk magang. Dia masih terlalu muda untuk menikah, saya carikan pengganti yang lain ya."

"Saya tidak mau, saya cuman mau anak bungsu kamu yang jadi pengganti," ujar pak Esa dengan tegas.

Ashana menggelengkan kepalanya menolak sambil meminta bantuan ke orang tuanya. Pak Aris meminta waktu sejenak untuk berbicara kepada sang putri.

"Acha, Ayah tau pasti ini berat tapi Ayah mohon Nak. Demi menyelamatkan nama baik keluarga kita, kamus setuju ya," ujar pak Aris memohon sampai meneteskan air mata.

Ashana sampai meneteskan air matanya juga. Ia tidak menyangka garis takdirnya akan seperti ini.

Ia harus menjadi pengantin pengganti demi menyelamatkan nama baik keluarga. Ia bahkan tidak tau wajah calon suaminya tapi dengan pertimbangan yang berat, Ashana setuju.

Bu Mita kembali menangis, ia kasihan melihat putri bungsunya tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Pak Esa langsung mengurus semua administrasi pernikahan saat itu juga untuk membalikan nama mempelai wanita.

Tak terasa waktu akad pun tiba juga, Ashana sudah cantik dengan kebaya putih milik sang kakak. Untung body mereka sama jadi tidak sulit memakai pakaian milik Aliyah.

Akad berlangsung di sebuah hotel milik mempelai laki-laki tapi Ashana tidak duduk dengan calon suaminya karena tidak ingin membuat berita karena pengantinnya beda dengan yang di undangan. Ia memilih menunggu di salah satu kamar yang memang sudah di siapkan.

Akad telah berlangsung, kedua mempelai sudah sah jadi suami istri. Ashana mulai keringat dingin saat mengetahui suaminya berjalan menuju kamar ini untuk menemuinya.

Ashana terus menunduk di dampingi sang Ibu dan sahabat yang mendadak ia hubungi tadi pagi. Dea langsung datang saja tanpa banyak tanya padahal banyak pertanyaan yang sedang ia pikirkan.

Pintu kamar terbuka, seorang pria tinggi dengan punggung lebar mulai memasuki ruangan ini membuat mata Dea langsung melotot melihat pria itu. Sementara Ashana masih terus menunduk meremas tangannya yang berkeringat dan dadanya yang menggebu-gebu.

"Cha, suamimu sudah datang. Tatap dia Nak," ujar bu Mita.

Ashana dengan malu-malu dan berat mengangkat kepalanya untuk melihat suaminya. Betapa kagetnya ia saat melihat siapa pria yang berdiri dihadapannya ini.

"Kamu."

"Bos."

Ashana dan Gibran berucap secara bersamaan membuat yang ada di ruangan ini heran melihat raut wajah pengantin baru ini. "Kalian sudah saling kenal?" tanya bu Mita.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukan Pengantin Pilihan   Status baru

    Sesuai kesepakatan bersama, pernikahan Ashana dan Gibran dirahasiakan. Gibran tidak ingin membuat berita negatif untuk 2 keluarga jika tau mempelainya tiba-tiba diganti.Ashana tidak masalah sama sekali karena ke depannya ia masih bebas bermain tanpa harus pusing dengan status istri seorang CEO. Selama Ashana merasa diuntungkan, dia sama sekali tidak keberatan soal persyaratan yang diajukan Gibran.Hari pertama menjalani kehidupan menjadi seorang istri. Ashana belum melakukan apa-apa karena di rumah Gibran belum ada bahan makanan.Sekitar jam 6 pagi, Ashana sudah rapi dengan pakaian magangnya. Sementara itu Gibran baru bangun dan sedikit kaget melihat ada perempuan di dalam kamarnya."Kenapa ekspresi wajah Bapak seperti itu melihatku? Lupa kalau sudah punya istri?" tanya Ashana kala tengah menyisir rambutnya dan melihat Gibran dari pantulan cermin meja rias."Tidak, saya hanya kaget melihat kamu sudah rapi jam segini," elak Gibran."Harus dong karena nanti saya telat kalau berangkatny

  • Bukan Pengantin Pilihan   Pasutri baru

    2 keluarga itu baru tau kalau ternyata, Ashana dan Gibran sudah saling kenal. Mereka ternyata bos dan anak magang di kantor setelah mengintrogasi sebentar.Setelah introgasi mendadak selesai, baru akan dilakukan pemasangan cincin nikah. Kedua keluarga inti sudah berada di dalam kamar untuk menyaksikan momen ini.Pengantin baru ini duduk berhadapan diatas tempat tidur. Gibran, sudah menjulurkan tangannya karena Ashana akan menyematkan cincin nikah dijari manisnya.Setelah menyematkan cincin di jari Gibran, Ashana diminta mencium tangan sang suami. Ashana menurut saja dan Gibran hanya diam tanpa ekspresi saat Ashana mencium tangannya."Sekarang giliran kamu Bang, yang menyematkan cincin di jari istrimu," titah bu Ratna, mama Gibran."Maaf Ma, aku tidak bisa," ujar Gibran akhirnya berbicara."Apa maksud kamu bicara begitu?" tanya pak Esa dengan suara sedikit meninggi.Sementara orang tua Ashana saling menggenggam memberi kekuatan satu sama lain karena takut putri bungsunya dipermainkan.

  • Bukan Pengantin Pilihan   Pengantin pengganti

    Subuh-subuh Ashana, sudah bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mandi, ia bersiap menuju kamar kakaknya untuk melihat persiapan sang kakak.Namun, langkah kakinya terhenti kala melihat orang tuanya, om dan tantenya kini duduk melingkar di ruang keluarga lantai 2. Ashana dengan ceria dan semangat menghampiri mereka."Selamat subuh semuanya," sapa Ashana dengan ceria.Mereka langsung menoleh menatap Ashana yang tampak bahagia itu. Ashana kaget kala melihat wajah murung mereka khususnya sang ayah."Kalian kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Ashana mulai khawatir melihat raut wajah keluarganya."Duduk dulu Cha," titah sang ibu."Ada apa Bu? MUAnya belum datang atau Kak Al belum bangun?" tanya Ashana.Ibunya menggelengkan kepalanya pelan. Ashana mulai semakin bingung sekaligus khawatir."Calon suami Kak Al kabur?" tanya Ashana lagi."Bukan tapi Aliyah lah yang kabur," ujar Effendy, om Ashana sekaligus kakak pak Aris." Apa Om? Kak Al kabur?" tanya Ashana kaget sampai intonasinya meninggi.

  • Bukan Pengantin Pilihan   Kabur

    Gibran langsung menjauhkan wajahnya dengan tenang dari Syakilla saat Rio memergoki mereka. Sementara Ashana terus menunduk malu seakan baru ketahuan berbuat mesum padahal tidak terjadi apa-apa."Maaf Bos, saya mengganggu. Cuman mau mengantar kopi ini saja," ujar Rio menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil memperlihatkan secangkir kopi yang ia bawa."Letakan saja diatas meja," titah Gibran sambil berjalan ke kursinya."Kamu ... Kembali bekerja," titah Gibran lagi menatap Ashana yang sudah ikut menatapnya."Baik Pak, saya permisi dulu," ujar Ashana lalu ia keluar dengan perasaan jengkel."Dasar Bos Sedeng, ngapain panggil saya ke ruangannya kalau cuman seperti itu," gerutu Ashana sambil menendang-nendang udara melampiaskan emosinya.Ashana pun kembali ke ruangannya dan memulai bekerja sampai jam 5 sore baru mereka pulang kerja semua. Ashana sampai di rumahnya dengan langkah yang lunglai karena lelah bekerja.Suasana rumahnya lagi ramai-ramainya karena besok kakaknya akan menikah. Ia j

  • Bukan Pengantin Pilihan   Bos dan anak magang

    Seorang gadis muda berusia 19 tahun bernama, Ashana melangkah memasuki gedung pencakar langit dengan buru-buru. Ia memperlihatkan sebuah id card yang tergantung di lehernya ke satpam, tanda ia sudah punya akses untuk masuk.Setelah berhasil masuk, ia langsung mencari toilet karena saat ini ia kebelet pipis. Namun, saat akan belok ke bagian toilet ia tiba-tiba terjatuh ke lantai karena tabrakan dengan seseorang.Bugh"Awww, bokongku," ucap Ashana mengeluh sambil memegang bokongnya.Ia menengadah dan menatap seorang pria yang kini ikut menatapnya. "Kenapa malah lihatin saya? Minimal bantuin kek, kan saya jatuh juga karena anda!" ucap Ashana jengkel menatap pria itu yang hanya mematung menatapnya.Ashana menjulurkan tangan kanannya berharap pria itu bisa membantunya untuk berdiri karena bokongnya benar-benar sakit. Namun, yang terjadi pria itu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Ashana."Astaga benar-benar ya, bukannya tanggung jawab malah ninggalin begitu saja!" teriak Ashana melihat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status