Home / Fantasi / CERMIN GERBANG CINTA / Bab 8 Ken dan Clark

Share

Bab 8 Ken dan Clark

Author: yenmon73
last update Last Updated: 2021-08-05 23:48:13

“Mana?” Clark mengangkat wajahnya dan menatap ke pintu ruang makan. Semua mata juga memandang ke pintu.

Momo yang dari tadi berdiri di depan pintu ruang makan, tersentak kaget. Tanpa sadar, dia melangkah mundur. Cepat-cepat Momo mendekap mulutnya agar jeritannya tidak kedengaran. Dia jatuh terduduk sambil menatap Clark dengan perasaan bercampur aduk. Matanya berkaca-kaca.

“Harry, siapa dia? Kenapa begitu tingkahnya saat melihat Clark?” bentak Mamanya Harry, Anisa dengan panik. Suara Anisa yang paling keras dibandingkan suara yang lain yang juga protes dengan reaksi Momo saat melihat Clark.

Clark yang divonis autis sama dokter kadang-kadang dianggap sebuah beban bagi orang tua Clark. Harry pernah mendengar Kakak dan Kakak iparnya bertengkar karena masalah Clark yang autis. Dan karena autis, Clark terlihat aneh.

Harry melirik kakak iparnya, Agna, yang menunduk dengan wajah memerah. Harry hanya berdiri bingung tidak harus buat apa. Dia tidak menyangka reaksi Momo akan seperti itu.

Tidak ada yang melihat saat Clark menghampiri Momo. Dia mengambil sekotak tisu dan menarik tangan Momo yang dipakai untuk menutup mukanya.

Momo mengangkat wajahnya yang penuh dengan air mata. Dengan tatapan sedih, Clark menghapus air mata Momo dengan tisu. Momo tidak tahan, sehingga dia memeluk Clark sambil menangis. Mendengar tangisan Momo, Clark ikut menangis juga.

Tangisan Clark yang begitu kencang, membuat semua terdiam dan memalingkan wajah pada Clark dan Momo yang masih berpelukan. Mereka memandang dengan keheranan. Tapi semua memilih diam menunggu Clark dan Momo selesai menangis.

Momo melepaskan pelukan Clark yang masih terisak. “Terima kasih. Clark, kamu baik-baik saja?” bisik Momo sambil membelai Clark.

“Kak Momo, kenapa begitu lama Kakak datang?” tanya Clark sambil menghapus air matanya.

Momo terperanjat. “Kamu masih ingat Kak Momo?” tanya Momo terharu. Matanya berkaca-kaca senang.

Clark mengganggu. “Tentu saja ingat. Kak Momo membawa Clark ke polisi supaya bisa ketemu dengan Mama, kan? Tapi kenapa Kak Ken tidak ada?”

Momo menutup mulut dan mulai menangis lagi. “Clark, kamu tahu juga kenapa aku membawamu ke sana?”

Clark mengangguk. “Kak Momo yang bilang waktu itu.”

Momo menangis sambil memeluk Clark lagi.

“Apa yang kalian bicarakan? Kenapa bisa kamu tahu Clark ada di kantor polisi? Kamu siapa?” bentak Agna.

“Dia Kak Momo, Ma. Jangan marah pada Kak Momo. Kak Momo yang membawa Clark supaya tidak ditangkap orang yang memukul Kak Ken!” seru Clark marah.

“Clark, kenapa kamu tidak mengatakan saat Paman menanyakan padamu? Kamu kenal Momo?” tanya Harry sambil memegang Clark dan memandangnya dengan seksama. ‘Apakah Clark berbohong? Tapi kenapa dan untuk apa?’ batin Harry.

“Clark, ceritakan saja. Tidak apa-apa. Di sini keluargamu sendiri,” bujuk Momo.

“Benar, Kak? Apa tidak ada lagi orang jahat yang memukul Clark dan Kak Momo seperti Kak Ken?” tanya Clark.

Momo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

“Mama, Kak Momo temannya Kak Ken. Clark melihat ada orang jahat yang memukul Kak Ken sampai Kak Ken penuh darah.”

Mendengar cerita itu, Agna jatuh terduduk di lantai sambil melihat Clark tidak percaya.

“Orang jahat itu menakutkan. Dia pakai topeng dan tertawanya mengerikan,” kata Clark sambil memeluk kepalanya dengan ketakutan. Momo merangkul Clark dan langsung Clark meringkuk dalam pelukan Momo.

“Terus bagaimana Clark bisa pergi dari sana?” tanya Harry sambil melihat Momo.

“Kak Ken minta Kak Momo membawa Clark lari dari sana. Kak Momo mengendong Clark dan bersembunyi di satu ruangan yang banyak cerminnya. Kak Momo sudah mengunci. Tapi orang jahat itu memukul pintu itu. Clark takut!!” Clark semakin meringkuk dalam pelukan Momo.

“Clark, biar Kak Momo yang lanjutkan ya. Clark tidak usah takut. Ada Paman, ada Mama yang melindungi Clark sekarang,” bujuk Momo. Clark hanya mengangguk, tapi terus Memeluk Momo.

“Saya tidak tahu ruangan apa itu? Tapi saat saya menyentuh salah satu cermin, kami seperti berada di tempat tersembunyi. Karena ketika pintu itu berhasil didobrak, dia tidak melihat kami.”

“Setelah orang itu pergi, kami keluar dan saya membawa Clark ke kantor polisi. Saya memberi catatan pada Clark dengan pesan untuk memberikan catatan itu pada polisi supaya polisi mengetahui keberadaan lokasinya Ken dan siapa orang tua Ken.

“Bolehkah saya tahu, bagaimana kabar Ken? Sejak kejadian itu, ponselnya tidak aktif dan saya tidak bisa menghubunginya. Dia pun tidak mencari saya.”

“Mengapa kamu meninggalkan Clark sendirian di kantor polisi?” tanya Papanya Harry, Hariyanto.

“Maafkan saya. Saya berpikir orang itu masih mencari kami. Jika saya menampak diri pada orang itu, kemungkinan Clark bisa aman kembali pada keluarganya. Saya sudah berjanji pada Ken untuk menjaga Clark sebaik-baiknya.

“Setelah melihat Clark diterima dengan baik di kantor polisi, saya masih berkeliaran di tempat itu. Seperti dugaan saya, orang itu masih mencari kami. Saya tidak sempat lagi mencari tahu bagaimana keadaan Ken, karena saya lari bersembunyi kembali ke ruang cermin itu.

“Tidak lama saya mendengar suara sirene polisi, tapi orang itu juga bersembunyi di ruangan cermin itu, sehingga berhari-hari saya tidak bisa keluar sampai orang itu pergi dari sana.

“Saya masih mencari kabar tentang Ken, tapi dia seperti ditelan bumi. Tidak ada kabar atau berita tentangnya. Bahkan ponselnya pun tidak aktif sampai sekarang, sedangkan Clark, saya hanya tahu dari berita kalau Clark sudah kembali ke keluarganya.

“Tadi saat melihat Clark, saya hampir gila saking senangnya. Saya juga sudah mencoba mencari tahu tentang Clark, tapi tidak ada kabar beritanya. Sekarang saya lega, Clark baik-baik saja,” kata Momo sambil membelai kepala Clark yang masih betah memeluknya.

Semuanya terdiam mendengar cerita Momo. Clark yang sekarang senang melihat Kak Momonya melepaskan pelukan dan berseru dengan kencang sehingga semua tersadar dari lamunan.

“Yeaahhh, sekarang Clark mau makan ditemani Kak Momo. Kak Momo, karena Kakak tidak tahu hari ini ulang tahun Clark, Clark bebaskan Kakak dari kewajiban membawa kado buat Clark. Ayo, makan!”

Momo tersenyum saat ditarik Clark ke meja makan. Hari ini hatinya sangat senang. Apalagi saat Clark melihat hadiah pemberian Harry, dia berteriak sehingga para orang tua harus menutup telinga mereka.

“Pak, boleh beri tahu padaku, di mana Ken?” tanya Momo saat dia sudah bisa berbicara berdua dengan Harry.

Harry meghela napas berat. Lama dia memandang Momo.

“Aku akan menberi tahu padamu. Tapi kamu harus berjanji untuk menceritakan padaku tentang persahabatan kamu dan Ken."

"Iya. Boleh. Saya akan ceritakan."

"Sekarang katakan padaku di mana Ken sekarang?" desak Momo.

"Ken sudah tidak ada bersama kita.”

“Apa? Apa maksudmu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 84 Penguasa Baru dan Asisten Baru

    Momo dan Harry langsung berlari membantu Mira untuk bangun kembali. Mereka tidak memedulikan tawaan dan cibiran orang-orang. Mira sangat marah saat Momo menyentuhnya. Dengan kasar dia menepis tangan Momo, tetapi menyambut dengan senyum manis pada tangan Harry. Sambil menatap Harry dengan intens, Mira mengelus tangan Harry. Harry merasa serba salah. Dia sangat ingin menarik kembali tangannya, tetapi Momo menatapnya dengan tatapan melarang. Akhirnya Harry melayani Mira yang terus menerus menatapnya dengan tatapan menggoda. Dengan izin dari Chu, Mira diperbolehkan tinggal di daerah itu. Namun tidak ada yang memedulikannya. Walau ada rasa enggan, Harry tetap menjenguk Mira. Dia sadar akan tanggung jawabnya. Melihat kebaikan hati Harry, semua penduduk dunia cermin mendukung Harry menggantikan posisi Mira. Namun Harry belum memberi mereka jawaban. “Harry, mengapa kamu tidak segera melakukan pelantikan dirimu jadi penguasa? Apa yang kamu tunggu?” tanya Chu saat sedang menggantikan perban

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 83 Perubahan Total

    Mira yang memiliki kecantikan seorang gadis, sekarang berubah menjadi seorang nenek-nenek sesuai dengan usianya. Keriput merajalela di seluruh tubuhya.“Apa yang kamu lakukan, Harry?! Kenapa aku menjadi seperti ini? Tenaga apa yang kamu pakai?! Kembalikan aku pada kecantikan dan kemudaaanku!!” teriak Mira histeris. Namun suara yang awalnya begitu kencang dan tegas, berubah menjadi suara cempreng, suara nenek-nenek yang lemah.Saat Harry melongo melihat keadaan Mira, muncul Devan dan Mischa. Pasukan mereka telah disuruh meninggalkan pos yang sudah diatur sejak awal, karena perubahan rencana. Mereka diminta bersiaga menjaga rumah sakit. Sedangkan Devan dan Mischa yang menawarkan diri untuk mengawasi Harry dari jauh.Saat melihat Mira mengikuti Harry dan Momo, dengan tetap waspada Devan dan Mischa mengikuti dari kejauhan. Namun apa yang mereka takutkan tidak terjadi. Malah Mira kalah dengan keadaan yang sangat aneh.“Harry, kamu pergilah me

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 82 Melamar Kerja Sebagai Belahan Jiwa

    Saat kecemasan Momo meningkat, dia merasakan ada tangan yang menggenggam erat tangannya. Dia tidak tahu kalau Harry sudah berada di sisinya sebelum digenggam. Momo bernapas lega saat melihat bola mata Harry.“Wah … wah, kalian telah menyakitiku,” seru Mira sambil tertawa sinis. Mira turun dari mobil serta menghampiri Harry dan Momo dengan tatapan yang tajam, karena sakit hati. Matanya tidak bisa teralihkan dari genggaman tangan Harry pada Momo.“Harry, kamu berbohong ya. Katamu sudah memecat Monita, kenyataannya kamu membawanya ke sini!” bentak Toni dengan marah.“Saya sudah dipecat sebagai sekretaris, Pak Toni. Tapi saya melamar kerja sebagai belahan jiwanya Pak Harry. Apakah itu mengecewakanmu?” kata Momo dengan tenang. Tawa Harry hampir saja pecah saat mendengar Momo mengatakan melamar sebagai belahan jiwanya. Namun melihat kemarahan Mira dan Toni, Harry memilih menyimpannya dalam hati.“Apa-apaan kamu,

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 81 Awal Peperangan - Kepercayaan

    “Ada apa?” tanya Tico pada Momo. Tiba-tiba dia disergap rasa khawatir.“Pasukan Mira sedang menuju ke arah sini. Entah dia tahu tempat ini atau hanya mengira-ngira,” timpal Chu.“Dia tidak mengira-ngira! Kemungkinan besar dia tahu tempat ini. Kita harus evakuasi yang tidak bisa bertarung!” perintah Harry. Entah kenapa dia mengeluarkan perintah itu, seolah-olah dia adalah penguasa. Sebagian orang yang mendengarnya langsung bergerak.“Momo, mereka sudah dekat ataukah masih jauh?” tanya sina.“Paling cepat tiba di sini setengah jam lagi,” kata Momo.“Master, kita harus memasang pelindung kita,” pinta Ken.“Kalau kita memasang pelindung, berarti tidak ada yang bisa keluar ataupun masuk,” protes Sina. “Bagaimana caranya kita mengeluarkan yang tidak bisa bertarung? Mereka akan terjebak seperti kita.”“Tetapi kalau kita tidak pasang, mereka

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 80 Tidak Bisa Beristirahat

    Di belakangnya terlihat beberapa orang mengusung seseorang yang terluka parah. Wajahnya sudah tidak bisa dikenali karena berlumur cairan merah.Terlihat Chu keluar dengan langkah tergopoh-gopoh. Dia segera menyuruh mereka membawa orang itu masuk ke dalam sebuah kamar. Semuanya mengikuti orang yang diusung itu.“Ada apa?” tanya Sina pada pengusung yang sudah meletakkan orang sakit itu di tempat tidur.“Dia dipukul sama anak buahnya Mira sampai babak belur beberapa hari yang lalu. Terus teman-teman membawa dan merawatnya. Saat masih dirawat, teman-teman lain beri tahu kalau adiknya ditangkap sama Mira, dia menuju ke sana dan merelakan dirinya yang dipukul untuk menggantikan adiknya. Tetapi Mira mengenalinya yang tempo hari dia pukul, sehingga dia dipukul berkali-kali lipat,” kata pengusung itu sambil menghela napas. “Padahal adiknya itu bukan adik kandungnya.”“Kenapa dia dan adiknya dipukul?” tanya Sina.

  • CERMIN GERBANG CINTA   Bab 79 Kekuatan Penyembuhan

    Momo tidak mampu menyelesaikan perkataannya. Hatinya sangat sesak. Tanpa mengharapkan jawaban, dia mengikuti Chu ke sebuah ruangan.Momo hampir pingsan melihat seseorang yang tergeletak dalam keadaan luka parah. Orang itu tidak bergerak, tetapi Momo masih melihat gerakan dadanya naik turun, walau tidak teratur. Dengan cepat, Momo menghampirinya.“Harry!! Harry!! Bangun!! Jangan tinggalkan aku sendiri,” tangis Momo meraung sambil mengguncang badan Harry.“Kalau kamu mau, kamu bisa menyembuhkannya,” kata Chu.Momo tersentak kaget mendengar perkataan Chu. Dia memandang Chu dengan tidak percaya. Air matanya masih mengalir tanpa henti.“Be…bbenarkah, Master? Saya bisa menyembuhkannya. Bagaimana caranya? Tolong beri tahu pada saya, Master, huhuhu….”“Hanya kamu sendiri yang tahu. Seperti kamu bisa melihat masa depan, begitulah kekuatanmu itu akan muncul jika kamu inginkan.”&ldqu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status