Share

Bab 8 Ken dan Clark

“Mana?” Clark mengangkat wajahnya dan menatap ke pintu ruang makan. Semua mata juga memandang ke pintu.

Momo yang dari tadi berdiri di depan pintu ruang makan, tersentak kaget. Tanpa sadar, dia melangkah mundur. Cepat-cepat Momo mendekap mulutnya agar jeritannya tidak kedengaran. Dia jatuh terduduk sambil menatap Clark dengan perasaan bercampur aduk. Matanya berkaca-kaca.

“Harry, siapa dia? Kenapa begitu tingkahnya saat melihat Clark?” bentak Mamanya Harry, Anisa dengan panik. Suara Anisa yang paling keras dibandingkan suara yang lain yang juga protes dengan reaksi Momo saat melihat Clark.

Clark yang divonis autis sama dokter kadang-kadang dianggap sebuah beban bagi orang tua Clark. Harry pernah mendengar Kakak dan Kakak iparnya bertengkar karena masalah Clark yang autis. Dan karena autis, Clark terlihat aneh.

Harry melirik kakak iparnya, Agna, yang menunduk dengan wajah memerah. Harry hanya berdiri bingung tidak harus buat apa. Dia tidak menyangka reaksi Momo akan seperti itu.

Tidak ada yang melihat saat Clark menghampiri Momo. Dia mengambil sekotak tisu dan menarik tangan Momo yang dipakai untuk menutup mukanya.

Momo mengangkat wajahnya yang penuh dengan air mata. Dengan tatapan sedih, Clark menghapus air mata Momo dengan tisu. Momo tidak tahan, sehingga dia memeluk Clark sambil menangis. Mendengar tangisan Momo, Clark ikut menangis juga.

Tangisan Clark yang begitu kencang, membuat semua terdiam dan memalingkan wajah pada Clark dan Momo yang masih berpelukan. Mereka memandang dengan keheranan. Tapi semua memilih diam menunggu Clark dan Momo selesai menangis.

Momo melepaskan pelukan Clark yang masih terisak. “Terima kasih. Clark, kamu baik-baik saja?” bisik Momo sambil membelai Clark.

“Kak Momo, kenapa begitu lama Kakak datang?” tanya Clark sambil menghapus air matanya.

Momo terperanjat. “Kamu masih ingat Kak Momo?” tanya Momo terharu. Matanya berkaca-kaca senang.

Clark mengganggu. “Tentu saja ingat. Kak Momo membawa Clark ke polisi supaya bisa ketemu dengan Mama, kan? Tapi kenapa Kak Ken tidak ada?”

Momo menutup mulut dan mulai menangis lagi. “Clark, kamu tahu juga kenapa aku membawamu ke sana?”

Clark mengangguk. “Kak Momo yang bilang waktu itu.”

Momo menangis sambil memeluk Clark lagi.

“Apa yang kalian bicarakan? Kenapa bisa kamu tahu Clark ada di kantor polisi? Kamu siapa?” bentak Agna.

“Dia Kak Momo, Ma. Jangan marah pada Kak Momo. Kak Momo yang membawa Clark supaya tidak ditangkap orang yang memukul Kak Ken!” seru Clark marah.

“Clark, kenapa kamu tidak mengatakan saat Paman menanyakan padamu? Kamu kenal Momo?” tanya Harry sambil memegang Clark dan memandangnya dengan seksama. ‘Apakah Clark berbohong? Tapi kenapa dan untuk apa?’ batin Harry.

“Clark, ceritakan saja. Tidak apa-apa. Di sini keluargamu sendiri,” bujuk Momo.

“Benar, Kak? Apa tidak ada lagi orang jahat yang memukul Clark dan Kak Momo seperti Kak Ken?” tanya Clark.

Momo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

“Mama, Kak Momo temannya Kak Ken. Clark melihat ada orang jahat yang memukul Kak Ken sampai Kak Ken penuh darah.”

Mendengar cerita itu, Agna jatuh terduduk di lantai sambil melihat Clark tidak percaya.

“Orang jahat itu menakutkan. Dia pakai topeng dan tertawanya mengerikan,” kata Clark sambil memeluk kepalanya dengan ketakutan. Momo merangkul Clark dan langsung Clark meringkuk dalam pelukan Momo.

“Terus bagaimana Clark bisa pergi dari sana?” tanya Harry sambil melihat Momo.

“Kak Ken minta Kak Momo membawa Clark lari dari sana. Kak Momo mengendong Clark dan bersembunyi di satu ruangan yang banyak cerminnya. Kak Momo sudah mengunci. Tapi orang jahat itu memukul pintu itu. Clark takut!!” Clark semakin meringkuk dalam pelukan Momo.

“Clark, biar Kak Momo yang lanjutkan ya. Clark tidak usah takut. Ada Paman, ada Mama yang melindungi Clark sekarang,” bujuk Momo. Clark hanya mengangguk, tapi terus Memeluk Momo.

“Saya tidak tahu ruangan apa itu? Tapi saat saya menyentuh salah satu cermin, kami seperti berada di tempat tersembunyi. Karena ketika pintu itu berhasil didobrak, dia tidak melihat kami.”

“Setelah orang itu pergi, kami keluar dan saya membawa Clark ke kantor polisi. Saya memberi catatan pada Clark dengan pesan untuk memberikan catatan itu pada polisi supaya polisi mengetahui keberadaan lokasinya Ken dan siapa orang tua Ken.

“Bolehkah saya tahu, bagaimana kabar Ken? Sejak kejadian itu, ponselnya tidak aktif dan saya tidak bisa menghubunginya. Dia pun tidak mencari saya.”

“Mengapa kamu meninggalkan Clark sendirian di kantor polisi?” tanya Papanya Harry, Hariyanto.

“Maafkan saya. Saya berpikir orang itu masih mencari kami. Jika saya menampak diri pada orang itu, kemungkinan Clark bisa aman kembali pada keluarganya. Saya sudah berjanji pada Ken untuk menjaga Clark sebaik-baiknya.

“Setelah melihat Clark diterima dengan baik di kantor polisi, saya masih berkeliaran di tempat itu. Seperti dugaan saya, orang itu masih mencari kami. Saya tidak sempat lagi mencari tahu bagaimana keadaan Ken, karena saya lari bersembunyi kembali ke ruang cermin itu.

“Tidak lama saya mendengar suara sirene polisi, tapi orang itu juga bersembunyi di ruangan cermin itu, sehingga berhari-hari saya tidak bisa keluar sampai orang itu pergi dari sana.

“Saya masih mencari kabar tentang Ken, tapi dia seperti ditelan bumi. Tidak ada kabar atau berita tentangnya. Bahkan ponselnya pun tidak aktif sampai sekarang, sedangkan Clark, saya hanya tahu dari berita kalau Clark sudah kembali ke keluarganya.

“Tadi saat melihat Clark, saya hampir gila saking senangnya. Saya juga sudah mencoba mencari tahu tentang Clark, tapi tidak ada kabar beritanya. Sekarang saya lega, Clark baik-baik saja,” kata Momo sambil membelai kepala Clark yang masih betah memeluknya.

Semuanya terdiam mendengar cerita Momo. Clark yang sekarang senang melihat Kak Momonya melepaskan pelukan dan berseru dengan kencang sehingga semua tersadar dari lamunan.

“Yeaahhh, sekarang Clark mau makan ditemani Kak Momo. Kak Momo, karena Kakak tidak tahu hari ini ulang tahun Clark, Clark bebaskan Kakak dari kewajiban membawa kado buat Clark. Ayo, makan!”

Momo tersenyum saat ditarik Clark ke meja makan. Hari ini hatinya sangat senang. Apalagi saat Clark melihat hadiah pemberian Harry, dia berteriak sehingga para orang tua harus menutup telinga mereka.

“Pak, boleh beri tahu padaku, di mana Ken?” tanya Momo saat dia sudah bisa berbicara berdua dengan Harry.

Harry meghela napas berat. Lama dia memandang Momo.

“Aku akan menberi tahu padamu. Tapi kamu harus berjanji untuk menceritakan padaku tentang persahabatan kamu dan Ken."

"Iya. Boleh. Saya akan ceritakan."

"Sekarang katakan padaku di mana Ken sekarang?" desak Momo.

"Ken sudah tidak ada bersama kita.”

“Apa? Apa maksudmu?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status