Share

39. PERTEMUAN DI KAFE

Hardin sudah menunggu kedatangan Reyhan sejak tiga puluh menit yang lalu. Dia sudah menghabiskan satu gelas Moccacino yang dia pesan. Kini dia mulai memesan minuman kedua. Sudah berkali-kali dia melirik arah jam di tangan kirinya. Sepertinya Hardin mulai bosan.

Kalau saja bukan karena perintah Opah rasanya malas sekali bertemu dengan laki-laki itu. Meski dia sendiri menyadari semua ini terjadi bukan atas kesalahan Reyhan. Hanya saja egonya sebagai laki-lakilah yang lebih mendominasi.

Bagaimana pun Reyhan dan Katrina itu dulu pernah saling mencintai dan kini setiap kali memikirkan hal itu kepalanya kian terasa mendidih. Seandainya saja bisa, Hardin lebih memilih tinggal di Jakarta bersama Katrina, setidaknya Katrina dan Reyhan bisa tinggal di lokasi yang berbeda. Tapi, Hardin sadar bahwa dirinya lebih mengkhawatirkan keadaa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status