Share

Restu Ibu

Aku berjalan perlahan mengelilingi kamar besar yang Radit sediakan untukku dan Khawla, semuanya nampak baru dan tertata rapih. Begitu sempat ia menyiapkan ini semua. Pria itu benar-benar telah memikirkannya dengan matang, menyambut kedatangan kami dengan hangat.

Sesekali aku melihat Khawla mengeliat, menangis sebentar kemudian terlelap. Nampaknya ia sangat senang dengan kamarnya, semenjak datang Khawla selalu menyamankan dirinya dan tertidur lelap. Hanya terbangun saat lapar, atau pun saat popoknya basah.

Bayi empat hari itu sungguh sudah tahu di mana ia merasa nyaman dengan lingkungannya.

"Mamah ...."

Bian mengucek matanya di depan pintu.

"Sayang, kok belum tidur sih?"

Anak lelaki itu berjalan masuk dan duduk di atas ranjang. Bibirnya mengkerucut nampak kesal.

"Ada apa sih jagoan Mamah?" Usapku pada rambutnya. Wajahnya semakin dibuat merengut.

Tidak biasanya Bian merajuk seperti ini, pasti ada sesuatu.

"Hei, Mamah kan nggak paham kalau Bian tidak berbicara," pancingku menatap wajahn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
Moga halwa Dapat donor rahim biar kelak bisa hamil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status