Share

Bab 02

Penulis: Dhia Dharma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-23 14:00:39

Ayyana jengah dengan jawaban Fakhri yang terkesan santai namun terlihat jelas sedang menahan tawa, ia meraih laptop dan tasnya lantas berdiri tanpa berniat menanggapi ucapan pria itu lagi.

“Loh kamu mau kemana?” cegah Fakhri ikut berdiri.

“Saya nggak ada waktu ngeladenin orang kayak Bapak” sentak Aya kesal

Kali ini tawa renyah sukses keluar dari mulut Fakhri “Saya nggak suka cewek ambekan”

Aya meliriknya jengah. “Saya juga nggak berharap disukain sama Bapak.”

“Sayangnya saya sudah terlanjur suka sama kamu.”

Dengan kekesalah yang sudah mencapai ubun-ubun Ayyana beranjak. “Saya permisi. Assalamu’alaikum,” pamitnya

“Yang mau nikah kakak saya,” jujur Fakhri sebelum Ayyana melangkah lebih jauh. “Kamu kan nggak nanya siapa yang mau nikah, kamu nanyainnya calon istri saya,” lanjutnya kembali duduk dengan santai.

Terlanjur kesal, Ayyana yang kini menghentikan langkahnya tetap tak bergeming dan masih melempar tatapan tajam kearah Fakhri. Pria itu terlanjur membuat moodnya tak baik.

“Saya serius,” ucap Fakhri mencoba meyakinkan. “Kakak saya sibuk ngurus kerjaan, sementara Mamidan yang lain juga ada urusan. Karena cuma saya yang nggak sibuk, jadi saya yang bantu ngurusin pernikahannya.”

Mengingat Tante Dania adalah sahabat baik sang Ibu, Ayyana dengan berat hati kembali duduk dihadapan pria itu setelah lebih dulu menarik nafas dalam-dalam berharap bisa sedikit menenangkan diri.

“Tapi ucapan saya soal calon istri itu nggak bercanda loh,” celetuk Fakhri lagi.

Tatapan Ayyana seketika menajam. “Mungkin Bapak berniat cari WO yang lain?”

Tawa Fakhri kembali mengudara, namun hanya sepersekian detik karena setelahnya ia merasa suasana yang baru saja tercipta terasa begitu asing. Entah sudah berapa lama ia tidak tertawa lepas seperti itu, bahkan ia sendiri lupa kapan terakhir kali ia berbaur seramah ini dengan seseorang.

Tatapannya kembali jatuh pada Ayyana yang kini tengah sibuk menjelaskan beberapa hal terkait konsep pernikahan, jika perempuan itu menganggap Fakhri sosok asing yang baru pertama kali ia temui, Fakhri justru punya pandangan berbeda.

Perempuan berhijab itu sama sekali tidak asing baginya, ia cukup mengenal Ayyana. Bukan hanya sekedar sebagai adik dari Adrie –sahabatnya– tetapi sebagai seseorang yang dulu pernah ia kagumi diam-diam.

oOoOo

Assalamu’alaikum Mi.”

Wa’alaikumussalam,” jawab Dania. “Gimana-gimana?” tanyanya antusias.

Kening Fakhri mengkerut. “Gimana apanya Mi?”

“Ih kamu mah. Itu loh yang tadi kamu temui.”

Fakhri tampak berfikir sejenak. “Lumayan.”

Dania semakin bersemangat. Jika biasanya Fakhri selalu kesal bila ditanya perihal gadis yang ingin ia jodohkan namun kini putra keduanya itu bersedia menjawab meski dengan nada ogah-ogahan. Tapi jawaban ‘lumayan’ membuat hati Dania menghangat.

Bisa ia ambil kesimpulan bahwa putranya mungkin tertarik dengan Aya, dan itu sudah jadi satu poin penting. Jadi harapan untuk membuat Fakhri menikah dengan perempuan pilihannya mungkin akan terwujud dalam waktu dekat, kalau bisa sekalian saja dengan Raka –anak pertamanya–.

“Jadi kamu setuju kan kalau sama Aya?”

“Kan aku selalu bilang, siapapun yang Mami pilih aku setuju.”

Senyum Dania perlahan luntur. “Mami juga nggak akan maksa kalau memang kamu nggak suka,” Dania menekankan setiap ucapannya.

“Tapi tanpa sadar, itu yang udah Mami lakukan dari dulu,” ucap Fakhri sendu.

Ia menatap Dania dengan semua luka yang ia punya, sedari dulu perempuan di hadapannya ini adalah orang yang paling mengerti dirinya lebih dari siapapun tapi kenapa maminya justru tidak bisa mengerti keadaannya saat ini.

“Semua yang Mami lakukan itu demi kebaikan kamu,” Dania memalingkan wajah mencoba mempertahankan egonya sendiri. “Mami itu cuma mau lihat kamu bahagia Fakhri. Mami maunya kamu menikah dengan perempuan yang memang kamu suka, kamu cintai.”

“Sementara Jihan? Bagaimana caranya kamu bisa bahagia kalau setiap kali kamu sama dia, cuman ada rasa bersalah yang Mami lihat?” lanjut Dania menggebu.

Fakhri menghela nafas. “Kasih aku waktu mi… Kasih aku waktu untuk belajar jatuh cinta sama Jihan.”

“Berapa lama lagi? Sudah enam tahun dan sampai sekarang pun, Mami nggak lihat kamu punya perasaan lebih sama dia. Pandangan kamu bahkan masih sama, nggak ada bedanya sejak awal.”

Bukannya tidak mengerti diri sendiri, karena nyatanya apa yang Dania ucapkan memang benar. Namun Fakhri masih belum sembuh dari kenangan buruk masa lalunya, ditambah tekanan pertanggung jawaban dari Jihan yang terasa seolah menghantuinya setiap saat.

Dari arah tangga, Rama yang melihat ketegangan antara sang istri dan putranya beranjak menengahi. “Anak kita baru pulang kerja Mi, nanti ajah kalau mau ngajak rebut.”

Dania memijat pelipisnya berusaha menenangkan diri. “Istirahat sana, nanti Mami cari perempuan yang lain.”

“Terserah Mami,” ucap Fakhri beranjak.

Pandangan Dania berubah sendu saat menatap punggung anaknya yang mulai menjauh, ia tahu ia egois tapi ia melakukan ini semua juga demi kebaikan Fakhri. Dania tidak ingin Fakhri hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah seumur hidup jika ia terjebak pada perempuan bernama Jihan itu. Karena baginya, apa yang menimpa keluarga Jihan, sama sekali bukan kesalah Fakhri.

Di kamarnya, Fakhri duduk di sofa dengan pikiran berkecamuk. Memikirkan pekerjaan di kantor yang menumpuk, permintaan Mami yang begitu sulit hingga pikiran tentang Jihan yang selalu menuntut tanggung jawab atas kematian keluarganya.

Pandangannya beralih saat mendengar notif pesan masuk di ponselnya, nama Daffa muncul sebagai pengirim pesan, sepupunya itu mengirim potret seorang perempuan yang tak lain adalah Jihan sedang sibuk menikmati beberapa cemilan di apartemen Daffa.

‘Dia dari pagi ngikutin gue mulu, nggak mau lepas sebelum dapat respon dari lo.’

Tanpa membalas pesan Daffa, Fakhri beralih membuka pesan dari Jihan yang sudah menggunung padahal baru sehari ia hiraukan.

‘Jadi bagaimana soal pernikahan kita?’

‘Apa orang tua kak Fakhri sudah memberikan izin untuk kita menikah?’

‘Kak? Balas? Kak Fakhri nggak akan lari dari tanggung jawab kan?’

‘Ingat. Karena kak Fakhri, aku kehilangan semua keluarga aku.’

Fakhri mengusap wajahnya kasar. ‘Berhenti merecoki Daffa, dia tidak ada kaitannya dengan masalah ini.’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 49

    Begitu sampai di kamar, Ayyana yang merasa kedinginan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus berganti pakaian. Setelah ia keluar, Fakhri bergantian masuk dan melakukan hal yang sama.Pria itu tak menghabiskan waktu lama di kamar mandi dan keluar dengan pakaian santainya. Baju kaos putih polos dan celana pendek selutut.Namun keningnya mengernyit kala tak mendapati Ayyana di sana, pandangannya menyisir penjuru kamar sampai ia menangkap sosok perempuan berhijab itu tengah berdiri di balkon.Ayyana tampak sedang menikmati pemandangan malam dengan tenang. Di sini ini memang menjadi tempat favorit Ayyana untuk melihat hamparan laut, terlebih di malam hari keindahan laut akan semakin dipercantik dengan taburan bintang di langit malam.Fakhri mengulas senyum lalu melangkah mendekati Ayyana dan dengan pelan ia memeluk tubuh perempuan itu dari belakang, membuat Ayyana tersentak kaget."Ngapain disini?" Tanya Fakhri menyandarka

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 48

    Selama beberapa hari di sana, hubungan Ayyana dan Fakhri mulai semakin dekat. Mereka sudah tidak terlalu canggung untuk sekedar berpegangan tangan atau duduk berdekatan layaknya pasangan.Hanya saja mereka belum terlalu jauh untuk melakukan kontak fisik yang lebih dari itu, hubungan mereka terlihat lebih mirip para remaja yang sedang berpacaran.Namun Ayyana sudah cukup bahagia, menurutnya hubungan mereka tidak perlu berkembang terlalu cepat. Mengingat mereka menikah karena perjodohan, tentu saja mereka harus ada waktu untuk saling mengenal lebih jauh dan saling memahami.Meski tidak bisa dipungkiri, Ayyana menginginkan hubungan layaknya suami istri yang lain, tapi ia mencoba memahami keputusan yang diambil oleh Fakhri.Di malam terakhir mereka di sana, Fakhri mengajak Ayyana untuk makan malam di tempat berbeda. Bahkan pria itu secara langsung meminta Ayyana untuk berdandan serta menyiapkan gaun khusus.Jadilah, Ayyana yang sebenarnya tid

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 47

    Ayyana yang sadar akan tingkah memalukannya segera memalingkan wajah, ia bisa merasakan pipinya memanas saat ini.Setelah Bu Hasma mengambil foto lagi, Ayyana buru-buru beranjak mendekati perempuan itu dengan dalih ingin melihat hasilnya, padahal sebenarnya ia ingin menghindari Fakhri."Silahkan dipilih neng mau yang mana, jangan lupa sisakan juga untuk Ibu pajang."Dari beberapa foto, Ayyana memilih foto candid saat ia dan Fakhri bertatapan dan juga foto pertama saat mereka duduk berseberangan. Sisanya dua foto lagi di berikan pada Bu Hasma."Kayaknya itu yang paling romantis ya?" Goda Bu Hasma.Ayyana lantas mengisyaratkan perempuan itu agar berbicara pelan, tidak ingin agar Fakhri sampai mendengarnya.Bu Hasma tertawa pelan, namun ia mengikuti permintaan Ayyana."Kalau begitu, silahkan dinikmati makan malamnya. Ibu tidak akan ganggu lagi." Katanya. "Lihat itu suamimu, sepertinya sudah kelaparan."Ayyana yang

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 46

    WR. Hotel.Ayyana menatap tulisan yang terpasang di depan bangunan beberapa lantai itu dengan wajah berseri."Ayo." Ajak Fakri masuk setelah menurunkan koper mereka dari bagasi, tak lupa pria itu memberi kunci mobilnya pada salah satu penjaga hotel disana untuk dibawa ke parkiran.Begitu masuk, keduanya langsung di sambut oleh Farah dan beberapa karyawan disana."Selamat datang kembali Bu Aya." Sambut Farah memberikan sebuah buket bunga berukuran lumayan besar.Ayyana terkesiap, "Kalian tau dari mana kalau kita mau datang?""Ah, itu..." Ucapan Farah terpotong sambil melirik pada Fakhri.Ayyana ikut menatap pria itu lalu mengulas senyum manis, "Terima kasih." Ucapnya pada Farah dan yang lain.Setelah sambutan hangat itu, mereka lantas naik ke kamar yang dulu pernah Ayyana tempati saat di bawa Daffa kesana.Lagi-lagi Ayyana dibuat takjub oleh kamar yang sudah dihiasi beberapa bunga hingga membuat suasanan

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 45

    Jika biasanya sepulang kantor Ayyana akan langsung disambut dengan makanan jadi di meja makan, setelah menikah kebiasaan itu seakan hilang ditelan bumi. Kali ini semuanya harus ia siapkan sendiri, memasak, merapikan rumah, semuanya.Seperti sekarang, begitu sampai ia langsung bergegas mandi, berganti pakaian dan menuju dapur, bergelut dengan beberapa bahan makanan yang sempat ia beli saat perjalanan pulang tadi.Hal ini sudah menjadi rutinitas Ayyana selama beberapa hari terakhir, tepatnya setelah ia kembali masuk kantor."Assalamu'alaikum." Ucap Fakhri yang baru datang.Setelah beberapa pertimbangan, mereka memang memutuskan untuk berangkat dan pulang kantor masing-masing."Wa'alaikumusalam." Jawab Ayyana masih dengan aktivitasnya.Ia lantas menyalami tangan Fakhri begitu pria itu mendekat, "Masak apa kamu?" Tanya Fakhri melongok ke panci yang sedang mengepul di atas kompor."Sup, ayam goreng sama sambel.""Wah

  • Calon Istri Untuk Klien WO   BAB 44

    "Bagaimana keadaan Jihan?" Tanya Papi Fakhri sembari menikmati secangkir kopi di ruang tengah."Dia baik." Singkat Fakhri."Papi dengar dia sakit?"Fakhri menautkan alis, "Papi tahu dari mana?"Seingatnya, ia tidak pernah membicarakan soal itu dengan sang Papi. Atau mungkin Daffa yang memberi tahu."Mami yang kasih tahu Papi." Jujur Rama.Fakhri menghela nafas lelah, jadi sampai sekarang Mami masih memata-matainya."Apa ada hal lain lagi yang Mami tahu dari hasil mengintai aku?""Ya, Mami juga tahu soal wasiat keluarga Jihan."Rama menatap putra keduanya itu dengan tatapan serius, "Papi paham bagaimana rumitnya keadaan yang berlaku saat ini, mungkin kamu belum cukup siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga di tengah problematika yang sampai saat ini belum juga selesai dengan Jihan. Tapi bagaimana pun, Aya sudah menjadi bagian dari tanggungjawab kamu sekarang.""Papi tidak bermaksud untuk ikut campur urusan rumah tangga kalian, tapi sebagai orang tua Papi hanya ingin mengingatkan. K

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status