Share

Menggagalkan Rencana Ana

Bab 7

Aku kebingungan kemana harus pergi sekarang? bagaimana mungkin aku bisa terkunci ditoilet pasti ada yang sengaja melakukan ini semua. Ingin sekali aku menelepon Mas Andi tetapi ponselku tertinggal di mobil. Uangpun aku hanya pegang sepuluh ribu yang tertinggal di saku celana. Apalagi perjalanan untuk menuju ke lokasi prewedding masih cukup jauh tidak mungkin aku harus jalan kaki kesana, lebih baik aku pulang terlebih dahulu karena jaraknya belum terlalu jauh dari rumah. 

Dengan uang sepuluh ribu yang aku punya. Aku memutuskan menghentikan angkutan umum untuk pulang kerumah. 

****

Pov Author

Syukurin kamu Ani, aku kunci di toilet. Makanya jangan berani melawan Kakakmu sendiri. Ana tersenyum di dalam mobil ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya kemudian menurunkan kaca jendela mobil dan melemparkan kunci toilet ke jalan raya. Ana bahkan mematikan ponsel Ani agar tidak ada orang yang bisa menghubunginya ataupun menggagalkan rencananya. 

Bibirnya menyeringai seakan dia sudah merasa menang dengan apa yang telah dilakukannya. 

"Maaf Mba Ani. Celana Mba kenapa?" tanya Pak Supri curiga. 

"Memangnya ada apa dengan celana saya Pak?" ana balik bertanya. 

"Tadi sebelum masuk toilet Mba pakai kemeja dan celana. Setelah kembali ko bisa Mba pakai rok?" 

"Oh iya Pak tadi celana saya basah kesiram air makanya diganti," jawab Ana beralasan. 

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan untuk menuju lokasi prewedding. Setelah sampai disana sudah banyak Tim dari WO menunggu kedatangan Ani. Pak Supri turun dari mobil kemudian membukakan pintu untuk Ana yang ia kira Ani calon istri dari Bosnya. 

"Mari Mba saya antar ke tempat persiapan prewedding! Mba sudah ditunggu disana untuk ganti baju dan make up terlebih dahulu," ucap Pak Supri mengarahkan Ana. 

Ana masuk ke suatu ruangan yang sudah disewa Andi sebelumnya untuk tempat persiapan mereka. Dipolesnya wajah mungil  Ana dan rambut lurusnya oleh tangan-tangan profesional. Ia merasa dirinya paling cantik karena sudah bisa mengalahkan saudaranya sendiri. 

Tok.. tok... 

Terdengar ketukan pintu dari luar ruangan. 

"De. Sudah selesai belum? ayo kita keluar!" ucap Andi dari luar. 

Ternyata Andi sudah datang. Ana yang sedikit grogi berusaha menyembunyikan kepalsuannya. 

"Sudah Mas," jawab Ana sambil merapikan tatanan rambutnya. 

Ana yang keluar melihat Andi dengan stelan Jas hitam berdasi, rambut klimis membuatnya terpesona hingga tak henti menatapnya. Begitu pula Ana ia menggunakan gaun putih bertaburan mutiara. 

"Ganteng juga ini laki-laki kalau dilihat dari dekat," gumam Ana dalam hati. 

"De. Ayo kita jalan!" ajak Andi yang membuyarkan lamunan Ana. 

"Ayo Mas!" jawab Ana. 

Andi berjalan menggandeng tangan Ana. Ana merasa bahagia saat ini seperti seorang putri karena impian preweddingnya akhirnya terwujud walau bukan dengan Rendi. Andi belum merasa curiga sedikitpun kalau perempuan disebelahnya bukanlah Ani calon istrinya. 

"Mas. Kenapa kita prewedding disini bukan dipantai?" tanya Ana. 

"Bukannya ini tempat kesukaan kamu De. Kamu pernah bilang kalau gak suka pantai jadi Mas pilih disini," jawab Andi. 

"Eh iya Mas maksudku bagus disini," jawab Ana gugup. Ia lupa kalau dia sedang berada diposisi Ani. Karena selera Ani dan Ana berbeda jauh mau tidak mau dia harus mengikutinya.

Saat sesi pemotretan dimulai seorang fotografer mengarahkan mereka untuk saling berhadapan.

Prok.. Prok.. Prok

Terdengar tepuk tangan seseorang. 

"Hebat kamu ya Ana berani-beraninya main api dibelakangku dan membohongi semua orang," ucap Rendi yang muncul tiba-tiba. 

"Ma - maksud kamu apa Mas?" ucap Ana gugup. 

"Gak usah berlagak bodoh kamu! owh jadi kamu ingin menggantikan posisi Adikmu sendiri," ujar Rendi. 

"Maksud kamu apa Rendi ngomong begitu sama Ani?" Andi mulai heran. 

"Dia bukan aku Mas. Ini aku Ani," ungkap Ani yang seketika muncul dari belakang Rendi. 

"Jadi dia Kak Ana?" tanya Andi. 

"Iya Mas. Tadi waktu perjalanan kesini aku sempat mampir toilet pom bensin karena diare.  Ternyata Kak Ana membuntutiku dari rumah dan mengunciku di toilet pom bensin untuk menggantikan posisiku. Saat aku kembali kerumah kudapati Mas Rendi dia sedang menjemput Kak Ana tapi sayangnya Kak Ana tidak ada dirumah. Akhirnya aku memintanya untuk mengantarku kesini," terang Ani.

Dia berjalan menuju Ana dan Andi untuk menyingkirkan Kakaknya disebelah Andi. 

"Minggir Kak! Jangan harap bisa menggantikan posisiku saat ini. Aku gak sebodoh yang Kakak kira," umpat Ani. 

Ana hanya menunduk terdiam karena merasa dirinya sudah dipermalukan. 

"Rendi. Bawa pulang Kak Ana! aku tidak mau acara preweddingku kacau gara-gara dia," ungkap Andi pada Rendi. 

Rendi kemudian menarik tangan Ana untuk  mengajaknya pulang, tapi Ana masih memberontak tidak tahu diri menghampiri Adiknya. 

"Saat ini kamu boleh menang tapi lihat saja nanti!" bisik Ana di telinga Ani. 

Ani hanya tersenyum menanggapi ambisi kakaknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status