Share

PART 19: Pancake

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-04-17 17:57:38

"Mama keterlaluan ninggalin anak-anak aku sendirian, seenggaknya kalau Mama mau kabur, Mama kabarin aku biar aku jemput mereka."

"Nggak sempat, kamu tau Mba Kin itu udah keburu mau menyita tas mewah Mama, harganya aja lebih dari lima belas juta, mana sudi Mama biarin dia ngerebutnya gitu aja."

"Iya tapi mobil aku nyaris jadi jaminan Ma, kalau memang tas Mama harganya mahal, kenapa nggak dijual buat lunasin kontrakan?"

"Apa?" Mama terdengar kalut dari seberang telepon. "Enak aja, jangan dong, ini tuh buat Mama arisan, buat Mama kondangan, kalau Mama jual nanti gimana penampilan Mama di depan teman-teman?" serunya. "Mama nggak mau kelihatan kayak gelandangan."

"Nah, sekarang Mama jadi gelandangan beneran karena nggak punya tempat tinggal."

"Siapa bilang Mama nggak punya tempat tinggal? Turun, Mama di lobi apartemen kamu sekarang."

"Apa?"

"Buruan, kamu mau Mama masuk tanpa kartu akses dan bikin keributan?"

"Mama ngancem?"

"Kamu nggak punya pilihan, anak-anak kamu masih butuh Mam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 155: Blangkon

    H - Seminggu pernikahan. Ya ampun, aku stres. Segala hal berjalan sesuai rencana, tapi debarnya semakin liar. Aku sampai insomnia, dan sedikit sakit kepala, dan akhirnya Mama ikut turun tangan, mengambil alih segala printilan pernikahan yang bisa dihandle seperti food testing dan seat table tamu. Gun juga makin sibuk, dia seperti kerja rodi, pergi pagi, pulang saat matahari terbit lagi. Dan sekalinya weekend serta ada di rumah, kami yang harus angkat kaki. "Ini sudah nggak relevan, ada gadget yang bisa dipakai buat komunikasi jadi nggak ada bedanya kalau kamu di sini atau di apartemen," katanya memprotes untuk yang kesekian kali. "Justru itu Gun, karena ada HP kita bisa tetap saling bertukar kabar. Jadi apa yang kamu cemaskan? Kita

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 154: Figura

    "Tumben jam segini kamu udah pulang Gun?" Aku mencoba mengulur-ulur waktu dengan berjalan santai ke arah living room, di mana anak-anak sudah lari-larian. Dia tidak mungkin mengamuk di depan mereka kan, jadi aku tersenyum setenang yang kuharapkan terlihat. Gun segera mengekori di belakang, suara langkahnya terdengar tegas seperti pemangsa yang sedang memburu santapannya. "Biasanya kamu masih syuting." "Kalau kamu bisa jalan-jalan sama Ed, itu artinya jadwal aku juga sudah selesai." Kutelan ludah susah payah. "Aku nggak jalan-jalan, cuma main sebentar—" "Kenapa kamu nggak angkat telepon

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 153: Som Tum

    Kami disambut seorang perempuan muda, mungkin pertengahan 20-an ketika perlahan pintu terbuka. Lalu diarahkan untuk masuk ke sebuah kamar luas dengan interior klasik Japandi. Mami Vero duduk di kepala ranjang, beliau kelihatan berbeda dari yang kutemui terakhir kali di De Luca. Kini wajahnya tampak pucat dan sedikit cekung. "Tipes dan asam lambung, dokter berkata saya terlalu banyak makan-makanan yang asam. Memang beberapa bulan terakhir saya stay di Thailand dan sedang hobi sekali menikmati Som Tum. Kamu harus mencobanya sekali-kali." "Aku udah pernah mencobanya Mami, memang enak buat camilan." "Oh kami menikmatinya dengan bihun, orang Thai suka sekali makanan yang pedas dan asam, cocok buat lidah Indo.

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 152: BBQ

    Setelah makan malam di rumah Om Frankie. Kami kembali sibuk dengan rutinitas mempersiapkan pernikahan. Lebih tepatnya aku, karena Gun sibuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda dan dia kelihatan setuju-setuju saja dengan apa pun yang kupilih. Padahal aku tuh butuh pendapatnya, seperti dekorasi atau venue misalnya, aku perlu tahu apa yang dia suka, tapi dia hanya menjawab sederhana. "Apa yang kamu suka, aku juga suka." Dahlah. "Yang penting tuh bill lancar Mita, masalah bayar membayar. Nah, baru lo serahkan ke Gun." Jenardi ikut berkomentar ketika melihatku senewen sendiri.

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 151: Barbie

    "Kalau kamu hanya ingin membuat masalah, dan mengacau di luar sana, sebaiknya jangan gunakan nama Saliba di belakang nama kamu." "Dia nggak akan kapok kalau belum benar-benar pensiun dari dunia entertainment. Kita beruntung karena Mita bisa mengimbangi dia." Salah seorang Tante terdengar menyahut santai. "Papa kayak nggak paham dunia entertaint aja, apa yang diberitakan media-media itu belum tentu benar. Gun hanya menjalankan pekerjaannya sebagai selebirti. Dia nggak melakukan apapun media tetap bakal mengorek kehidupannya, dan orang yang nggak suka dia akan mencari-cari kesalahannya." Delilah terdengar menyambung ringan. "Oh ya? Tuduhan akan menikah itu nggak benar berarti, kalian hanya ingin dinner?"

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 150: Labirin

    "Gun, kamu harusnya bicara." Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini sampai rasanya bosan, tapi Gun adalah Gun kan? Dia masih penuh gebrakan yang membuatku kualahan. "Ini hanya dinner biasa." "Dinner biasa gimana kalau keluarga kamu kumpul semua di sana?" "Kami memang sering mengadakan acara dinner setiap dua bulan sekali. Ini hanya kegiatan rutin seperti sebelum-sebelumnya." Apakah laki-laki ini pikun kalau bahkan di malam-malam sebelumnya aku tidak pernah bertemu mereka? Jadi secara teknis ini akan menjadi pertemuan keluarga besar per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status