Share

Bab 4

Author: Yama
Adit menangis sambil berguling-guling di lantai. Kelereng di tangannya tanpa sengaja mengenai mata Nina.

Aku merasa terkejut, segera memeriksanya.

Melissa yang ada di samping berkata dengan sinis, "Anak-anak hanya bermain-main saja, nggak apa-apa."

Mata Nina segera membengkak dan memerah.

"Aduh, tenaga Adit nggak begitu besar, nggak perlu segugup itu."

Melissa terus mengoceh, sementara aku langsung berteriak penuh amarah.

"Kalau kamu bicara lagi, aku akan merobek mulutmu."

Jeffry tidak melihat luka Nina, hanya bisa melihat cinta sejatinya yang menangis dengan wajah menyedihkan.

Jeffry mencengkeram pergelangan tanganku, lalu berkata dengan nada dingin, "Minta maaf pada Melissa."

"Kalau nggak, aku akan mengusirmu."

Aku tidak memiliki siapa-siapa di kota ini. Jika keluar dari rumah ini, aku tidak akan bisa bertahan hidup.

Jeffry berpikir aku akan merasa takut, lalu langsung berkompromi.

Namun, aku hanya tertawa pelan.

"Baiklah. Aku dan Nina akan pergi bersama, agar nggak mengganggu kalian bertiga yang saling menyayangi."

Jeffry terdiam, tidak menyangka aku akan begitu tenang.

"Linda, kamu nggak bisa menarik kembali kata-kata yang sudah kamu ucapkan."

Mata Jeffry menatap tajam padaku, tetapi tangannya sedikit bergetar.

Aku menepis cengkeramannya, menggendong Nina, lalu melangkah pergi tanpa ragu. Itulah jawabanku.

Aku tidak memerlukannya lagi, tidak menginginkannya lagi.

Ketika aku membawa Nina ke rumah sakit, aku tidak menyangka akan bertemu dengan teman kuliahku.

Leonard Saputro tampak mengenakan jas putih, membungkuk untuk memeriksa mata Nina dengan tenang.

"Matanya sedikit merah dan bengkak, tapi kamu hanya perlu meneteskan obat tetes mata saja," ujar Leonard.

Aku mengangguk, lalu bersiap membawa Nina pergi.

Leonard memanggilku. Kacamata tipisnya membuatku tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas.

"Kamu sudah bertemu dengan teman lama, apa kamu nggak mau berbincang-bincang?"

Setelah duduk bersama Leonard di restoran keluarga, barulah aku tersadar.

Aku dan Leonard berasal dari sekolah yang sama. Namun, dia adalah siswa genius yang pendiam. Dia menghabiskan waktu 24 jam sehari di perpustakaan.

Waktu kuliah, aku sibuk mengejar Jeffry. Jadi, aku tidak banyak berinteraksi dengannya.

Aku hanya mendengar bahwa setelah lulus kuliah, Leonard tinggal di rumah sakit kelas satu, lalu menaiki tangga karier dengan cepat.

Namun, kenapa dia bisa ada di sini?

Aku menatap Leonard dengan bingung. Dia dengan hati-hati membersihkan remah kue di sudut mulut Nina dengan tisu, sementara ekspresinya tampak lembut.

Nina biasanya paling takut orang asing, tetapi sekarang dia malah bergantung pada Leonard.

Pada saat itu, Jeffry meneleponku, tetapi aku menolak panggilannya.

Jeffry pun mengirimkan pesan: [Guru sekolah menelepon, mengatakan kalau kamu mengurus prosedur pindah sekolah untuk Nina.]

[Apa yang sedang kamu lakukan? Aku sudah mencarikan tempat tinggal baru untuk Melissa dan Adit. Apa kamu puas?]

Aku mematikan ponsel dengan kesal. Leonard yang sensitif bisa merasakan emosiku.

"Ada apa? Apa kamu bertengkar dengan Jeffry?" tanya pria itu.

Aku mengangkat kepala dengan terkejut. Aku tidak menyangka bahwa, orang yang tidak peduli dengan urusan orang lain, malah akan mengetahui tentang Jeffry.

Entah kenapa, aku pun menceritakan semua situasiku padanya. Akhirnya aku berujar.

"Aku ingin pulang."

Leonard mengangguk, mengeluarkan ponselnya, lalu membuka halaman pemesanan tiket.

"Pesawat terakhir hari ini berangkat dua jam lagi. Apa kamu mau pergi?"

Pria itu berkata dengan tulus, "Guru selalu menyebutkan namamu. Posisi di rumah sakit selalu tersedia untukmu."

Benar juga. Surat pindah sekolah Nina sudah keluar.

Sudah tidak ada lagi yang membuatku ingin tinggal di kota ini.

Pada saat itu, Jeffry mengirimkan pesan.

[Aku akan melakukan perjalanan bisnis selama sebulan. Setelah aku pulang nanti, kita bisa mengambil foto pernikahan.]

[Aku sudah mengalah, jadi tolong jangan mencari masalah lagi.]

Aku memblokir telepon dan pesannya sekaligus tanpa ragu.

'Aku tidak menginginkan foto pernikahan, juga tidak menginginkanmu lagi, Jeffry,' pikirku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 9

    Ini pertama kalinya Jeffry berbicara dengan kasar pada cinta sejatinya. Ini sungguh aneh.Melissa duduk terdiam di lantai, sementara Adit yang begitu ketakutan sampai lupa untuk menangis.Hari-hariku berlalu dengan tenang. Orang tuaku mengetahui bahwa aku sudah menikah dengan Leonard.Mereka merasa sangat senang sampai tidak bisa tidur selama beberapa hari.Ketika Nina tahu bahwa Leonard akan menjadi ayahnya, dia segera menutupi kepalanya dengan topi.Aku segera bertanya, "Nina, apa kamu nggak suka?"Hati Leonard langsung menegang. Dia begitu gugup sampai lupa mencuci piring."Bukan, Nina senang!" Nina menunjukkan rambutnya yang berantakan karena tertutup topi,Wajah kecilnya memerah. Dia melangkah dengan kaki pendeknya, lalu langsung memeluk Leonard."Nina sangat menyukai Ayah Leonard."Leonard tersenyum lega.Ketika kami kembali ke rumah sakit, seorang perawat muda menarikku ke samping untuk menceritakan sedikit gosip."Melissa yang ada di ruang perawatan tiga dipukuli orang."Aku me

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 8

    Jeffry menuduhku dengan penuh amarah, "Kalau ada masalah, hadapi aku."Melissa melemparkan diri ke pelukan Jeffry sambil menangis."Aku hanya menasihati Kak Linda supaya dia nggak menggantungmu lagi karena sekarang dia sudah memiliki pacar.""Tapi Kak Linda merasa nggak senang, lalu ...."Melissa mengatakan ini hanya untuk membersihkan dirinya dari semua tuduhan, mempertahankan citranya sebagai gadis yang baik.Namun, Jeffry seakan hanya bisa mendengar tiga kata "sudah memiliki pacar". Dia berujar dengan tidak percaya."Apa kamu sudah bersama orang lain?"Ketika Melissa melihat Jeffry terfokus pada hal yang salah, dia berusaha mengembalikan topik."Kak Jeffry, jangan menyalahkan Kak Linda karena memukulku. Nggak sakit, ini sama sekali nggak sakit."Jeffry sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Dia hanya tahu bahwa aku sudah direbut orang lain.Pria itu mencengkeram lenganku dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkanku."Linda, kenapa kamu mudah sekali jatuh cinta pada orang lain?

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 7

    "Kamu dulu sangat menyukaiku. Kenapa sekarang kamu menolakku begitu saja?" tanya pria itu.Jeffry tidak bisa menerima perbedaan sikapku ini. Setelah kehilangan, dia baru menyadari betapa berharganya apa yang dulu dia miliki.Aku tampak sedikit linglung, sementara Leonard berkata dengan nada cemas."Jangan percaya padanya. Kata-kata pria yang diucapkan sambil menangis nggak bisa dipercaya."Tanpa menghiraukan upaya Leonard yang mencegahku, aku perlahan berjalan ke hadapan Jeffry.Bulu mata panjang Jeffry basah oleh air mata. Dia merasa senang karena aku berbalik, hendak memelukku.Namun, yang menyambutnya adalah tamparan keras dariku."Dulu aku memang sangat mencintaimu. Tapi hidup 8 tahun seperti janda sudah cukup untuk mengikis rasa cinta itu.""Nggak semua orang yang meminta maaf harus dimaafkan."Jeffry melarikan diri dengan ekspresi putus asa, tidak percaya dan tidak mau memercayainya.Ternyata wanita yang mencintainya dengan sepenuh hati akan meninggalkannya tanpa ampun.Sekarang,

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 6

    "Anak Muda, kamu mencari siapa?""Paman, aku suami Linda," jawab Jeffry.Pria tua yang tadinya ceria itu langsung cemberut. Dia pun masuk ke dalam rumah. Ketika keluar lagi, tangannya sudah memegang beberapa sapu."Dasar bajingan, kamu masih berani datang ke rumahku!""Dulu kamu menindas Linda. Kami nggak bisa melakukan apa-apa karena kamu jauh di sana.""Sekarang kamu masih berani datang ke sini? Aku akan menghajarmu sampai mati."Jeffry yang dipukuli, tidak bisa melawan. Dia terpaksa pergi dengan kesal.Namun, Jeffry tidak menyerah, mengirimkan pesan padaku.[Aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan hak asuh Nina.]Leonard menghiburku, mengatakan agar aku jangan panik. Dia akan mencari solusinya.Pengacara berkata, "Meski Jeffry adalah Ayah anak itu, dia sudah lalai dalam mengurus keluarganya. Dia nggak akan memiliki peluang untuk menang.""Kalau ada bukti perselingkuhannya, kita akan lebih mudah menang di pengadilan."Di saat aku kebingungan mencari bukti pendukung, tiba-tib

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 5

    Setelah naik pesawat semalaman, kami kembali ke kampung halaman kami.Berdiri di depan pintu rumah, aku merasa sedikit ragu.Dulu demi Jeffry, aku bertengkar hebat dengan keluargaku. Selama 8 tahun ini, kami tidak pernah berhubungan.Saat aku masih ragu-ragu, pintu tiba-tiba terbuka.Ibuku sedang membawa sampah. Matanya terbelalak ketika melihat diriku dan Nina.Setelah 8 tahun berlalu, ibuku sudah makin menua. Ini membuat mataku sedikit perih.Di ruang tamu, aku memberanikan diri untuk berbicara."Aku dan Jeffry sudah berpisah. Aku nggak akan pergi lagi."Ayahku tidak mengatakan apa-apa, hanya mendengus.Suasana langsung menjadi tegang. Sepertinya mereka sudah sangat kecewa denganku.Aku bersiap untuk pergi dengan perasaan sedih.Nina melompat turun dari sofa, berlari kecil ke hadapan ayahku, lalu memanggilnya dengan lembut."Kakek, Nenek, Nina sangat merindukan kalian."Ayahku memeluk Nina dengan ekspresi kosong, sama sekali tidak melepaskannya.Ibuku dengan senang hati mengupaskan j

  • Cinta Berujung Duka atau Suka   Bab 4

    Adit menangis sambil berguling-guling di lantai. Kelereng di tangannya tanpa sengaja mengenai mata Nina.Aku merasa terkejut, segera memeriksanya.Melissa yang ada di samping berkata dengan sinis, "Anak-anak hanya bermain-main saja, nggak apa-apa."Mata Nina segera membengkak dan memerah."Aduh, tenaga Adit nggak begitu besar, nggak perlu segugup itu."Melissa terus mengoceh, sementara aku langsung berteriak penuh amarah."Kalau kamu bicara lagi, aku akan merobek mulutmu."Jeffry tidak melihat luka Nina, hanya bisa melihat cinta sejatinya yang menangis dengan wajah menyedihkan.Jeffry mencengkeram pergelangan tanganku, lalu berkata dengan nada dingin, "Minta maaf pada Melissa.""Kalau nggak, aku akan mengusirmu."Aku tidak memiliki siapa-siapa di kota ini. Jika keluar dari rumah ini, aku tidak akan bisa bertahan hidup.Jeffry berpikir aku akan merasa takut, lalu langsung berkompromi.Namun, aku hanya tertawa pelan."Baiklah. Aku dan Nina akan pergi bersama, agar nggak mengganggu kalian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status