Share

Pertanggungjawaban Ares

"A-ares" Keysha menutup mulutnya tak percaya.

Perempuan itu memandang seseorang yang datang itu dari atas hingga bawah. Lelaki itu mengenakan hoodie dan jeans hitam, mulutnya yang ia tutupi dengan masker hitam tak membuat ketampanan di wajahnya hilang dari sana. Antara terkejut, tak percaya, dan senang, seseorang yang diidolakan oleh perempuan-perempuan sebangsa dan negara ini tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya.

"Hai. Gue boleh masuk ?" Tanya Ares sambil menoleh ke kanan kirinya tak nyaman.

Dengan tak sadar Keysha mengangguk. Setelah mendapat persetujuan itu, Ares masuk ke dalam apartemen Keysha dan melepaskan maskernya. Lagi-lagi Keysha termenung melihat ketampanan luar biasa Ares jika dilihat sedekat ini.

"Masih sakit ga ? Manajer gue bilang lo sampe kesusahan waktu jalan. Sorry banget ya gue terlalu bersemangat semalam. Gue bawa makanan sama obat buat lo. Pake dulu obatnya ya biar 'itu' lo ga sakit" Ares menunjukkan kantong yang ia pegang.

Pertanyaan Ares itu seolah menyadarkan diri Keysha yang disilaukan oleh visual Ares. Ia baru mengingat bahwa kejadian semalam, dimana Ares menyetubuhinya ketika ia mabuk. Amarahnya kembali mencuat keluar, bukan pada Ares melainkan pada dirinya sendiri. Jika saja ia tak mabuk saat itu, mungkin tak akan terjadi semua itu.

"Atau mau gue yang olesin aja ?" Ares mengedipkan satu matanya.

Tak ada jawaban sama sekali dari si perempuan. Dengan itu Ares mendekatkan dirinya pada Keysha. Kini wajah mereka berdekatan hingga dapat merasakan nafas satu sama lain. Saat menyadari situasinya, Keysha memundurkan langkahnya perlahan.

Melihat reaksi Keysha yang menurut Ares itu lucu, ia malah mengikuti langkah Keysha hingga perempuan itu terpojok di pintunya. Ares tersenyum melihat wajah Keysha yang sangat kentara kalau ia masih dalam keterkejutannya.

"Malam itu, permainan lo bagus banget padahal itu pertama buat lo. Belajar dari mana ?" Ujar Ares dengan nada rendahnya.

Tangan Ares kini meraba pinggang Keysha dengan sensual. Sementara Keysha bergerak-gerak tak nyaman karena sentuhan Ares itu. Ingin ia menolak sentuhan itu, tetapi dirinya yang terpojok itu membuatnya tak bisa bergerak dengan leluasa.

"Tentang fanfiction lo-" Ares menjeda ucapannya. Ia menunggu respon dari Keysha.

"F-fanfiction ?"

Keysha baru mengingat jika ia mempunyai fanfiction yang sedang ramai itu. Karakter utamanya adalah Ares. Tapi di samping itu, kenapa Ares tiba-tiba membahas mengenai fanfictionnya. Perempuan itu bingung antara terkejut, senang, atau takut. Ares mengetahui fanfictionnya tentu saja membuat ia terkejut dan senang, tapi di lain sisi ia juga takut Ares mengetahui bagaimana imajinasinya akan aktor tampan itu.

"L-lo tau fanfiction gue ?" Tanya Keysha.

"Penulis Aeekey di Wallpad. Tau"

"L-lo bahkan tau akun gue ?"

"Beberapa fans gue banyak yang posting-posting cerita lo, jadi gue penasaran" Ares mencolek dagu Keysha.

"Gimana ?" Tanya Ares tiba-tiba.

"A-apa ?"

"Lo mau wujudin cerita lo ga ?"

"M-mau apa ? C-cerita gue ?"

"Jadi pacar gue" Jawab Ares enteng.

Pikiran Keysha kosong, jantungnya berdegup dengan keras. Bukan ia tak pernah membayangkan suatu saat ia bisa bertemu Ares, salah satu idola yang paling ia suka. Bukan ia tak pernah membayangkan bagaimana kejadian malam itu terjadi secara tiba-tiba, tentu ia pernah membayangkan dan ia tuangkan dalam fanfictionnya. Tapi ia tak pernah membayangkan bahwa perasaannya begitu campur aduk tak karuan ketika itu benar-benar menghadapi situasi itu.

"P-pacar ? Maksudnya ?"

"Gue ga akan tanya deh. Ini tanggung jawab gue soal semalam, okay ?"

Perkataan Ares itu membuat Keysha terdiam. Ares ingin bertanggung jawab atas perbuatannya semalam, kata-kata itu entah kenapa membuat hati Keysha menghangat. Kini sosok Ares terlihat sangat keren di mata Keysha. Lelaki itu benar-benar mempertanggungjawabkan apa yang ia perbuat. Tapi kehidupan artisnya, entah Keysha sedikit ragu tentang itu. Meskipun aktor tampan itu tak pernah terlihat memiliki berita buruk selama karirnya, tapi penggemarnya yang cukup fanatik membuat Keysha sedikit takut.

Setelah beberapa detik terdiam melakukan berbagai pertimbangan dalam otaknya sendiri, Keysha akhirnya mengangguk berulang sebagai jawabannya. Ares yang melihat itu tersenyum sambil mengusak rambut Keysha. Kemudian tiba-tiba Ares mendaratkan kecupan singkat pada bibir Keysha, yang mana membuat perempuan itu memejamkan matanya rapat.

"Udah buka matanya, kita udah berbuat lebih semalem" Ujar Ares.

Mendengar itu, wajah Keysha langsung memerah dan suhu di ruangan itu entah kenapa tiba-tiba naik. Seperti ada banyak bunga yang bermekaran di sekelilingnya, Keysha tak bisa menghentikan senyumnya.

"Anyway, gue- eh aku boleh duduk ga ?" Ares berkata dengan kalem.

"O-oh duduk aja, sorry apart gue sempit dan berantakan" Keysha segera berjalan untuk membersihkan tempat duduk di ruang tamunya.

Tapi Keysha lupa kalau sekujur tubuhnya masih sakit luar biasa. Bisa-bisanya ia lupa semua itu padahal hanya di tatap oleh Ares seperti itu.

"Ini bawa dulu, makan abis itu minum obatnya. Kamu belum makan dari pagi kan ?" Ares menunjukkan kantong plastik yang sedari tadi ia genggam.

"Obatnya dimakan ? Tadi katanya di oles ?" Keysha bertanya dengan polosnya.

Tentu melihat itu, Ares tersenyum lebar. Tingkah polos Keysha memang kelebihan dari perempuan itu. Kepolosannya itu membuatnya terlihat semakin cantik dan menggemaskan. Ares pun berjalan mendekati Keysha. Ia mendekatkan bibirnya ke wajah Keysha. Reflek Keysha memalingkan wajahnya. Wajahnya lagi-lagi memanas. Sepertinya AC-nya entah tak berfungsi atau bagaimana.

"Mau aku olesin ?" Ares berbisik halus tepat di telinga Keysha.

"B-bukan begitu- maksudku-"

Sebuah kecupan kini mendarat di pipi Keysha. Keysha tiba-tiba membalikkan badannya, ia menutup wajahnya yang kini memerah tak terbendung lagi. Melihat itu Ares lagi-lagi ingin memakan perempuan itu, betapa menggemaskannya dia. Ares menggigit bagian bawah bibirnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk tak melahap perempuan itu malam ini.

"Okay, aku beli obat penghilang rasa nyeri. Itu untuk dimakan bukan dioles. Kalau kamu mau obat buat 'itu' kamu, ntar aku beliin, tapi harus aku yang ngoles" Ares tersenyum menggoda.

"A-ares iiihhh" Dengan kikuk Keysha memukul bahu Ares main-main.

"Udah sana makan keburu dingin ga enak itu. Abis itu makan obatnya"

"Okay"

Setelah urusan permakanan Keysha selesai. Kini ia berbaring di sofa ruang tamu miliknya, dibelakangnya Ares memeluk Keysha sambil menjaganya agar tak jatuh. Mereka berbaring dengan saling menghadap. Tangan Ares mengelus-elus rambut Keysha dengan sayang.

"Kamu udah pernah pacaran ?" Tanya Ares yang dijawab Keysha dengan gelengan.

"Hmm kalau gitu, aku akan ngajarin kamu gimana orang pacaran itu"

"Ares," Panggil Keysha.

"Hm ?"

"Kalau nanti aku aneh, kamu mau ga maklumin aku ?"

"Emang kenapa, hm ?"

"Ga papa sih, aku masih belum terbiasa aja soal pacaran dan soal kamu yang...mmm...idolaku" Keysha memelankan suaranya di akhir.

Melihat itu, Ares benar-benar tak kuat untuk tidak meniduri Keysha malam ini. Ia menggigit bagian bawah bibirnya sambil menenangkan hatinya yang berdebar. Mungkin bagian selatannya kini sudah mengeras luar biasa hanya melihat tingkat lucu kekasihnya itu. Sebagai gantinya, Ares mengecup singkat bibir Keysha untuk kesekian kalinya.

"Iih kamu suka banget ya ciuman ?" Tanya Keysha.

"Hmm" Jawab Ares kemudian mengecup lagi bibir Keysha.

"Boleh kan aku cium kamu gini terus ? Soalnya kamu segemesin itu" Tanya Ares lagi.

"Boleh" Jawab Keysha dengan malu-malu.

Satu kecupan lagi mendarat di bibir Keysha.

"Key, Stop gemesin gini. Aku bener-bener takut khilaf sekarang"

"Aku kenapa ? Aku ga ngapa-ngapain" Keysha menatap Ares dengan wajah polosnya itu.

Ares sudah tak kuat lagi, macan dalam dirinya seolah benar-benar terbangun melihat tatapan polos itu. Mangsa di depan mata tentu tak bisa lepas dari cengkramannya. Ares segera membalikkan posisi mereka hingga kini Ares berada diatas Keysha. Ares mencium bibir Keysha dengan begitu brutal. Kini ciumannya turun ke leher Keysha. Disana ia mencetak beberapa bekas ungu yang kontras dengan warna kulit Keysha.

"A-ares, stophh~ J-jangan sekarang, a-aku-" Tak dapat menyelesaikan ucapannya, Keysha kini menangis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status