Home / Romansa / Cinta Di Balik Tanda Tangan / bab 57 Aluna pingsan.

Share

bab 57 Aluna pingsan.

Author: Pita
last update Last Updated: 2025-11-17 09:19:53

Hari itu, udara di kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Banyak karyawan mondar-mandir membawa berkas, rapat bergantian di setiap ruangan, dan suara telepon nyaris tidak berhenti berdering.

Aluna pun tidak berbeda. Sejak pagi ia harus mengurus agenda divisinya, memeriksa laporan, dan memastikan semuanya siap untuk presentasi sore nanti.

Ia sebenarnya sedikit pusing sejak bangun, tapi ia pikir itu cuma kurang tidur.

“Lun, kamu yakin nggak apa-apa?” tanya Sari, temannya yang sedivisi.

“Kamu kelihatan pucat deh.”

Aluna tersenyum kecil. “Nggak apa-apa. Cuma kecapekan dikit.”

Tapi dari caranya berdiri yang goyah, dari napasnya yang sedikit berat, jelas ia lebih dari sekadar capek.

Siang harinya, Leonard masih sibuk di lantai atas dengan rapat bersama para investor.

Ia bahkan tidak sadar kalau sejak pagi, ia sudah beberapa kali mencari wajah Aluna setiap masuk dan keluar lift.

Sementara Aluna…

berusaha tetap profesional di tengah tubuhnya yang semakin lemah.

Presentasi sudah dimulai.

Ia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 77 luka dan harapan.

    Saat ini Aluna duduk di dapur sambil mendengarkan Leonard yang sedang berbicara dengan suara rendah di ruang kerjanya. Ia tidak menguping, namun beberapa kata tetap terdengar.> “Perketat semua akses. Jangan ada yang masuk tanpa izin saya.”“Darma nggak mungkin bergerak sendirian.”“Semua yang dekat dengan Aluna harus diawasi.”Nama itu lagi.Darma Dirgantara.Orang yang sama yang semalam mengancam nyawanya.Aluna memegang cangkir teh dengan tangan bergetar. Sekuat apa pun ia mencoba menenangkan diri, takut itu tetap ada. Namun, di balik takut itu ada sesuatu yang lain.Perasaan yang muncul karena satu kalimat Leonard.“Aku mencintaimu, Luna.”Kalimat yang masih membuat dadanya hangat dan pipinya panas setiap kali ia ingat.Pintu dapur terbuka. Leonard masuk.“Maaf,” katanya sambil melepas jasnya. “Aku nggak bermaksud bikin kamu dengar obrolan tadi.”“Leon kamu terluka.”Ada goresan

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 76 pertarungan demi cinta.

    Malam itu seharusnya menjadi malam pertama sejak lama di mana Leonard dan Aluna bisa bernapas tanpa bayangan ketakutan. Namun rasa aman itu hanya bertahan beberapa jam.Karena setelah kejadian tadi…Leonard tidak bisa tidur.Aluna terlelap di dadanya, napasnya pelan, masih sesekali tersentak kecil karena sisa shock. Leonard membelai rambut Aluna pelan sambil menatap langit- langit kamarnya.Di kepalanya, suara pria tadi masih terngiang:> “Kirim pesan ke suamimu.”Ada seseorang yang sengaja mengejar Aluna.Pukul tiga dini hari.Leonard masih terjaga.Ia baru saja menutup selimut untuk memastikan Aluna nyaman ketika suara notifikasi masuk ke ponselnya.Satu pesan.Tidak ada nama pengirim.Hanya tulisan:> “Kalau kau berani ambil warisan itu, kami akan ambil balik apa yang paling kau sayangi.”Leonard memandangi Aluna yang tidur dengan tenang, tanpa tahu bahwa hidupnya sedang

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 75 Aluna terluka.

    Malam itu harusnya menjadi malam yang lebih tenang untuk mereka berdua. Setelah segala ketegang­an, rahasia, dan ketakutan yang Leonard bawa pulang, akhirnya ada sedikit ruang untuk bernapas.Untuk duduk berdampingan.Tapi takdir malam itu tidak sebaik yang mereka harapkan.Setelah makan bersama dan membereskan meja, Aluna berjalan menuju kamar lebih dulu. Leonard masih berbicara sebentar lewat telepon dengan Pak Tian untuk memastikan kantor aman sebelum ia menyusul.Aluna membuka pintu kamar mereka. Lampu kamar temaram, tirai bergerak pelan karena angin dari jendela yang belum ia tutup. Ia mengikat rambutnya, menyalakan lampu kecil di meja nakas, lalu berjalan ke arah jendela.Saat ia hendak menutup tirai, suara klik kecil terdengar.Seperti suara benda logam menyentuh kaca.Aluna menoleh spontan.Kosong.Ia menggeleng, mengira hanya bayangannya sendiri sampai ia mendengar suara langkah kaki sangat cepat di

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 74 cinta yang tumbuh kembali.

    Setelah kata-kata itu keluar “Aku tetap di sini.”suasana ruang tamu yang dingin seperti berubah menghangat. Leonard tidak bergerak. Ia hanya berdiri di depan istrinya, memandang Aluna dengan ekspresi yang tidak sering ia tunjukkan: campuran lega, takut, dan kasih yang ia sendiri belum berani sebut sebagai cinta. Mungkin karena dulu ia menikahi Aluna tanpa memberi pilihan. Mungkin karena ia merasa tidak pantas menerima kehangatan ini. Namun malam itu, saat Aluna menggenggam lengannya, Leonard tahu satu hal. Ia tidak ingin kehilangan perempuan ini lagi. “Luna,” katanya pelan, “aku nggak nyangka kamu bakal bilang tetap di sini.” Aluna menghela napas dan duduk di sofa ia menepuk tempat kosong di sebelahnya. Isyarat sederhana, tapi cukup bagi Leonard untuk ikut duduk. “Leon,” ucap Aluna lembut, “kita udah nikah. Caranya memang salah, dan aku nggak bakal lupa itu.”

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 73 Rahasia dibalik warisan.

    Malam itu, setelah Leonard dan Andrew pergi, Aluna berdiri sebentar di bawah atap halte. Ia menatap ke arah mobil Leonard yang menghilang di tikungan.Ada sesuatu di dada Aluna yang menghangat.Bukan karena syal yang tadi hampir Leonard pakaikan…Tapi karena ucapan terakhirnya.Aku akan pulang malam ini.---Di Kantor Leonard – Ruang Kerja PribadiPintu lift terbuka dengan bunyi ding yang biasa, tapi langkah Leonard tidak biasa. Ia berjalan cepat, tegang, dan Andrew mengikutinya dari belakang.Begitu mereka tiba di lantai pribadi Leonard, dua penjaga langsung berdiri tegak.“Tuan Leonard,” salah satu memberi hormat. “Orang yang menerobos sudah kami amankan di dalam.”Leonard mengangguk. “Buka.”Pintu ruang kerja dibuka.Di sana, duduk di kursi tamu dengan tangan terborgol, ada seorang pria berusia sekitar lima puluh tahunan. Rambutnya abu-abu, wajahnya tajam, dan tatapannya langsung menusuk ke arah Leonard.Leonard mengernyit. “Kau siapa?”Pria itu tidak menjawab. Ia malah tersenyum m

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 72 Ancaman baru.

    Hujan gerimis turun makin deras saat Aluna dan Leonard berjalan berdampingan menuju halte kecil di depan rumah sakit. Meski keduanya belum bergandengan tangan, suasana di antara mereka jauh lebih dekat daripada beberapa hari terakhir. Diam-diam, Aluna merasakan hawa familiar yang ia rindukan, ketenangan yang biasanya muncul saat Leonard berada di dekatnya.Meski belakangan ini hubungan mereka renggang karena kepergian mendadak Leonard, cincin di jari manis Aluna tetap ada. Tidak pernah ia lepas. Tidak sekali pun.Leonard melirik cincin yang sama di jarinya sendiri, lalu melirik cincin milik Aluna.“Masih kamu pakai…” gumamnya hampir tidak terdengar.Aluna tidak menoleh. “Iya. Kenapa harus aku lepas?”Leonard menelan ludah. Kalimat itu sederhana, tapi cukup untuk membuat dadanya sesak sekaligus lega.Beberapa detik kemudian, Andrew menyusul sambil membuka payung besar.“Nih, bos. Kalau kalian berdua masuk angin, saya yang kena marah nanti.”Leonard hanya mendengus, tapi Aluna tersenyum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status