Nafas chris terengah engah tubuhnya telentang di tempat ia berlatih bersama Raynelle, namun gadis itu sendiri dengan santai meneguk air putih mengabaikan Chris yang kelelahan. Chris menoleh melihat Raynelle yang duduk menatapnya.
“Aku mengakui kekalahanku.” ujar Chris mengalah.
Raynelle terkekeh, “Aku pikir kau yang paling jantan untuk melawanku.” sahut Raynelle.
Chris duduk menghadap Raynelle, “Bagaimana bisa sebagai seorang perempuan kau sangat kuat?”
“Hanya perlu berlatih dan terus berlatih.” jawab Raynelle seadanya.
Chris turun dari tempatnya saat itu mengambil botol air mineral namun botol itu langsung di sambar oleh Raynelle, “Aku ingin minum, apa kau ingin aku mati kehausan?”
“Bagiku kau tidak akan mati semudah itu jadi ambil air ini jika kau ingin aku memberikannya padamu maka kau harus berusaha mengambilnya sendiri.”
“Hhh..” Chris menghela naf
Suara gelas yang saling di adu pelan terdengar dentingan sekilas, cairan kebiruan dari gelas Raynelle bergoyang ketika si pemilik sedikit menggerakkan gelas miliknya sebelum meneguk minuman tersebut.Chris meletakan gelas ke meja lalu menatap Raynelle yang hari ini memakai pakaian serba hitam dengan paduan celana panjang. Raynelle memang selalu berpakaian dengan lengan panjang, jadi tak mengherankan.“Kau dari mana?”Kedua bola mata Raynelle melirik Chris sembari tersenyum tipis menggerakan cairan dalam gelas yang dia pegang.“Dari membunuh seseorang.” katanya.Chris terkekeh, “Kau sangat pandai bercanda lalu apa kau pikir aku akan mempercayainya?”Raynelle menoleh menyimpan gelas ke meja, “Jika tidak mempercayaiku mengapa kau bertanya?” tanya Raynelle balik.“Tidak menyenangkan tanpa sebuah pertanyaan bukan? Lagi pula kau tidak mengatakan apapun dari tadi.”“Yah itu benar karena aku sedang berpikir apakah orang yang aku cabut nyawanya hari ini telah masuk neraka atau berkeliaran beba
“Chris!” Seru Andrew.Chris menoleh berjalan menghampiri tiga teman yang lain dan duduk bergabung bersama mereka.“Dimana Raynelle, Kau tidak datang dengannya hari ini?” Tanya Ben.“Dia ada kelas.” jawab Chris seadanya.Martin duduk di dekat Chris dengan posisi menghadap pria itu. “Apa kau berencana mengajak Raynelle ke acara nanti malam?” tanya nya.Chris menoleh, “Astaga, aku lupa mengatakannya semalam,” Ucapnya dengan pura-pura kaget lalu menambahkan, “Aku akan mengatakannya nanti.”Martin menggeleng, “Apa kau yakin mengajak Raynelle, atau kau benar-benar suka dengan gadis itu, aku dengar dari Ben semalam kalian datang di bar.”“Itu tidak disengaja, aku tidak memiliki janji temu dengan Raynelle tapi mengenai suka aku rasa sekarang belum bisa mengatakan pada kalian.”“Woho, Chris kita mulai bermain rahasia.” sahut Andrew sambil tertawa.Chris memutar bola matanya malas. “Dan kau yang tak punya malu bermain seks bebas di dalam klub, di mana banyak orang yang bisa saja melihat kelakua
Raynelle berdiri di depan cermin menatap pantulan diri yang menggunakan dress diatas lutut berwarna hitam dengan lengan transparan dipadukan sepatu heels yang cukup tinggi menambah postur tinggi badan Raynelle yang memang sudah tinggi.“Kenapa kau berdandan sangat cantik hari ini?”“Tentu saja aku harus cantik, bahkan tanpa berdandan pun aku tetap cantik.” Jawab Raynelle sebelum berbalik menatap Laurent, melewati pria itu untuk menuju koleksi perhiasan aneka jenis model yang pernah Raynelle beli tapi yang menjadi pilihan Raynelle hanya sebuah kalung silver dengan bandul berlian berwarna biru laut.Kemudian berbalik ke arah Laurent lagi, “Apa aku terlihat sempurna?”“Kau tampak mengerikan.” sahut laurent, Raynelle berdecih.“Sekarang aku tidak heran mengapa kau sering dicampakan oleh wanita karena penglihatanmu sangat buruk mengenai tampilan wanita, aku rasa kau harus periksakan matamu ke dokter lebih dulu sebelum menilai penampilan wanita.” cibir Raynelle.Sekarang Raynelle keluar dar
Pemandangan lampu-lampu bangunan menjadi pemandangan indah saat malam hari, dengan dihalangi kaca jendela bening Raynelle dapat melihat hamparan rumah dan bangunan tinggi menjulang. Sepasang tangan melingkari pinggang Raynelle dari belakang di susul hembusan nafas beraroma mintz mengenai tengkuknya.“Pria seperti apa yang kau inginkan?”“Tidak ada.”“Apa kau tidak berniat menikah suatu hari nanti?”“Belum ada dalam daftar kamusku.” jawab Raynelle.“Lalu kapan kau akan mengisinya dengan namaku disana?”“Tidak akan pernah,” Raynelle berbalik menatap lurus kemanik mata Chris, “Aku yakin dirimu tidak serius denganku jadi jangan berharap aku akan tergoda oleh pesonamu seperti perempuan yang lain.”“Tapi bagaimana jika aku katakan aku tertarik padamu dan sifat keras kepalamu inilah yang membuatku semakin ingin merebut hatimu.”Raynelle menahan wajah Chris yang akan menciumnya, “Entah sudah berapa banyak wanita yang tidur denganmu, tapi kau tidak bisa menjadikanku sama seperti mereka.”“Aku
Mobil Chris berhenti di depan rumah Raynelle, gadis itu keluar dari mobil Chris sebelum Chris berhasi membukakan pintu untuk Raynelle.“Apa tidak ada ucapan terima kasih untukku!” seru Chris begitu Raynelle turun dari mobil, gadis itu langsung berjalan tanpa berbicara hal yang lain.Raynelle berbalik menatap Chris lalu berjalan mendekatii pria itu, mendorongnya pelan sampai Chris duduk di bagian depan mobil pria itu sendiri, Raynelle berada di atas Chris mengabaikan jika saat ini Raynelle berada di depan rumahnya.“Cara berterima kasihmu sungguh luar biasa.” ucap Chris.Raynelle tidak berbicara tapi kemudian Raynelle kembali berdiri normal membiarkan Chris tetap duduk di atas mobil, “Aku ingin beristirahat, sampai jumpa besok dan terima kasih sudah mengantarku pulang.” ucap Raynelle bernada malas.Chris tersenyum miring segera menarik pergelangan tangan Raynelle ketika gadis itu akan berjalan membelakanginya, saat ini posisi Raynelle berada di pangkuan Chris dan tak butuh waktu lama b
“Aku menunggumu dari tadi.” ucap Emma saat Raynelle datang.Raynelle menoleh pada Emma, “Apa Claire dan Harper mengganggumu lagi?” tanya Raynelle.“Itu benar tapi teman Chris membantuku.” Jawab Emma dengan tersenyum.“Teman Chris? Andrew?”“Bukan, Ben yang membantuku, jadi Claire dan Harper tidak jadi membuliku. Oh ya, kenapa kau terlambat datang, Chris juga mencarimu tadi.”“Oh aku tidak peduli dia mencariku atau tidak.”“Kalian sedang bertengkar?” Tanya Emma penasaran.Raynelle menggeleng lalu ia dan Emma masuk ke kelas yang sama hari ini.“Aku tidak bertengkar dengannya aku hanya tidak ingin menemui Chris hari ini.”Emma terkekeh pelan, “Aku curiga apa yang kau katakan justru berarti kau merindukan Chris.” Goda Emma.“Aku tidak akan merindukan pria sepertinya, tidak akan pernah.”Emma mangguk-mangguk, “Baiklah aku mengerti.” sembari tersenyum penuh arti._____Kelas berakhir setelah tiga jam, Emma keluar bersama Raynelle tapi Raynelle di culik oleh Chris dengan membawa gadis itu pe
Keringat mengucur deras dari kening dan selurut tubuh Raynelle, tangannya tidak berhenti bergerak, nafasnya diatur sedemikian rupa untuk menyeimbangi pergerakan tangan dan bagian tubuh yang lain.Melatih fokus memang penting karena sedikit saja Raynelle kehilangan fokusnya maka kepalan bola itu akan menghantam wajah cantik Raynelle.Selesai dengan latihan pagi, Raynelle menjatuhkan diri dengan posisi telentang di lantai beberapa detik sebelum berdiri menyeka keringat dengan handuk, setelah itu membersihkan diri dan pergi ke perusahaan.“Ayah sudah mengurus dokumen yang aku kirim kemarin?” Raynelle duduk di sofa yang ada diruangan Thony.Pria yang tidak lagi muda itu menoleh singkat kemudian berdiri sambil membawa berkas yang akan diberikan untuk Raynelle.“Kau harus menghadiri rapat yang akan diadakan besok pukul sembilan di Manhattan.”Raynelle menerima beberapa dokumen yang ayahnya berikan lalu membacanya sebentar, “Apa aku aka
Dengan ditemani oleh Aaron, Raynelle tiba di Manhattan sekitar pukul delapan dimana kedatangannya di sambut baik oleh seorang pria yang mengantarkan mereka ke dalam ruangan khusus untuk rapat hari ini.“Maaf, hanya pipmpinan yang bisa masuk.” pria yang mengantarkan Raynelle menghalangi Aaron ketika pria itu ingin mengikuti Raynelle masuk.Aaron mengangguk mengerti, Aaron pergi menuju ke toilet dan mengeluarkan laptopnya dari dalam tas untuk melihat apa yang sedang Raynelle lakukan bersama para pimpinan lain bicarakan.Raynelle melihat orang-orang berdiri melihat kedatangannya.“Apa Ketua Hellon tidak hadir lagi hari ini?” tanya salah satu dari tiga pria yang ada di ruangan tersebut.“Dia sangat sibuk hingga tidak bisa hadir.” Raynelle duduk di kursinya.Raynelle menerima dokumen yang di sodorkan oleh seorang perempuan, Raynelle membuka isi di dalam dokumen tersebut sebelum menatap satu persatu orang di barisan meja bundar tersebu