Share

79. Ardi Dicecar

Penulis: Bai_Nara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 15:08:13

"Luh, kamu bisa ceritain ke kita semua. Apa yang sebenarnya terjadi? Zami emangnya mau ngapain? Kok ngajakin kamu ke tempat sepi begitu?"

Galuh menghela napas. Lalu dia pun bercerita dari mulai Musa dan Rian datang hingga dia dijebak oleh Zami. Bagaimana Zami mengatakan tujuan dia mengunci Galuh agar dia digrebek bersama Galuh oleh warga, dikira berbuat mesum dan terakhir bagaimaan usaha Galuh untuk kabur hingga diselamatkan oleh Alfa.

"Si Zami ini otaknya dimana ya Allah?" Rafly hanya bisa beristighfar setelah mendengar semua cerita Galuh.

"Bisa-bisanya mikir jebak kamu. Ya Allah, kalau aku ketemu pengen tak hajar dia!" ucap Rafly kesal. Cut Syifa mencoba menenangkan sang suami.

Lalu dia ingat cerita ibunya kalau Alfa dan Galuh kepergok warga berbuat mesum hingga harus menikah. Dia pun menatap ke arah Alfa.

"Terus, aku juga bingung kenapa kalian bisa dinikahkan secara paksa? Bukannya Zami yang jebak Lulu biar Lulu bisa nikah sama dia? Tapi kenapa kamu yang malah nikah sama Lulu dan d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Nah Loe Akhirnya Ketahuan Juga Karena Ardi yg Keceplosan
goodnovel comment avatar
Leo Nita
ah Ardi suka gitu klo keceplosan ga sekalian itu di bilngin udh ngapain aja coba di Ardi
goodnovel comment avatar
Aku Sendiri
lanjut thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Gadis tak Bernasab   80. Ardi Dicecar Terus

    Ardi lagi-lagi mau mewek. Pasalnya semua orang kembali menatapnya dengan tatapan tajam dan mengintimidasi. "Ardiiii ...." Rafly memanggil sahabat adiknya dengan sangat lembut tapi tatapan matanya berbeda makna dengan suaranya yang lembut. "Iya Bang. Ini Rafly cerita." Ardi pun bercerita semua yang dia ketahui tentang hubungan antara Zami dan Aulia. "Gaya pacaran mereka gimana?" "I-iya Bang?" Ardi menatap Rafly ketakutan. "Aku tanya gaya pacaran mereka gimana? Pernah ciuman atau ...." "Abang tahu rumah kosong yang jadi tempat Zami buat coba jebak Lulu?" Rafly melotot. "Jangan bilang ...." "Iya Bang, itu TKP mereka. Pokoknya rumah kosong dan sekitarnya." "Terus kamu jadi setannya gitu?!" bentak Rafly. "G-gak Bang. Demi Allah aku gak pernah ikut kalau mereka lagi pacaran. Aku tahu juga karena Zami yang cerita. Lagian aku masih perjaka. Aku masih inget dosa. Kan Abang juga tahu, aku ada adek cewek satu yang masih SMA. Gak tega lah Bang, aku ngerusak cewek. Ntar dibal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Cinta Gadis tak Bernasab   81. Keputusan Aiman

    Ardi baru bisa meninggalkan rumah keluarga Aiman pukul dua siang. Sebelum dia pulang, Rafly, Alfa, Aiman bahkan Zahra memberinya ultimatum untuk tidak melakukan hal buruk lagi. Dan dia diminta tidak mengatakan apapun pada Zami perihal hari ini.Setelah Ardi pergi, Rafly terlihat ngomel-ngomel sendiri."Gila! Gilaaaa!" ucap Rafly sambil menggaruk kasar rambutnya."Zami mikir apa sih? Bisa-bisanya dia ngelakuin ini semua? Astaghfirullah kena karma kayaknya ini. Pasti ini balasan Allah atas kelakuan Abi dan ibunya si Zami. Ya Allah!" Rafly terlihat frustasi.Syifa mengusap punggung suaminya bermaksud memberi kekuatan. Rafly kemudian menatap ke arah Alfa lalu kepada Lulu."Aku minta maaf ya, Lu. Beneran aku minta maaf untuk kelakuan Zami.""Iya Bang. Semoga aja Teuku Zami bisa bertaubat.""Aku gak yakin. Taubat itu kan datangnya karena hidayah Allah. Kamu lihat abiku, kan? Udah setua itu juga gak pernah berubah.""Ya kita gak pernah tahu, Bang. Kali aja Teuku Zami bisa berubah, ya kan Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Cinta Gadis tak Bernasab   82. Aulia Memprovokasi Zami

    Zami terlihat terpuruk. Seharian ini dia hanya berada di kamar. Intan beberapa kali masuk ke kamar untuk melihat sang suami atau menawari dia makan. Sayang, Zami memilih abai. Bahkan sesekali dia akan memelototi Intan dengan tatapan menusuk, tapi dibalas Intan dengan santai."Mau kamu marah atau membenciku, toh kita sudah nikah. Dan aku sudah kamu gauli. Bukti darah perawanku sudah Abi foto dan kirimkan pada Abi Zaky. Jadi, kamu bisa apa, Bang? Selain bisanya cuma nerima."Zami hanya mampu mengepalkan tangan tanpa bisa membalas. Kedua orang tua Intan juga makin menatapnya sinis begitu tahu dia telah menggauli sang putri."Halah, sok sekali kau gak suka anakku. Ternyata kau makan juga. Dasar anaknya si Zaky. Besok kau pasti juga poligami. Hahaha, ayah dan anak, sama saja!" Kata-kata Teuku Basir makin membuat amarah Zami memuncak. Sayang dia tak bisa melakukan apa-apa. Jadi sebagai pelariannya dia hanya bisa sembunyi di kamar dan mogok makan.Zami masih di kamar hingga malam tiba. Kini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Cinta Gadis tak Bernasab   83. Berselimut Suami

    Malam kian larut. Setiap orang mulai menuju ke peraduan masing-masing untuk beristirahat. Galuh dan Alfa pun melakukan hal demikian. Mereka baru saja gosok gigi dan sedang bersiap-siap untuk tidur.Galuh punya kebiasaan menyisiri rambutnya sebelum tidur. Cukup membutuhkan waktu untuk menyisiri rambutnya yang hitam legam dengan panjang sepinggang. Alfa sendiri sedang menata kasur lantai dan mengatur sprei sebagai alasnya.Galuh memperhatikan tingkah suaminya dari balik kaca rias. Alfa sendiri sudah selesai menata kasur lantai. Dia segera berjalan menuju ke arah sang istri lalu berdiri di belakangnya. Keduanya kini saling menatap lewat cermin dan tanpa bisa dicegah keduanya tersenyum lalu sama-sama tertawa. Alfa melingkarkan kedua lengannya hingga memerangkap Galuh dalam rengkuhan. Posisinya kini sedikit membungkuk. Alfa menaruh dagunya di bahu kiri Galuh. Keduanya kembali saling menatap. Lalu tanpa bisa dicegah sesekali Alfa mencium pipi kiri sang istri. CupCupCupGaluh yang diperla

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Cinta Gadis tak Bernasab   84. Aku Mah Ngontrak

    Anjani keluar dari kamarnya tepat pukul tiga pagi, seperti biasa dia akan melakukan sholat malam dulu sebelum berkutat dengan dapur. Saat akan menuju ke kamar mandi, refleks dia menoleh ke pintu kamar Galuh. Anjani tersenyum lalu memilih segera ke kamar mandi juga. Sementara itu, di dalam kamar yang tadi menjadi perhatian Anjani, dua pasutri baru sedang asik berolahraga pagi. Galuh sejak tadi menahan hasratnya untuk berteriak dan mengerang, sementara Alfa tetap fokus dengan usahanya untuk mencapai puncak hingga dia membenamkan wajahnya di ceruk leher sang istri. Berharap geramannya sedikit teredam. Tubuh keduanya bergetar. Sensasi yang selalu membuat keduanya candu kini sedang mereka nikmati. Seperti biasa, setiap memulai dan mengakhiri sesi percintaan Alfa selalu mengecup kening Galuh. Kini malah dia tambahi dengan kecupan-kecupan memabukkan yang membuat Alfa kembali on fire. "Mas!" Galuh shock karena pusaka sang suami kembali on fire. Padahal masih terpenjara dalam kekosongan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Cinta Gadis tak Bernasab   85. Rumah Sakit

    Galuh dan Zahra harus menjalani beberapa pemeriksan dari dokter tulang, dokter saraf, rekam medis dan lainnya. Belum lagi beberapa tindakan lain termasuk rontgen. Kegiatan yang cukup melelahkan tapi terbayar dengan hasil yang mengatakan keduanya baik-baik saja."Kamu tunggu di sini, Bapak mau ambil obat sama Nak Alfa. Zainab, Jani, jagain tuh dua bocah!" ucap Aiman."Aku masih bocah tapi ini bukan bocah lagi, Pak." Zahra menunjuk ke arah Galuh."Masa bocah nikah, ya gak ada. Malah kayaknya bentar lagi bisa bikin bocah."Seperti biasa ucapan Zahra membuat orang-orang tertawa termasuk Alfa. Dalam hati Alfa mengamini semoga saja apa yang setiap malam dan pagi dia lakukan dengan Galuh akan segera menghasilkan bocah. Galuh pun tertawa di balik cadar. Dia hanya berharap kegiatan yang setiap malam akan dia lakukan bersama suami dengan tujuan membuat bocah, tidak terdengar sampai kamar Zahra soalnya bisa gawat kalau Zahra sampai mendengarnya. Melihat gairah sang suami yang sangat menggebu, Ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Cinta Gadis tak Bernasab   86. Zami Kena Prank

    Zami melongo, pasalnya Galuh kini menutup wajahnya dengan ujung kerudung. Dia hendak meraih Galuh lagi dan ingin melihat wajahnya tapi keburu rambutnya ditarik oleh seseorang dari belakang. "Dasar lelaki bajingan. Ngapain kamu narik cadarnya Lulu, hah?" Meski badannya masih sakit tapi Zahra memaksa diri berdiri dan menjambak Zami. Zami mengaduh dan dia berbalik dan kini dia malah adu gelut dengan Zahra sampai cadar Zahra lepas dan dia terjatuh dengan bokong menyentuh lantai. "Aduh!" Zahra memekik menyebabkan giginya terlihat. Melihat Zahra jatuh, Galuh otomatis memekik dan refleks mengulurkan tangan menyebabkan ujung kerudungnya menjuntai ke bawah lagi. Zami menggunakan kesempatan ini untuk melihat muka Galuh. Sayang, apa yang dia lihat membuat wajahnya shock. "K-kamu ...!" pekik Zami. Galuh menatap Zami. Kedua matanya dan mata Zami bersiborok. "K-kamu ...." Zami menunjuk wajah Galuh. Galuh kaget. Dia otomatis meraba wajahnya, lalu dengan cepat kembali menutupkan uju

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   87. Rencana Aulia

    Teungku Zaky hanya menatap Zami dengan wajah kesal."Dimana-mana orang nikah itu seneng. Bukan kayak kamu, malah justru sakit. Lagian kamu itu ngapain sih? Tinggal menikmati pernikahan sama Intan aja bingung amat. Dia cantik, gak kalah sama Aulia. Cuma badannya berisi. Tapi justru itu enaknya cewek berisi. Aku aja sekarang seneng, Aulia yang dulu kurus udah sedikit berisi gara-gara nikah sama aku. Kalau kurang, kamu cari lagi cewek lain. Lelaki boleh nikah empat kali, kayak Abah," ucap Teungku Zaky. Zami tidak merespon ucapan sang ayah. Dia sendiri masih posisi linglung, sesekali masih muntah, jika dia mengingat tompel besar di pipi Galuh dan yang lebih buruk lagi, gigi sumbing milik Zahra."Hoek. Hoek.""Zamiiii!"Teungku Zaky berteriak kesal. Pasalnya Zami muntah di baju sang ayah. "Kamu, agh!"Dia melirik ke arah Intan. "Intan, bersihkan itu."Intan menatap jijik ke arah muntahan Zami. "Gak mau, Abi. Intan ...." Intan justru hampir ikut muntah juga. Intan menggeleng sambil menut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Cinta Gadis tak Bernasab   123. Mambu

    "Alwi masih gangguin kamu?" tanya Alfa yang sedang mengancing kancing kokonya. "Iya, Mas. Selama dua hari, aku selalu ketemu dia di mana pun. Di sekolah, kantor, pondok, bahkan rumah ini," keluh Galuh. "Masa? Apa dia gak malu gitu? Kelakuannya dilihat orang lain?""Entahlah. Buktinya dia kelihatan santai aja sampai ngomong ke orang lain kalau aku calon istrinya. Gila banget loh, Mas. Sampai do'ain kita cerai. Gak peduli ada Abah sama Umi, bahkan di depan para Mbak Ndalem, Gus Alwi selalu goda aku, Mas. Di pondok, di sekolah juga sama. Sampai aku malu dan takut. Dikiranya aku yang keganjenan."Alfa terlihat menghela napas. "Nanti Mas coba ngomong sama dia.""Gak mempan kayaknya, Mas. Jujur aku risih banget. Makanya hari ini, aku memilih di kamar saja. Seharian. Urusan Fairuz, aku percayakan sama Zahra. Antar jemput dia di Bimba, ngaji, main, pokoknya semua diurus sama Zahra. Makanan Abah sama Umi diurus sama mbak dalem. Urusan sekolahan dan pondok aku cuma bergerak di belakang layar.

  • Cinta Gadis tak Bernasab   122. Ups, Sorry. Sengaja!

    "Woy! Jalan pakai mata!" bentak Alwi pada Zahra yang tidak sengaja menabrak dirinya. Zahra yang niatnya hendak meminta maaf pada siapa pun yang tidak sengaja dia tabrak karena berlari mengejar bola, urung saat tahu jika yang dia tabrak adalah Alwi. "Sorry, kirain tembok," balas Zahra memasang mimik judes. Dia pun segera mengambil bola yang berada tak jauh dari kaki Alwi. Begitu sudah mendapatkan bolanya, Zahra tanpa mengindahkan keberadaan Alwi lalu segera berbalik, berjalan mendekati Fairuz yang sudah menunggu. "Woy!" Alwi tentu saja meneriaki Zahra. Sayang, si gadis hitam manis itu tak peduli dan lebih memilih bermain kembali dengan Fairuz. "Dasar cewek gak punya adab sopan santun," gerutu Alwi.Alwi pun segera berjalan menuju gazebo yang kini sudah bertengger megah di halaman belakang rumah Kyai Baihaqi. Gazebo yang dibuat oleh Alfa setelah memutuskan mengadopsi Fairuz. Senyum Alwi terkembang saat dilihatnya sosok Galuh sedang bercengkrama dengan Bu Nyai Khomsah. Alwi menguca

  • Cinta Gadis tak Bernasab   121. Obat Migren

    Alfa sampai di rumah menjelang jam empat. Dia terlihat kelelahan karena baru saja menyelesaikan segudang pekerjaan dimulai dari meninjau lokasi kebun durian miliknya, mengecek usaha miliknya, memberi materi kewirausahaan di salah satu sekolah pertanian yang ada di Purwokerto hingga menemui salah satu rekan kerjanya guna membahas kontrak kerja sama yang baru."Assalamualaikum," ucap Alfa ketika memasuki rumah."Wa'alaikumsalam.""Abah!"Alfa yang awalnya merasa lelah langsung semangat gara-gara mendengar suara sang putri. Dia pun mencari keberadaan putrinya yang ternyata sedang duduk menonton TV ditemani Zahra."Fay.""Abah."Alfa langsung merentangkan kedua tangan sementara Fairuz berlari ke arahnya. Alfa membopong putri cantiknya dan diciuminya kedua pipi Fairuz dengan gemas. Membuat Fairuz tertawa karena kegelian."Geli, Abah.""Masa sih? Gak geli ah.""Geli."Bukannya melepaskan sang putri, Alfa terus mencandai sang putri hingga kemudian dia sadar akan keberadaan Zahra."Mbak Zahra

  • Cinta Gadis tak Bernasab   120. Balik Ke Rumah

    "Ami Syakib gimana kabarnya, Ba?""Udah lebih baik. Udah ikhlas dia. Amira selalu ada di sampingnya. Jadi motivator terbaik buat ami kamu. Ditambah sudah ada Rafatar. Jadi proses penyembuhannya lebih gampang."Satu Minggu setelah kematian Habiba, Galuh dan Fairuz masih berada di Andalusia. Alfa sendiri sudah kembali ke Kebumen, tiga hari setelah kematian Habiba. Sebab ada banyak urusan pekerjaan dan pondok yang harus dia lakukan.Meski Galuh juga ingin ikut balik, tapi di sisi lain dia juga masih ingin bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Menyebabkan Alfa yang mengalah dan membiarkan Galuh tetap berada di Tegal sampai rasa rindu sng istri pada kedua orang tuanya terobati.Karena Galuh di Tegal, Fairuz jadi ikutan ngintilin uminya. Membuat Alfa sedikit uring-uringan tapi mau bagaimana lagi dia gak bisa egois. Dia paham Galuh pasti masih ingin banyak waktu bersama kedua orang tuanya. Dan Fairuz yang baru merasakan punya ibu, juga begitu. Alfa deh yang harus berbesar hati membiarkan

  • Cinta Gadis tak Bernasab   119. Memaafkan

    Syakib dan yang lain masih dalam kondisi terguncang. Alfa yang berada di balik kemudi mobil Syafiq bahkan sampai mencengkeram kemudi."Tidak. Tidak Habiba."Syakib segera membuka pintu belakang, sebelah kiri. Dia berlari menuju ke kerumunan. Dia bahkan mendorong beberapa orang untuk sampai ke sosok yang tergeletak tak berdaya di aspal."Ya Allah, Bibah. Bibah. Tidak. Tidak Bibah!"Syakib terduduk di dekat Habiba. Dia hendak meraih tubuhnya namun dihalangi oleh beberapa orang dengan alasan, Habiba harus dicek oleh tenaga medis dulu."Aku harus membawanya. Bawa dia ke rumah sakit.""Ini kan pintu keluar rumah sakit. Tunggu petugas medis dulu.""Kita harus angkat dia. Harus bawa dia." Syakib berontak hendak membawa Habiba."Dokter. Panggil dokter!" teriak Syakib.Dia terus memberontak. Ingin mendekat ke arah Habiba. Beruntung Syafiq dan Faris sudah mendekat. Mereka pun ikut menahan Syakib."Tenanglah. Itu petugasnya sudah datang," pinta Faris. Dia menahan sambil merangkul sepupunya karen

  • Cinta Gadis tak Bernasab   118. Tabur Tunai

    Habiba duduk terpekur di dalam sel lapas yang baru dia tempati selama dua puluh menit yang lalu. Sejak dia dibawa ke lapas, belum ada satu pun yang menjenguknya. Habiba beberapa kali tertawa sendiri, menangis lalu berteriak. Aksinya sangat mengganggu napi lain terutama teman satu selnya.Bahkan beberapa menit yang lalu, dia baru saja mendapatkan beberapa pukulan dari salah satu teman selnya yang merasa terganggu dengan suara teriakan atau tangisan Habiba. Melihat kondisi Habiba yang bisa saja menjadi bulan-bulanan warga sel lain, dia pun akhirnya ditempatkan dalam sel sendirian.Namun, pilihan ini pun juga ada minusnya. Habiba makin menjadi. Dia makin sering menangis keras dan berteriak. Meski sangat mengganggu, setidaknya Habiba aman karena berada di selnya sendirian."Kak Umar. Kamu di mana? Kak Umar. Kak Umar tolong Bibah. Kak Syakib. Kamu ke mana Kak Syakib? Bantu aku. Keluarkan aku dari sini. Aku kan istri kamu. Hahaha. Kamu kan cinta mati sama aku. Hahaha.""Aba, Umi. Hei, kalia

  • Cinta Gadis tak Bernasab   117. Gagal

    "Mati?" lirih Faris."Iya. Mati. Hiks hiks hiks."Habiba mencoba melepaskan diri. Tapi tak berhasil. Dia bahkan kini terduduk, dengan menahan rasa sakitnya. Sorot matanya menampilkan aura kemarahan dan dendam."Kamu ingin Kak Umar Mati?" tanya Syafiq tak percaya."Iya!" jawab Habiba dengan lantang. "Dasar kurang ajar!" hardik Syafiq."Apa kamu gak takut masuk penjara, hah?" sambung Syafiq."Aku tak peduli. Tak peduli. Hidupku sudah hancur. Aku tak punya apa pun yang bisa aku jadikan semangat untuk hidup!" teriak Habiba."Makanya lebih baik dia mati. Hahaha.""Edan! Gila kamu.""Iya aku gila. Gila. Dulu Kak Umar segalanya bagiku. Dia adalah tujuan hidupku. Aku bertahun-tahun menunggu dia. Menunggu dia berpaling padaku. Menatapku. Menerima hadirku. Tapi apa? Apa, hah?! Aku gak pernah dia lirik. Sampai kulitku keriput, rambutku putih. Dia gak pernah melirikku. Padahal demi Kak Umar. Demi kamu, Kak. Aku ngelakuin apa pun. Demi bisa dapat perhatian dan cintamu, Kak Umar. Bahkan kejahatan

  • Cinta Gadis tak Bernasab   116. Kegilaan Habiba

    Anjani dan dua menantu Abu Hasan sedang sibuk di dapur. Sesekali mereka bercerita dan tertawa. Mereka tampak akrab karena secara umur mereka sepantaran."Habis ini, aku berharap kehidupan kita semua lebih baik lagi," celetuk Ulfa.Kedua iparnya menoleh pada Ulfa."Ya dengan tidak adanya Bibah, aku harap keluarga kita jadi lebih baik. Masalahnya kan sejak dulu, yang jadi biang masalah ya dia," sambung Ulfa.“Kadang aku gak ngerti sama pola pikir dia. Udah ada Syakib yang baik, yang cinta sama dia. Masih juga ngejar Kak Umar. Andai Aba Hasan gak ada janji sama orang tua Bibah, pasti deh tuh orang bakalan didepak sama Aba dari dulu. Gak perlu nunggu berpuluh tahun sampai Bibah sendiri yang minta cerai. Hah!" ucap Ulfa menggebu-gebu."Untung aja ada kamu, Mira. Dan untung aja Kak Umar setia orangnya. Aku gak bisa bayangin kalau Syakib masih bucin atau Kak Umar nerima dia. Lihat aja kelakuannya. Udah tua, bukannya jadi pribadi lebih baik, lebih bijak tapi ya begitu deh.”Baik Amira dan Anj

  • Cinta Gadis tak Bernasab   115. Hanya Orang Luar

    "Dasar wanita bodoh. Keturunan najis. Cih! Kamu selain bodoh punya kelebihan apa hah? Kamu pakai pelet apa sih, sampai Umar anakku kesengsem sama kamu. Kenapa dia gak mau sama Bibah yang sempurna? Eh eh eh, malah nangis. Bisanya cuma nangis, dasar tolol! Sana kamu ke kamar saja. Sepet mataku lihat kamu. Jangan pernah nongol di sini. Perkumpulan ini hanya untuk keluarga Al Hilabi, sama orang-orang terhormat seperti Bibah. Orang miskin kayak kamu gak pantes di sini. Gak pantes jadi istrinya Umar. Gak pantes jadi mantuku!" ucap Umi Lutfiyah sambil menatap Anjani jijik dan penuh kebencian.Bayangan demi bayangan kian berlarian dalam ingatan Habiba. Habiba seakan ditarik paksa dari kisah lampau. Kisah dimana dia dulu dipuja, dibela dan bisa sombong. Kini dia malah tersiakan, tak dilirik, tak diinginkan.Habiba sedikit terhuyung. Bayang-bayang masa silam masih begitu kentara dalam pikirannya. Dulu dia selalu dibela oleh Umi Lutfiyah dan menyebabkan keluarga Al Hilabi juga mendukungnya. Tapi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status