Share

Focus At My Work

“Dok!!!!” teriak perawat memanggilku.

“Ada apa?” tanyaku.

“Dok, ada pasien yang...,” ucapnya dengan terbata-bata. Aku pun bergegas ke ruangan tersebut.

“Diruang ICU Dok!!” seru perawat itu.

Ruang ICU

“pasien baik-baik saja, Sus,” ucapku dengan lega.

“Saya akan kabarkan kepada keluarganya, Dok,” ucap perawat itu padaku dan kemudian pergi.

“Bapak, pasien sudah melewati masa kritisnya,” ucap suster pada keluarga pasien.

“Boleh kami melihat?” tanya keluarga itu.

“Silahkan, Pak!” ucap suster mempersilahkan keluarga untuk melihat kondisi pasien.

“Pasien sudah mulai siuman, Pak. Tapi jangan terlalu lama di aja ngobrol ya,  Pak!!!” ucapku pada keluarga pasien.

“Saya tinggal ke ruangan dulu, Pak,” ucapku yang kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan.

“Iya Dok, terimakasih,” ucapnya.

Aku merasa lega setiap pasien ku bisa berhasil berjuang melawan masa-masa sulitnya.

“Aaaaaaaaa!!!!” suara teriakan dari salah satu ruangan. Aku pun bergegas ke sumber suara itu.

“Dok, pasien kecelakaan tadi pagi!!” kabar perawat itu.

Ruang IGD

“Dok, kaki saya kenapa?” tanya pasien itu dengan cemas.

Ternyata dia pasien kecelakaan yang membutuhkan golongan darah O. Dia baru sadar dari koma nya.

“Tenang ya!!” ucapku menenangkannya.

“Kaki saya kenapa, Dok?” tanya pasien itu dengan menangis histeris.

“Kaki mas mengalami lumpuh sementara. Tapi, jangan khawatir dengan menjalani theraphy nanti bisa pulih kembali,” ucapku pada nya.

“Berapa lama, Dok?” tanyanya dengan menangis.

“Tidak akan lama jika, ada keinginan dan semangat yang kuat dari dalam diri,” jawabku dengan harap bisa memberikan semangat kepada pasienku.

“Saya tinggal dulu ya, Pak,” ucapku yang kemudian meninggalkan ruangan itu.

Aku selalu berusaha memberikan semangat kepada pasien-pasienku, karena untuk melawan sakit untuk kembali membaik membutuhkan penyemangat, bukan hanya dari dalam diri saja. Aku ingin menjadi penyemangat bagi pasien-pasienku, bukan hanya menjadi seorang dokter saja.

“Heyy!! melamun aja,” ucap Danita yang mengagetiku dengan menepuk pundak ku.

“Ihh.., bikin kaget aja!!”ucapku dengan sedikit kesal.

“Kenapa?”tanyanya.

“Gak apa apa,” jawabku dengan jutek.

“Jangan jutek-jutek gitu!! banyak yang suka nanti,” ucap Danita meledekiku dan beranjak pergi.

"Udah jam 23:00 aja," ucapku dalam hati.

Aku pun bergegas membereskan ruangan ku dan pulang.

“Nit, pulang bareng yuk!!” ajak ku pada Danita.

“Ayo..,” jawabnya yang kemudian menyusulku.

Di rumah

“Assalamu'alaikum..,” ucapku.

Ternyata sudah pada tidur, aku langsung membersihkan diri dan beristirahat.

Kring.... Kring....

Aku terbangun dan beranjak mematikan Jam baker itu, ternyata 04:00 pagi.

“Terlambat!!” ucapku dalam hati dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajjud.

Dalam tahajjud ku, aku selalu meluapkan keinginan dan syukurku atas semua keadaanku. Aku menenangkan diri dan melepas lelah dengan kekasihku al qur'an.

“Pulang jam berapa semalam, Key? ”tanya Bunda padaku.

“Jam 23:30, Bun,” jawabku.

“Maaf, Bunda ketiduran semalam,” ucap bunda.

“Gak apa-apa Bunda, Bunda juga kan gak boleh tidur malam-malam,” jawab ku dengan memeluk Bunda.

“Ayah dimana, Bun?” tanyaku pada Bunda.

“Ayah lagi mandi,” jawab Bunda.

“Ada yang kangen sama Ayah ni,” ucap Ayah meledekku dan tersenyum-senyum.

“Apa kabar, Yah?” tanyaku.

“Alhamdulillah, baik Dokter cantik Ayah,” jawab Ayah dengan tersenyum bahagia.

“Anak Ayah ini, kapan punya pasangan?” tanya Ayah padaku. Aku yang sedang makan tersedak mendengar pertanyaan Ayah.

“Eghem.. Eghem...”

“Minum dulu Key!” ujar Bunda dan memberi air minum padaku.

“Keyla belum kepikiran tentang hal itu, Yah, Keyla masih menikmati pekerjaan Keyla,” jawabku.

“Ya udah, kalau itu mau kamu,” jawab ayah dengan sedikit sedih.

“Kalau gitu, kapan kita bisa berlibur?” tanya Bunda.

“Kalau itu nanti Keyla usahakan, Bun,” jawabku.

“Keyla berangkat dulu Yah, Bun. Jaga kesehatan Bunda dan Ayah, nanti kalau Keyla dapet cuti kita berlibur,” ucapku untuk membuat suasana gembira lagi.

“Assalamu'alaikum,” ucapku.

“Hati-hati, wa'alaikumussalam,” jawab ayah dan bunda.

Di rumah sakit

“Pagi, Kakak dokter cantik,” sapa para perawat.

“Pagi..,” jawabku dengan senyum 

“Dok, hari ini jadwal theraphy pasien atas nama Salman. Pasien kecelakaan kemaren yang lumpuh,” ucap perawat.

“Oke, terimakasih ya,” ucapku.

Aku pun langsung ke ruangan pasien itu.

“Gimana keadaannya?

Udah ngerasa lebih baik?” tanyaku.

“Alhamdulillah, udah Dok,” jawabnya.

“Udah siap untuk theraphy hari ini?” tanyaku padanya.

“InsyaAllah, Dok,” jawabnya.

Aku pakai taman sebagai tempat theraphy Salman. Karena, taman bisa sekalian jadi tempat refreshing.

“Tempatnya fresh banget ya Dok??” ujar Salman dengan rasa senang.

“Huftzzz..,” Salman menikmati udara segar taman di rumah sakit.

“Suka tempatnya?” tanyaku padanya, memastikan bahwa dia suka tempat ini.

“Kalau pasien nyaman ditempat theraphy nya maka bisa cepat pulih juga kondisinya,” ujarku.

Setelah theraphy, kaki Salman mulai ada perkembangan.

“Dok!! kakinya bisa digerakkin!” teriaknya dengan gembira.

“Alhamdulillah,” ucapku dengan tersenyum. Aku senang melihat perkembangan Salman yang mulai membaik.

“Sus, tolong bawa pasien ke ruangan nya kembali!!!” ucapku pada suster dan kemudian aku pergi. Tapi, saat aku mau pergi......,

“Dok, terimakasih ya. Dokter udah kasih harapan dalam hidupku,” ucapnya padaku.

“Sudah tugas saya sebagai dokter dan terutama tugas kita sebagai seorang muslim untuk membantu sesamanya. Ketika kita membantu saudara kita,maka Allah akan membantu kita,” ujarku padanya sambil berjalan menuju ruangannya.

“Dokter itu penyelamat hidup saya,” ucapnya yang kemudian berlanjut ia menceritakan sebab ia kecelakaan.

“Saya kabur dari rumah karena, saya merasa tidak ada tempat untuk saya menuangkan semua penat sedangkan, saya tidak bisa menahan beban sendiri,” ucapnya.

“Emang dimana orang tua kamu?” tanyaku memotong pembicaraannya.

“Orang tua saya sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Orang tua saya lebih mementingkan ego mereka masing-masing. Aku capek Dok, di rumah mendengar pecahan barang setiap harinya. Akhirnya aku pergi dari rumah, mengendarai motor dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya aku menabrak mobil,” ceritanya padaku yang membuatku kembali bersyukur dengan keadaan dan posisiku saat ini.

“Sudah sampai di ruangan kamu ni, kita lanjut lain waktu lagi ya,” ujar ku padanya.

“Iya, Dok. Maaf ya Dok, jadi curhat,” ucapnya padaku.

“Iya, gak apa-apa. Tapi, maaf saya harus kembali bekerja lagi,” ucapku dengan memberikan buku tuntunan shalat dan,

“Kamu pelajari ini!!! kamu bisa temukan tempat untuk menuangkan semua penatmu,” ucapku dan kemudian aku beranjak pergi.

Pekerjaanku membuatku lebih bersyukur dengan apa yang aku miliki, dan kenapa aku masih bertahan single sampai saat ini?? karena aku masih ingin banyak membantu orang dengan pekerjaanku ini tanpa terikat dengan hubungan terlebih dahulu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status