Share

Bab 112: Juara Dua

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-09-12 11:33:53

"Satu, dua, tiga..."

Ketika bunyi pluit dinyalakan, saat itu pula gemuruh sorakan terdengar. Anak-anak saling serang, melemparkan bantal, berusaha menjatuhkan satu sama lain.

Mama sudah berteriak-teriak heboh, sebab sepertinya Benji adalah cucu favoritnya, teriakannya persis di samping telinga Shea, sehingga Shea merasa tuli.

"Santai aja, Ma," sindirnya.

"Dia malah bergelantungan di batang kayu. Haduh, nggak ada yang bisa menang ini." Mama balas meengomel, beliau tampak modis, mengenakan topi pantai dan kacamata hitam seperti sedang berlibur.

Shea mendecapkan lidah.

Pandangannya justru tertarik ke pinggir sungai, di mana Jerikho sedang duduk, sibuk entah melakukan apa bersama bapak-bapak. Kehadirannya praktis seperti orang penting. Tapi yang menarik perhatian Shea adalah di belakang Jerikho ada beberapa gadis desa, yang Shea tahu betul seumuran dengannya, berdiri terlampau dekat sambil sesekali mengajaknya mengobrol.

Shea mungkin akan masa bodo, tapi Jerikho meladeni mereka se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
wahyusuriyani38
thor, hari ini tdk up kah? dr td ku buka gk ada, biasa jam 10 udh ada ?
goodnovel comment avatar
Rien Geun Suk
abang udah bucin parah she
goodnovel comment avatar
Tati S
hah she benar pendendam ya...kok pisah ranjang sichhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 136: Wiji Dadi

    Shea salut, bagaimana suasana yang awalnya ceria mendadak berubah sakral saat prosesi acara dimulai. Aroma bunga melati dari ronce yang menggantung di rambutnya seakan menenangkan, tapi juga membuatnya menyadari sekitar.Para tamu yang hadir memakai kebaya, beskap, dan jarit, sementara keluarga inti memakai busana lengkap adat Jogja gaya keraton, kebaya beludru hitam, blangkon, dan perhiasan emas berkilau.Gedung olahraga dipilih sebagai tempat resepsi dengan segala dekorasi dan menampung tamu undangan yang hampir 90% kolega orang tuanya. Alisa hadir sebagai bridesmaid, Mba Naomi, Radit, Karin, Ginting bahkan Pak Mahendra.Shea berdiri di tengah-tengah, dadanya berdebar tidak keruan saat mendengar suara gending alunan gamelan. Dari kejauhan, dia bisa melihat Jerikho melangkah perlahan, tegap dengan beskap hitam dan blangkon. Diiringi keluarga, Ami Angela, Aru dan Papa Tony berserta para abdi dalem yang menabuh gamelan. Shea sontak tersenyum lebar

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 135: Sasak

    "Mbaaa, Masnya gagah banget."Gendis, sepupunya muncul di kamar, membuat Shea langsung merona Dia tidak tahu apa ya, ini tangan Shea sudah dingin sejak pagi. Perutnya mulas. Makan apapun bahkan jadi serba salah. Mama bolak-balik memastikan anak perempuannya belum drop. Tapi jantung Shea tidak berhenti berdegup kencang.Padahal sewaktu akad sepertinya tidak begini-begini amat. Situasi saat itu bahkan jauh lebih mendebarkan. Namun, suasana di luar yang ramai sepertinya sedikit banyak mempengaruhi Shea.Pertama, keluarganya datang semua. Biasa kalau acara perayaan selain Idul Fitri akan dijadikan sekalian kumpul keluarga. Kabar baiknya, Mama dan Papa berasal dari keluarga besar. Mama empat bersaudara, Papa enam bersaudara. Jadi kebayang kan, bagaimana rempongnya ketika dijadikan satu? Orang tuanya mengerahkan tempat, menjadikan rumah kontrakan tetangga menjadi hotel dadakan untuk menampung mereka semua.Shea tidak tahu harus tertawa atau ka

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 134: Katun Navy

    Perjalanan pulang kali ini benar-benar penuh euforia. Terlebih Ami Angela dan Aru pun ikut dengan mereka ke Jogja. Shea teringat akan perjalanannya dengan Jerikho pertama kali yang begitu tegang. Dia bahkan nyaris tidak saling pandang dengan calon suaminya. Mereka hanya dua orang asing yang memilih untuk bersikap logis. Menyelesaikan masalah tanpa melibatkan perasaan. Kalau dipikir-pikir saat itu Shea sangat nekat. Dia menerima ajakan Jerikho tanpa pertimbangan yang panjang. Dan membayangkannya sekarang, membuat Shea gemetar. Karena gimana kalau Jerikho sama seperti Adimas? Bagaimana kalau bukannya perlindungan, Jerikho justru memberinya neraka baru? Shea beruntung karena Jerikho bisa diandalkan dan dia selalu percaya Jerikho tidak seburuk yang digembar-gemborkan orang lain. Bahkan saking baiknya, kebaikan Jerikho jadi seringkali disalahartikan oleh perempuan lain. Padahal dia memang begitu seperti bodo amat, tingkahnya ben

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 133: Strawberry

    "Lima tahun penjara bukan waktu yang buruk." Mulai Papa tanpa basa-basi, menyandarkan punggungnya di kursi, merujuk ada hasil vonis Adimas.Sudah lama sekali sejak terakhir kali Jerikho bertemu sang Papa, dia sempat berpikir mungkin tidak seharusnya datang seperti ini tanpa pemberitahuan yang jelas. Tapi beliau sama sekali tidak tampak terkejut saat melihat kehadirannya."Terima kasih, saya tahu hanya itu yang bisa saya lakukan di persidangan."Alis beliau mencuat naik. Apakah Jerikho merendah untuk meroket? "Harusnya kamu bilang kalau ini hasil terbaik, sekarang kami masih akan mengajukan banding," ungkapnya. "Tapi Papa sendiri nggak yakin dengan hasil akhirnya nanti."Sebuah undangan terulur, membuat sang CEO yang berkuasa mendongak."Saya dan Shea akan mengadakan acara resepsi pernikahan. Kalau Papa nggak keberatan, saya harap Papa mau datang."Tenggorokan Tony yang ingin menyembur mendadak tercekat, melirik undangan pink yang

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 132: Pohon Pisang

    "Selanjutnya koleksi dari Rani Hermawan dengan tema Look After Party."Model Rani dengan gaun bernuansa wine stunning tampak melenggang memasuki runaway. Shea semakin gelisah. Mereka dipanggil berdasarkan urutan abjad, sehingga hanya menunggu giliran Shea yang akan menunjukkan pesonanya."Dengar." Dia berjongkong, menatap kembar Hiro dan Naga serta Amelia dan Adelia dengan seksama. "Aku ada di belakang kalian, jadi kalian nggak perlu takut, anggap aja kalau di luar sana—""Pohon pisang." Hiro menyahut datar."Betul, mereka nggak akan bisa melihat, komentar, apalagi menyerang kalian.""Aku lebih suka membayangkan cupcakes." Naga memberikan usul.Shea terkekeh kecil. "Yah, itu juga boleh. Kamu lapar kan? Mari kita selesaikan ini terus party-party ya?""Yeay." Tiga anak menyahut serempak."Hiro?" tanya Shea manis.Bocah itu membuang muka, wajahnya merona dan berbisik. "Yeah, yeah."Karen

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 131: Voice Note

    Seumur hidup Jerikho belum pernah hadir dalam acara fashion show. Kalau itu Gun, mungkin dia sudah biasa, kehadirannya bahkan mencuri perhatian mahasiswa dan dosen lain, dia sempat kelabakan saat dikelilingi mereka sebelum berhasil melarikan diri dan duduk di sampingnya.Tap sial, dibandingkan Shea sepertinya Jerikho-lah yang lebih merasa gusar. Bahkan saat menangani kasus Internasional pun dia tidak segugup ini."She's okay," bisik Gun, ketika menyadari sejak tadi, Jerikho tidak berhenti bergerak-gerak gelisah. "Dia sangat percaya diri, asalkan nggak ada gangguan dari Hiro dan Naga. Tapi gue pastikan Shea bisa mengendalikan situasi.""Gue takut dia pingsan.""Dia pernah pingsan selama ini?""Nope, tapi Shea suka telat makan kalau lagi banyak kerjaan, dan maagnya bisa kambuh, itu bisa berimbas ke kondisi tubuhnya yang drop, apalagi dengan kebiasannya yang suka minum kopi. Apa dia minum kopi di dalam? Dia pasti kalut dan akhirnya nggak mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status