Bella mengikuti dari belakang lalu berhenti dari kejauhan setelah melihat Indra berbelok ke dalam gang yang sempit. Dirinya masih di dalam mobil tidak lama terlihat motor Indra keluar dari gang tersebut namun hanya dirinya sendiri tanpa membonceng Nayla.
“Jadi disini rumah perempuan itu.” Gumam Bella, ia melihat Indra sudah tidak terlihat lagi lalu membuka pintu mobil nya dan berjalan menuju rumah Nayla. Namun di saat di depan rumah Nayla tampak Bella seperti kebingungan.
“Yang mana rumah perempuan itu?” Gumam Bella, seperti kebingungan namun ia berjalan ke salah satu rumah paling ujung lalu mengetuk pintu tersebut.
Tok..tok.. tak lama pintu tersebut terbuka tampak pria setengah baya keluar.
“Iya, cari siapa yah?” Tanya pria tersebut.
“Saya mau mencari Nayla!” Sahut Bella, dirinya mengetahui nama Nayla dari pak Doni.
“Oh, rumah Nayla yang ini Bu!” Sahut pria tersebut menunjuk rumah
“Apa dia tidak salah kirim alamat.?” Gumam Bella berdecap kesal, melihat sekeliling, ia keluar dari mobil dan menghubungi seseorang.Tut..Tut..tut.“Halo ! aku sudah tiba di alamat yang kamu kirim, aku hanya menemukan bekas gudang yang sudah tidak terawat dan sangat sepi tidak ada seorang pun daerah sini.” Ucap Bella.“Kamu sudah di alamat yang benar ! tunggu saja anak buahku akan menjemputmu.” Sahutnya, lalu menutup teleponnya. Bella kembali masuk ke dalam mobil, tak lama ada seorang yang mengetok kaca mobilnya. Bella menurunkan sedikit kaca mobilnya.“Saya anak buahnya bos Burhan, saya di tugaskan menjemput anda.” Ucap nya, Bella mengangguk lalu mengambil tasnya. Ia mengikuti pria tersebut ia masuk melalui samping gedung yang sudah terawat tersebut, disana ada sebuah pintu untuk masuk ke dalam gedung. Bella merinding dan memegang tekuk lehernya, di tambah Suasana di malam hari hingga membuat Bella semakin me
Kini Bella sudah tiba di gudang kosong lalu mengikat Bu Anita di kursi bersama satu teman pria yang membantu nya.“Beres!” Ucap Bella membersih kan telapak tangan sambil tersenyum licik.“Itu lah akibat Kamu berani bermain dengan ku perempuan Tua!!” Geram Bella dengan tawa yang memenuhi gudang tersebut.“Siapa dia ?” Tanya seorang pria yang membantu nya membawa Bu Anita masuk ke dalam gudang.“Tak perlu banyak bertanya! Kau awasi saja dia.” Sahut Bella dengan angkuh, pria tersebut hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Bella.Bella mengambil ponsel nya, lalu memotret Bu Anita dalam keadaan terikat dan terkulai lemas tidak sadarkan diri. Lalu mengirim nya ke seseorang, dengan tersenyum licik nya.“Hahaha!! Sekali tepuk tiga sekaligus nyamuk mati!!” Ucap Bella tertawa puas.Sementara Indra baru saja menyelesaikan makan malamnya, lalu membuka ponsel nya melihat pesan mama
Indra menghubungi anak buah papa nya untuk melacak keberadaan ibu nya Bella, sekitar dua jam menunggu Indra mendapat pesan bahwa Ibu nya Bella sekarang berada di hotel xx karena hanya lah Bu Dewi umpan untuk melepaskan Nayla dan Bu Anita.“Bro gue ada rencana!” Andrew membisikan sesuatu kepada Indra, Indra berpikir sejenak lalu mengangguk mengerti.“Ikbal, kamu ikut aku!” perintah Andrew.Mereka keluar bersama namun jalan yang berbeda, Indra mendengar ponsel nya berbunyi kembali.“Halo!” Ucap Indra.“Halo sayang!! Bagaimana, apakah sudah menyiapkan apa yang aku inginkan !” ujar Bella di balik telepon.“Cih...!” Sahut Indra merasa jijik Bella memanggil nya dengan sebutan sayang.“Hahaha...atau kamu mau mendengar ini!!” Ucap nya lagi, lalu menarik rambut Nayla dengan kuat hingga membuat nya berteriak.“Aww, sakit....!” Rintih Nayla.&ld
Ketika membuka lemari tersebut terlihat pintu dengan gembok yang masih terkunci.“Dimana kunci nya ?” Ucap Indra mencari di sekelilingnya.“kakak, begitu banyak darah keluar dari lengan mu kak! Apa kakak baik-baik saja?” Ujar Ikbal yang begitu khawatir melihat darah mengalir di tangannya.“jangan mempedulikan aku!! Bantu aku cari kunci ini!” perintah Indra, ia masih sibuk mencari kunci gembok. Pak Wibowo begitu sangat khawatir melihat keadaan anaknya, ia merobek baju nya dan menghampiri anak nya untuk mengikat luka agar tidak terlalu banyak mengeluarkan darah.“Makasih pah!” Ucap Indra tanpa melihat wajah ayahnya.“Kak aku menemukan kuncinya!” Ucap Ikbal lalu memberikan kepada Indra, dengan cepat Indra membuka pintu tersebut. Setalah pintu terbuka terlihat dua wanita yang saling membelakangi dengan tubuh yang terikat tali.“Mama! Kakak!” Panggil mereka bersamaan, lan
“Indra jangan seperti ini! Ini di rumah sakit, kalau ada yang melihat nanti bagaimana?” Ucap Nayla yang mencoba melepaskan pelukan Indra.“Aku sangat merindukan mu!” Sahut Indra malah mempererat pelukannya.“Iya, tapi ini masih di rumah sakit!” kesal Nayla memicingkan matanya.“Baiklah!” Ucap Indra pasrah melepaskan pelukannya lalu bersandar di bahu kasur.“Ehem..ehem..!” Andrew berdeham.“Masih hidup lu bro?” ejek Andrew.“Sialan, lu sumpah in gue mati?” Celetuk Indra, hingga membuat Andrew tertawa lepas.“Ia gak tahu, soalnya lu bangun nya lama!! Kasihan tuh setiap hari nangis!” Ucap Andrew mengode dengan matanya ke arah Nayla yang pergi ke kamar mandi, Indra hanya tersenyum mendengar tutur Andrew.“Senyum-senyum aja lu, kalau lu gak mampu biar gue yang akan menikahi Nayla!” Ejek Andrew lagi.“Sialan lu, la
“Ada apa nak? Seperti nya kamu sedang kesal kepada Andrew!” Tanya Bu Anita yang berada di ambang pintu, melihat bantal yang berserakan di depan kamar.“Mama, gak ada mah! Kami hanya bercanda! Mama kenapa berdiri saja, ayo masuk Mah!” Ujar Indra, Ia beranjak dari tempat duduk nya menghampiri sang Mama.“Kenapa Mama bawa makanan ke kamar Indra? Indra kan bisa turun mah!” ujar Indra melihat mama nya membawa nampan berisi kan makan siang untuk nya.“Gak apa-apa nak! Kamu kan masih sakit, buruan makan setelah itu minum obat nya?” Perintah Bu Anita, Indra mengangguk lalu mulai makan dengan lahap. Ia tersenyum melihat anaknya makan dengan lahap.“Nak, apa boleh mama tanya sesuatu?” Tanya nya melihat Indra sudah menghabiskan makanannya.“Iya mah! kenapa mama harus minta izin?” Ujar Indra.“Apa kamu serius dengan Nayla?” Tanya sang Mama dengan berhati-hati, takut meny
“Nayla, mama ingin mengajak mu jalan-jalan! Dan sekaligus kita bertemu pihak WO!” Ucap Bu Anita antusias.“Tapi mah!”“Tidak ada tapi-tapian, cepat buruan ganti baju! Mama tunggu di sini!” perintah Bu Anita, hingga membuat Nayla pasrah lalu beranjak dari duduk nya menuju ke kamarnya.Bu Anita berdiri melihat foto yang di pajang di dinding, terlihat wanita dan pria yang masih muda.“Apa ini Orang tua nya Nayla?” Sembari mengusap foto wanita tersebut.“Apakah benar itu kau, kenapa wajah mu sangat mirip?” Batin Bu Anita melihat wajah wanita di figura tersebut.“Mama!! Nayla sudah siap!” Panggil Nayla yang melihat Bu Anita seperti sedang memikirkan sesuatu, hingga tidak melihat dirinya yang sudah berdiri di samping nya.“Oh, maaf mama melamun! Ayo kita pergi!” Ajak Bu Anita menggandeng tangan calon menantu nya.“Iya mah!” Sahut Nayla
Keesokan harinya, Nayla sedang bersiap-siap di bantu Mita sahabatnya.“Kamu sangat cantik Nay!!” Puji Mita.“Makasih yah!” sahut Nayla dengan senyum simpul nya, persiapan acara lamaran nya sudah seratus persen tentu nya dengan bantuan para tetangga Nayla.“Akhirnya, cinta yang tertunda kini bersatu kembali!” ujar Mita dengan bahagia lalu memeluk nya.“Jangan lupakan diriku yah!” tambah Mita dengan mata yang mulai berkaca-kaca.“Hey! gue mau menikah, bukan mau pergi!” Celetuk Nayla hingga membuat Mita terkekeh mendengar nya, terdengar suara ketukan pintu dari luar.“Nayla sudah siap? Calon nya sudah datang!” ucap tetangga yang sudah begitu dekat dengan Nayla.“Baik Bu?” Sahut Nayla tersenyum simpul.“Masya Allah cantik nya nak Nayla memakai gamis ini! Apalagi kalau baju pengantin!” puji nya nanti. Mereka keluar bersama terlihat di