공유

Polemik Hati

작가: Otty A
last update 최신 업데이트: 2025-10-01 04:00:06

"Apa yang sebenarnya kau cari di dalam hutan ini? Buah beri? Buah coklat atau yang lain?" Frans bertanya dengan wajah penasaran.

Viola lantas memberitahunya, apa yang telah ia lihat dan apa yang telah terjadi padanya.

Wajah Frans tampak tegang, mendengar setiap kalimat yang dikatakan oleh gadis di depannya.

"Viola, kau melihat terlalu banyak. Dan kau juga terlalu ingin tahu. Seharusnya, kau ada di rumah." Frans menasehati.

"Karena itu berhubungan dengan mendiang Swastika. Proyek Hutan Camar ada di dalam buku hariannya. Aku ingin tahu mengenai semua hal yang berhubungan dengan suamiku, Steven. Dia sepertinya banyak menyembunyikan sesuatu dariku!" seru Viola.

"Hufft! Harusnya kau tidak menikah dengan buru buru!"

"Karena aku tak punya pilihan," sahut Viola.

Tanpa mereka sadari, mereka hampir tiba di gedung tua yang kemarin sempat dilihat oleh Viola.

Namun ada yang aneh, kali ini gedung tersebut kosong melompong.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Cinta di Rumah Bordil   Menata Hidup

    Steven terlihat sibuk menelepon menggunakan ponselnya. Ia menghubungi semua anak buahnya dan beberapa orang yang di bawah kendalinya. Ia ingin semua orang yang dihubungi, membantunya mencari Viola. Steven juga langsung menyuruh salah satu anak buah kepercayaannya untuk pergi ke rumah b0rdil. Ia mengira jika Viola kembali ke sana.Tapi sayangnya, Steven gagal mendapatkan informasi dimana Viola berada sekarang."Aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku begitu saja!" seru Steven. "Ini semua karena kesalahanmu sendiri! Kau mengabaikan dia. Kau bahkan berselingkuh dengan wanita dari desa! Steven aku bahkan tak bisa membayangkan, bagaimana menjijikkannya dirimu!" Emma mengeluhkan sikap Steven."Ma, aku sudah katakan. Aku khilaf! Apa Mama tidak bisa memahami arti dari kalimat itu!" Steven melotot."Tapi kau terus menunjukkan sikap mesra dengan gadis desa itu!" seru Emma."Cukup Ma! Jangan menekanku seperti ini! Aku ta

  • Cinta di Rumah Bordil   Kabur dari Rumah

    "Ya Ma! Seharusnya aku tak pernah menerima tawaran pernikahan kontrak dengan Steven." Viola bicara jujur. Emma mematung mendengar ucapan menantunya. "Kami menikah secara kontrak, awalnya. Lalu Steven melamarku dan memintaku untuk menikah resmi dengannya. Dan aku menerimanya. Lalu ia membuangku demi wanita lain." "Dia juga gemar pergi ke tempat hiburan malam. Mencari wanita penghibur dan membawanya dengan alasan untuk menyenangkan klien bisnisnya." Emma terdiam dan hanya bisa mendengarkan Viola mengeluhkan sikap anaknya. "Aku menyesal menikah dengannya. Lebih menyesal lagi, aku sudah memiliki anak darinya." Mata Viola mulai berkaca kaca. "Aku seharusnya menolak untuk menikah dengannya." Viola masih terus meluapkan kekecewaannya terhadap Steven pada Emma. "Viola, aku tahu apa kau hadapi ini tidaklah mudah. Tapi, jika kau menyerah sekarang, maka Mayang yang akan menang. Iya kan?"

  • Cinta di Rumah Bordil   Yasmin Hilang?

    Steven bangkit berdiri. Ia meninggal Viola, tak mau lagi berdebat dengan istrinya. "Ayo ceraikan aku!" teriak Viola, suaranya menggema di seluruh ruangan. "Tidak! Aku tidak akan pernah menceraikan dirimu!" seru Steven seraya melangkah pergi. Wajah Steven terlihat kesal. Ia memilih keluar rumah untuk menenangkan diri. "Mas, apa aku boleh ikut?" ucap Mayang penuh godaan. "Tidak! Aku ingin sendirian saja. Lagipula aku harus bertemu klien untuk membicarakan soal pekerjaanku!" Steven berbohong. Mayang hanya bisa melihat bayangan mobil Steven perlahan menghilang ditelan malam. Hingga pagi berikutnya, Steven tak kunjung pulang ke rumah. "Dimana Steven?" ucap Emma sambil melihat ke arah kursi kosong yang biasa ditempati oleh Steven. "Semalaman Steven tidak pulang. Ia bertengkar dengan Viola!" seru Mayang, mengadu domba. Emma menoleh ke arah Viola yang hanya diam tak menan

  • Cinta di Rumah Bordil   Cerai

    Saat Viola keluar dari kamar, ia bertemu dengan Emma. "Viola, kau akan pergi kemana? Kenapa membawa tas koper?" Emma panik. "Aku memang harus pergi kan Ma? Steven sudah memiliki istri lagi. Untuk apa aku masih tinggal di rumah ini? Aku sudah tidak ada gunanya tinggal di sini." "Tidak Viola! Jangan bicara seperti itu! Kau harus tetap ada di sini. Jika kau pergi, maka wanita itu yang akan menang! Steven akan selamanya pergi darimu!" "Aku tak peduli lagi." Viola menggeleng. Hatinya benar benar hancur. Ia tak lagi mampu bertahan di dalam benteng yang telah dibombardir secara membabi buta oleh lawannya. "Viola, anakmu masih kecil. Kau butuh banyak biaya untuk membesarkannya! Jika kau keluar dari sini, apa kau yakin kau bisa membesarkan anakmu?" tanya Emma. "Aku bisa bekerja di toko kue atau dimanapun." Viola menjawab sambil menundukkan wajahnya. "Tidak sayang, jangan lakukan itu. Ka

  • Cinta di Rumah Bordil   Pergi Menghilang

    "Steven! Aku sedang bicara padamu! Kenapa kau membawaku ke luar kota? Kita akan pergi kemana sebenarnya?" Yasmin menjadi histeris. "Kau belum melihat sisi lainku yang ini kan? Jadi aku akan perlihatkan padamu!" Steven menjawab dengan kalimat aneh yang tak dipahami oleh Yasmin. "Steven apa yang kau katakan?" Yasmin bergidik. "Mengenai Viola, apa kau tahu kenapa aku menikahinya secara resmi?" Steven sesekali melihat ke arah Yasmin sambil mendelik. "Tidak! Aku tidak tahu! Dan aku tidak peduli!" teriak Yasmin. "Kau harus peduli! Karena ini berhubungan dengan Kakakmu, Jihan. Viola memiliki kecantikan yang paripurna. Maka aku menikahinya tak peduli seperti apa latar belakang keluarganya. Sedangkan Jihan, dia yang menyerahkan tub*hnya untuk aku tid*ri dan nikmati setiap malam. Gara gara dia, Swastika salah paham dan bun*h diri." Steven malah menyudutkan Yasmin. "Steven! Apapun alasanmu, kau telah men

  • Cinta di Rumah Bordil   Nekad

    Emma turun ke lantai bawah. Ia terlihat sangat tergesa gesa. Setelah sampai di halaman, ia memindai sekelilingnya dengan cepat. Tapi orang yang ia cari sudah tak ada di sana. "Kemana Yasmin? Baru saja dia di sini, sekarang sudah menghilang!" seru Emma. Yang dilihat oleh Emma, hanya Steven, anaknya. Steven sedang sibuk bicara dengan telepon genggam miliknya. "Aku ingin mengusirnya pergi ke rumahnya sendiri. Tapi jika aku melakukan hal itu, maka Viola akan bersedih!" ucap Emma dalam hati. **** Di dalam kamarnya, Viola mengirim pesan teks pada sahabat dekatnya, Ayu. Ia mengatakan, jika ia ingin bertemu dengan Ayu. Tapi saat ini, Ayu sedang tidak bisa diganggu. Ia sedang berada di tempat yang jauh untuk menyelesaikan program KKN di kampusnya. Rasa sakit dan kecewa yang menggerogoti hatinya, membuat Viola memikirkan Dona. Ia pun menelepon Dona, berharap agar Dona bisa menjadi teman s

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status