Beranda / Young Adult / Cinta itu Love / Bab 1. Pertandingan

Share

Cinta itu Love
Cinta itu Love
Penulis: Azzurra

Bab 1. Pertandingan

Penulis: Azzurra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 22:40:11

Sorak sorai bergemuruh mengelilingi lapangan olah raga.

Axel!

Pak Bagas!

Axel!

Pak Bagas!

Masing-masing kubu menyorakkan nama jagoan mereka. Tak pelak Laras dengan lantang menyebutkan nama kedua lelaki ini, untuk memberikan semangat.

"Ishhh, elo dukung siapa? Exel apa Pak Bagas!?" seru Irma, menyikut lengan Laras. Dengan kikuk Laras mengusap tengkuknya.

Bibirnya mengulas senyum canggung. "Gue dukung keduanya." Lalu kembali menyorakkan nama kedua lelaki yang berada di lapangan.

Terlihat beberapa orang yang kini berada di area lapangan sedang memperebutkan benda berbentuk bulat, dua orang saling berhadapan menunggu bola yang dengan indah melayang tepat di atas kepala mereka.

Pandangan mereka tajam membidik bola, badan mereka meloncat tinggi dengan kedua tangan menjulur mencoba meraih bola basket yang sedang meluncur ke arah mereka.

Hap!!

Dengan tangkas Exel menangkap bola, lalu meliukkan badan mencoba menghindari tangan Bagas yang mencoba merebut bola dari tangannya. Kaki kokoh Exel berlari menuju ring di ikuti oleh Bagaskara.

Hap!!

Exel melompat tinggi lalu melempar bola ke arah ring dan ... sorak sorai terdengar lebih riuh dari sebelumnya, suara peluit wasit mengiringi selesainya permainan.

Terlihat Exel menatap ke arah Laras, lalu melambai kan tangan, tersenyum sumringah. Ahhh ... Senyumnya begitu menawan tetapi entah kenapa tak ada getar-getar cinta di hati Laras. Laras membalas lambaian tangan Exel. Tersenyum canggung, sedikit tak bergairah karna guru gebetannya kalah kali ini.

Siang ini sekolah sudah terlihat sepi, tetiba netra berbulu mata lentik ini melihat guru incarannya sedang berjalan di koridor sekolah, tanpa berfikir Laras berteriak dari tempatnya berada.

“Pak Bagas. I love you.” Dengan nyaring gadis ini berteriak dari lantai 3. Suaranya menggema memenuhi seisi ruang kosong.

“Nunduk.“ Laras menarik tangan Irma untuk bersembunyi di balik dinding pagar. Supaya tak terlihat oleh Bagas yang terlihat tengak-tengok mencari-cari asal suara.

“Iihhh ngegetin aja!” ujar Irma kesal.

“Hi, hi, hi.” Laras menutup mulut, cekikikan.

Lagi, dia mengintip dari lubang pagar mencari keberadaan Bagaskara, rupanya lelaki itu sudah berada di area parkir motor. Dari tempat para gadis ini berada, area sekolah terlihat jelas hingga pintu pagar keluar sekolah.

“Udah ... tembak aja tuh kanebo kering, dari pada elo penasaran begitu,” saran Irma.

“Gengsi banget gue nembak cowok. Akan gue buat Pak Bagas bertekuk lutut sama gue,” ucap Laras menggebu, seolah siap berperang di medan perang.

Tululut, tululut ... suara ponsel Irma berbunyi.

“Halo Mas! Aku pulang bareng Laras, iya ... aku ga main ke mana-mana, iya ... bawel." Irma mematikan telpon selularnya, terlihat kesal.

“Sebel," ucap Irma lagi, bibirnya mengerucut imut.

“Main dulu yu, nongkrong di mana kek,” ajak Irma, dia menarik tangan Laras menuju parkiran.

“Ah ... panas-panas gini, paling enak nongkrong di rumah lo aja. Di sana lebih adem ....” ujar Laras, menarik turunkan alis menatap Irma.

Gadis cantik berbibir imut ini memalingkan wajah sambil mendecih. “Iisshhhh, kata elo adem kata gue sumpek,” ucap Irma terlihat kesal.

Ehemm ....

Suara deheman membuat dua gadis ini menoleh ke arah belakang.

"kebetulan ketemu duo bidadari. Bikin adem aja, biarpun suasana lagi panas begini.” tiba-tiba Excel sudah berada di belakang dua gadis ini, sambil mengibas-ngibaskan kemeja mencari angin.

“Saran Irma bener nih ... mending nongkrong dulu, 'kan jarang-jarang kita pulang cepet. Gue yang traktir deh, duo bidadari mau makan apa!! babang ganteng yang traktir,“ ucap Exel menepuk-nepuk dadanya.

"Kebiasaan emang ini anak sombongnya kebangetan. Mentang-mentang bapaknya tajir melintir. Lagian udah kaya setan aja nih orang tau-tau muncul di mana-mana." monolog Laras.

“Lain kali aja deh Bang. Gue ama Irma udah punya janji ama nyokapnya Irma, mau bantuin bikin kue, iya kan Ma?” Laras menyenggol lengan Irma.

“I-iyaa, Xel. Emak gue minta bantuin bikin kue, lagi banyak pesenan katanya,” jawab Irma gugup.

“Nih anak bohong begitu aja gugup,“ batin Laras, bibirnya mencebik, khawatir Exel curiga.

“Ooohhhh jadi nolak niihhh, it’s ok,” ucap Exel sedikit kesal karna ditolak. Maklum anak orkay gak pernah ditolak apa keinginannya.

“Bukan nolak Bang, tapi kan ga enak masa batalin janji sama nyokapnya Irma. 'kan ga sopan.” Laras berusaha membuat alasan yang masuk akal.

Biarpun sombong bin nyebelin Exel tipe setia kawan selalu ada saat Laras butuhkan. Tak mungkin Laras rela kehilangan cowok keren plus tajir melintir ini.

“Kalo nggak gini aja. Elo and the geng mending ikut kita bantuin nyokapnya Irma. kalo dah selesai baru kita nongkrong, gimana?” Laras berusaha tenang, menaik turunkan alis, hati ketar ketir juga takut si babang nyebelin setuju.

“Haaaahhh ...." Bola mata Exel membulat tajam menatap dua gadis ini. "Masa macho gini bikin kue.” Dia menggoyang-goyangkan telapak tangan juga kepala.

“Nggak deh, ya udah gih dah pada pergi sana bikin kue yang enak. Besok bawain gue.” Titahnya dengan ekspresi boring. Dia kibas-kibaskan telapak tangannya mengusir dua gadis di hadapannya.

“Okee Babang, thank you pengertiannya, pergi dulu ya!!” gegas Laras menaiki motor maticnya, melambaikan tangan dan menarik tuas gas cepat sebelum Excel berubah pikiran.

"E ... Tapi kenapa motornya nggak mau jalan!! Ma?" Laras menurunkan kaki menengok ke belakang. Ternyata beberapa orang memegangi bamper jok belakang.

Exel kembali mendekat kepada Laras, lalu mencondongkan wajah menatap bola mata Laras yang mengerjab. Laras juga Irma menelan ludah susah payah. "A-apa lagi, Bang?" tanya Laras terbata.

Exel tersenyum smirk, membuat dua orang ini semakin salah tingkah, khawatir. "Mampus ... kayanya dia tau gue bohongin," ujar Laras dalam hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nabil Faishal
Lumayan menghibur Thor.
goodnovel comment avatar
BalqizAzzahra
lanjut kakak
goodnovel comment avatar
Indriyani Kayla rizkia
Kayanya menarik Thor, jadi inget romansa anak sekolah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta itu Love   Bab 104

    Dewi menggeleng. "Mamih nggak izinin kamu bertemu Laras sampai kalian sama-sama bisa menjaga diri." Dewi berkata pelan tetapi tegas. "Mih, aku ...""Sudah Nak Excel. Sekarang pulang, lanjutkan study, jika kamu sudah siap menjaga Laras, mamih nggak akan menghalangi.""Mih, izinin, aku ketemu Laras sebentar."Dewi menggeleng. "Kalian sudah banyak menghabiskan waktu berdua." Dewi bangun dari duduk menuju pintu membuka lebar meminta Excel meninggalkan rumahnya. Excel mencium tangan Dewi. "Mih, akan aku buktikan aku bisa menjaga Laras di kemudian hari."Lelaki ini gegas meninggalkan rumah Laras dengan perasaan hampa dan terluka. Dia khawatir akan masa depannya dengan Laras. Tetapi setidaknya satu masalah selesai. Kini dia tak akan lagi memiliki kegelisahan yang harus di tutupi hingga menimbulkan masalah baru. "Mak." Laras keluar kamar menatap Dewi. "Mamih nggak habis pikir sama kamu, di beri kebebasan tapi berbu

  • Cinta itu Love   103

    Excel kembali masuk ke dalam kamar membaca pesan yang di kirim Niken. Lalu memesan makan. Hingga makanan yang dia pesan datang lelaki ini tak juga keluar kamar, dia sedang memikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalahnya dengan Niken. "Bang." Laras melongok ke dalam kamar. "Kamu pesan makanan?" "Iya, udah datang ya. Ini bayar dulu." Excel mengambil kartu dari dompetnya menyerahkan pada Laras. Gadis ini mengambil kartu membayar makanan, lalu menata makanan di atas meja. "Wah Babang memang top banget, dia tau aja makanan kesukaan kita," ujar Irma. "Ras buruan panggil laki lo, jadi laper gue," ujar Alya. "Bang." Lagi Laras memanggil Excel. "Buruan keluar, di tungguin ama yang lain."Excel mengangguk, keluar dengan bergandengan tangan, lelaki ini menatap tiga perempuan di meja makan. Bibirnya tersungging. "Ya ampun, punya bini 4 begini asik kali, ya," pikir Excel. "Aduh, Yang. Kenapa nyubit." Excel meringi

  • Cinta itu Love   Bab 102

    Roy menarik Niken untuk pergi. "Cel kalo lo nggak dateng besok, pertama yang bakal gue kirimin vidio ini nyokap nya, Laras."Dada Excel turun naik, menahan amarah. Excel kembali mengingat Laras karna pintu di gedor-gedor keras. Dia tak pedulikan ancaman Niken. "Boy matikan musik. Urus mereka, abis itu lo pulang jangan tidur di sini.""Oke, Bos."Bagi Excel minuman yang dia minum belum berefek apapun karna dia biasa minum dosis tinggi. Tapi bagi perempuan-perempuan ini mereka pasti langsung ngefly sampe ke angkasa, karna mereka belum pernah mengkonsumsi barang ini. Excel membuka pintu kamar, kembali mengendong Laras seperti kangguru. Satu kaki menutup pintu. "Bang, Kok di matiin, baru kali ini aku happy banget, kita joget lagi," rengek Laras. "Udah malem, udah pada pulang," ujar Excel. Laras menengok jam di atas nakas, "Baru jam 11.""Kita ngefly berdua aja di kamar. Nanti kalo Mamih tau berabe, kamu aku ajar

  • Cinta itu Love   Bab 101

    Tiga temannya ini fokus menatap Excel, merasa di perhatikan Excel menjentikkan jari. "Nggak usah berpikir mesum, gue nggak abis ngapa-ngapain. Noh Laras lagi tidur."Tiga perempuan ini gegas mengalihkan pandangan. Bibir terulas senyum malu, lalu kembali menikmati siaran televisi, enggan membahas. Tak lama teman-teman yang lain datang. "Hai Bro!!" Roy, Boy juga Niken menghampiri Excel yang sedang makan di meja makan. Mereka tos kepal. "Makan-makan," tawar Excel. Roy juga Boy gesit duduk, tangannya mengambil piring. Perutnya lansung terasa lapar melihat hidangan di atas meja. "Stoooppp ..." Irma berteriak menginterupsi kegiatan mereka. Duo pesuruh Excel ini terjingkat mendengar teriakan Irma. Irma merebut piring yang Roy dan Boy pegang. "Enak aja baru dateng langsung makan. Kita makan bareng-bareng." salak Irma. "Itu Excel makan." Tunjuk Boy. "Dia yang beli barusan. Lah kalian baru dateng!! Kita udah kumpul semua 'kan yuk kita doa dulu!" Seru Irma. "Eh bentar gue bangunin Lar

  • Cinta itu Love   Bab 100

    Bibir Laras melengkung malu, "Dia sampe ngibarin bendera putih, gue rayu nggak mau bangun lagi itunya."Irma membalikan tubuh menatap Laras yang duduk di sebelah kepalanya. Netranya mengerjab. "Berapa kali?" Laras menggeleng. "Nggak tau. Gue nggak ngitung."Irma duduk, makin penasaran gadis ini. "Selalu di bungkus nggak itunya Excel." Irma nyengir mendapat tatapan dari Laras. "Itung ... jadi ketauan main berapa kali semalem."Laras menoyor jidat Irma. "Penting banget ngitungin begituan." Irma terkekeh, mengikuti Laras yang pergi ke luar kamar, karna ponselnya berdering. "Hallo Al. Langsung naik aja." Setelah memberikan akses masuk Laras mematikan ponsel. "Ma, kita masak yuk, buruan beli bahan, pesen anter aja biar cepet."Irma meraih ponsel memesan apa saja yang di butuhkan. Alya keluar dari lift ikut bergabung request makanan apa saja yang akan mereka hidangkan. "Kita bikin tom yam aja, sama barbeqiu, yang lain food dilevery," ujar Laras. Mana bisa Laras dan teman-temannya masa

  • Cinta itu Love   Bab 99

    Laras sudah berpakaian rapih, dia berdiri menatap gedung tinggi di hadapannya. Rumah-rumah yang terlihat kecil, jalan raya yang selalu padat merayap. Excel keluar dari kamar mandi, dan laras hanya melirik enggan mendekat. Rasanya jantungnya masih bertalu jika melihat lelakinya berpenampilan seperti ini. Excel membuka pintu wardrobe. "Bang, ini udah aku ambilin."Lelaki ini berbalik. "Makasih ya."Laras mengangguk, menundukkan kepala. Malu melihat Excel. Mereka bangun siang hari ini karna semalam Laras memborbardir Excel. Laras menepati janjinya akan buat Excel terkapar sampai dia mengibarkan bendera putih. Mengingat semalam bibir Laras tersungging, dia sedikit berlari ke arah pintu. "Mau ke mana?" tanya Excel. "Mau masak mie, kamu mau?" tanpa menengok Laras menjawab. Excel mengangguk."Mau nggak??" tanya Laras lagi karna tak ada jawaban. "Iya, mau."Selama memasak Laras terus senyum-senyum juga tersipu. Dua mangkok mie telor plus sosis tersedia di meja makan. "Bang. Ayo buru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status