Share

bab 3

Part03

"Biasanya, Yah. Jika ada seseorang yang pernah melihat dan membicarakannya secara detail. Pasti ia dan keluarganya akan jadi korban selanjutnya."

Benar.

Benar sekali apa yang dikatakan Istriku. Itu juga yang dikatakan Bapak tersebut. Tetapi, dari mana ia tahu?

"Mengapa Ibu bisa tahu akan hal itu?" tanyaku penasaran.

"Ya, pasti tahu lah. Itu sudah jadi rahasia umum warga sekitar sini."

Benar juga, siapa yang tidak tahu jika sudah memakan korban sebanyak itu. Tetapi, aku masih tetap penasaran akan siapa sosok wanita itu dan apa tujuannya.

Karena beberapa warga juga sempat mengatakan kalau sosok tersebut bukanlah hantu, karena mereka sempat melihat jejak kaki di depan rumahnya.

.

"Kenapa melamun, Yah? Ada masalah, 'kah?"

"Ahh ... tidak, Bu. Ayah hanya sedang berpikir, bagaimana bisa wanita jadi-jadian tersebut melakukan itu. Apa tujuannya? Sampai tega membunuh orang yang tidak bersalah."

"Sudahlah, Yah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting, keluarga kita selamat dan tidak pernah diganggu sampai saat ini."

.

Masih.

Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.

Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.

****

*******

Makan malam selesai.

Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.

Sunyi.

Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa

Masih.

Sampai saat ini Istriku belum mengetahui, bahwa ada suara-suara aneh yang pernah kudengar saat malam tiba. Karena memang, aku tidak pernah menceritakannya.

Hanya karena menginginkan agar ia tidak merasakan ketakutan.

****

*******

Makan malam selesai.

Istriku segera membereskan sisa makan malam, sedangkan aku memilih duduk ke teras untuk santai sejenak setelah makan malam.

Sunyi.

Kampung ini terasa semakin sunyi. Beberapa orang hanya keluar saat ada keperluan mendesak. Jika tidak, mereka lebih memilih mengunci diri di dalam rumah.

Beberapa saat kemudian, Istriku keluar dan duduk bersama di teras. Terlihat wajahnya seperti memendam sesuatu. Seperti raut kesal atau kemarahan.

Aneh, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Beberapa tahun hidup dengannya, aku sudah paham bagaimana wataknya.

"Ibu ada masalah?" tanyaku.

"Sedikit, Yah. Ibu cuma sedikit merasa kesal saja."

"Kesal? Kepada siapa, Bu?"

"Ahh ... sudahlah, Yah. Tidak penting membicarakannya sekarang."

"Bagaimana tidak penting? Apa ayah tidak boleh tahu apa yang sedang Ibu pikirkan?"

.

Istriku menghela napas panjang.

Terlihat, ia sedang menenangkan diri untuk mengatakan sesuatu hal kepadaku. Heran, sikap seperti ini tidak pernah ditunjukkannya selama ini.

"Begini, Yah. Ibu cuma kesal, melihat tetangga kita berbicara seperti itu pada Ayah. Apa tujuannya dia bercerita seperti itu? Apa memang dia ingin membuat Ayah takut dan mengajak kita pindah dari rumah ini?"

Aneh.

Kenapa hal seperti itu saja membuatnya seakan begitu kesal. Padahal, tidak ada sedikitpun sangkut paut dengannya.

"Tidak seperti itu, Bu. Maksud suami Bu Lastri itu, supaya kita lebih berhati-hati lagi. Jangan sembarangan keluar malam, jika mendengar sesuatu saat tengah malam. Toh juga demi kebaikan kita, bukan?"

"Itu urusan kita, Yah. Bukan dia! Tapi ya sudahlah, dia yang tahu apa resikonya kalau berani membicarakan wanita itu. Ya sudah, Ibu mau buatkan teh dulu. Setelah itu mau tidur."

"Ya, Bu."

**

****

Usai membuatkan teh. Istriku langsung ke kamar untuk tidur. Semua perkataannya sangat aneh buatku, apa salahnya Bapak itu? Menurutku itu hal biasa. Malah baik.

Tapi, sudahlah.

Aku tidak menginginkan perdebatan malam ini. Seusai minum teh, aku pun segera masuk ke kamar untuk istirahat. Sebelumnya memastikan setiap pintu dan jendela sudah terkunci rapat. Agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

.

Pukul 01.15.e

Entah kenapa tidurku begitu gelisah. Rasanya, ada sesuatu yang begitu mengganggu.

Benar saja, tak lama berselang aku kembali mendengar suara gesekan sebuah benda seperti besi yang digesekkan ke tembok.

Apa itu? Apa itu wanita misterius yang akan memakan korban lagi?

Saat itu juga, terlihat Istriku tidak ada di tempat tidur.

Kemana dia?

Tidak. Aku tidak ingin ia mendengar atau terjadi sesuatu padanya. Gumamku.

Perlahan, aku melangkahkan kaki menuju ke luar kamar. Jantung ini begitu terasa semakin kencang berdegub. Apalagi, suara itu terasa begitu dekat dengan jendela kamar ini.

"Buu ... Ibu ...." suaraku berbisik pelan.

Tidak ada.

Tidak ada jawaban sama sekali. Perlahan kubuka pintu kamar dan melihat ke Nayla. Biasanya, jika tidak ada di kamar. Ia pasti tidur di kamar Nayla.

Semakin lama, suara tersebut semakin jauh terdengar. Sementara, aku terus menuju ke kamar Nayla.

Krekk!

Kubuka pintu kamar Nayla, tetapi tidak ada Istriku di sana.

Kemana dia?

Apa dia

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status