Share

Bab 3

Author: Penasaya
last update Last Updated: 2023-06-06 12:38:59

Hujan deras mengguyur seluruh penjuru kota. Zefran duduk di pinggir jendela kamarnya sambil menatap gelapnya malam di temani sebatang rokok dan juga minuman keras yang menjadi rutinitas nya setiap malam. Hari ini dia sendiri, begitu juga dengan kemarin. Sendiri adalah kehidupan Zefran yang sesungguhnya, setelah kedua orang tuanya memilih untuk bercerai.

Kehidupan Zefran tidak seindah yang orang lain bayangkan. Keluarganya hancur berantakan disebabkan oleh Ibunya sendiri. Yang saat itu memilih pergi bersama lelaki kaya raya dibandingkan Ayahnya yang hanya memiliki usaha kecil-kecilan. Zefran di tinggal pergi sang Ayah satu tahun setelah kejadian itu berlangsung. Dimana sang Ayah yang sering sakit-sakitan akibat luka hati yang di torehkan oleh wanita yang amat dicintainya itu. Waktu yang cukup lama untuk Zefran lupakan, sering kali Zefran mencoba untuk melakukan nya. Namun bukannya lupa, ingatan itu justru semakin melekat dan menghantui nya setiap detiknya.

Zefran menghela nafas berat. Dari pada mengingat kejadian laknat yang hampir membuat nya gila tersebut, Ia lebih memilih pergi ke Club malam menghabiskan malamnya dengan menikmati minuman keras yang selalu menemaninya.

Sedangkan di tempat lain. Nadzira sedang menuju lokasi dimana dirinya di mintai tolong oleh Tante Safira untuk menjemput Khansa yang tengah mabuk karena terlalu banyak minum saat Khansa merayakan pesta ulang tahun salah satu temannya di sebuah club' malam. Langkah Nadzira begitu berat untuk sekedar menginjakkan kakinya di tempat haram tersebut, perasaannya sangat gelisah yang dia sendiri pun tidak tahu penyebabnya.

"Sial, sial, sial. Pakai kempes segala lagi" umpat Zefran memeriksa ban mobil miliknya yang tiba-tiba kempes di tengah jalan di tambah malam itu hujan turun semakin deras

Zefran berteduh di sebuah warung yang terletak tidak jauh dari tempat mobil miliknya. Dia ingin segera memberi kabar pada Darwin untuk segera menjemput dirinya. Namun sialnya lagi Zefran lupa membawa ponsel miliknya, membuat Zefran tiada hentinya mengucapkan sumpah serapah yang keluar dari mulutnya

Nadzira juga berteduh dari derasnya hujan. Dan memarkirkan motor butut yang mereka miliki satu-satunya itu. Di sebuah warung yang terlihat sangat sepi itu, Nadzira merasa sedikit takut. Namun mau bagaimana lagi, tidak mungkin baginya menempuh derasnya hujan yang di sertai kilat tersebut.

Zefran memperhatikan gadis yang sepertinya Ia kenal itu. Dan benar saja itu adalah Nadzira salah satu pegawai yang bekerja di toko miliknya. "Mau kemana kamu tengah malam begini" Tanya Zefran yang tiba-tiba membuat Nadzira tersentak

"Astaghfirullah..." Ucap Nadzira sambil memegang dadanya terkejut, sejak kapan Zefran berada di belakangnya. Pikirnya

"I...tu, saya mau menjemput sepupu saya pak" jawab Nadzira gugup

Setelah nya, mereka berdua sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. Nadzira merasaterus berdoa dalam hatinya. Sungguh Ia sangat takut saat ini berduaan dengan pria yang bukan mahramnya di tempat sepi seperti ini.

Duar...

Suara petir menggelegar di iringi kilat yang menyambar tepat di hadapan Zefran membuat dirinya terkejut setengah mati. Mata Zefran melebar sempurna saat tubuhnya terhuyung, tidak sengaja menabrak Nadzira yang berada tepat di belakangnya hingga membuat keduanya jatuh dengan posisi Zefran berada di atas tubuh Nadzira.

Nadzira merasa benturan keras menghantam kepalanya hingga membuat penglihatan nya sedikit buram. Belum sempat Zefran membenarkan posisi tubuhnya, tiba-tiba pemilik warung datang di temani seorang wanita memergoki mereka berdua. Dimana posisinya saat itu dapat membuat siapapun yang menyaksikan nya mungkin akan salah paham.

"Apa yang kalian berdua lakukan di warung saya?" Hardik laki-laki paruh baya itu dengan suara yang cukup keras mengundang para pengguna jalan menghampiri mereka

"Ini tidak seperti yang kalian fikirkan" ucap Zefran seraya berusaha untuk bangkit. Namun bau Alkohol yang keluar dari mulut Zefran membuat kedua pasangan itu kembali yakin bahwa telah terjadi hal yang tidak senonoh di warung milik mereka mencari rezeki tersebut.

Nadzira mencoba untuk berdiri. Namun kepalanya masih terasa pusing, melihat tubuh Nadzira yang hampir saja terjatuh kembali, membuat Zefran sontak merangkul Nadzira membuat keadaan semakin bertambah runyam.

"Dasar wanita tidak tahu malu, hijab ini tidak pantas di gunakan oleh wanita pezina seperti mu" kata seorang wanita yang juga turut hadir disana menarik paksa jilbab yang di kenakan oleh Nadzira sehingga membuat rambut hitam nya tergerai begitu saja

Dengan cepat Nadzira merebut jilbabnya dan  segera memakai nya kembali. "Demi Allah, ini tidak seperti yang ibu, bapak pikirkan. Sungguh kami tidak melakukan apa-apa, ini semua hanya salah paham" elak Nadzira membela diri dengan suara bergetar menahan tangis.

"Jangan coba-coba bawa nama Tuhan, dengan kesalahan yang sudah kau perbuat" balas pria yang satunya seraya melayangkan tangan nya hendak menampar pipi Nadzira. Namun di cegah oleh yang lainnya.

"Jangan main hakim sendiri pak, lebih baik kita bawa mereka berdua bertemu keluarga dari perempuan ini. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, bagaimana? Setuju?"

"Setuju" ucap mereka serempak

Di sepanjang perjalanan menuju pulang. Nadzira tiada hentinya menangis, Ia sungguh sangat takut dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ada apa ini Zira" Tanya Tante Safira bingung melihat orang ramai mengunjungi kediaman nya.

Melihat Nadzira yang tidak kunjung bersuara, membuat Tante Safira semakin khawatir

"Maaf buk, jika kami mengganggu malam-malam begini. Tujuan kami kesini adalah untuk meminta pertanggung jawaban dari  anak Ibu yang sudah melakukan hal yang tidak senonoh bersama kekasihnya di kampung sebelah. Sehingga kami meminta agar mereka berdua segera di nikahkan supaya tidak memberi contoh yang buruk pada masyarakat yang lain" ujar pak Lurah yang sengaja mereka undang untuk menjelaskan

Mendengar hal itu sontak membuat Zefran berdiri tidak terima dengan apa yang di lontarkan oleh pria paruh baya itu. "Tidak, aku tidak mungkin menikahi wanita yang tidak setara dengan ku, lagi pula kami sungguh tidak melakukan apa-apa" ucap Zefran menolak keras permintaan itu

"Tante, Demi Allah. Zira tidak melakukan hal yang di tuduhkan oleh mereka. Sungguh, Zira berani bersumpah Tan, tolong percaya pada Zira" kata Nadzira memohon

Plak

Suara tamparan keras mengenai wajah cantik Nadzira, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah segar

"Dasar wanita murahan, mulai detik ini jangan pernah menampakkan diri di hadapan ku dan silahkan angkat kaki dari rumahku" ucap Tante Safira mendorong kuat tubuh Nadzira

Nadzira duduk terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang di alami nya malam ini, air mata tak henti-hentinya keluar dari sudut matanya. Begitu pula dengan Zefran, dirinya tidak bisa melakukan apa-apa saat orang-orang mengancam akan menyebarkan berita tentang dirinya yang akan berdampak buruk pada perusahaan miliknya.

Zefran akhirnya menikahi Nadzira dengan acara yang sederhana, tanpa adanya keluarga yang mendampingi kecuali Darwin yang saat itu segera datang setelah mendapatkan kabar dari atasannya itu melalui ponsel milik warga.

"Sah" Ucap para warga yang menyaksikan pernikahan yang di selenggarakan secara mendadak itu.

Nadzira kembali menangis, mengingat betapa menyedihkan nya kehidupan nya kini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 20

    Zefran terbangun dari tidurnya di waktu subuh, dan segera berjalan menuju dapur untuk melegakan kerongkongan nya yang terasa kering, bahkan cacing di perutnya meminta untuk disisi di karenakan Zefran melewati waktu makan malamnya dengan sengaja hanya karena ingin menghindari Nadzira.فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ۠ fadzkuruuniii adzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."Sayup-sayup terdengar suara indah yang sudah lama tidak Ia dengar dari dalam kamar Nadzira yang pintunya tidak tertutup rapat. Seketika ada rasa damai yang di rasakan nya, seolah-olah seperti ada yang menyentuh hatinyaيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ  اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَyaaa ayyuhalladziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innallaaha ma'ash-shoobiriin"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (k

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 19

    Setelah selesai mengerjakan shalat subuh, Nadzira kembali ke kamar Zefran untuk melihat keadaan suaminya. Nadzira melihat sang suami yang masih terbaring di atas ranjang Zefran tertidur dengan sangat pulas hingga tidak menyadari kedatangan Nadzira."Apa Mas Zefran masih membenciku? Apa aku memang tidak pernah pantas menjadi istri mu? Kenapa Mas, kenapa kamu begitu tidak menyukai ku? Jika memang aku hanya menjadi penghalang bagimu untuk bersama dengan Khansa, maka aku ikhlas Mas, aku ikhlas kamu ceraikan saat ini juga" lirih Nadzira menatap sendu Zefran yang masih setia menutup matanya tanpa Nadzira sadari bahwa sedari tadi Zefran mendengar semua yang ia ucapkanNadzira memperbaiki selimut yang menutupi tubuh Zefran, Nadzira tersenyum tipis melihat wajah tampan milik suaminya itu. "Semoga kebahagiaan selalu menyertai mu Mas, meski itu tidak denganku nantinya, tapi aku akan selalu bahagia jika melihat mu bahagia, hiduplah tanpa menyimpan dendam di hatimu dan cobalah untuk memaafkan kesa

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 18

    "Apa begini cara mu menghormati seorang ibu yang sudah melahirkan mu?" Tanya wanita tua itu dengan wajah yang di buat sesedih mungkin"Ck! Menghormati? Wanita sepertimu tidak pantas di hormati ataupun di jadikan sebagai seorang Ibu" ujar Zefran dengan tersenyum sinis"Cepat angkat kaki dari rumahku, sebelum kesabaranku benar-benar habis" Zefran menekan kata-katanyaWanita tua itu berjalan mendekat ke arah Zefran, tangannya berniat menyentuh wajah tampan milik pria bermata emerald itu, namun dengan cepat Zefran menepisnya"Jangan menyentuh ku dengan tangan kotormu" Zefran menepis kasar tangan wanita tua itu"Maafkan Ibu Nak, saat itu Ibu benar-benar tidak bisa hidup dengan penuh kemiskinan bersama Ayahmu, sungguh Ibu menyesal pernah meninggalkan tanggung jawab Ibu, Ibu mohon maaf" Ucap wanita tua itu dengan air mata yang sudah membasahi pipinyaNadzira yang mendengar hal itu merasa sangat terkejut, berarti wanita yang Ia suruh pergi ternyata benar adalah ibu mertuanya."Maaf? Apa denga

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 17

    Sinar matahari mulai menyeruak memasuki celah jendela kamarnya, burung-burung berkicauan saling menyahut satu dengan yang lainnya, membuat pria yang berbaring di sampingnya bangun terlebih dahulu. Zefran merasakan pegal di bagian tangannya karena ternyata semalaman ia menjadi kan lengannya sebagai bantalan ternyaman bagi Nadzira, Zefran memperhatikan wajah teduh Nadzira yang sedang tidur terlelap tanpa terganggu dengan pergerakan Zefran. Cantik, satu kata itu yang melintas dalam pikirannyaZefran memilih pergi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Nadzira mengerang. Aneh, ia merasa tidurnya sangat nyenyak bahkan rasanya berbeda dari hari-hari biasanya, Nadzira meraih benda pipih yang terletak tidak jauh dari tempat tidurnya. "Astaghfirullah, aku bangun kesiangan, pasti Pak Zefran menunggu sarapannya" ucap Nadzira bangun dari tidurnya dan segera berlari menuju dapur tanpa memperhatikan penampilannya yang masih sangat berantakanNamun karena kurangnya hati-ha

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 16

    Darah segar mengalir dari sekujur tubuh Nadzira yang tergeletak di jalanan, tangan, pipi bahkan anggota tubuh yang lainnya lecet parah, akibat hantaman mobil yang benar-benar melaju dengan sangat kencang.Zefran langsung bersimpuh dan membawa kepala Nadzira dalam pangkuan nya, "Nadzira bangun, jangan tutup mata kamu kita kerumah sakit sekarang, bangun Zira, kamu harus bangun". Zefran terus saja meminta Nadzira untuk membuka matanya, padahal dia tahu sendiri bahwa wanita itu sudah memejamkan matanya Zefran ketakutan melihat kondisi Nadzira sekarangHampir 6 jam berlalu, namun belum ada tanda-tanda Dokter yang menangani Nadzira keluar, membuat Zefran semakin khawatir Zefran menunggu di depan ruangan IGD dengan di temani Darwin dan juga Karina. Mereka bertiga hanya diam membisu membuat suasana di selimuti ketegangan"Berdoalah, semoga Nadzira baik-baik saja" ujar Darwin melihat kekhawatiran di wajah Zefran"Apa aku pernah melakukan hal itu? Bahkan aku sudah lupa caranya" ucap Zefran deng

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 15

    DegZefran merasa tertampar dengan semua penuturan Nadzira, gadis itu selalu saja sukses memporak-porandakan perasaan nya Zefran berdiri di balkon kamarnya dengan menikmati angin malam yang dingin tak lupa sebotol minuman haram itu kembali menemani malam nya.Berbeda dengan Nadzira di sepertiga malam itu Nadzira melawan lelah untuk beribadah, bacaan Al Qur'an nya masih kurang satu juz lagi, betapa beratnya untuk Istiqomah dalam menjaga hafalan dengan selalu memurojaahkan hafalannya. Nadzira berdiri tegap memurojaahkan hafalan Qur'an nya dalan shalat malamnya. Cukup lama ia bersujud mengutarakan segala isi hatinya pada Allah yang maha mendengar segala keluh kesahnya, dengan begitu Nadzira merasakan ketentraman dalam hati dan juga jiwanya di karenakan sebaik-baiknya tempat bercerita ialah pencipta Nya."Hanya kepada Allah aku mengadukan segala kesusahan dan kesediaan ku(QS. Yusuf 86)"Matahari bersinar terang menyambut pagi dua insan yang sedang sibuk pada urusan masing-masing, Nadzira

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status