Share

Bab 4

Author: Penasaya
last update Last Updated: 2023-06-06 12:39:40

Keheningan terjadi di sepanjang perjalanan pulang menuju kediaman Zefran. Baik itu Darwin maupun Nadzira tidak ada yang berani mengeluarkan suara melihat wajah Zefran yang menurut Nadzira sangat menakutkan saat itu.

"Apa kamu akan terus berdiri disitu" sindir Zefran yang sudah memasuki pelataran rumah mewah miliknya

"Maaf pak" Nadzira menunduk dan mengikuti langkah Zefran yang saat ini sudah menjadi suami sah nya.

Nadzira terkesima melihat rumah mewah milik Zefran yang menurut nya sangat besar dan juga luas itu. "Duduk, aku ingin menjelaskan sesuatu" ucap Zefran dengan raut wajah tidak sukanya

Nadzira duduk tanpa berani menatap Zefran dari dekat. "Mulai hari ini, kamu akan bekerja di rumahku sebagai pembantu selama satu tahun. Dan setelah itu kita akan bercerai, jadi jangan terlalu berharap pada pernikahan ini. Karena aku menikahimu dengan sangat-sangat terpaksa demi menjaga nama baikku" ucap Zefran penuh penekanan

Air mata Nadzira lolos begitu saja, Dia sendiri tidak pernah berfikir untuk menikah dengan cara yang seperti ini. Tapi bukan berarti dirinya menyalahkan takdir. Nadzira menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. "Ya Allah, kuat kan hatiku untuk menerima segala ketentuan-Mu" lirih Nadzira pelan.

Ketika segala musibah dan ujian itu menjadikan hati kita menjadi lebih baik. Maka segeralah bersyukur dan berhenti mengeluh, agar hikmah itu menjadi rahmat bukan laknat. Tidak ada kebahagiaan bagi mereka yang tidak memiliki kesedihan,tidak ada kelezatan bagi mereka yang tidak memiliki kesabaran dan tidak ada pula kerehatan bagi mereka yang tidak memiliki seletihan.

Yakinlah bahwa ada sesuatu yang menunggumu setelah banyak bersabar, yang akan membuatmu terpana, hingga membuatmu lupa betapa pedihnya rasa sakit. Ali bin Abi Thalib

Sayup-sayup Nadzira mendengar suara adzan. Dia segera bangun dan mengerjakan shalat subuh pertama sebagai seorang Istri. Jika kebanyakan pengantin baru akan mengerjakan shalat berjamaah, namun berbeda dengan Nadzira, bahkan dirinya dan juga Zefran menggunakan kamar yang terpisah. Nadzira tidur di kamar yang memang khusus di sediakan untuk para pekerja di rumah mewah milik Zefran.

Terlepas dari itu. Nadzira masih bersyukur dengan kondisinya sekarang. Setidaknya Ia masih memiliki tempat tinggal setelah dirinya di usir oleh Tante Safira. Meskipun keadaan nya tidak jauh berbeda.

Nadzira dengan telaten membersihkan seluruh ruangan, dia menyapu bersih setiap ruangan dengan hati-hati. Setelah selesai Nadzira beralih ke dapur untuk memasak sarapan. Namun Nadzira tidak menemukan apa-apa. Bahkan sekedar alat untuk memasak pun Zefran tidak memilikinya.

"Bagaimana ini? Ucap Nadzira bingung

Lama Nadzira berdiri dengan bingung, Namun setelah pertimbangan yang agak lama. Akhirnya Nadzira memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Zefran dengan sangat hati-hati.

Belum sempat Nadzira bersuara untuk memanggil sang empunya. Zefran sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya membuat Nadzira mundur dari tempatnya. "Maaf pak, tadinya saya berniat untuk membuat sarapan, tapi di dapur kosong tidak ada apa-apa" kata Nadzira menunduk

Zefran merogoh sesuatu di dalam saku celananya, dan melemparkan sebuah kartu ATM miliknya tepat ke wajah Nadzira. "Lain kali jangan pernah menginjakkan kaki keruangan pribadiku. Kau bisa menyampaikan pada Zico, tentang hal yang ingin kau sampaikan padaku" Ucap Zafran dengan tatapan tajamnya

Nadzira terdiam tak bergeming di tempat dirinya berpijak, sakit, tentu saja hatinya sakit. Namun sebisa mungkin Nadzira menguatkan diri. "Maaf pak" kata Nadzira pelan seraya mengayunkan kaki melangkah meninggalkan Zefran.

Nadzira menekan kuat dadanya yang terasa sesak, air matanya lolos begitu saja sedari tadi dia sudah mencoba menahan tangisnya. "Ya Rabb. Tegarkan lah hatiku, berikan kesabaran yang luas untuk hamba menerima semuanya" perlahan Nadzira menghapus air matanya

Nadzira mencoba untuk berfikir jernih, pernikahan ini terjadi secara tiba-tiba. Wajar saja Zefran bersikap seperti itu, mengingat mereka yang baru saja mengenal satu sama lain dalam beberapa bulan belakangan ini.

"Usahakan rapat hari ini selesai dengan cepat, moodku sedang tidak bagus, aku ingin menghabiskan waktu di tempat biasa" ujar Zefran pada Darwin yang masih fokus pada layar laptopnya

"Apa kamu akan membiarkan istrimu sendirian dirumah sebesar itu?" Tanya Darwin dengan wajah datarnya

"Ck! Dia pembantu, bukan istriku" ucap Zefran penuh penekanan

Zefran memang tidak suka rumah tempat dia tinggal di huni oleh banyak orang, itu sebabnya Zefran tidak mengijinkan para pelayannya tinggal dirumahnya. Kecuali Zico yang bekerja sebagai pengawas dan juga pelayanan pribadinya sebelum Nadzira hadir di kehidupannya.

Seperti biasa, seusai mengerjakan semua pekerjaannya, Nadzira membaca Alquran dan juga menghafalkan nya sebelum dirinya beristirahat.

Dalam ajaran agama yang di pelajari Nadzira, kita dianjurkan untuk melakukan Amalan sebelum beranjak ke tempat tidur. Tujuan nya agar tidur kita tak hanya berkualitas bagi fisik dan psikis, namun mendatangkan pahala bagi yang mengerjakannya. "Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu lah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaring lah pada sisi kananmu" (HR. Bukhari no 247 dan Muslim no 2710).

Waktu begitu cepat berlalu, tanpa terasa sudah sebulan Nazdira menyandang status sebagai seorang Istri atau lebih tepatnya seorang pembantu bagi Zefran Al Faruq. Nazdira bahkan sudah terbiasa mendapatkan kata-kata kasar dari suaminya tersebut.

Nadzira kembali melangkah kan kaki menuju ruang tamu, dimana Zefran duduk disana dengan sebuah koran yang Ia baca. "Pak, bolehkah saya keluar untuk menghadiri acara kajian di Masjid dekat komplek" pinta Nazdira meminta ijin

"Apa itu perlu?" Tanya Zefran singkat

"Sangat perlu pak, untuk menambah Ilmu Agama, ada sebuah hadits yang menjelaskan "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka akan Allah mudahkan jalan baginya menuju surga (HR. Muslim no  7028)" jelas Nadzira antusias

"Tidak perlu menjelaskan panjang lebar begitu padaku, sana pergi" kata Zefran mengibaskan tangannya

Nadzira memberanikan diri mendekat ke arah Zefran. Nadzira mengulurkan tangannya dan meraih tangan Zefran lalu mencium secara khidmat.

"Apa yang kau lakukan" ucap Zefran mendorong kuat tubuh Nadzira hingga terjatuh

"Berani sekali wanita sepertimu menyentuhku" Hardik Zefran

Nadzira mencoba untuk kembali berdiri, dia merasa sedikit sakit di bagian bahu kirinya yang terbentur di ujung meja. "Kenapa, apa aku tidak boleh mencium tangan suamiku sendiri?" Tanya Nadzira dengan suara bergetar

"Aku tidak pernah menganggap bahwa kau adalah istriku, kamu hanya lah seorang pembantu, ingat itu" kata Zefran dengan wajah tidak sukanya

Nadzira tersenyum getir menatap Zefran. Jadi karena itu dia menolak Nadzira mencium punggung tangannya

"Tapi di mata Allah, semua manusia itu sama. Baik itu seorang pembantu ataupun seorang Istri, aku melakukan itu sebagai tanda hormat ku padamu sebagai seorang suami. Namun jika bapak keberatan, maka tidak mengapa, anggap saja itu bentuk pamit seorang pembantu pada tuannya" lanjut Nazdira seraya melangkahkan kakinya pergi dengan hati yang sakit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 20

    Zefran terbangun dari tidurnya di waktu subuh, dan segera berjalan menuju dapur untuk melegakan kerongkongan nya yang terasa kering, bahkan cacing di perutnya meminta untuk disisi di karenakan Zefran melewati waktu makan malamnya dengan sengaja hanya karena ingin menghindari Nadzira.فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ۠ fadzkuruuniii adzkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."Sayup-sayup terdengar suara indah yang sudah lama tidak Ia dengar dari dalam kamar Nadzira yang pintunya tidak tertutup rapat. Seketika ada rasa damai yang di rasakan nya, seolah-olah seperti ada yang menyentuh hatinyaيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ  اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَyaaa ayyuhalladziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innallaaha ma'ash-shoobiriin"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (k

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 19

    Setelah selesai mengerjakan shalat subuh, Nadzira kembali ke kamar Zefran untuk melihat keadaan suaminya. Nadzira melihat sang suami yang masih terbaring di atas ranjang Zefran tertidur dengan sangat pulas hingga tidak menyadari kedatangan Nadzira."Apa Mas Zefran masih membenciku? Apa aku memang tidak pernah pantas menjadi istri mu? Kenapa Mas, kenapa kamu begitu tidak menyukai ku? Jika memang aku hanya menjadi penghalang bagimu untuk bersama dengan Khansa, maka aku ikhlas Mas, aku ikhlas kamu ceraikan saat ini juga" lirih Nadzira menatap sendu Zefran yang masih setia menutup matanya tanpa Nadzira sadari bahwa sedari tadi Zefran mendengar semua yang ia ucapkanNadzira memperbaiki selimut yang menutupi tubuh Zefran, Nadzira tersenyum tipis melihat wajah tampan milik suaminya itu. "Semoga kebahagiaan selalu menyertai mu Mas, meski itu tidak denganku nantinya, tapi aku akan selalu bahagia jika melihat mu bahagia, hiduplah tanpa menyimpan dendam di hatimu dan cobalah untuk memaafkan kesa

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 18

    "Apa begini cara mu menghormati seorang ibu yang sudah melahirkan mu?" Tanya wanita tua itu dengan wajah yang di buat sesedih mungkin"Ck! Menghormati? Wanita sepertimu tidak pantas di hormati ataupun di jadikan sebagai seorang Ibu" ujar Zefran dengan tersenyum sinis"Cepat angkat kaki dari rumahku, sebelum kesabaranku benar-benar habis" Zefran menekan kata-katanyaWanita tua itu berjalan mendekat ke arah Zefran, tangannya berniat menyentuh wajah tampan milik pria bermata emerald itu, namun dengan cepat Zefran menepisnya"Jangan menyentuh ku dengan tangan kotormu" Zefran menepis kasar tangan wanita tua itu"Maafkan Ibu Nak, saat itu Ibu benar-benar tidak bisa hidup dengan penuh kemiskinan bersama Ayahmu, sungguh Ibu menyesal pernah meninggalkan tanggung jawab Ibu, Ibu mohon maaf" Ucap wanita tua itu dengan air mata yang sudah membasahi pipinyaNadzira yang mendengar hal itu merasa sangat terkejut, berarti wanita yang Ia suruh pergi ternyata benar adalah ibu mertuanya."Maaf? Apa denga

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 17

    Sinar matahari mulai menyeruak memasuki celah jendela kamarnya, burung-burung berkicauan saling menyahut satu dengan yang lainnya, membuat pria yang berbaring di sampingnya bangun terlebih dahulu. Zefran merasakan pegal di bagian tangannya karena ternyata semalaman ia menjadi kan lengannya sebagai bantalan ternyaman bagi Nadzira, Zefran memperhatikan wajah teduh Nadzira yang sedang tidur terlelap tanpa terganggu dengan pergerakan Zefran. Cantik, satu kata itu yang melintas dalam pikirannyaZefran memilih pergi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Nadzira mengerang. Aneh, ia merasa tidurnya sangat nyenyak bahkan rasanya berbeda dari hari-hari biasanya, Nadzira meraih benda pipih yang terletak tidak jauh dari tempat tidurnya. "Astaghfirullah, aku bangun kesiangan, pasti Pak Zefran menunggu sarapannya" ucap Nadzira bangun dari tidurnya dan segera berlari menuju dapur tanpa memperhatikan penampilannya yang masih sangat berantakanNamun karena kurangnya hati-ha

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 16

    Darah segar mengalir dari sekujur tubuh Nadzira yang tergeletak di jalanan, tangan, pipi bahkan anggota tubuh yang lainnya lecet parah, akibat hantaman mobil yang benar-benar melaju dengan sangat kencang.Zefran langsung bersimpuh dan membawa kepala Nadzira dalam pangkuan nya, "Nadzira bangun, jangan tutup mata kamu kita kerumah sakit sekarang, bangun Zira, kamu harus bangun". Zefran terus saja meminta Nadzira untuk membuka matanya, padahal dia tahu sendiri bahwa wanita itu sudah memejamkan matanya Zefran ketakutan melihat kondisi Nadzira sekarangHampir 6 jam berlalu, namun belum ada tanda-tanda Dokter yang menangani Nadzira keluar, membuat Zefran semakin khawatir Zefran menunggu di depan ruangan IGD dengan di temani Darwin dan juga Karina. Mereka bertiga hanya diam membisu membuat suasana di selimuti ketegangan"Berdoalah, semoga Nadzira baik-baik saja" ujar Darwin melihat kekhawatiran di wajah Zefran"Apa aku pernah melakukan hal itu? Bahkan aku sudah lupa caranya" ucap Zefran deng

  • Cinta untuk Nazdira   Bab 15

    DegZefran merasa tertampar dengan semua penuturan Nadzira, gadis itu selalu saja sukses memporak-porandakan perasaan nya Zefran berdiri di balkon kamarnya dengan menikmati angin malam yang dingin tak lupa sebotol minuman haram itu kembali menemani malam nya.Berbeda dengan Nadzira di sepertiga malam itu Nadzira melawan lelah untuk beribadah, bacaan Al Qur'an nya masih kurang satu juz lagi, betapa beratnya untuk Istiqomah dalam menjaga hafalan dengan selalu memurojaahkan hafalannya. Nadzira berdiri tegap memurojaahkan hafalan Qur'an nya dalan shalat malamnya. Cukup lama ia bersujud mengutarakan segala isi hatinya pada Allah yang maha mendengar segala keluh kesahnya, dengan begitu Nadzira merasakan ketentraman dalam hati dan juga jiwanya di karenakan sebaik-baiknya tempat bercerita ialah pencipta Nya."Hanya kepada Allah aku mengadukan segala kesusahan dan kesediaan ku(QS. Yusuf 86)"Matahari bersinar terang menyambut pagi dua insan yang sedang sibuk pada urusan masing-masing, Nadzira

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status