Share

Part 26 Sebuah Pilihan 1

Hawa dingin kian menusuk kulit bersamaan dengan turunnya gerimis sore itu. Gerimis pertama di bulan Oktober. Barra gelisah berdiri di balkon lantai dua. Di kamar yang pernah ditempatinya bersama Delia ketika liburan waktu itu.

Pemandangan di kejauhan tak kelihatan karena tebalnya kabut yang menyelimuti. Sepi, hanya bunyi gerimis yang terdengar bak harmoni mengiringi sore kelabu.

Sudah empat jam lamanya Barra menunggu, tapi Delia belum juga muncul. Pria itu masih berpikir, mungkin istrinya masih jalan-jalan dan baru ke villa saat menjelang malam.

Barra ke luar kamar dan menuruni tangga. Di dapur tampak Pak Marwan sedang membuatkan minum untuknya. Pria yang sebenarnya heran dengan sikap Barra itu hanya tersenyum, tidak berani bertanya banyak hal. Tugasnya hanya menjaga vila, bukan ikut campur urusan keluarga majikannya. "Mas Barra, saya bikinkan jahe panas biar anget di badan," ucap Pak Marwan sambil mengaduk air panas yang sudah dikasih jahe geprek di gelas.

"Saya jadi ngrepotin, Bapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
lah kmu jgak knpa begok delia ngasi tubuhmu ke si brengsek itu makanya tmbh sakit mau pisah cobak kmu mikir kkmren jgn bebal n jd pecundaang sma diri kmu sndiri udhh tau gtu mau pisah ya pisah aja knp hrs ngasi tubuh kmu kan sakitnya jd dabel bodoh bgt
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Delia ............
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
rasanya ku juga pengen ikutan menjerit kek Delia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status