Share

Bab 5

Auteur: Avini
Saat aku kembali sadar di rumah sakit, kakakku berdiri di samping tempat tidur dengan wajah suram.

Dia melemparkan selembar hasil tes kehamilan ke arahku. "Kairen, anak itu punya siapa?"

Aku menekan bibir, meremas sprai tanpa merespons.

Kakakku berbicara panjang lebar, tetapi aku tetap diam. Sampai Revano masuk, jantungku sontak berdegup kencang.

"Kamu ngapain di sini?" Kakakku menatapnya dengan heran.

Revano terlihat tenang. "Aku dengar dari orang kantor kalau adikmu sakit. Sebagai atasan, aku datang menjenguk bawahan. Itu hal yang wajar, 'kan?"

Kakakku mengernyit, tetapi tidak curiga lebih jauh. Dia hanya berkata dengan tidak sabar, "Kamu keluar dulu. Aku mau bicara sama adikku."

Revano tertegun sejenak. Pandangannya jatuh pada kertas di tangan Lioran.

Aku buru-buru terbatuk dan kakakku langsung menyembunyikan kertas itu di belakang punggungnya. Kemudian, dia membentak, "Keluar dulu!"

Revano ragu sebentar, tetapi akhirnya berbalik dan pergi. Di dalam kamar, hanya ada aku dan kakakku.

Dia mengulangi dengan nada lebih berat, "Anak ini punya siapa?"

Saat ini, aku ingin sekali mengatakan bahwa ayah dari anak itu adalah pria yang baru saja dia usir keluar. Namun, aku punya hak apa? Revano baru saja menyebut kalau aku adalah bawahannya.

Selain itu, semalam Revano memeluk perempuan lain dan menciuminya sampai hampir kehabisan napas. Orang seperti itu apa pantas menjadi ayah dari anakku?

Aku tertawa pahit, merebut hasil tes itu dari tangan kakakku dan merobeknya sampai hancur. "Kak, jangan tanya. Ini urusanku sendiri."

Kakakku tertawa karena marah. Dia mundur beberapa langkah. "Oke! Oke! Kamu sudah besar, aku nggak bisa atur kamu lagi!"

"Kairen, kalau Ayah dan Ibu tahu kamu hamil anak yang bahkan kamu nggak tahu siapa ayahnya, kamu tahu akibatnya?"

Melihat wajahnya merah karena emosi, hatiku penuh rasa bersalah. Akhirnya, aku mengangkat kepala dan berkata dengan serius, "Kak, kasih aku waktu. Aku bakal jelaskan semuanya."

Kakakku menatapku dalam-dalam, lalu berbalik dan membanting pintu dengan keras saat pergi.

Suara itu membuat Revano yang berada di luar terkejut. Dia masuk perlahan. "Kalian ngomong apa? Kenapa dia sampai marah begitu?"

Melihatku diam, dia tiba-tiba mendongak. "Jangan bilang ... kamu cerita tentang hubungan kita? Kairen, aku 'kan sudah bilang ...."

"Aku nggak bilang," selaku dengan dingin.

Sampai sejauh ini, Revano masih takut aku memberi tahu kakakku soal hubungan kami. Ya, wajar. Dia selingkuh di depan mata kakakku sendiri. Mana berani dia mengaku?

"Maaf, aku terlalu panik." Revano duduk di tepi ranjang, memegang tanganku yang penuh jarum infus. "Kenapa kamu buru-buru keluar dari rumah sakit? Padahal demammu belum turun."

Aku tidak menjawab. Aku hanya menatap lehernya, bekas merah yang bukan milikku. Dia sadar, lalu cepat-cepat menutupi leher dengan kerah. "Digigit nyamuk. Cuaca lagi panas."

Aku menarik kembali pandanganku. "Ya, memang banyak nyamuk."

Kalau tidak banyak, mana mungkin meninggalkan begitu banyak bekas ciuman?

Dia tampak lega mendengar jawabanku. Dia menuangkan air hangat, mengobrol sebentar denganku, lalu tiba-tiba melihat jam. "Aku harus balik ke kantor. Ada urusan. Nanti aku suruh pembantu datang temani kamu."

Dia berbohong lagi. Dulu, hanya karena aku terkilir sedikit, dia rela melewatkan proyek bernilai puluhan miliar demi menjagaku.

Saat itu, dia bilang kalau aku lebih penting dari seluruh dunia. Sekarang aku tahu, walaupun aku mengalahkan seluruh dunia, aku akan tetap kalah dari Selina.

Selang satu jam, Selina memposting story di Instagram. Tidak terlihat wajah, hanya dua tangan yang saling menggenggam di bawah matahari terbenam. Tangan itu sangat kukenal karena aku juga pernah menggenggamnya berkali-kali.

[ Kali ini, berapa lama baru akan dilepaskan? ]

Harus kuakui, Selina memang pandai memainkan hati pria. Dia tidak bilang "aku cinta kamu", tetapi justru menyiratkan bahwa jika Revano tidak berusaha, hubungan mereka bisa berakhir lagi.

Di bawahnya muncul komentar Revano. Tiga kata.

[ Tidak akan pernah. ]

Aku tersenyum, menekan tombol suka, lalu membuat tangkapan layar. Kemudian, aku turun dari ranjang dengan goyah, berjalan ke ruangan yang belum lama kutinggalkan, dan berkata tanpa ragu, "Dokter, aku nggak mau anak ini."

Dokter terpaku. "Kamu sudah pikirkan matang-matang?"

Aku tersenyum. "Sudah. Lagi pula, ayahnya sudah nggak menginginkannya."

Setelah menjadwalkan tindakan, aku meninggalkan rumah sakit.

Selina kembali mengirim pesan. Foto dua tiket pesawat. Mereka akan berlibur.

Pada saat yang sama, Revano mengirim pesan.

[ Sayang, aku keluar kota untuk urusan kerja. Nggak bakal lama kok. ]

Aku tersenyum. Beberapa tahun berbohong di depan kakakku membuat Revano sekarang semakin jago berbohong.

Aku tidak membalas Revano, tetapi aku membalas Selina.

[ Semoga perjalanan kalian menyenangkan. ]

Mereka memulai perjalanan mereka, sementara aku akan memulai hidupku sendiri.

Aku pulang ke vila, mulai berkemas. Aku hanya membawa barang milikku. Semua yang berhubungan dengan Revano pun kubuang. Patung kayu yang dia beri, medali balapan pertamanya ....

Setelah semuanya rapi, aku menatap rumah kosong itu. Mataku terasa panas.

Di tempat ini, kami pernah tertawa, berpelukan, mengatakan "aku mencintaimu" ribuan kali. Namun, aku tidak akan kembali lagi.
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 16

    Aku berbaring di atas ranjang. Darian berjalan ke sisi tempat tidur dan mengangkat bajuku dengan alami.Aku langsung merasa tegang, tetapi dia malah tersenyum. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Tangannya menyusuri bekas luka itu, lalu dia mulai menggambar sesuatu di atas kertas desain."Kamu adalah karya baruku. Dan juga akan menjadi karya favoritku."Ujung jarinya menyapu lembut perutku, menimbulkan rasa geli dan hangat yang membuat tubuhku gemetar. Hatiku ikut terusik, aku tidak tahan lagi. Aku menahan jarinya, lalu menarik kerah bajunya dan menariknya mendekat."Darian, apa sebenarnya hubungan kita sekarang?"Dia menatap langsung ke mataku dan menjawab dengan sangat serius, "Kalau kamu mau, satu detik dari sekarang kita bisa jadi pasangan. Setahun setelah itu, kita bisa menjadi suami-istri."Aku tertawa kecil, memeluk lehernya dan mencium bibirnya.Melihat aku mengambil inisiatif, Darian jelas menjadi bersemangat. Dia menahan kepalaku dan mencium semakin dalam. Caranya mencium sama s

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 15

    Sejak aku dan Darian melewati keraguan terakhir itu, hidupku tidak lagi setenang dulu. Dia semakin sering datang dan juga semakin terus terang terhadapku.Pendekatan Darian berbeda dengan Revano. Revano menghabiskan uang untukku, mengatakan kata-kata manis padaku. Darian malah bergadang beberapa malam berturut-turut demi membantuku memperbaiki konsep desain, bahkan menuliskan pengalaman profesionalnya menjadi sebuah buku yang hanya diberikan kepadaku seorang.Dia juga memasang kamera pengawas di pintu vila milikku, menempatkan banyak penjaga di sana, berjaga-jaga agar orang gila itu tidak mencelakakanku.Namun, sehebat apa pun penjagaan itu, tetap tidak bisa menahan tekad Revano.Hari itu aku keluar rumah untuk menghadiri sebuah pesta, tiba-tiba sebuah mobil berhenti mendadak di depanku. Beberapa pria berjas hitam melompat turun, menutup mulut dan hidungku, lalu melemparkanku dengan kasar ke dalam mobil.Saat aku kembali sadar, aku berada di sebuah rumah yang tampak familier bagiku."S

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 14

    Setelah pesanku terkirim, Revano tidak pernah membalas lagi. Aku kembali membuka akun sosialku dan mengirim satu postingan yang bisa dilihat semua orang.[ Semua hal yang berhubungan dengan Revano tidak perlu diberitahukan padaku lagi. Kami sudah putus. ]Lucu juga jika dipikir-pikir. Aku dan Revano bahkan tidak pernah mengumumkan hubungan kami, tetapi pertama kali diumumkan justru saat berpisah.Tak lama setelah postingan itu terkirim, banyak orang langsung memberi like, termasuk satu akun asing.Itu Darian. Dia baru mendaftar tiga menit yang lalu.Sekejap, perhatian semua orang langsung tertuju padanya. Bagaimanapun, dia terkenal misterius dan tidak pernah punya akun sosial apa pun.[ Ternyata ini akun sang dewa seni! Jangan bilang dia dan Kairen .... ][ Apa cuma aku yang merasa mereka cocok banget? ]....Saat aku sedang membaca komentar, tiba-tiba ponselku berbunyi. Itu telepon dari kakakku. Dia bilang Revano semalam minum sampai masuk ruang gawat darurat dan sekarang sedang dalam

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 13

    Waktu berlalu begitu cepat. Besok, Revano dan Selina akan menikah.Awalnya aku sama sekali tidak tahu, tetapi Selina datang ke rumahku dan langsung melemparkan undangan itu ke wajahku.Begitu berbalik, dia menabrak Darian. Empat mata itu saling bertemu, lalu dia mendengus dingin."Kairen, apa kamu punya kecenderungan aneh? Suka menggoda sahabat kakak laki-lakimu?" Sambil berkata begitu, dia melirik Darian dengan provokatif."Pak Darian, aku sarankan kamu sadar sedikit, jangan sampai tertipu oleh perempuan ini. Mantan pacarnya adalah tunanganku. Waktu putus itu heboh sekali. Bahkan dia bohong bilang dirinya hamil pun tetap nggak bisa mempertahankan hubungan mereka."Selina sengaja menekankan kata "hamil", tetapi aku sama sekali tidak peduli. Karena itu memang kenyataan. Lagi pula, hamil bukan hal memalukan.Wajah Darian menjadi murung. Dia tersenyum sinis. "Terus? Kamu sendiri bangga banget karena ambil sampah yang ditinggalkan orang lain ya?""Kamu ...!" Wajah Selina memerah, tetapi di

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 12

    Aku menyetujui undangannya.Melihat gaun pesta indah yang dia kirimkan, aku merasa seperti sedang bermimpi. Situasi seperti ini benar-benar di luar dugaanku.Hanya saja, aku tidak menyangka kejutan yang lebih besar masih menunggu di belakang.Di pesta itu, aku bertemu Selina dan Revano. Saat melihatku lagi, Revano jelas terpaku sesaat.Hanya beberapa hari tidak bertemu, dia tampak jauh lebih kurus. Mata yang belum pulih itu kini ditutupi penutup mata hitam. Anehnya, hal itu justru membuatnya terlihat berbeda.Harus kuakui, tidak peduli berdiri di mana pun, Revano selalu menjadi pusat perhatian. Namun, saat Darian melangkah masuk, dia bukan lagi pusat perhatian itu.Hari ini Darian memakai setelan ungu dengan manset emas, tampak sangat berkelas. Ungu juga merupakan warna favoritku.Aku tak kuasa memandangnya lama. Saat menoleh kembali, aku justru berpapasan dengan tatapan Revano.Dia tertegun sesaat, lalu langsung memalingkan wajah seperti tersengat listrik dan tidak melihatku lagi.Aku

  • Cintaku Adalah Cinta Pertama Kakakku   Bab 11

    Sudut Pandang Kairen:Ajang kompetisi ini membuat seluruh dunia desain geger. Bukan hanya karena nilainya sangat tinggi, tetapi juga karena Diske akhirnya menampakkan wajahnya.Itu adalah wajah yang luar biasa tampan ....Sebelumnya, karena karya-karya Diske menyapu bersih semua penghargaan, semua orang mengira dia pasti adalah seorang pria tua yang sangat berpengalaman.Tak disangka, orangnya justru masih sangat muda. Kesan pertamaku tentang dia adalah dia tidak terlihat seperti seorang seniman, melainkan seperti seorang pemilik perusahaan.Setelannya rapi, tubuhnya tegap, bibirnya terkatup rapat, tatapannya dingin. Dia terlihat agak galak.Tanpa sadar, aku menjadi sedikit gugup. Peserta di depanku satu per satu selesai memperkenalkan karya dan turun. Saat giliranku naik, telapak tanganku sedikit berkeringat.Sorotan lampu menyinari tubuhku. Aku mendorong sebuah cincin ke hadapan para juri. Semua orang langsung tertegun. Karena itu adalah cincin yang sangat amat sederhana.Di bagian t

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status