Share

Bab 6

Penulis: Naila
Aku didorong masuk ke ruang operasi dan menjalani proses penyelamatan yang berlangsung lama.

Sebenarnya lukaku tidak terlalu parah, tetapi tubuhku yang sudah rusak parah terus mengeluarkan darah yang tidak bisa dihentikan.

Untungnya, pada akhirnya tidak ada bahaya besar. Setelah satu hari di ICU, aku dipindahkan ke kamar rawat biasa.

Saat ranjangku didorong keluar, aku melihat Mark berdiri di sisi ruangan dengan mata merah, entah apa maksudnya. Mungkin dia datang hanya untuk memastikan aku benar-benar mati atau belum. Sayangnya, aku masih hidup.

Phil langsung datang setelah keluar dari ruang operasi. Begitu melihat aku baik-baik saja, dia pun menghela napas lega.

Di dalam kamar, matanya juga merah. Aku benar-benar tidak tahu Phil ternyata orang yang mudah menangis.

Sejak aku mengenalnya, apalagi setiap kali melihatku dalam kondisi buruk, dia pasti akan mengusap air mata.

Aku menggoda sambil tersenyum, "Dokter Phil, aku kelihatan jelek ya?"

Dia menatapku dengan bingung. Aku tertawa keci
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 11

    Aku mencari ke segala arah, tapi tetap tidak melihatnya. Sampai akhirnya, kulihat kerumunan orang mengelilingi taman kecil di pinggir taman kota. Melalui celah di antara kerumunan itu, sepertinya aku melihat sosok yang sangat familier.Sosok itu ... seperti Karen.Langkahku langsung kacau saat berjalan ke sana. Minuman hangat yang kubawa sudah tumpah lebih dari separuh dan membakar kulit tanganku hingga memerah.Wajahnya pucat pasi. Dia tergeletak di tanah, seakan-akan tak lagi bernyawa.Tanpa memedulikan apa pun lagi, aku langsung menerobos maju dan memeluknya. Baru saat itulah aku sadar, bajunya telah basah oleh darah.Bagaimana bisa ... kenapa bisa begini?Tiba-tiba, sebuah ingatan melintas di benakku saat kami bercerai. Setelah dia pergi, ada setengah tempat sampah di kantorku yang dipenuhi tisu. Petugas kebersihan sempat bertanya padaku, apakah ada orang yang terluka.Namun, waktu itu pikiranku sedang dipenuhi tentang bagaimana caranya membalas dendam pada Karen. Aku sama sekali t

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 10

    Saat hendak pergi, aku bertabrakan dengan seseorang. Saat mendongak dan melihatnya, orang itu adalah Mark. Sepertinya dia sengaja menungguku di sini.Namun, kami sudah bercerai. Aku benar-benar tidak tahu alasan apa yang membuatnya ingin menemuiku. Jadi, aku berjalan melewatinya tanpa meliriknya lagi sama sekali.Langkahku pelan. Dia masih berdiri di tempat, mungkin tidak menyangka aku sama sekali tidak bicara padanya. Akhirnya dia mengejarku dan berdiri menghalangi jalanku dengan wajah agak bingung."Kamu mau ke mana?"Air mataku belum kering sepenuhnya. Aku menatapnya dengan jengkel, "Bukan urusanmu."Matanya tampak terkejut. Mungkin karena aku terlalu penurut saat bertahun-tahun bersamanya dan jarang sekali berbicara dengan nada seperti itu. Dia terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menarik lenganku dengan kening berkerut, "Ikut aku pulang ke rumah."Aku merasa akhir-akhir ini aku semakin sering berhalusinasi. Ini pertama kalinya aku mendengar Mark menyebut kata "rumah" padaku.Yan

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 9

    Ini pertama kalinya Mark menunjukkan kepedulian yang begitu serius kepadaku. Aku justru merasa lucu. Kami sudah bercerai, baru sekarang dia sadar kalau aku makin kurus.Sepertinya selama ini aku memang terlalu pandai berpura-pura di depannya. Namun kenyataannya, aku tak pernah berpura-pura. Aku benar-benar sekarat.Sebelum aku sempat menjawab, Mark menerima panggilan telepon dan bersiap pergi. Aku tidak terlalu jauh darinya, jadi aku bisa mendengar suara lembut dari seberang. Loreita yang menelepon.Dia menanyakan kapan Mark akan pulang dan bilang sudah menunggunya untuk makan bersama.Aku tersenyum pahit dan menggeleng. Barusan aku bahkan masih sempat berandai-andai kalau pria ini benar-benar peduli padaku.Aku pulang ke rumah sakit dengan naik taksi, lalu tidur dengan nyenyak. Saat bangun, aku meminta Phil menemaniku ke mal terdekat untuk membeli baju baru.Aku berpikir, besok saat pergi ke makam bersama kakakku, aku harus terlihat lebih segar.Setelah memakai baju baru itu, aku mena

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 8

    Aku tiba-tiba merasa agak sedih. Selama bertahun-tahun ini, hubunganku dengan kakakku sudah terlalu renggang. Sejak orang tua kami meninggal, kami bahkan tidak pernah benar-benar duduk dan mengobrol dengan baik.Setelah lama diam, dia merapikan selimutku dan berkata, "Mimpi buruk lagi ya? Tidur saja, aku akan berjaga di sini."Mataku memerah, aku kembali berbaring mendengar ucapannya."Kak." Aku menjulurkan kepalaku, bertanya kepadanya dengan hati-hati, "Kakak masih marah sama aku?"Lampu sudah dimatikan. Dalam gelap, kakakku menjawab, "Aku nggak marah, ini semua salahku. Malah kamu yang menanggung semua beban selama ini."Aku menarik selimut lagi dan menutupi kepala, lalu diam-diam menangis di baliknya. Seolah-olah semua kesedihan selama ini perlahan-lahan menghilang pada momen itu.Setelah waktu yang lama, aku membuka selimut dan melihat kakakku masih duduk diam di samping ranjang, menjagaku.Aku teringat perban putih yang membungkus tangan kirinya. Dengan suara serak, aku bertanya,

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 7

    Setelah naik ke mobil, aku baru sadar bahwa Loreita juga ada di dalam mobil. Dia menoleh dengan wajah polosnya sambil menyapaku, "Karen, sepertinya kamu makin kurus ya."Mark mendengar itu dan melihatku lewat kaca spion, lalu menanggapi dengan dingin, "Mampus."Aku merasa sedikit jengkel, tetapi tidak ingin menanggapi.Mobil berhenti di depan pengadilan negeri. Begitu turun, kepalaku kembali terasa pusing. Sepertinya penyakitku kambuh lagi.Ketika melihat Loreita menggandeng Mark masuk ke gedung, pandanganku menjadi buram. Tak lama kemudian, aku sudah dipapah keluar dari toilet dengan wajah pucat pasi.Hari ini tubuhku benar-benar lemah. Kalau aku dipaksa berjalan sedikit lagi, mungkin aku akan jatuh di tempat.Antrean sangat panjang, jadi aku mengirim pesan ke Mark menanyakan apakah bisa dijadwalkan ulang.Setelah cukup lama, aku melihat Mark dan Loreita berjalan dari arah meja pendaftaran pernikahan. Mungkin mereka sekalian tanya-tanya soal pernikahan setelah Mark menceraikanku.Mark

  • Cintaku T'lah Mati   Bab 6

    Aku didorong masuk ke ruang operasi dan menjalani proses penyelamatan yang berlangsung lama.Sebenarnya lukaku tidak terlalu parah, tetapi tubuhku yang sudah rusak parah terus mengeluarkan darah yang tidak bisa dihentikan.Untungnya, pada akhirnya tidak ada bahaya besar. Setelah satu hari di ICU, aku dipindahkan ke kamar rawat biasa.Saat ranjangku didorong keluar, aku melihat Mark berdiri di sisi ruangan dengan mata merah, entah apa maksudnya. Mungkin dia datang hanya untuk memastikan aku benar-benar mati atau belum. Sayangnya, aku masih hidup.Phil langsung datang setelah keluar dari ruang operasi. Begitu melihat aku baik-baik saja, dia pun menghela napas lega.Di dalam kamar, matanya juga merah. Aku benar-benar tidak tahu Phil ternyata orang yang mudah menangis.Sejak aku mengenalnya, apalagi setiap kali melihatku dalam kondisi buruk, dia pasti akan mengusap air mata.Aku menggoda sambil tersenyum, "Dokter Phil, aku kelihatan jelek ya?"Dia menatapku dengan bingung. Aku tertawa keci

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status