Home / Romansa / DENDAM LUKA LAMA / 60. Terluka 2

Share

60. Terluka 2

last update Huling Na-update: 2025-08-04 14:40:34

Dengan tangan gemetar, Vania meraih ponselnya. Dia ingin tahu kabarnya Erlangga. Sudah jelas kalau tadi itu pinggangnya terluka. Tapi Vania tidak mungkin menelepon Alina. Belakangan ini, Vania berusaha menjaga jarak. Dia merasa malu dan bersalah pada wanita itu. Namun kalau Alina mengirim pesan lebih dulu, tetap dibalasnya.

Vania mencari nomernya Erlangga dan membuka blokiran. Dengan jemari yang mulai tremor dan dada berdebar, Vania nekat menghubungi. Nada sambung masuk, tapi tidak dijawab sampai nada dering berhenti sendiri. Sekali lagi dicoba, tetap sama. Vania kian cemas. Nomer Erlangga tidak muncul keterangan kapan terakhir aktif.

"Bagaimana kalau Sagara tidak sampai ke rumah sakit dan dia pingsan di jalan? Padahal sambil nyetir itu." Vania tambah kalut. Apapun permasalahan mereka, tapi kali ini Vania benar-benar cemas.

Baru saja Vania meletakkan ponsel. Ada panggilan masuk dari Nando. Vania menerima panggilan dan amarahnya memuncak.

"KAU SAKIT JIWA!" teriaknya.

"APA KAU GILA. Apa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Adfazha
moga gk fatal ya Erlangga biar musibah membawa berkah dg km terluka Vania bkln gegana &mw membuka lg pintu hatinya & memaafkan smuanya mskipun kecewa seenggaknya km tulus menolongnya hingga terluka
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
seandainya ke klinik Aisyah,pasti Cici sudah heboh,semoga Vania menemukan Erlangga
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • DENDAM LUKA LAMA    61. Terluka 3

    Disaat mereka berbincang, seorang dokter menghampiri untuk memantau kemungkinan komplikasi pasca operasi. Dan setengah dipastikan pasien stabil, dokter meminta supaya pasien dipindahkan ke ruang perawatan. Rendy memilihkan kamar dan saat itu juga Erlangga di bawa pindah."Sorry, Bro. Aku tadi yang menandatangani dan menyetujui untuk tindakan operasimu. Udah nggak keburu kalau aku nelepon Tante. Kondisimu benar-benar kritis tadi," kata Rendy setelah perawat yang membantu pergi."Kupikir hanya luka ringan, Ren," jawab Erlangga lemah."Luka seperti itu kau bilang ringan?"Erlangga diam. Rendy tidak bertanya lagi. Sahabatnya butuh istirahat. Efek obat bius masih ada. Dua jam kemudian, Erlangga kembali membuka mata dan mengajaknya berbincang. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Erlangga diam sejenak, lalu menceritakan kejadian tadi. Memang setelah menelepon dan mengirim share location pada Rendy, Erlangga langsung tak sadarkan diri di dalam mobil. Untungnya Rendy cepat datang disaat para ojek

  • DENDAM LUKA LAMA    60. Terluka 2

    Dengan tangan gemetar, Vania meraih ponselnya. Dia ingin tahu kabarnya Erlangga. Sudah jelas kalau tadi itu pinggangnya terluka. Tapi Vania tidak mungkin menelepon Alina. Belakangan ini, Vania berusaha menjaga jarak. Dia merasa malu dan bersalah pada wanita itu. Namun kalau Alina mengirim pesan lebih dulu, tetap dibalasnya.Vania mencari nomernya Erlangga dan membuka blokiran. Dengan jemari yang mulai tremor dan dada berdebar, Vania nekat menghubungi. Nada sambung masuk, tapi tidak dijawab sampai nada dering berhenti sendiri. Sekali lagi dicoba, tetap sama. Vania kian cemas. Nomer Erlangga tidak muncul keterangan kapan terakhir aktif."Bagaimana kalau Sagara tidak sampai ke rumah sakit dan dia pingsan di jalan? Padahal sambil nyetir itu." Vania tambah kalut. Apapun permasalahan mereka, tapi kali ini Vania benar-benar cemas.Baru saja Vania meletakkan ponsel. Ada panggilan masuk dari Nando. Vania menerima panggilan dan amarahnya memuncak."KAU SAKIT JIWA!" teriaknya."APA KAU GILA. Apa

  • DENDAM LUKA LAMA    59. Terluka 1

    DENDAM- Terluka Vania duduk membeku di kamarnya. Belum berganti pakaian. Masih shock dengan apa yang baru berlaku. Kalau saja Erlangga tidak datang, apa yang terjadi dengannya? Dia pasti sudah digagahi Nando. Lelaki yang dianggapnya teman. Sosok yang diberi izin Pak Setya untuk mendekati Vania.Erlangga. Apa yang terjadi dengannya tadi. Perasaan Vania tidak tenang. Ia tahu, kalau darah sebanyak itu artinya apa. Terlihat kemeja warna hitam yang dipakai Erlangga mengkilap oleh darah. Lalu celananya, terus jok mobilnya. Kenapa dia tadi turun dan tidak memaksanya untuk ke klinik. Sekarang harus bagaimana? Apa ia harus membuka blokiran nomernya Erlangga."Bodoh. Kenapa aku tadi tidak memaksanya ke klinik?" batin Vania menjerit.Air mata terus jatuh tanpa permisi. Rasa khawatir terhadap Erlangga, rasa emosi yang sulit dijelaskan. Campuran dari rasa bersalah, takut, dan marah. Sangat marah pada papanya. Apa dia sadar sudah mengirimkan seorang penjahat pada putrinya.Sebulan terakhir ini pe

  • DENDAM LUKA LAMA    58. Jangan Khawatir 3

    Tidak butuh waktu lama, Rendy mengetahui sosok pemilik mobil yang plat nomernya di foto oleh Erlangga. Mendengar itu Erlangga diam memandang satu titik di meja kerjanya. Siapa lagi Nando ini? Kenalan barunya Vania? Teman kerja jelas tidak mungkin. Sebab profesinya berbeda. Rendy ikut sesak memperhatikan sahabatnya. Nyaris dia tahu semuanya tentang Erlangga. Hidupnya hanya untuk keluarga dan fokus di tempat kerja. Dia orang kaya, tapi hidupnya juga tidak mudah. Permasalahan orang kaya tak lagi tentang uang. Tidak seperti dirinya dulu. Yang sibuk supaya bisa makan dan biaya sekolah.Erlangga yang masih butuh perhatian orang tua, harus berjauhan dengan mereka dan tinggal dengan kakaknya. Walaupun ada ART dan segala fasilitas lengkap, tapi dia kurang perhatian. Untung saja dia bukan anak yang berubah nakal untuk melampiaskan kekesalan.Terus Erlangga yang masih remaja harus menjadi support untuk kakaknya yang hancur. Ketika dewasa dan berkompeten, masih diincar keluarga papanya untuk d

  • DENDAM LUKA LAMA    57. Jangan Khawatir 2

    Betapa perhatiannya sang papa, membuat Vania sangat bangga dan berharap kelak, memiliki suami yang baik seperti papanya. Dan benar, akhirnya doa itu terkabul. Vania mendapatkan suami Sagara. Hanya beda tipis kelakuannya dari sang papa. Ternyata Vania salah dalam meminta. Bedanya, Sagara masih bujangan sedangkan papanya mengaku duda.Kenapa papanya yang berbuat salah, tapi dirinya dan sang mama yang menanggung dosanya. Air mata Vania kembali menetes.Setelah banyak kejadian, apakah papanya pernah kepikiran tentang peristiwa demi peristiwa yang terjadi pada mereka sebagai hukuman atas dosanya. Papanya tidak tega membuat mamanya menderita karena sering keguguran, tapi kenapa malah memberikan penderitaan pada wanita lain.Perasaan Vania tercabik-cabik. Saat Vania hendak bangkit dari atas pembaringan, ponselnya kembali berpendar. "Hallo, Pa," jawabnya malas. Rasanya tak sabar segera bilang ke papanya, kalau ia sudah tahu semuanya. Ingin memberitahu bahwa dia sekarang berteman dengan seo

  • DENDAM LUKA LAMA    56. Jangan Khawatir 1

    DENDAM- Jangan Khawatir "Kamu pergi ke mana nggak pulang semalaman?" tanya Bu Ambar saat Erlangga turun untuk mengambil air dingin di kulkas. "Nongkrong sama teman, Ma.""Rendy?""Ya," jawab Erlangga singkat. Dia tidak mungkin jujur sekarang, harus melihat situasi, menyiapkan mentalnya, menata hati, supaya bisa menjelaskan secara gamblang apa yang terjadi antara dirinya dan Vania. Memberitahu siapa sebenarnya dokter itu.Sang mama tidak bertanya lagi. Dia tidak curiga kalau putranya berbuat yang tidak-tidak di luar sana. Terlebih jika berkaitan dengan perempuan. Walaupun tadi malam Erlangga perginya bersama Vania. Ia tahu, anaknya tidak seperti sepupu-sepupunya yang playboy. "Kamu nggak makan?" tanya Bu Ambar ketika melihat Erlangga tak menyentuh makanan di meja."Aku belum lapar." Kemudian Erlangga mengambil cangkir kecil dan menyeduh kopi sendiri. Setelah itu kembali melangkah menaiki tangga sambil membawa kopi di tangannya.Bu Ambar yang sedang membuka sebuah map, hanya memperh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status