/ Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 4 : Mata-Mata

공유

BAB 4 : Mata-Mata

작가: Hamfa Merman
last update 최신 업데이트: 2024-12-13 18:50:03

Kriek!

Pintu kamar perlahan dibuka dengan lembut dan hati-hati. Keringat dingin mulai muncul keluar dari pori-pori di dahinya. Bara melihat lampu kamar yang sudah gelap itu.

Sang istri sudah tertidur hingga suara ngorok mengguncang langit dan bumi. Bara tetap waspada meski tidak ada tanda-tanda kesadaran dari Alya yang tergeletak di atas kasur itu.

“Di mana tasnya?” batin Bara melirik ke seluruh seluk beluk kamar itu.

Aha!

Bara langsung melihat tas yang sangat tidak asing itu. Dia mendekat dengan perlahan seperti tupai yang sedang ingin mencuri kacang milik tetangganya.

Dia kembali tenang melihat sang istri tidak kunjung sadar. Bara membuka resleting tas itu dengan begitu hati-hati tak ingin ada kesalahan sedikit pun.

Glek!

Seteguk air ludah dia telan perlahan. Tas yang begitu biasa itu menjadi sumber ketegangan bagi Bara.

“Huh…, sudah waktunya!” Bara tampak lega dan langsung mengambil CCTV mini yang canggih dari dalam kantong sakunya.

Dia mengambil dan meletakkan CCTV itu ke dalam tas bagian yang paling bawah sendiri sehingga sulit untuk ditemukan jika tas itu tidak dibongkar.

“Se-selesai!” batin Bara dengan tenang ia menutup resletingnya itu hingga tiba-tiba suara aneh terdengar.

“Ehmm…, lakukan lagi! Grok!” Alya berkata beberapa kata sebelum ngorok dengan cepat.

Jantung Bara bergetar dengan hebat hingga setara Gempa Magnitudo 6.4! Napasnya sulit untuk dikendalikan hingga butuh beberapa waktu untuk kembali tenang.

“Apa-apaan aku ini?” batin Bara tampak merasa bingung dengan semua kegelisahannya yang terlalu berlebihan.

“Aku berjanji seandainya nanti kalau ini hanya dugaan acakku, maka aku akan minta maaf dan berkata jujur dengan Alya!” batin Bara dengan tekad kuat.

Dia yang sudah melakukan aksi mata-matanya itu mulai merasa sedikit bersalah. Akan tetapi, Bara tetap melakukan itu demi menenangkan hatinya yang beberapa waktu ini sangat galau sekali.

Pria itu hendak pergi keluar dari kamar setelah yakin kalau tidak ada masalah lagi. Perlahan dia keluar dan mulai menutup pintu.

“Emm…, mas Diano! Cium aku lagi!” gumam Alya tidak jelas sebelum tidur lagi.

Pintu kamar yang hendak tertutup itu langsung terhenti dengan raut wajah Bara tampak semakin tidak sedap dipandang.

“S-sabar! Mungkin itu hanya mimpi saja. Aku tidak boleh asal tuduh hanya berdasarkan dugaanku saja!” batin Bara langsung menutup rapat pintu kamar itu.

Dia malam itu tidak tidur sekamar dengan Alya untuk pertama kalinya sejak dua tahun menikah.

Perasaan tidak nyaman dan bergejolak terus menghantuinya hingga membuatnya tertidur di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.

Esok hari pun tiba, Alya dengan terburu-buru bersiap-siap untuk berangkat kerja lagi.

“Mas, aku berangkat kerja dulu ya!” tegas Alya berpamitan dengan sopan.

“Iya! Oh iya Alya! Aku seminggu ini ada pekerjaan di luar kota. Kemarin mau ngomong sama kamu, tapi tidak sempat karena sudah malam. Apa kamu tidak masalah dengan itu?” tanya Bara tiba-tiba.

“Keluar kota? Memangnya ada acara apa?” tanya Alya tampak bingung dan penasaran.

“U-urusan peternakan ayam, seperti biasa masalah pengiriman dan pakan ternak yang sedang ada masalah di luar kota!”

Bara tampak gugup membuat alasan yang tidak jelas. Dia benar-benar bukan mata-mata handal apalagi aktor profesional.

Meski begitu, Alya tampak mengangguk dengan senyum tipis terlintas di lekuk pipinya yang begitu mulus itu.

“Tidak apa-apa, Mas! Hati-hati aja, ya!” tegas wanita cantik itu sambil mencium pipi Bara.

Bara tampak senang dan juga sedih. Seandainya dia tidak curiga dengan Alya, mungkin saja kecupan itu terasa begitu indah.

Namun, keraguan di hatinya belum juga kunjung sirna seakan menjadi tinta hitam yang begitu sulit untuk dihilangkan tidak peduli berapa kali dia mencoba memakai sabun anti noda.

“Kamu juga hati-hati, ya! Tolong utamakan kesehatanmu!” ungkap Bara begitu tulus mengingat istri tercintanya itu.

Alya mengangguk dengan senyum sebelum berbalik pergi menggunakan motornya. Bara yang melihat kepergian sang istri hanya bisa melongo di tempat tanpa berkedip sama sekali.

“Se-sebentar! Aku harus tinggal di mana selama satu minggu ini?” gumam Bara yang baru sadar kalau dia lupa harus tinggal di mana selama bersembunyi satu minggu ini.

Dia berpikir keras sebelum teringat ada tempat kost yang begitu dekat dengan perusahaan peternakan ayam tempat dia bekerja.

“Semoga masih ada kamar kosong!” ucapnya dengan penuh harapan.

Dia pergi berjalan dengan cepat dan mengunci semua celah masuk yang ada di rumahnya.

Seandainya lalat mau masuk pasti mustahil kecuali punya relasi orang dalam. Itulah yang diyakini oleh Bara sebelum dengan mantap meninggalkan rumahnya itu.

***

“Huh! Akhirnya sampai juga!” Bara tampak kelelahan berjalan dari rumahnya menuju tempat kost itu.

Itu adalah kost biasa tanpa nama dan hanya ada kata “Kost” begitu saja. Bara tidak peduli akan hal itu karena dia hanya butuh tinggal selama 7 hari saja.

“Permisi! Saya mau pesan kamar kosong untuk tujuh hari apakah bisa?” tanya Bara dengan sopan ketika melihat seorang wanita tua yang berada di luar kost itu.

“Oh bisa, Mas! Silahkan masuk dulu!” Wanita tua itu tampak sangat menyambut kedatangan Bara dengan begitu baik.

Bara mengangguk dan masuk ke dalam kost itu. Dia melihat kondisi kamar kosong yang menurutnya cukup baik untuknya tinggal selama satu minggu.

“Saya pesan ini ya, Bu!” tegas Bara langsung bernegosiasi dengan wanita tua itu.

Alhasil, harga yang sudah disepakati pun dibayarkan secara penuh oleh Bara. Dia tidak menunggu lama langsung menyalakan laptopnya dan memasang headset dengan gugup.

“Tenang! Ini baru saja beberapa menit. Alya masih ada di jalan raya!” batin Bara berusaha menenangkan hatinya.

Dia memang betul karena mendengar suara-suara kendaraan lalu lalang dari alat CCTV mini yang begitu canggih itu.

Waktu kembali berlalu begitu saja. Bara tidak mendengar suara yang aneh sedikit pun tidak peduli berapa lama dia menunggu.

Dia tetap tenang mengawasi secara online hingga mengantuk karena merasa sangat bosan.

Sesekali dia memakan camilan yang sudah dibawanya dari rumah sebelum pergi ke tempat itu.

“Sudah pukul sepuluh! Jelas sekali kalau Alya dari tadi mengajar di kampus! Apa sih yang membuatku melakukan semua ini?” tanya Bara kepada dirinya sendiri.

Meski berkata begitu, Bara tidak pernah lengah bahkan hanya beberapa detik saja. Dia terus fokus mendengarkan semua suara yang terdengar melalui alat mata-mata gadungannya itu.

Mulai dari percakapan antar rekan pekerjaan, suara mahasiswa bertanya, hingga suara Alya kentut pun didengarnya dengan begitu khusyuk seakan ada jejak misteri tertentu.

Tentu saja itu hanya bayangan Bara saja. Sejauh ini tidak ada suara yang bisa mengarahkan Alya menjadi tersangka perselingkuhan.

“Urgh! Bosan sekali! Apa aku harus terus melakukan ini?” gumam Bara dengan lelah ketika tiba-tiba dia mendengar suara percakapan yang mencurigakan.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 121 : Tamat

    Dia khawatir kalau nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman lagi dengan Bara yang dapat berakibat fatal hingga akan mampu menghancurkan keluarga barunya itu.“Tidak bisa terus seperti ini! T–tapi apa yang harus lakukan sekarang?” batin Hana dengan bimbang dan penuh kehati-hatian di dalam hatinya yang semakin waspada.Tidak bisa lagi bagi Hana hanya berdiam diri dengan perasaan bingung saja sebab perkara ini semakin dibiarkan akan semakin menambah masalah yang nantinya akan jauh lebih besar hingga sulit diselesaikan oleh Hana seorang diri.“Tidak ada jalan lain selain melibatkannya dan mempercayainya sebagai seorang pria yang telah memutuskan untuk berjanji menemani hidupku dalam suka dan duka!” batin Hana telah membuat keputusan bulat untuk melibatkan Bara dalam penyelesaian masalahnya ini.“Ha-ha-ha! Hana, cepatlah mandi dan berpakaian yang menggoda agar nanti ketika aku tiba bisa langsung menikmati ragamu yang begitu eloknya itu!” ucap Jaka begitu bangganya menikmati suasana yang ti

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 120 : Lupakan Masa Lalu

    “Apa?! Hanya itu kau bilang?! Sesuatu yang engkau remehkan adalah segala-galanya bagiku! Beraninya kamu mengolok-olokku! Kau pasti sengaja mempermainkanku, kan?! Kurang ajar sekali kau!” teriak Jaka begitu histerisnya.Jaka Fape adalah seorang pria yang benar-benar tidak ingin dianggap remeh oleh siapa pun. Selama hidupnya ini, bahkan orang tuanya hanya bisa menahan ketidakpuasan mereka di dalam hatinya dan tidak akan seenaknya menentangnya.Namun, hal yang sangat berbeda telah dilakukan oleh Hana selaku istrinya kala itu yang dengan percaya dirinya berusaha menasehatinya bahkan memarahinya secara terang-terangan ketika melakukan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak masalah baginya.Hal ini membuat Jaka semakin tak senang dengan Hana sejak saat itu. Satu-satunya alasan Jaka tidak memukuli wajahnya Hana sebab wanita itu memang sangat cantik dan begitu memuaskan ketika diajak untuk memuaskan kebutuhan hasrat terpendamnya.Mengetahui hal itu, orang tuanya Jaka membuat Hana untuk mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 119 : Cinta Masa Lalu (Part 5)

    Sebuah karakter pria yang tidak pantas dimuliakan sedikit pun. Hanya kehinaan saja yang pantas dilontarkan kepada sosok pria sepertinya. Meski begitu, Hana tetap sabar kala itu dalam menyikapi karakter mantan suaminya yang jauh dari kata terpuji itu.Namun, seiring berjalannya waktu, wanita cantik yang penuh kesabaran dalam menjalankan kehidupan pada akhirnya harus kandas juga karena batas kesabarannya sudah berulang kali diabaikan oleh sang mantan suaminya.Hafa yang masih kecil bahkan ikut dipukuli hingga menjerit kesakitan yang membuat Hana semakin sakit hati dan marah besar kepada mantan suaminya hingga beberapa kali terlibat adu mulut hingga bahkan Hana dipaksa untuk membela dirinya ketika suaminya mencoba memukulinya.Beberapa memar yang jelas terlihat terkadang harus diterimanya dengan rasa sabar. Namun, demi keselamatan dirinya dan sang putra, wanita cantik itu terpaksa berpindah-pindah tempat ke beberapa penginapan terdekat agar setidaknya terhindar dari amukan Jaka Fape.Aka

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 118 : Cinta Masa Lalu (Part 4)

    Hana yang mendengar suaminya mengeluh itu hanya bisa tersenyum tipis dan perlahan-lahan tak lagi mampu menahan tawanya. Hal ini membuat Bara sedikit cemberut mendengar tawanya sang istri.“Ha-ha-ha, maafkan saya kalau tertawa seperti ini! Kamu baru dua bulan saja sudah mengeluh seperti ini, Mas Bara. Coba bayangkan nantinya harus seperti apa di masa depan, kan? Sabar ajalah dahulu sayangku! Seorang ayah memang sudah seperti ini seharusnya membesarkan anak kesayangannya!” tegas Hana memberikan nasihat kepada Bara yang masih cemberut di sampingnya.Tak ingin membuat suaminya patah semangat, wanita cantik itu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sambil memberikan kecupan di pipinya Bara dengan sukacita. Hal ini membuat Bara yang cemberut perlahan tersenyum-senyum sendiri.“Ehem! Baiklah, karena istri tercintaku yang memintanya, maka sebagai seorang suami dan sekaligus ayahnya Hafa, aku akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya!” tegas Bara tanpa ragu sedikit pun.Hal ini membuat

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 117 : Cinta Masa Lalu (Part 3)

    Hafa yang melihat ibunya menyingkir juga terkejut sesaat sebelum akhirnya kembali serius menatap ke arah Bara dengan tatapan yang penuh kesungguhan bahkan ada rasa amarah terlihat di sana walaupun juga hatinya sedikit takut dengan sosok tinggi dan kekar Bara beserta wajahnya yang jelek itu.“Mama biasanya selalu melindungiku selama ini! Namun, tiba-tiba berubah menjadi diam dan menepi bahkan menjauh seperti ini sehingga membuat diriku langsung berhadapan muka dengan Monster menyeramkan ini!”“Sudah jelas sekali kalau semua ini pertanda serius bahwa Mamaku telah dikendalikan oleh Monster tak tahu malu ini! A–apa yang harus aku lakukan sekarang?! Mungkinkah ini saatnya menunjukkan kehebatanku dengan cara melawan Monster ini dan sekaligus menyelamatkan Mama?!”Hafa termenung dalam pikirannya hingga keringat dingin mulai bercucuran di sekitar wajahnya yang mungil itu. Hafa perlahan mengambil ancang-ancang sebagai bentuk kewaspadaannya bahkan dirinya juga sudah bersiap untuk melarikan diri

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 116 : Cinta Masa Lalu (Part 2)

    Sebenarnya ketika Hana dan Bara telah memutuskan untuk menikah dan bergegas menuju KUA, Hafa ditinggalkan oleh Hana kepada petugas apartemen yaitu wanita gemuk sebelumnya untuk dijaga sebentar.Meski itu bukanlah tugasnya, wanita gemuk itu merasa harus mengiyakan permintaan Hana yang karena ulahnya terjadi kesalahpahaman sebelumnya hingga berakibat kepada atasannya yang harus rela dihajar oleh banyak orang hingga babak belur seperti dadar gulung.Alhasil, Hafa ditinggalkan pergi oleh ibunya itu. Uniknya, Hafa tidak merengek sedikit pun dan bahkan dengan santai membiarkan ibunya pergi. Menurutnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh ibunya ketika dahulu seringkali ditinggal kerja atau waktu ditakuti oleh preman-preman rendahan kiriman ayah kandungnya sendiri.“Hmm…, apakah Mama benar-benar berhasil menaklukkan Monster ini? Rasanya daripada menaklukkan, kok lebih terkesan seperti berbaikan ya? Aneh sekali!” batin Hafa yang terus memandangi sosok Bara dari sela-sela belakang ibunya itu.Ba

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status